PEMAIN DAN PENYUTRADARAAN
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Kajian Drama
Dosen Pengampu : Ibu Siti Fitriyati, M.Pd.
Disusun oleh:
Prodi: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
1. ANA
WAHYU KUSNIATI :
14040004
2. SONI RUDIYANTO : 14040015
3. ROSITA OKTAVIA SARI :
14040032
4. HENGKI IRAWAN :14040011
5. KHOIRUL ANWAR :
14040027
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2016
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Segala Puji bagi
Allah yang telah memberikan Kami kemudahan sehingga Kami dapat menyelesaikan Makalah
ini tepat pada waktu yang ditentukan. Tanpa pertolongan- Nya mungkin Penyusun
tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Tidak lupa Sholawat serta
Salam Senantiasa Tercurahkan Kepada Junjungan Kita Nabi Agung, Nabi Muhammad
SAW, yang telah membawa kita dari Zaman Jahiliah ke Zaman yang terang benderang
ini.
Makalah ini berisi mengenai ’’Pemain dan Penyutradaraan’’
Tidak lupa Kami
mengucapkan Terimakasih Kepada Dosen Pengampu yang telah mengarahkan Kami dalam
menyusun Makalah analisis ini. Kami juga mengucapkan Terimakasih Kepada
Teman-teman Mahasiswa yang juga sudah memberi Konstribusi baik langsung maupun
tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Semoga Makalah ini dapat memberikan Pengetahuan yang lebih luas
kepada Pembaca. Penyusun membutuhkan Kritik dan saran dari Pembaca yang
bersifat membangun, guna Terciptanya Makalah yang lebih baik di masa yang akan
datang. Terimakasih.
Wassalamualaikum
warahmatulahi wabarakatuh.
Pringsewu Mei 2016
Penyusun
Kelompok
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Seni adalah
salah satu unsur kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sejajar dengan
perkembangan manusia selaku penggubah dan penikmat seni. Kebudayaan adalah
hasil pemikiran, karya dan segala aktivitas (bukan perbuatan), yang
merefleksikan naluri secara murni. Seni memiliki nilai estetis (indah) yang
disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide yang dinyatakan dalam bentuk
aktivitas atau rupa sebagai lambang. Dengan seni kita dapat memperoleh
kenikmatan sebagai akibat dari refleksi perasaan terhadap stimulus yang kita
terima. Kenikmatan seni bukanlah kenikmatan fisik lahiriah, melainkan
kenikmatan batiniah yang muncul bila kita menangkap dan merasakan simbol-simbol
estetika dari penggubah seni. Dalam hal ini seni memiliki nilai spiritual.
Kedalaman dan kompleksitas seni menyebabkan para ahli membuat definisi seni
untuk mempermudah pendekatan kita dalam memahami dan menilai seni. Konsep yang
muncul bervariasi sesuai dengan latar belakang pemahaman, penghayatan, dan
pandangan ahli tersebut terhadap seni.
Salah satu
seni yang kita perhatikan di sini adalah seni teater/ drama. Pertunjukkan
teater tidak hanya untuk hiburan masyarakat penonton. Di balik itu, ada amanat
yang ingin disampaikan kepada masyarakat tentang sesuatu yang berhubungan
dengan kehidupan sosial masyarakat. Kehidupan yang dimaksud menyangkut seluruh
perilaku sosial yang berlaku pada kelompok masyarakat tertentu. Misalnya,
kehidupan moral, agama, kehidupan ekonomi, dan kehidupan politik.
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah Pengertian pemain?
2.
Apa saja cara-cara yang dapat dilakukan untuk memilih pemain drama?
3.
Apa pengertian sutradara?
4.
Apa saja yang harus dilakukan
seorang sutradara?
5. Seperti apa
yang dilakukan seorang sutradara?
C. Tujuan Penulisan
1.
Sebagai bekal pembelajaran khususnya
tentang penyutradaraan, dalam mempelajari Ilmu Kajian Drama.
2.
Sebagai tambahan Ilmu Pengetahuan.
3.
Untuk mempelajari apa saja yang
terdapat dalam pembelajaran pada mata kuliah Kajian Drama.
4.
Untuk
mempersiapkan dalam mengambil mata kuliah Pementasan Drama.
D.
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penyusunan makalah ini, ialah
sebagai berikut:
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pemain
Pemain adalah orang yang memperagakan cerita. Agar dapat memerankan
tokoh dengan baik, pemain harus dipilih secara tepat. Seorang pemain harus
benar-benar dapat menyatu dengan tokoh yang diperankan. Untuk itu, ia harus
menguasai dan mampu memerankan watak, tingkah laku, dan hal-hal lain
yangmendukung perannya.
Pemain drama memegang peranan penting dalam keberhasilan suatu pementasan
drama. Oleh karena itu, pemain harus benar-benar dipilih dengan tepat. Berikut
ini cara-cara yang dapat dilakukan untuk memilih pemain drama tersebut secara
tepat.
1.
Membaca
naskah drama yang telah dipilih secara berulang-ulang. Hal ini bertujuan untuk
memahami dan mendalami isi dialaog. Berdasarkan dialog-dialog tersebut akan
diketahui watak tiap-tiap tokoh dan suasana yang terdapat dalam drama yang
dimaksud.
2.
Setelah
mengetahui watak tiap-tiap tokoh, segera tentukan watak pemain yang cocok dan
mampu memerankan masing-masing tokoh tersebut.
3.
Selain
pertimbangan watak, perlu dipertimbangkan hal-hal yang lain. Seperti usia,
postur tubuh, mimik wajah, dan jenis suara.
4.
Kemampuan
pemain menjadi pertimbangan penting. Pilihlah pemain yang “pintar”, artinya dalam
watak tidak terlalu lama berlatih, pemain sudah dapat memainkan tokoh seperti
yang dikehendaki naskah dan dapat memerankan tokoh apap saja.
Setiap orang yang bermain drama. Kemampuan bermain drama dapat
dipelajari dengan berlatih. Di Yogyakarta ada sekolah khusus tentang drama,
yaitu Akademi Seni Drama dan Film (Asdrafi). Di Akademi itu diajarkan tentang
cara-cara berakting. Selain di Yogyakarta, di Jakarta ada sekolah khusus yang
mengajarkan cara bermain drama, seperti Institut Kesenian Jakarta (IKJ) di
Taman Ismail Maszuki (TIM)
B.
Sutradara
Sutradara
adalah pemimpin dalam pementasan drama. Sutradara layaknya seorang panglima
dalam sebuah pertempuran. Seorang panglima yang baik merupakan seorang prajurit
yang baik. Demikian juga seorang sutradara yang baik, haruslah seorang aktor
yang baik. Dengan demikian, ia tidak hanya pandai mengarahkan, tetapi juga
pawai melakukannya.
Tugas
seoarang sutradara sangat banyak dan beban tanggung jawabnya cukup berat.
Sutradara harus memilih naskah, menetukan pokok-pokok penafsiran naskah,
memilih pemain, melatih pemain, bekerja dengan staf, dan mengoordinasikan
setiap bagian. Semua itu harus dilakukan dengan cermat.
Hal
pertama yang harus dilakukan seorang sutradara adalah memilih naskah. Naskah
itu harus dibaca berulang-ulang dan ditafsirkan sampai akhirnya mendapat
kesimpulan tentang bagaimana watak tokoh-tokohnya, tata rias, tata panggung,
tata suara, dan tata cahayanya. Selanjutnya,
sutradara memilih para pemain dengan dasar pertimbangan pemain tersebut
sesuai dengan tokoh dalam cerita (baik postur, watak, maupun kemampuan
berakting). Para pemain terpilih kedian diberikan panjelasan tentang lakon
drama yang akan dipentaskan, watak para tokoh, dan hal-hal lain berkaitan
dengan drama yang akan dipentaskan.
Tugas
sutradara selanjutnya adalah melatih, membimbing, dan mengarahkan para pemain
agar dapat memerankan tokoh-tokoh dalam cerita. Sutradara harus mampu
menafsirkan watak tokoh cerita secara tepat, kemudian memindahkan watak itu
kepada pemain yang dipilih. Sutradara juga harus tekun dan sabar
dalam melatih hingga pemain menjadi layak tampil.
Selain
pelatih sutradara juga berhak memberikan aba-aba, petunjuk, dan saran kepada
pemain. Setiap pemain harus tunduk kepadanya. Semua kata-katanya harus
didengarkan. Bahkan, jika perlu sutradara berhak mengganti seseorang pemain
dengan pemain yang lebih sesuai dengan perannya. Semua hal tersebut semata-mata
dilakukan demi keberhasilan suatu pentas.
Berdasarkan
penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa peran sutradara sangat penting.
Tugas sutradara sangat banyak dan beban tanggung jawabnya sangat berat. Oleh
karena itu, sutradara sebaiknya pandai dalam berbagai yang berhubungan dengan
drama. Sebagai contoh yaitu:
1.
Mampu
memilih naskah yang baik;
2.
Pandai
menafsirkan watak para tokoh cerita;
3.
Piawai
dalam memilih pemain;
4.
Sanggup
memilih para pemain;
5.
Cekatan
dalam mengoordinasikan semua bagian; dan
6.
Dapat
bekerja sama dengan para pendukung pentas.
C.
Aktor
dan Casting
Aktor
dan aktris adalah tulang punggung pementasan. Dengan aktor-aktris yang tepat
dan pengalaman, dapat deapat dimungkinkan pementasan yang bermutu, jika naskah
baik dan sutradaranya cakap. Tokoh seperti Teguh dan Srimulat, Usmar Ismail,
Wim Umbah, Teguh Karya, Rendra dan Arifin C. Noer, mampu mengorbitkan calon aktor
menjadi aktor yang cukup tangguh, dengan kemampuan yang memadai.
Pemilihan
aktor-aktris biasanya disebut casting. Ada 5 macam teknik, yaitu sebagai berikut.
a.
Casting
by Ability; pemilihan peran berdasarkan
percakapan atau kemahiran yang sama atau mendekati peran yang dibawakan. Kecerdsan
seseorang memegang peran penting dalam membawakan peran yang sulit dan
dialognya panjang. Tokoh utama suatu lakon disamping persyaratan fisik dan
psikologis, juga dituntut memiliki kecerdasan yang cukup tinggi, sehingga daya
hafal dan daya tanggap yang cukup cepat.
b.
Casting
to Type; pemilihan
pemeran berdasarkan atas kecocokan fisik si pemain. Tokoh tua dibawakan oleh
orang tua, tokoh pedagang dibawakan oleh orang yang ber jiwa dagang, dan
sebagainya.
c.
Anti
Type Casting; pemilihan
peran bertentangan dengan watak dan ciri fisik yang dibawakan. Sering pula
disebut edukational casting karena bermaksud mendidik seseorang
memerankan wataknya sendiri dan ciri fisiknya sendiri.
d.
Casting
to Emotional Temprament;
adalah pemilihan pemeran berdasarkan observasi kehidupan pribadi calon pemeran.
Mereka yang mempunyai banyak kecocokan dengan peran yang dibawakan dalam hal
emosi dan tempramentnya, akan terpilih akan terpilih membawakan tokoh itu.
Pengalaman masa lalu dalam hal emosi akan memudahkan pemeran tersebut dalam
menghayati dan menampilkan dirinya dengan sesuai tuntunan cerita. Tempramen
yang cocok juga akan membantu proses penghayatan diri peran yang di bawakan.
e.
Therapeutic
Casting; adalah
pemilihan pemeran dengan maksud untuk penyembuhan terhadap ketidakseimbangan
psikologis dalam diri seseorang. Biasanya watak dan temprament pemeran
bertentangan dengan tokoh yang dibawakan. Miasalnya, orang yang selalu
ragu-ragu, harus berperan sebagai sebagai orang yang tegas, capat memutuskan
sesuatu. Seseorang yan g curang, memerankan tokoh yang jujur atau penjahat
berperan sebagai polisi. Jika kelainan jiwa cukup serius, maka bimbingan khusus
sutradara akan membantu proses therapeutic itu.
Untuk dapat memilih pemeran dengan tepat, maka hendaknya pelatih
drama membuat daftar yang berisi inventarisasi watak pelaku yang harus
dibawakan, baik secara psikologis, fisiologis maupun sosiologis. Watak pelaku
harus dirumuskan secara jelas. Sebab hanya dengan begitu, dapat dipilih pemeran
lakon dengan lebih cepat. Dalam pementasan, aktor dan aktris harus ber-acting.
Untuk teori acting akan dibicarakan dalam bagian tersendiri.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pemain
adalah orang yang memperagakan cerita. Agar dapat memerankan tokoh dengan baik,
pemain harus dipilih secara tepat. Seorang pemain harus benar-benar dapat
menyatu dengan tokoh yang diperankan. Kemampuan bermain drama dapat dipelajari
dengan berlatih.
Sutradara
adalah pemimpin dalam pementasan drama. Sutradara layaknya seorang panglima
dalam sebuah pertempuran. Seorang panglima yang baik merupakan seorang prajurit
yang baik. Demikian juga seorang sutradara yang baik, haruslah seorang aktor
yang baik
B.
Saran
Makalah ini merupakan bagian dari
media pembelajaran, dengan mendalami isi makalah ini kita dapat mengetahui apa itu pemain dan sutradara. Khususnya
kepada kaum muda agar seni teater tidak hilang begitu saja tetapi bisa
diwariskan kepada segenap penerus bangsa sehingga negara Indonesia bisa disebut
sebagai salah satu negara yang hebat dalam dunia seni.
DAFTAR
PUSTAKA
Waluyo Herman J. 2001. Drama Teori dan Pengajarannya. Yogyakarta:
PT Handika Graha Widya.
SUMBER
Idi Abdilah.
2014. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Jakarta: PT. Persada.
http:/www.proenglishteacher.com/2015/04karakteristik-k-13-dalam-pembelajaran.html.
(dikutip pada tanggal 14 mei 2016 pukul 21:30 WIB).
http:/gozeant.blogspot.co.id/2013/06/konsep-dasar-kurikulum-2013.html.
(dikutip pada tanggal 14 mei 2016 pukul 21:11 WIB).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar