Senin, 15 Januari 2018

HAKIKAT ANALOGI DAN MACAM-MACAMNYA

HAKIKAT ANALOGI DAN MACAM-MACAMNYA

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Logika Bahasa

Dosen Pengampu : Izhar, M.Pd.


Disusun oleh:
Kelompok 9
Prodi: Bahasa dan Sastra Indonesia

1.      ANA WAHYU KUSNIATI                   : 14040004
2.      YUSUF FEBRI SAPUTRA                  : 14040034
3.      RAHMAT MAHARDIKA                    : 14040017
4.      DWI RUANDINI                                                : 14040016

 











SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2016




KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

            Segala Puji bagi Allah yang telah memberikan Kami kemudahan sehingga Kami dapat menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktu yang ditentukan. Tanpa pertolongan- Nya mungkin Penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Tidak lupa Sholawat serta Salam Senantiasa Tercurahkan Kepada Junjungan Kita Nabi Agung, Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari Zaman Jahiliah ke Zaman yang terang benderang ini.
Makalah ini memuat materi tentang “Hakikat Analogi dan Macam-macamnya”.
            Tidak lupa Kami mengucapkan Terimakasih Kepada Dosen Pengampu yang telah membantu Kami dalam mengerjakan Makalah ini. Kami juga mengucapkan Terimakasih Kepada Teman-teman Mahasiswa yang juga sudah memberi Konstribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Semoga Makalah ini dapat memberikan Pengetahuan yang lebih luas kepada Pembaca. Penyusun membutuhkan Kritik dan saran dari Pembaca yang bersifat membangun, guna Terciptanya Makalah yang lebih baik di masa yang akan datang. Terimakasih.

Wassalamualaikum warahmatulahi wabarakatuh.



                                                                                                Pringsewu, Mei 2016
                                                                                                            Penyusun


Kelompok 9





DAFTAR ISI


























BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam menjelaskan suatu hal yang baru kita terkadang kesulitan untuk mencari kata yang tepat yang dapat membuat orang yang kita ajak bicara paham akan apa yang sedang kita jelaskan, untuk itu kita perlu padanan kata yang sudah ada untuk membuat sesuatu yang baru itu mudah dipahami. Metode menyamakan satu hal dengan hal yang lain inilah yang disebut dengan analogi.
Jika dalam penyimpulan generalisasi kita bertolak dari sejumlah peristiwa pada penyimpulan, maka pada analogi kita bertolak dari satu atau sejumlah peristiwa menuju kepada satu peristiwa lain yang sejenis.
Apa yang terdapat pada fenomena peristiwa pertama, disimpulkan terdapat juga pada fenomena peristiwa yang lain karena keduanya mempunyai persamaan prinsipal. Berdasarkan persamaan prinsipal pada keduanya itulah maka mereka akan sama pula dalam aspek-aspek lain yang mengikutinya.
Pada makalah ini selain membahas tentang pengertian analogi, juga akan sedikit menjabarkan mengenai macam-macam analogi, tentang bagaimana cara menilai suatu analogi, serta membahas analogi yang pincang.










1.2. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan Analogi?
2. Apa saja Macam-macam Analogi?
3. bagaimana Cara menilai Analogi?
4. Apa saja Analogi yang Pincang?

1.3 Tujuan Pembahasan
1. Sebagai salah satu tugas mata kuliah evaluasi pembelajaran
2. Agar mengetahui apa yang dimasud dengan Analogi
3. Agar mengetahui macam-macam Analogi
4. Agar mengetahui bagaimana cara menilai Analogi
5.Mengetahui apa saja Analogi yang pincang













BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Pengertian Analogi
Analogi adalah kesimpulan yang ditarik dengan jalan menyampaikan atau memperbandingkan suatu fakta khusus dengan fakta khusus lain.
Pemikiran ini juga biasa disebut pemikiran melalui persamaan atau pemikiran melalui analogi, atau disebut analogi logis.

Analogi kadang-kadang disebut juga analogi induktif yaitu proses penalaran dari satu fenomena menuju fenomena lain yang sejenis kemudian disimpulkan bahwa apa yang terjadi pada fenomena yang pertama akan terjadi juga pada fenomena yang lain, demikian pengertian analogi jika kita  hendak memformulasikan dalam suatu batasan. Dengan demikian dalam setiap tindakan penyimpulan analogik terdapat 3 unsur yaitu: peristiwa pokok yang menjadi dasar analogi, persamaan prinsipal yang menjadi pengikat, dan ketiga fenomena yang hendak kita analogikan.

a. Contoh dari penyimpulan analogik adalah:                                                                    

Kita mengetahui betapa kemiripan yang terdapat antara bumi yang kita tempati ini dengan planet-planet lain, seperti Saturnus, Mars, Yupiter, Venus, Merkurius. Planet-planet ini kesemuanya mengelilingi matahari sebagaimana bumi, meskipun dalam jarak dan waktu yang berbeda, semuanya meminjam sinar matahari, sebagaimana bumi, sehingga padanya juga berlaku pergantian siang dan malam. Sebagiannya mempunyai bulan yang memberikan sinar manakala matahari tidak muncul dan bulan-bulan ini meminjam sinar matahari sebagaimana bulan pada bumi. Mereka semua sama, merupakan subyek dari hukum gravitasi sebagaimana bumi. Atas dasar persamaan yang sangat dekat antara bumi dengan planet-planet tersebut maka kita tidak salah menyimpulkan bahwa kemungkinan besar planet-planet tersebut dihuni oleh berbagai jenis makhluk hidup.

2.2  Macam – Macam Analogi
Analogi dibedakan menjadi dua macam yaitu:

a. Analogi Deklaratif

Analogi deklaratif atau biasa disebut dengan analogi penjelas merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Sejak zaman dahulu analogi deklaratif merupakan cara yang amat bermanfaat untuk menjelaskan masalah yang hendak diterangkan.
Contoh:
Ilmu pengetahuan itu dibangun oleh fakta-fakta sebagaimana rumah itu dibangun oleh batu-batu. Tetapi tidak semua kumpulan pengetahuan itu ilmu, sebagaimana tidak semua tumpukan batu adalah rumah.
otak itu menciptakan pikiran sebagaimana buah ginjal mengeluarkan air seni.
Di sini orang hendak menjelaskan struktur ilmu yang masih asing bagi pendengar dengan struktur rumah yang sudah begitu dikenal. Begitu pula penjelasaan tentang hubungan antara pikiran dan otak yang masih samar dijelaskan dengan hubungan antara buah ginjal dan air seni.

b.      Analogi Argumentatif
Analogi Argumentatif metode yang didasarkan pada kesimpulan bahwa apabila suatu hal mempunyai satu atau lebih ciri yang sama seperti terdapat pada suatu hal lain. Maka ciri-ciri lainnya dari hal yang pertama itu juga dimiliki oleh hal yang kedua tersebut.
Dengan kata lain, analogi jenis ini merupakan analogi yang disusun berdasarkan persamaan principal yang ada pada dua fenomena, kemudia ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama ada juga pada fenomena yang kedua. Analogi argumentatif juga biasa disebut dengan analogi induktif.


Contoh:
Anjing hitam menyalak, mengejar orang dan menggigit.
Anjing coklat menyalak dan mengejar orang.
Walaupun analogi argumentatif tidak pernah dapat dikatakan “valid”, dalam arti  bahwa kesimpulan dari argument-argument itu bersumber pada premis-premisnya dengan keniscayaan analogikal, namun terhadap argument-argument analogikal itu kita dapat menyatakan bahwa argument yang satu lebih meyakinkan ketimbang yang lainnya. Analogi argumentatif dapat dinilai berdasarkan probabilitas tentang sejauh mana argument tersebut mendukung kesimpulannya.

2.3    Cara Menilai Analogi
Dalam sebuah analogi, diperlukan alat ukur untuk mengukur keterpercayaan dari analogi tersebut. Adapun untuk mengukur keterpercayaan sebuah analogi dapat diketahui dengan alat berikut:

1. Sedikit banyaknya peristiwa sejenis yang dianalogikan.
Semakin besar peristiwa sejenis yang dianalogikan, semakin besar pula taraf keterpercayaanya. Semisal si A menggunakan jasa sebuah biro penerbangan dan ternyata pelayanannya tidak memberikan kepuasan pada si A, maka atas dasar analogi, si A menyarankan kepada temannya untuk tidak menggunakan biro penerbangan yang sama dengan yang digunakan tadi. Analogi si A akan semakin kuat dengan adanya si B yang juga tidak merasa puas dengan biro penerbangan tersebut. Analogi menjadi semakin kuat lagi setelah ternyata si C, D, E, F dan G juga mengalami hal yang serupa.

2. Sedikit banyaknya aspek-aspek yang menjadi dasar analogi.
Contohnya: tentang sepatu yang telah kita beli pada sebuah toko. Bahwa sepatu yang baru saja kita beli tentu akan awet dan enak dipakai karena sepatu yang dulu dibeli di toko ini juga awet dan enak dipakai. Analogi ini menjadi lebih kuat lagi misalnya diperhitungkan juga persamaan harganya, mereknya, dan bahannya.

3. Sifat dari analogi yang kita buat.
Sebagai contohnya apabila kita mempunyai mobil dan satu liter bahan bakarnya dapat menempuh 10 km, kemudian kita menyimpulkan bahwa mobil B yang sama dengan mobil kita akan bisa menempuh jarak 10 km tiap satu liternya, maka analogi demikian cukup kuat. Analogi ini akan lebih kuat jika kita mengatakan bahwa mobil B akan menempuh 8 km setiap liter bahan bakarnya, dan menjadi lemah jika kita mengatakan bahwa mobil B akan dapat menempuh 15 km setiap liter bahan baakarnya. Jadi semakin rendah taksiran yang kita analogikan semakin kuat analogi itu.

4. Mempertimbangkan ada tidaknya unsur-unsur yang berbeda pada peristiwa yang dianalogikan.
Semakin banyak pertimbangan atas unsu-unsurnya yang berbeda semakin kuat keterpercayaan analoginya. Konklusi yang kita ambil bahwa Zaini pendatang baru di Universitas X akan menjadi sarjana yang ulung karena beberapa tamatan dari universitas tersebut juga merupakan sarjana ulung. Analogi ini menjadi lebih kuat jika kita mempertimbangkan juga perbedaan yang ada pada para lulusan sebelumnya. A,B,C,D dan E yang mempunyai latar belakang yang berbeda dalam ekonomi, pendidikan SLTA, daerah, agama, pekerjaan orang tua toh kesemuanya adalah sarjana yang ulung.

5. Relevan tidaknya masalah yang dianalogikan.
Bila tidak relevan sudah barang tentu analogikanya tidak kuat dan bahkan bias gagal. Bila kita menyimpulkan bahwa mobil yang baru kita beli setiap liter bahan bakarnya akan menempuh 15 km berdasarkan analogi mobil B yang sama modelnya serta jumlah jendela dan tahun produksinya sama dengan mobil yang kita beli ternyata dapat menempuh 15 km setiap liter bahan nakarnya, maka analogi serupa adalah analogi yang tidak relevan. Seharusnya untuk menyimpulkan demikian harus didasarkan atas unsur-unsur yang relevan yaitu banyaknya silinder, kekuatan daya tariknya serta berat dari bodinya.

Analogi yang mendasarkan pada suatu hal yang relevan jauh lebih kuat dari pada analogi yang mendasarkan pada selusin persamaan yang tidak relevan. Penyimpulan seorang dokter bahwa untuk mengobati tuan B adalah sebagaimana yang telah dilakukan terhadap tuan C karena keduanya menderita tanda-tanda terserang penyakit yang sama dank arena jenis darahnya sama, jauh lebih kuat disbanding jika mendasrkan pada paersamaan lebih banyak tetapi tidak  relevan, misalnya karena umurnya, bintang kelahirannya, latar belakang pendidikannya, warna kulitnya, jumlah anaknya dan kesukaannya.

Analogi yang relevan biasanya terdapat pada peristiwa yang mempunyai hubungan kausal. Meskipun hanya mendasarkan pada satu atau dua persamaan, analogi ini cukup terpercaya kebenarannya. Kita mengetahui bahwa sambungan rel kereta api dibuat tidak rapat untuk menjaga kemungkinan mengembangnya bila kena panas, rel tetap pada posisinya, maka kita akan mendapat kemantapan yang kuat bahwa rangka rumah yang kita buat dari besi juga akan terlepas dari bahaya melengkung bila kena panas, karena kita telah menyuruh tukang untuk memberikan jarak pada tiap sambungannya. Di sini kita hanya mendasarkan pada satu hubungan kausal bahwa karena besi memuai bila kena panas, maka jarak yang dibuat antara dua sambungan besi akan menghindarkan bangunan dari bahaya melengkung. Namun begitu analogi yang bersifat kausal memberikan keterpercayaan yang kokoh.

2.4     Analogi yang Pincang
Meskipun analogi merupakan corak penalaran yang populer, namun tidak semua penalaran analogi merupakan penalaran induktif yang benar. Ada masalah yang tidak memenuhi syarat atau tidak dapat diterima, meskipun sepintas sulit bagi kita menunjukkan kekeliruannya. Kekeliruan ini terjadi karena membuat persamaan yang tidak tepat.

1. Contoh kekeliruan pada analogi induktif adalah sebagai berikut:

Saya heran mengapa orang takut bepergian dengan pesawat terbang karena sering terjadi kecelakaan pesawat terbang dan tidak sedikit meminta korban. Bila demikian sebaiknya orang jangan tidur di tempat tidur karena hamper semua manusia menemui ajalnya di tempat tidur.

Di sini naik pesawat terbang ditakuti karena sering menimbulkan petaka yang menyebabkan maut. Sedangkan orang tidak takut tidur di tempat tidur karena jarang sekali atau boleh dikatakan tidak pernah ada orang menemui ajalnya karena kecelakaan tempat tidur. Orang meninggal di tempat tidur bukan disebabkan kaecelakaan tempat tidur tetapi karena penyakit yang diidapnya. Jadi di sini orang menyamakan dua hal yang sebenarnya berbeda.

2. Berikut contoh kekeliruan pada analogi deklaratif:

Negara kita sudah sangat banyak berutang. Dengan pembangunan 5 tahun kita harus menumpuk utang terus menerus dari tahun ke tahun. Pembangunan 5 tahun ini memaksa rakyat dan bangsa Indonesia seperti naik perahu yang sarat yang semakin tahun semakin sarat (dengan utang) dan akhirnya tenggelam. Saudara-saudara, kita tidak ingin tenggelam dan mati bukan? Karena itu kita lebih baik tidak naik kapal sarat itu. Kita tidak perlu melaksanakan pembangunan 5 tahun.

Di sini seseorang tidak setuju dengan pembangunan 5 tahun yang sedang dilaksanakan dengan analogi yang pincang. Memang Negara kita perlu melakukan pinjaman untuk membangun. Pinjaman itu digunakan seproduktif mungkin sehingga dapat meningkatkan devisa Negara. Dengan demikian penghasilan  per kepala akan meningkat dibanding  sebelumnya, demikian seterusnya dari tahun ke tahun sehingga peningkatan kesejahteraan rakyat akan tercapai. Pembicara di sini hanya menekankan segi utangnya saja, tidak memperhitungkan segi-segi positif dari kebijaksanaan menempuh pinjaman.

3. Sebuah analogi yang pincang dapat pula ditemui dalam pernyataan berikut:

Orang yang sedang belajar itu tidak ubahnya seorang mengayuh biduk ke pantai. Semakin ringan muatan yang ada dalam biduk semakin cepat ia akan sampai ke pantai. Diperlakukannya SPP itu tidak ubahnya memberikan muatan pada biduk yang sedang dikayuh, jadi memperlambat jalan biduk menuju pantai. Agar tujuan orang yang belajar lekas sampai maka seharusnya kewajiban membayar SPP dihapus.
Analogi ini pincang karena hanya memperhatikan beban yang harus dibayar oleh setiap pelajar,  tidak memperhitungkan manfaat kewajiban membayar SPP secara keseluruhan.
Analogi pincang model kedua ini amat banyak digunakan dalam perdebatan maupun dalam propaganda untuk menjatuhkan pendapat lawan maupun mempertaahankan kepentingan sendiri. Karena sifatnya seperti benar analogi ini sangat efektif pengaruhnya terhadap pendengar.





















BAB III
KESIMPULAN
Merujuk pada uraian singkat mengenai analogi di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Analogi adalah kesimpulan yang ditarik dengan jalan menyampaikan atau memperbandingkan suatu fakta khusus dengan fakta khusus lain.
Terdapat 3 unsur dalam penyimpulan analogik, yaitu: peristiwa pokok yang menjadi dasar analogi, persamaan principal yang menjadi pengikat, dan ketiga fenomena yang hendak kita analogikan.
Macam analogi ada dua, yakni analogi deklaratif dan analogi argumentatif.
Dalam menilai keterpercayaan suatu analogi hendaknya melihat factor-faktor berikut: Sedikit banyaknya peristiwa sejenis yang dianalogikan, sedikit banyaknya aspek-aspek yang menjadi dasar analogi, sifat dari analogi yang kita buat, ada tidaknya unsur-unsur yang berbeda pada peristiwa yang dianalogikan, serta Relevan tidaknya masalah yang dianalogikan.
Analogi yang pincang merupakan penalaran induktif yang tidak memenuhi syarat atau tidak dapat diterima karena membuat persamaan yang tidak tepat.











DAFTAR PUSTAKA
Mundiri.2012. Logika. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.


MAKALAH KEPRAMUKAAN “SEJARAH PRAMUKA DI DUNIA DAN INDONESIA”

MAKALAH KEPRAMUKAAN

“SEJARAH PRAMUKA DI DUNIA DAN INDONESIA”

Dosen Pengampu : Sholikhin, M.Pd.

Disusun oleh :



1. Ana Wahyu Kusniati          NPM 14040004













 















PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU LAMPUNG
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga makalah tentang “sejarah pramuka dunia dan indonesia” dapat tersusun hingga selesai. dengan tujuan memenuhi tugas Mata Kuliah Umum kepramukaan. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.


  Pringsewu, 11 Maret 2016


Penyusun


                                                                                          



DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...............................................................................................i
Daftar Isi ....................................................................................................... ii

Bab I Pendahuluan ....................................................................................... iii
1.1  Latar Belakang ....................................................................................... iii
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. iii

Bab II Pembahasan ....................................................................................... 1
2.1 Sejarah Pramuka di Dunia  ..................................................................... 1
A. Riwayat Baden Powell ............................................................................. 1
B. Sejarah Kepramukaan Sedunia ................................................................. 2
2.2 Sejarah Pramuka di Indonesia ................................................................. 4
A. Sejarah Gerakan Pramuka Masa Penjajahan ...........................................  4
B. Gerakan Pramuka Pada Masa Republik Indonesia ................................... 6

Bab III Kesimpulan ....................................................................................... 12
Daftar Pustaka ............................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pramuka adalah kependekan dari praja muda karana yang berarti rakyat  muda yang senang bekerja atau berkarya. Kalau kita mempelajari sejarah pendidikan kepramukaan kita tidak dapat lepas dari riwayat hidup pendiri gerakan kepramukaan sedunia Lord Robert Baden Powell of Gilwell.

Hal ini disebabkan pengalaman beliaulah yang mendasari pembinaan remaja di negara Inggris. Pembinaan remaja inilah yang kemudian tumbuh berkembang menjadi gerakan kepramukaan.


1.2 Rumusan Masalah

Untuk mengkaji tentang sejarah pramuka di dunia dan di Indonesia seperti :
1.      Apa sejarah dari pramuka di dunia ?
2.      Apa sejarah dari pramuka di Indonesia ?



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengetian Pramuka, Kepraukaan dan Gerakan Pramuka

Pengertian Kepramukaan. Kepramukaan sebagaimana tercantum dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka (bab II Pasal 7) adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan (PDK) dan Metode Kepramukaan (MK), yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur.

Kepramukaan ini dicetuskan pertama kali oleh Robert Stephenson Smith Boden Powell dan Willian Alexander Smith pada tahun 1907 ketika mengadakan perkemahan kepanduan pertama (dikenal sebagaijamboree) di Kepulauan Brownsea, Inggris. Kepramukaan kemudian berkembang ke seluruh penjuru dunia termasuk ke Indonesia.

Pengertian Gerakan Pramuka. Gerakan Pramuka atau Gerakan Kepanduan Praja Muda Karana merupakan satu-satunya wadah (organisasi) berbadan hukum yang berhak menyelenggarakan kepramukaan di Indonesia.
Gerakan Pramuka berkedudukan di Ibu Kota Negara Republik Indonesia dan didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan dan ditetapkan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 Tahun 1961 tanggal 20 Mei 1961, sebagai kelanjutan dan pembaruan gerakan kepanduan nasional Indonesia.

Pengertian Pramuka. Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi; Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan, Pelatih, Pamong Saka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing. Seorang Pramuka harus telah dilantik menjadi anggota Gerakan Pramuka dengan mengucapkan satya (janji) pramuka.

Dari uraian di atas, jelaslah kini tentang pengertian dan perbedaan ketiga istilah tersebut. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa kepramukaan merupakan sebuah sistem pendidikan dan Gerakan Pramuka merupakan organisasi yang melaksanakan sistem tersebut (kepramukaan). Sedangkan Pramuka mengandung pengertian sebagai anggota dari Gerakan Pramuka.

Jadi pengertian antara kepramukaan, Gerakan Pramuka, dan Pramuka mempunyai pengertian yang berbeda namun saling terkait.

2.2 Sejarah Pramuka di Dunia

A.  Riwayat Baden Powell

Lahir tanggal 22 Februari 1857 dengan nama Robert Stephenson Smyth. Ayahnya bernama powell seorang Professor Geometry di Universitas Oxford, yang meninggal ketika Stephenson masih kecil.
Pengalaman Baden Powell yang berpengaruh pada kegiatan kepramukaan banyak sekali dan menarik diantaranya :
a.        Karena ditinggal bapak sejak kecil, maka mendapatkan pembinaan watak ibunya.
b.      Dari kakaknya mendapat latihan keterampilan berlayar, berenang, berkemah, olah raga dan lain-lainnya.
c.       Sifat Baden Powell yang sangat cerdas, gembira, lucu, suka main musik, bersandiwara, berolah raga, mengarang dan menggambar sehingga disukai teman-temannya.
d.      Pengalaman di India sebagai pembantu Letnan pada Resimen 13 Kavaleri yang berhasil mengikuti jejak kuda yang hilang di puncak gunung serta keberhasilan melatih panca indera kepada Kimball O’Hara.
e.       Terkepung bangsa Boer di kota Mafeking, Afrika Selatan selama 127 hari dan kekurangan makan.
f.       Pengalaman mengalahkan Kerajaan Zulu di Afrika dan mengambil kalung manik kayu milik Raja Dinizulu.

Pengalaman ini ditulis dalam buku “Aids To Scouting” yang merupakan petunjuk bagi tentara muda Inggris agar dapat melaksanakan tugas penyelidik dengan baik.
    William Smyth seorang pimpinan Boys Brigade di Inggris minta agar Baden Powell melatih anggotanya sesuai dengan pengalaman beliau itu.
     Kemudian dipanggil 21 pemuda dari Boys Brigade di berbagai wilayah Inggris, diajak berkemah dan berlatih di pulau Browns Sea pada tanggal 25 Juli 1907 selama 8 hari.

Tahun 1910 BP pensiun dari tentara dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal. Pada tahun 1912 menikah dengan Ovale St. Clair Soames dan dianugerahi 3 orang anak. Beliau mendapat titel Lord dari Raja George pada tahun 1929 Baden Powell meninggal tanggal 8 Januari 1941 di Nyeri, Kenya, Afrika.

     B. Sejarah Kepramukaan Sedunia

     Kelahiran Gerakan Pramuka Dunia dimulai pada Tahun 1907 ketika Robert Baden – Powell, seorang Letnan Jendral Angkatan Bersenjata Britania Raya, dan William Alexander Smith, pendiri Boy’s Brigade, mengadakan perkemahan Kepanduan pertama di Kepulauan Brownsea, Inggris. Ide untuk mengadakan gerakan tersebut muncul ketika Baden-Powell dan pasukannya berjuang mempertahankan Kota Mafeking, Afrika Selatan, dari serangan tentara Boer.

Ketika itu, pasukannya kalah besar di bandingkan tentara Boer. Untuk mengakalinya, sekelompok pemuda dibentuk dan dilatih untuk menjadi tentara sukarela.
Tugas utama mereka adalah membantu militer mempertahankan kota. Mereka mendapatkan tugas-tugas yang ringan tapi penting; misalnya mengantarkan pesan yang diberikan Baden-Powell ke seluruh anggota militer di kota tersebut. Pekerjaan itu dapat mereka selesaikan dengan baik sehingga pasukan Baden-Powell dapat mempertahankan kota Mafeking selama beberapa bulan. Sebagai penghargaan atas keberhasilan yang mereka dapatkan, setiap anggota tentara sukarela tersebut diberi sebuah lencana. Gambar dari lencana ini kemudian digunakan sebagai logo dari Gerakan Pramuka Internasional.

Awal tahun 1908 Baden Powell menulis pengalamannya untuk acara latihan kepramukaan yang dirintisnya. Kumpulan tulisannya ini dibuat buku dengan judul “Scouting For Boys”. Buku ini cepat tersebar di Inggris dan negara-negara lain yang kemudian berdiri organisasi kepramukaan yang semula hanya untuk laki-laki dengan nama Boys Scout.

Tahun 1912 atas bantuan adik perempuan beliau, Agnes didirikan organisasi kepramukaan untuk wanita dengan nama Girl Guides yang kemudian diteruskan oleh istri beliau. Tahun 1918 beliau membentuk Rover Scout bagi mereka yang telah berusia 17 tahun. Tahun 1922 beliau menerbitkan buku Rovering To Success (Mengembara Menuju Bahagia). Buku ini menggambarkan seorang pemuda yang harus mengayuh sampannya menuju ke pantai bahagia.
Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama di Olympia Hall, London. Beliau mengundang pramuka dari 27 Negara dan pada saat itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The World).

                Tahun 1924 Jambore II            di Ermelunden, Copenhagen, Denmark
                Tahun 1929 Jambore III          di Arrow Park, Birkenhead, Inggris
                Tahun 1933 Jambore IV           di Godollo, Budapest, Hongaria
                Tahun 1937 Jambore V            di Vogelenzang, Blomendaal, Belanda
                Tahun 1947 Jambore VI           di Moisson, Perancis
                Tahun 1951 Jambore VII         di Salz Kamergut, Austria
                Tahun 1955 Jambore VIII        di sutton Park, Sutton Coldfild, Inggris
                Tahun 1959 Jambore IX          di Makiling, Philipina
                Tahun 1963 Jambore X            di Marathon, Yunani
                Tahun 1967 Jambore XI          di Idaho, Amerika Serikat
                Tahun 1971 Jambore XII         di Asagiri, Jepang
                Tahun 1975 Jambore XIII        di Lillehammer, Norwegia
                Tahun 1979 Jambore XIV        di Neishaboor, Iran tetapi dibatalkan
                Tahun 1983 Jambore XV         di Kananaskis, Alberta, Kanada
                Tahun 1987 Jambore XVI        di Cataract Scout Park, Australia
                Tahun 1991 Jambore XVII       di Korea Selatan
                Tahun 1995 Jambore XVIII     di Belanda
                Tahun 1999 Jambore XIX        di Chili, Amerika Selatan
                Tahun 2003 Jambore XX         di Thailand
                 Tahun 2015 Jambore XXIII   di Kirara-hama Yamaguchi Jepang

     Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka dan baru dapat terlaksana tahun 1919. Dari sahabatnya yang bernama W.F. de Bois Maclarren, beliau mendapat sebidang tanah di Chingford yang kemudian digunakan sebagai tempat pendidikan Pembina Pramuka dengan nama Gilwell Park.

Tahun 1920 dibentuk Deewan Internasional dengan 9 orang anggota dan Biro Sekretariatnya di London, Inggris dan tahun 1958 Biro Kepramukaan sedunia dipindahkan dari London ke Ottawa Kanada. Tanggal 1 Mei 1968 Biro kepramukaan Sedunia dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss.

Sejak tahun 1920 sampai 19 Kepala Biro Kepramukaan Sedunia dipegang berturut-turut oleh Hebert Martin (Inggris). Kolonel J.S. Nilson (Inggris), Mayjen D.C. Spry (Kanada) yang pada tahun 1965 diganti oleh R.T. Lund 1 Mei 1968 diganti lagi oleh DR. Laszio Nagy sebagai Sekjen.

Biro Kepramukaan sedunia Putra mempunyai 5 kantor kawasan yaitu Costa Rica, Mesir, Philipina, Swiss dan Nigeria. Sedangkan Biro kepramukaan Sedunia Putri bermarkas di London dengan 5 kantor kawasan di Eropa, Asia Pasifik, Arab, Afrika dan Amerika Latin.

2.3 Sejarah Pramuka di Indonesia

Bapak Pramuka Indonesia adalah Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Beliau, selain menjadi Sultan Yogyakarta, Wakil Presiden Republik Indonesia, dan Pahlawan Nasional Indonesia, pun dinobatkan sebagai Bapak Pramuka Indonesia. Penobatan Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Bapak Pramuka Indonesia layak mengingat aktivitasnya di dunia kepramukaan (kepanduan) sebelum Gerakan Pramuka lahir (sebelum 1961), saat pendirian Gerakan Pramuka, maupun awal-awal perjalanan Gerakan Pramuka. Berkat pemikiran dan kebijakan yang diambilnya Gerakan Pramuka bisa menjadi seperti sekarang ini. Karenanya sejarah kepramukaan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari sosok Bapak Pramuka Indonesia, Hamengkubuwana IX.

Sejarah lahirnya gerakan Pramuka di Indonesia bermula pada masa dimanaIndonesia dijajah oleh Belanda. Awal gerakan kepanduan ini bermula dari berdirinya cabang Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO) yang kemudian berubah namanya menjadi Nederlands Indische Padvinders. Bapak kepanduan Indonesia ialah S.P. Mangkunegara yang memprakarsai berdirinya organisasi kepanduan milik Indonesia sendiri pada tahun 1916. Pada masa Jepang, gerakan ini dibubarkan karena pihak Jepang tidak menginginkan adanya sebuah organisasi yang dibuat tanpa ikut campur Jepang. Setelah Jepang pergi, gerakan Pramuka di Indonesia kembali aktif dan baru terbentuk sebagai Pramuka pada tahun 1961. Panitia untuk pembentukan gerakan Pramuka sendiri baru dibuat keputusannya pada tahun 1961 lewat keputusan Presiden Nomor 121 tahun 1961 tanggal 11 April 1961.

A.    Sejarah Gerakan Pramuka Masa Penjajahan

Berdirinya gerakan Pramuka di Indonesia diawali dengan munculnya cabang dari Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO) pada tahun 1912. Organisasi yang juga baru berdiri pada tahun 1910 ini mampu mempertahankan eksistensinya hingga saat dimana Perang Dunia I pecah. Karena NPO memiliki kwartir besar sendiri, mereka kemudian memutuskan untuk mengubah nama mereka di tahun 1916 dan menjadi Nederlands Indische Padvinders Vereeniging (NIVP). Pada tahun yang sama, S.P. Mangkunegara VII merencanakan untuk membuat organisasi kepanduan mereka sendiri. Hal ini dibuat nyata, dan organisasi mereka diberikan nama Javaansche Padvinders Organisatie (JPO) dan merupakan organisasi kepanduan yang pertama di tanah nusantara.

Organisasi-organisasi kepanduan yang berdiri juga menyulut api pergerakan nasional, dimana pada suatu masa didirikan organisasi kepanduan milik Muhammadiyah yang diberi nama Padvinder Muhammadiyah dimana pada tahun 1920 mengganti nama mereka menjadi Hizbul Watan. Selain Muhammadiyah, ada juga Nationale Padvinderij milik Budi Utomo, Syarikat Islam Afdeling Padvinderij milik Syarikat Islam yang namanya kemudian diubah menjadi Syarikat Islam Afdeling Pandu (SIAP), Nationale Islamietische Padvinderij (NATIPIJ) yang berdiri berkat Jong Islamieten Bond, dan terakhir adalah Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie (INPO) yang berhutang kepada Pemuda Indonesia untuk berdiri. Pada tanggal 23 Mei 1928, rasa persatuan yang timbul dalam organisasi kepanduan di Indonesia mulai mewujudkan dirinya dengan nama “Persaudaraan Antara Pandu Indonesia” (PAPI) yang anggotanya adalah INPO, SIAP, NATIPIJ, dan PPS.

Pada tahun 1928 hingga 1935, organisasi-organisasi kepanduan yang memelopori lahirnya gerakan Pramuka di Indonesia menjadi semakin banyak baik yang berdasarkan kebangsaan atau agama. Nama-nama organisasi yang berdasarkan kebangsaan adalah:
  • Pandu Indonesia (PI)
  • Padvinders Organisatie Pasundan (POP)
  • Pandu Kesultanan (PK)
  • Sinar Pandu Kita (SPK)
  • Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI)
Sementara organisasi yang berdasarkan keagamaan:
  • Pandu Ansor
  • Al Wathoni
  • Hizbul Wathan
  • Kepanduan Islam Indonesia (KII)
  • Islamitische Padvinders Organisatie (IPO)
  • Tri Darma (Kristen)
  • Kepanduan Azas Katolik Indonesia (KAKI)
  • Kepanduan Masehi Indonesia (KMI)
Demi mempererat persaudaraan di antara tiap organisasi, Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) berencana untuk mengadakan sebuah jambore besar. Kegiatan ini mengalami beberapa kali perubahan rencana dalam waktu dan nama kegiatan, meskipun pada akhirnya nama kegiatan disetujui sebagai “Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem” atau disingkat PERKINO. Tanggal acara yang tadinya juga sempat didebatkan akhirnya diputuskan untuk dilakukan pada tanggal 19 hingga 23 Juli tahun 1914 di sebuah daerah di Yogyakarta.

Perkembangan gerakan Pramuka di Indonesia sempat terhambat ketika penjajah dari Belanda pulang dan digantikan oleh pasukan Jepang. Dalam masa penjajahan oleh Jepang yang mengaku-ngaku “pelindung Asia, pemimpin Asia, dan cahaya Asia”, tidak boleh ada partai dan organisasi rakyat yang terjadi. Hal ini menyulut banyak kemarahan publik karena bahkan organisasi kepanduan tidak boleh dilanjutkan. Meski ada aturan tentang penolakan organisasi, beberapa anggota BPPKI tetap merencanakan PERKINO II. Masa isolasi dari organisasi rakyat ini membuat semangat kepanduan yang ada dalam dada para anggotanya berkobar semakin kuat.

B.  Gerakan Pramuka Pada Masa Republik Indonesia
Pada bulan September 1945, beberapa tokoh dari gerakan kepanduan Indonesia memutuskan untuk melakukan pertemuan di Yogyakarta demi membentuk sebuah panitia baru sebagai sebuah panitia kerja dan wadah dari sebuah organisasi yang besar. Panitia baru ini kemudian dikenal sebagai Panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia (KPPI) dan di saat yang sama segera menetapkan tanggal untuk melaksanakan sebuah kongres tentang kesatuan kepanduan. Kongres ini berlangsung pada tanggal 27 hingga 29 Desember dan berlokasi di Surakarta. Dan sebagai hasilnya, terbentuklah Pandu Rakyat Indonesia. Pandu Rakyat Indonesia menghadapi masa sulit ketika hendak berkembang. Salah satu alasan yang ada adalah penyerangan kembali Belanda mulai 17 Agustus 1984 dimana pada saat itu ada seseorang yang berencana menembak mati Soeprapto dan berhasil. Pada daerah-daerah yang akhirnya berhasil dikuasai oleh Belanda, Pandu Rakyat dipaksa untuk berhenti beraktivitas.

Ketika periode perjuangan untuk lagi-lagi mengusir Belanda dari tanah air selesai, Pandu Rakyat Indonesia mengadakan kongres mereka yang ke-2 di Yogyakarta pada tanggal 20 hingga 22 Januari tahun 1960. Yang menjadi pokok pembicaraan dari kongres ini adalah tentang bagaimana putusan untuk mencapai konsepsi yang baru, memberi kesempatan untuk beberapa golongan agar mereka bisa kembali menyejahterakan kembali organisasi mereka yang telah runtuh. Kongres ini juga membahas tentang bagaimana masyarakat sekitar kini mampu membuat organisasi kepanduan mereka sendiri. Hingga kini, kisah ini akan terus diceritakan jika ada salah satu kita yang berbicara atau bertanya tentang sejarah lahirnya gerakan Pramuka di Indonesia.

2.4 Perkembangan Pendidikan Pramuka Indonesia pada masa kini

Dalam sejarahnya, Pramuka menjadi salah satu ajang dan kekuatan non-formal yang mampu bertahan dalam segala cuaca politik dan ekonomi sehingga keberadaannya harus diperhitungkan sebagai institusi strategis yang dimiliki bangsa Indonesia. Institusi strategis yang dimaksud adalah sebagai salah satu benteng penting dalam menjaga nilai-nilai kepribadian bangsa Indonesia (Alfitra Salamm, 2011: 1).

Menurut Fasli, untuk menarik perhatian, sudah saatnya Pramuka mempunyai menu dan variasi baru dalam setiap program-programnya. Jika pada saat yang lalu Pramuka begitu digandrungi karena menjadi satu-satunya wadah bagi para pelajar yang gemar dan ingin melakukan kegiatan "outdoor".Tidak demikian halnya dengan saat ini, di mana banyak bertumbuhan "provider" baru yang menyajikan kegiatan dalam program-program Pramuka dengan lebih segar dan lebih canggih. "Menu yang lama mungkin tidak pas lagi, maka Pramuka harus lebih bervariasi. Seperti outbound, dulu Pramuka adalah wadah satu-satunya, tapi sekarang tidak," ujarnya (Kompas.com).

Keberpihakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terhadap masa depan Gerakan Pramuka dengan mencanangkan revitalisasi Gerakan Pramuka, tentu saja menjadi angin segar bagi mereka yang cukup lama bergelut di dunia Pramuka. Dan merasa sayang bila kegiatan positif ini sedikit demi sedikit kurang diminati oleh generasi selanjutnya. Semangat revitalisasi Pramuka yang dicanangkan Presiden SBY ini tentu saja merupakan sebuah realisasi untuk menjadikan Gerakan Pramuka sebagai satu wadah pembinaan generasi muda. “Revitalisasi Gerakan Pramuka ini juga akan dijadikan sebagai salah satu bagian dari revitalisasi pendidikan nasional. Oleh karena itu payung hukum Gerakan Pramuka yang selama ini berdasarkan keputusan presiden, akan ditingkatkan menjadi undang undang,” (Gemari, 2006: 26).
Menurut Bey Machmuddin (2010) terdapat 7 (tujuh) strategi revitalisasi gerakan Pramuka, yaitu:
 (1) memperkuat peran gugus depan dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas pembina/pelatih serta bantuan peralatan di setiap Gugus Depan SD/MI dan SMP/MTs;
(2) meningkatkan bentuk, wahana, dan media kegiatan Kepramukaan yang menarik, penyediaan modul-modul kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan dan minat anak muda masa kini;
(3) Rebranding pramuka : Meningkatkan peran komunikasi publik melalui berbagai media; menampilkan wajah yang lebih Muda dan segar; tampilan seragam pramuka yang lebih menarik;
(4) Pelibatan orang tua murid, komunitas, masyarakat luas, tokoh-tokoh masyarakat dalam kegiatan pramuka terutama di gugusdepan maupun di setiap jenjang kwartir;
(5) Memperkuat organisasi gerakan pramuka mulai dari kwarnas, kwarda, sampai kwaran;
(6) Menata dan mengoptimalkan Penggunaan aset, fasilitas, sarana dan prasarana yang dimiliki oleh gerakan pramuka;
(7) Meningkatkan koordinasi dan Sinergi, lintas pemangku kepentingan di pusat dan daerah.

Ajakan Presiden Republik Indonesia Dalam Rangka Revitalisasi Gerakan Pramuka, yaitu:
-          Perkuat Gerakan Pramuka sebagai wadah pembentukan karakter Bangsa,
-          Raih keberhasilan melalui kerja keras secara cerdas dan ikhlas,
-          Ajak kaum muda meningkatkan semangat Bela Negara,
-          Mantapkan tekad kaum muda sebagai patriot pembangunan,
-          Utamakan kepentingan bangsa dan negara di atas segalanya,
-          Kokohkan persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia,
-          Amalkan Satya dan Darma Pramuka.

Pada tahun 2010 Pemerintah Republik Indonesia mengesahkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka yang disahkan di Jakarta pada tanggal 24 November 2010 oleh Presiden Republik Indonesia Dr. Susilo Bambang Yudhoyono.

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka dijelaskan bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan potensi diri serta memiliki akhlak mulia, pengendalian diri, dan kecakapan hidup bagi setiap warga negara demi tercapainya kesejahteraan masyarakat; bahwa pengembangan potensi diri sebagai hak asasi manusia harus diwujudkan dalam berbagai upaya penyelenggaraan pendidikan, antara lain melalui gerakan pramuka. Gerakan pramuka selaku penyelenggara pendidikan kepramukaan mempunyai peran besar dalam pembentukan kepribadian generasi muda sehingga memiliki pengendalian diri dan kecakapan hidup untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Peraturan perundang-undangan yang berlaku saat ini belum secara komprehensif mengatur gerakan pramuka.

Dengan mengikuti perkembangan zaman, diharapkan Gerakan Pramuka mampu membawa perubahan dan dapat mengembangkan kegiatan secara meluas, serta menjadi kuat dan memperoleh tanggapan luas dari masyarakat. Dengan demikian, kita sebagai generasi Pramuka masa kini harus lebih kreatif dalam berkegiatan kepramukaan. Tidak hanya sempit pemikiran tentang apa yang dahulu Pramuka lakukan, namun lebih mengembangkan kegiatan yang bersifat kreatif, inovatif yang dapat menjadi daya tarik bagi generasi muda. Sehingga Gerakan Pramuka dapat menjadi salah satu benteng penting dalam menjaga nilai-nilai kepribadian Indonesia.

Seperti yang dikatakan Bung Karno ketika penyerahan Panji Gerakan Pramuka, “Berusahalah sehebat-sebatnya untuk mengembangkan dan meluaskan Gerakan Pramuka kita, sampai pada suatu ketika, setiap anak dan pemuda serta pemudi kita, baik yang mahasiswa di kota maupun yang penggembala kerbau di desa, dengan rasa bangga dan terhormat dapat menyatakan Aku Pramuka Indonesia”.

BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan

Sejarah pramuka di dunia yang pertama kali mengemukakan adalah Baden Powell, pada tahun 1908 Boden Powell menulis pengalamannya untuk acara latihan kepramukaan yang dirintisnya. Kumpulan tulisannya ini dibuat buku dengan judul “Scouting For Boys” Buku ini cepat tersebar di Inggris dan negara-negara lain yang kemudian berdiri organisasi kepramukaan yang semula hanya untuk laki-laki dengan nama Boys Scout.

Sejarah lahirnya gerakan Pramuka di Indonesia bermula pada masa dimanaIndonesia dijajah oleh Belanda. Awal gerakan kepanduan ini bermula dari berdirinya cabang Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO) yang kemudian berubah namanya menjadi Nederlands Indische Padvinders. Bapak kepanduan Indonesia ialah S.P. Mangkunegara yang memrakarsai berdirinya organisasi kepanduan milik Indonesia sendiri pada tahun 1916.

Dalam sejarahnya, Pramuka menjadi salah satu ajang dan kekuatan non-formal yang mampu bertahan dalam segala cuaca politik dan ekonomi sehingga keberadaannya harus diperhitungkan sebagai institusi strategis yang dimiliki bangsa Indonesia. Institusi strategis yang dimaksud adalah sebagai salah satu benteng penting dalam menjaga nilai-nilai kepribadian bangsa Indonesia.

Dengan mengikuti perkembangan zaman, diharapkan Gerakan Pramuka mampu membawa perubahan dan dapat mengembangkan kegiatan secara meluas, serta menjadi kuat dan memperoleh tanggapan luas dari masyarakat. Dengan demikian, kita sebagai generasi Pramuka masa kini harus lebih kreatif dalam berkegiatan kepramukaan. Tidak hanya sempit pemikiran tentang apa yang dahulu Pramuka lakukan, namun lebih mengembangkan kegiatan yang bersifat kreatif, inovatif yang dapat menjadi daya tarik bagi generasi muda. Sehingga Gerakan Pramuka dapat menjadi salah satu benteng penting dalam menjaga nilai-nilai kepribadian Indonesia.




DAFTAR PUSTAKA


http://www.likethisya.com/sejarah-pramuka.html (dikutip pada tanggal 10 Maret 2016) Pukul 17:02 WIB.
http://www.portalsejarah.com/sejarah-lahirnya-gerakan-pramuka-di-indonesia.html (dikutip Pada tanggal 10 Maret 2016) Pukul 16:04 WIB.
www.bukupramukaboyman.com/buku-pramuka-boyman-edisi-terbaru-2015 (Dikuti Pada TANGGAL 10 Maret 2016 ) pukul 16:27 WIB.
Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Tahun 2009.
Keputusan Presiden No. 238 Tahun 1961 Tentang Gerakan Pramuka.
Wakil Kementerian Pendidikan Nasional.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta pada 14 Agustus 2006

Gemari Edisi 67/Tahun VII/Agustus 2006. Revitalisasi Gerakan Pramuka Bagian Dari Revitalisasi Pendidikan Nasional, halaman 26.