Senin, 15 Januari 2018

PEMAIN DAN PENYUTRADARAAN Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kajian Drama

PEMAIN DAN PENYUTRADARAAN
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Kajian Drama

Dosen Pengampu : Ibu Siti Fitriyati, M.Pd.


Disusun oleh:
Prodi: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

1.      ANA WAHYU KUSNIATI                   : 14040004
2.      SONI RUDIYANTO                              : 14040015
3.      ROSITA OKTAVIA SARI                   : 14040032
4.      HENGKI IRAWAN                               :14040011
5.      KHOIRUL ANWAR                              : 14040027



 











SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2016
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

            Segala Puji bagi Allah yang telah memberikan Kami kemudahan sehingga Kami dapat menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktu yang ditentukan. Tanpa pertolongan- Nya mungkin Penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Tidak lupa Sholawat serta Salam Senantiasa Tercurahkan Kepada Junjungan Kita Nabi Agung, Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari Zaman Jahiliah ke Zaman yang terang benderang ini.
Makalah ini berisi mengenai ’’Pemain dan Penyutradaraan’’
            Tidak lupa Kami mengucapkan Terimakasih Kepada Dosen Pengampu yang telah mengarahkan Kami dalam menyusun Makalah analisis ini. Kami juga mengucapkan Terimakasih Kepada Teman-teman Mahasiswa yang juga sudah memberi Konstribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.

Semoga Makalah ini dapat memberikan Pengetahuan yang lebih luas kepada Pembaca. Penyusun membutuhkan Kritik dan saran dari Pembaca yang bersifat membangun, guna Terciptanya Makalah yang lebih baik di masa yang akan datang. Terimakasih.

Wassalamualaikum warahmatulahi wabarakatuh.


                                                                                    Pringsewu  Mei 2016
                                                                                    Penyusun


Kelompok

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar belakang
Seni adalah salah satu unsur kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sejajar dengan perkembangan manusia selaku penggubah dan penikmat seni. Kebudayaan adalah hasil pemikiran, karya dan segala aktivitas (bukan perbuatan), yang merefleksikan naluri secara murni. Seni memiliki nilai estetis (indah) yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide yang dinyatakan dalam bentuk aktivitas atau rupa sebagai lambang. Dengan seni kita dapat memperoleh kenikmatan sebagai akibat dari refleksi perasaan terhadap stimulus yang kita terima. Kenikmatan seni bukanlah kenikmatan fisik lahiriah, melainkan kenikmatan batiniah yang muncul bila kita menangkap dan merasakan simbol-simbol estetika dari penggubah seni. Dalam hal ini seni memiliki nilai spiritual. Kedalaman dan kompleksitas seni menyebabkan para ahli membuat definisi seni untuk mempermudah pendekatan kita dalam memahami dan menilai seni. Konsep yang muncul bervariasi sesuai dengan latar belakang pemahaman, penghayatan, dan pandangan ahli tersebut terhadap seni.

Salah satu seni yang kita perhatikan di sini adalah seni teater/ drama. Pertunjukkan teater tidak hanya untuk hiburan masyarakat penonton. Di balik itu, ada amanat yang ingin disampaikan kepada masyarakat tentang sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan sosial masyarakat. Kehidupan yang dimaksud menyangkut seluruh perilaku sosial yang berlaku pada kelompok masyarakat tertentu. Misalnya, kehidupan moral, agama, kehidupan ekonomi, dan kehidupan politik.





B.  Rumusan Masalah
1.      Apakah Pengertian pemain?
2.      Apa saja cara-cara yang dapat dilakukan untuk memilih pemain drama?
3.      Apa pengertian sutradara?
4.      Apa saja yang harus dilakukan seorang sutradara?
5.      Seperti apa yang dilakukan seorang sutradara?

C.  Tujuan Penulisan
1.      Sebagai bekal pembelajaran khususnya tentang penyutradaraan, dalam mempelajari Ilmu Kajian Drama.
2.      Sebagai tambahan Ilmu Pengetahuan.
3.      Untuk mempelajari apa saja yang terdapat dalam pembelajaran pada mata kuliah Kajian Drama.
4.      Untuk mempersiapkan dalam mengambil mata kuliah Pementasan Drama.

D.  Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penyusunan makalah ini, ialah sebagai berikut:















BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pemain
Pemain adalah orang yang memperagakan cerita. Agar dapat memerankan tokoh dengan baik, pemain harus dipilih secara tepat. Seorang pemain harus benar-benar dapat menyatu dengan tokoh yang diperankan. Untuk itu, ia harus menguasai dan mampu memerankan watak, tingkah laku, dan hal-hal lain yangmendukung perannya.

Pemain drama memegang peranan penting dalam keberhasilan suatu pementasan drama. Oleh karena itu, pemain harus benar-benar dipilih dengan tepat. Berikut ini cara-cara yang dapat dilakukan untuk memilih pemain drama tersebut secara tepat.
1.      Membaca naskah drama yang telah dipilih secara berulang-ulang. Hal ini bertujuan untuk memahami dan mendalami isi dialaog. Berdasarkan dialog-dialog tersebut akan diketahui watak tiap-tiap tokoh dan suasana yang terdapat dalam drama yang dimaksud.
2.      Setelah mengetahui watak tiap-tiap tokoh, segera tentukan watak pemain yang cocok dan mampu memerankan masing-masing tokoh tersebut.
3.      Selain pertimbangan watak, perlu dipertimbangkan hal-hal yang lain. Seperti usia, postur tubuh, mimik wajah, dan jenis suara.
4.      Kemampuan pemain menjadi pertimbangan penting. Pilihlah pemain yang “pintar”, artinya dalam watak tidak terlalu lama berlatih, pemain sudah dapat memainkan tokoh seperti yang dikehendaki naskah dan dapat memerankan tokoh apap saja.

Setiap orang yang bermain drama. Kemampuan bermain drama dapat dipelajari dengan berlatih. Di Yogyakarta ada sekolah khusus tentang drama, yaitu Akademi Seni Drama dan Film (Asdrafi). Di Akademi itu diajarkan tentang cara-cara berakting. Selain di Yogyakarta, di Jakarta ada sekolah khusus yang mengajarkan cara bermain drama, seperti Institut Kesenian Jakarta (IKJ) di Taman Ismail Maszuki (TIM)

B.  Sutradara
Sutradara adalah pemimpin dalam pementasan drama. Sutradara layaknya seorang panglima dalam sebuah pertempuran. Seorang panglima yang baik merupakan seorang prajurit yang baik. Demikian juga seorang sutradara yang baik, haruslah seorang aktor yang baik. Dengan demikian, ia tidak hanya pandai mengarahkan, tetapi juga pawai melakukannya.

Tugas seoarang sutradara sangat banyak dan beban tanggung jawabnya cukup berat. Sutradara harus memilih naskah, menetukan pokok-pokok penafsiran naskah, memilih pemain, melatih pemain, bekerja dengan staf, dan mengoordinasikan setiap bagian. Semua itu harus dilakukan dengan cermat.

Hal pertama yang harus dilakukan seorang sutradara adalah memilih naskah. Naskah itu harus dibaca berulang-ulang dan ditafsirkan sampai akhirnya mendapat kesimpulan tentang bagaimana watak tokoh-tokohnya, tata rias, tata panggung, tata suara, dan tata cahayanya. Selanjutnya,  sutradara memilih para pemain dengan dasar pertimbangan pemain tersebut sesuai dengan tokoh dalam cerita (baik postur, watak, maupun kemampuan berakting). Para pemain terpilih kedian diberikan panjelasan tentang lakon drama yang akan dipentaskan, watak para tokoh, dan hal-hal lain berkaitan dengan drama yang akan dipentaskan.

Tugas sutradara selanjutnya adalah melatih, membimbing, dan mengarahkan para pemain agar dapat memerankan tokoh-tokoh dalam cerita. Sutradara harus mampu menafsirkan watak tokoh cerita secara tepat, kemudian memindahkan watak itu kepada pemain yang dipilih. Sutradara juga harus tekun dan sabar dalam melatih hingga pemain menjadi layak tampil.

Selain pelatih sutradara juga berhak memberikan aba-aba, petunjuk, dan saran kepada pemain. Setiap pemain harus tunduk kepadanya. Semua kata-katanya harus didengarkan. Bahkan, jika perlu sutradara berhak mengganti seseorang pemain dengan pemain yang lebih sesuai dengan perannya. Semua hal tersebut semata-mata dilakukan demi keberhasilan suatu pentas.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa peran sutradara sangat penting. Tugas sutradara sangat banyak dan beban tanggung jawabnya sangat berat. Oleh karena itu, sutradara sebaiknya pandai dalam berbagai yang berhubungan dengan drama. Sebagai contoh yaitu:
1.      Mampu memilih naskah yang baik;
2.      Pandai menafsirkan watak para tokoh cerita;
3.      Piawai dalam memilih pemain;
4.      Sanggup memilih para pemain;
5.      Cekatan dalam mengoordinasikan semua bagian; dan
6.      Dapat bekerja sama dengan para pendukung pentas.

C.  Aktor dan Casting
Aktor dan aktris adalah tulang punggung pementasan. Dengan aktor-aktris yang tepat dan pengalaman, dapat deapat dimungkinkan pementasan yang bermutu, jika naskah baik dan sutradaranya cakap. Tokoh seperti Teguh dan Srimulat, Usmar Ismail, Wim Umbah, Teguh Karya, Rendra dan Arifin C. Noer, mampu mengorbitkan calon aktor menjadi aktor yang cukup tangguh, dengan kemampuan yang memadai.

Pemilihan aktor-aktris biasanya disebut casting. Ada 5 macam teknik, yaitu sebagai berikut.
a.       Casting  by Ability; pemilihan peran berdasarkan percakapan atau kemahiran yang sama atau mendekati peran yang dibawakan. Kecerdsan seseorang memegang peran penting dalam membawakan peran yang sulit dan dialognya panjang. Tokoh utama suatu lakon disamping persyaratan fisik dan psikologis, juga dituntut memiliki kecerdasan yang cukup tinggi, sehingga daya hafal dan daya tanggap yang cukup cepat.
b.      Casting to Type; pemilihan pemeran berdasarkan atas kecocokan fisik si pemain. Tokoh tua dibawakan oleh orang tua, tokoh pedagang dibawakan oleh orang yang ber jiwa dagang, dan sebagainya.
c.       Anti Type Casting; pemilihan peran bertentangan dengan watak dan ciri fisik yang dibawakan. Sering pula disebut edukational casting karena bermaksud mendidik seseorang memerankan wataknya sendiri dan ciri fisiknya sendiri.
d.      Casting to Emotional Temprament; adalah pemilihan pemeran berdasarkan observasi kehidupan pribadi calon pemeran. Mereka yang mempunyai banyak kecocokan dengan peran yang dibawakan dalam hal emosi dan tempramentnya, akan terpilih akan terpilih membawakan tokoh itu. Pengalaman masa lalu dalam hal emosi akan memudahkan pemeran tersebut dalam menghayati dan menampilkan dirinya dengan sesuai tuntunan cerita. Tempramen yang cocok juga akan membantu proses penghayatan diri peran yang di bawakan.
e.       Therapeutic Casting; adalah pemilihan pemeran dengan maksud untuk penyembuhan terhadap ketidakseimbangan psikologis dalam diri seseorang. Biasanya watak dan temprament pemeran bertentangan dengan tokoh yang dibawakan. Miasalnya, orang yang selalu ragu-ragu, harus berperan sebagai sebagai orang yang tegas, capat memutuskan sesuatu. Seseorang yan g curang, memerankan tokoh yang jujur atau penjahat berperan sebagai polisi. Jika kelainan jiwa cukup serius, maka bimbingan khusus sutradara akan membantu proses therapeutic itu.

Untuk dapat memilih pemeran dengan tepat, maka hendaknya pelatih drama membuat daftar yang berisi inventarisasi watak pelaku yang harus dibawakan, baik secara psikologis, fisiologis maupun sosiologis. Watak pelaku harus dirumuskan secara jelas. Sebab hanya dengan begitu, dapat dipilih pemeran lakon dengan lebih cepat. Dalam pementasan, aktor dan aktris harus ber-acting. Untuk teori acting akan dibicarakan dalam bagian tersendiri.

BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan

Pemain adalah orang yang memperagakan cerita. Agar dapat memerankan tokoh dengan baik, pemain harus dipilih secara tepat. Seorang pemain harus benar-benar dapat menyatu dengan tokoh yang diperankan. Kemampuan bermain drama dapat dipelajari dengan berlatih.

Sutradara adalah pemimpin dalam pementasan drama. Sutradara layaknya seorang panglima dalam sebuah pertempuran. Seorang panglima yang baik merupakan seorang prajurit yang baik. Demikian juga seorang sutradara yang baik, haruslah seorang aktor yang baik

B.  Saran
Makalah ini merupakan bagian dari media pembelajaran, dengan mendalami isi makalah ini kita dapat mengetahui apa itu pemain dan sutradara. Khususnya kepada kaum muda agar seni teater tidak hilang begitu saja tetapi bisa diwariskan kepada segenap penerus bangsa sehingga negara Indonesia bisa disebut sebagai salah satu negara yang hebat dalam dunia seni.











DAFTAR PUSTAKA

Putra Bintang Angkasa. 2012. Drama Teori dan Pementasan. Yogyakarta: PT Citra Aji Parama.
Waluyo Herman J. 2001. Drama Teori dan Pengajarannya. Yogyakarta: PT Handika Graha Widya.

























SUMBER
Idi Abdilah. 2014. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Jakarta: PT. Persada.
http:/www.proenglishteacher.com/2015/04karakteristik-k-13-dalam-pembelajaran.html. (dikutip pada tanggal 14 mei 2016 pukul 21:30 WIB).

http:/gozeant.blogspot.co.id/2013/06/konsep-dasar-kurikulum-2013.html. (dikutip pada tanggal 14 mei 2016 pukul 21:11 WIB).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar