Sabtu, 28 Oktober 2017

PENGERTIAN DAN HAKIKAT WACANA

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Mata Kuliah Wacana BI

Dosen Pengampu: Drs. Wanawir AM, M.M., M.Pd.



Disusun Oleh:
Kelompok 1

ANA WAHYU KUSNIATI             14040004
INTAN SITI SOLEHA                    14040023






SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2017


KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya diperuntukkan kepada Sang Maha Pencipta dan Pemilik jiwa dan ruh seluruh makhluk dan telah menjadikan Muhammad, Rasulullah saw sebagai teladan dan anutan bagi seluruh umat manusia di dunia dan akhirat. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi termulia, Muhammad saw, segenap keluarganya, sahabat-sahabat, dan umat yang senantiasa memegang teguh ajarannya sampai hari berbangkit. penyusun doakan semoga kita semua berada dalam rahmat dan ridho-Nya, sehingga tak sedikitpun ruang dan waktu, melainkan memberikan manfaat untuk umat dalam keseharian kita, Aamiin.
Dengan terselesaikannya makalah dengan Judul “Pengertian dan Hakikat Wacana”, ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada :
Bapak Wanawir AM, M.M., M.Pd. Selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Wacana BI. Penulis  menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, ’’tidak ada jalan yang tidak berlubang’’ maka tidak ada manusia yang sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan penulisan makalah dimasa yang akan datang. Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan bagi semua pihak yang telah membaca makalah ini.


Pringsewu,   Oktober 2017
Penyusun,


Kelompok 1




A.    Latar belakang
Istilah wacana berasal dari kata sansekerta yang bermakna ucapan atau tuturan. Kata wacana adalah salah satu kata yang banyak disebut seperti halnya demokrasi, hak  asasi manusia, dan lingkungan hidup. Seperti halnya banyak kata yang digunakan, kadang-kadang pemakai bahasa tidak mengetahui secara jelas apa pengertian dari kata yang digunakan tersebut. Ada yang mengartikan wacana sebagai unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Ada juga yang mengartikan sebagai pembicaraan. Kata wacana juga banyak dipakai oleh banyak kalangan mulai dari studi bahasa, psikologi, sosiologi, politik, komunikasi, sastra dan sebagainya.
Pembahasan wacana berkaitan erat dengan pembahasan keterampilan berbahasa terutama keterampilan berbahasa yang bersifat produktif , yaitu berbicara dan menulis. Baik wacana maupun keterampilan berbahasa, sama-sama menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Wacana berkaitan dengan unsur intralinguistik (internal bahasa) dan unsur ekstralinguistik yang berkaitan dengan proses komunikasi seperti interaksi sosial (konversasi dan pertukaran) dan pengembangan tema (monolog dan paragraf).
Realitas wacana dalam hal ini adalah eksistensi wacana yang berupa verbal dan nonverbal. Rangkaian kebahasaan verbal atau language exist (kehadiran kebahasaan) dengan kelengkapan struktur bahasa, mengacu pada struktur apa adanya; nonverbal atau language likes mengacu pada wacana sebagai rangkaian nonbahasa (rangkaian isyarat atau tanda-tanda yang bermakna). Wujud wacana sebagai media komunikasi berupa rangkaian ujaran lisan dan tulis. Sebagai media komunikasi wacana lisan, wujudnya dapat berupa sebuah percakapan atau dialog lengkap dan penggalan percakapan. Wacana dengan media komunikasi tulis dapat berwujud sebuah teks, sebuah alinea, dan sebuah wacana.
Berdasarkan uraian di atas ,betapa pentingnya apa  itu wacana dan memahami nya supaya tidak terjadinya kesalah pahaman dalam pengertian wacana , maka dari itu kami menbahas topik  hakikat wacana


B.     Rumusan masalah

Untuk menghindari adanya kesimpangsiuran dalam makalah ini,maka kami membatasi masalah-masalah yang akan dibahas diantaranya :
1.    Apa pengertian wacana ?
2.     Bagaimanakah hakikat wacana?

C.    Tujuan dan manfaat

Dalam penyusun makalah ini kelompok kami memiliki beberapa tujuan dan manfaat :
1.    Untuk mengetahui tentang pengertian wacana
2.    Untuk mengetahui tentang hakikat wacana.

D.    Metode Penulisan
Metode yang digunakan kelompok kami adalah metode Deskripsi atau kajian pustaka



















E.     Pembahasan

a.       Hakikat wacana dan Pengertian Wacana
Kata wacana adalah salah satu kata yang banyak disebut seperti halnya demokrasi, hak asasi manusia, dan lingkungan hidup. Seperti halnya banyak kata yang digunakan, kadang-kadang pemakai bahasa tidak mengetahui secara jelas apa pengertian dari kata yang digunakan tersebut. Ada yang mengartikan wacana sebagai unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Ada juga yang mengartikan sebagai pembicaraan. Kata wacana juga banyak dipakai oleh banyak kalangan mulai dari studi bahasa, psikologi, sosiologi, politik, komunikasi, sastra dan sebagainya.

b.      Pengertian Wacana
Secara bahasa wacana berasal dari bahasa Sansekerta: wac/wak/vak” yang artimya “berkata, berucap” kemudian kata tersebut mengalami perubahan menjadi wacana. Kata “ana” yang berada dibelakang adalah bentuk sufiks (akhiran) yang bermakna “membedakan”. Dengan demikian, kata wacana dapat diartikan sebagai perkataan atau tuturan.

Wacana adalah rentetan kalimat yang saling berkaitan dan menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi lainnya di dalam kesatuan makna (semantis) antarbagian di dalam suatu bangun bahasa. Wacana merupakan satuan bahasa terlengkap dan utuh karena setiap bagian di dalam wacana itu berhubungan secara padu. Wacana di dalam kebahasaan menempati hierarki teratas karena merupakan satuan gramatikal tertinggi dan terbesar. Wacana dapat berupa kata, kalimat, paragraf, atau karangan utuh yang lebih besar, seperti buku atau artikel yang berisi amanat lengkap. Kata yang digunakan dalam wacana haruslah berpotensi sebagai kalimat, bukan kata yang lepas konteks. Wacana amat bergantung pada keutuhan unsur makna dan konteks yang melingkupinya.

Menurut Abdul Chaer (2012:267) Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap, sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar.Wacana dikatakan lengkap karena di dalamnya terdapat konsep, gagasan, pikiran atau ide yang utuh, yang bisa dipahami oleh pembaca (dalam wacana tulis) atau oleh pendengar (dalam wacana lisan) tanpa keraguan apapun.Wacana dikatakan tertinggi atau terbesar karena wacana dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal dan persyaratan kewacanaan lainnya (kohesi dan koherensi).Kekohesian adalah keserasian hhubungan antar unsur yang ada. Wacana yang kohesif bisa menciptakan wacana yang koheren (wacana yang baik dan benar).

Senada dengan pendapat ahli Adiwimarta, dkk (dalam Fatimah Djajasudarma, 2010: 2) wacana adalah perkataan, ucapan, tutur yang merupakan satu kesatuan, keseluruhan tutur. Sedangkan dalam Kushartanti dkk (2005:92)wacana adalah kesatuan makna semantis antarbagian didalam suatu bangun bahasa dengan kesatuan makna, wacana dilihat sebagai bangun bahasa yang utuh karena setiap bagian di dalam wacana itu berhubungan secara padu.

Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat kami simpulkan bahwa wacana adalah satuan bahasa yang lengkap yang disajikan secara teratur dan membentuk suatu makna. Wacana adalah rangkaian ujaran lisan maupun tulisan yang mengungkapkan suatu hal, disajikan secara teratur (memiliki kohesi dan koherensi), dibentuk oleh unsur segmental dan nonsegmental bahasa. Mempelajari wacana berarti pula mempelajari bahasa dalam pemakaian. Di samping itu, pembicaraan tentang wacana membutuhkan pengetahuan tentang kalimat dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kalimat.










F.     Kesimpulan
Istilah wacana berasal dari kata sansekerta yang bermakna ucapan atau tuturan. Kata wacana adalah salah satu kata yang banyak disebut seperti halnya demokrasi, hak asasi manusia, dan lingkungan hidup. . Wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan sehingga membentuk makna yang serasi di antara uraian kalimat-kalimat tersebut. Banyak hal yang di bahas dalam konsep dasar wacan ini, antara lain  hakikat wacana yakni banyak kata yang digunakan, kadang-kadang pemakai bahasa tidak mengetahui secara jelas apa pengertian dari kata yang digunakan tersebut. Seperti halnya banyak kata yang digunakan, kadang-kadang pemakai bahasa tidak mengetahui secara jelas apa pengertian dari kata yang digunakan tersebut. Ada yang mengartikan wacana sebagai unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Wacana merupakan satuan bahasa di atas tataran kalimat yang digunakan untuk berkomunikasi dalam konteks sosial.Satuan bahasa itu dapat berupa rangkaian kalimat atau ujaran.Wacana dapat berbentuk lisan atau tulis .












DAFTAR LITERASI
Abdul Chaer. (2012). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Kushartanti dkk. (2005). Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Fatimah Djajasudarma. (2010). Wacana Pemahaman dan Hubungan Antarunsur. Bandung: Refika Aditama.


Yulita Atik Marchita. (2012). Hakikat Wacana. [Online]. Tersedia: http://yulitamarchita.blogspot.co.id/2012/12/makalah-wacana.html [11 Oktober 2017]
MAKALAH
ORGANISASI OTONOM
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Kemuhammadiyahan III


Dosen Pengampu      : Bapak Sutikno, M.Pd.I.


Disusun Oleh:

1.      Ana Wahyu Kusniati                    NPM   14040004
2.      Anita Sari                                      NPM   14040030
3.      Runi Setiasih                                 NPM   14040019


preview_html_m75a3248b
 










SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2017

KATA PENGANTAR

Segala  puji  hanya  milik  Allah SWT.  Shalawat  dan  salam  selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW.  Berkat  limpahan  dan rahmat-Nya penyusun  mampu  menyelesaikan  tugas  makalah ini guna memenuhi tugas  mata kuliah Kemuhammadiyahan III.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Organisasi Ortonom (ORTOM). Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung, kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,  kepada  dosen  pembimbing,  kami meminta  masukannya  demi  perbaikan  pembuatan  makalah kami  di  masa  yang  akan  datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Pringsewu,  September  2017
Penyusun,


Kelompok 2

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang..................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah................................................................................. 1
C.     Tujuan................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Organisasi Otonom............................................................. 2
B.     Macam-Macam Organisasi Otonom..................................................... 4

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan........................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG

Gerakan penting Muhammadiyah mulai dari gerakan amal usaha di bidang pendidikan, kesehatan, sosial dan dakwah terus dikembangkan. Di bidang pendidikan, secara kuantitatif jumlah sekolah atau lembaga pendidikan yang dimiliki Muhammadiyah luar biasa banyaknya. Tidak ada organisasi lain yang memiliki sebanyak prestasi kuantitatif tersebut.

Lembaga pendidikan Muhammadiyah adalah fungsi perkaderan, karena dalam sejarahnya sekolah atau lembaga pendidikan yang sejak awal dirintis oleh KH Ahmad Dahlan, selain untuk mencerdaskan anak-anak bangsa juga didesain untuk mencetak kader-kader Muhammadiyah. Meskipun demikian, dari sekian ribu lembaga pendidikan dan amal usaha tersebut harus diakui masih memerlukan kerja keras agar dapat terkalola dengan baik dan menjadi lembaga amal usaha yang unggul atau bermutu. Tujuan awal didirikannya Muhammadiyah oleh KH Ahmad Dahlan adalah sebagai mediator pembelajaran agama Islam kepada masyarakat. Tantangan  memikirkan dan mengatasi nasib bangsa yang kian terpuruk menjadi agenda yang lebih utama.

B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Pengertian organisasi ortom Muhammadiyah?
2.      Apa saja  macam-macam Organisasi Otonom?

C.     TUJUAN
1.      Untuk mengetahui pengertian organisasi otonom Muhammadiyah.
2.      Untuk mengetahui macam-macam Organisasi Otonom.
BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Organisasi Otonom

Menurut bahasa "otonom" berasal dari 2 "Auto" yang berarti sendiri dan "Nomos" yang berarti aturan. sedangkan menurut istilah organisasi otonom ialah organisasi yang berada dalam organisasi, tetapi memiliki hak uuntuk mengatur dirinya sendiri. organisasi otonom bisa disingakt menjadi Ortom.

Organisasi Otonom Muhammadiyah memiliki strukur sebagaimana Strukur Muhammadiyah yaitu mulai dari tingkat pusat, wilayah, daerah, cabang dan ranting. Maksud dan tujuan Organisasi Otonom ialah dalam rangka efesiensi, pengembangan dan kaderisasi persyarikatan Muhammadiyah.

Organisasi Otonom Muhammadiyah ialah organisasi atau badan yang dibentuk oleh Persyarikatan Muhammadiyah yang dengan bimbingan dan pengawasan, diberi hak dan kewajiban untuk mengatur rumah tangga sendiri, membina warga Persyarikatan Muhammadiyah tertentu dan dalam bidang-bidang tertentu pula dalam rangka mencapai maksud dan tujuan Persyarikatan Muhammadiyah.

Organisasi Otonom (Ortom) Muhammadiyah sebagai badan yang mempunyai otonomi dalam mengatur rumah tangga sendiri mempunyai jaringan struktur sebagaimana halnya dengan Muhammadiyah, mulai dari tingka pusat, tingkat propinsi, tingkat kabupaten, tingkat kecamatan.

Ortom Muhammadiyah ditetapkan oleh Tanwir Muhammadiyah (Lembaga Permusyawaratan Tertinggi setelah Muktamar Muhammadiyah) dan dilaksanakan dengan Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Adapun tujuan pembentukan Ortom Muhammadiyah adalah sebagai berikut:
1.      Efisiensi dan efektifitas Persyarikatan Muhammadiyah.
2.      Pengembangan Persyarikatan Muhammadiyah.
3.      Dinamika Persyarikatan Muhammadiyah.
4.      Kaderisasi Persyarikatan Muhammadiyah

a.       Hak dan Kewajiban Ortom
a)      Hak Ortom Muhammadiyah:
1.      Mengelola kepentingan, aktifitas dan amal usaha yang didirikan ortomnya.
2.      Menjalin hubungan baik dengan organisasi badan lain di luar persyarikatan Muhammadiyah.
3.      Memberi saran kepada persyarikatan baik diminta atau atas kemauannya sendiri.
4.      Mengusahakan dan mengelola keuangan sendiri.

b)      Kewajiban Ortom Muhammadiyah
1.      Melaksanakan seluruh keputusan persyarikatan
2.      Menjaga nama baik persyarikatan muhammadiyah
3.      Membina anggota - anggotanya agar menjadi warga Muhammadiyah yang baik.
4.      Membina hubungan dan kerjasama yang baik dengan sesama ortom.
5.      Melaporkan semua aktifitasnya kepada persyarikatan Muhammadiyah.
6.      Menyalurkan bakat, minat ataupun kemampuan anggotannya dalam aktifitas dan amal usaha Muhammadiyah.
2.      Macam-macam Organisasi Otonom
Ortom dalam Persyarikatan Muhammadiyah mempunyai karakteristik dan spesifikasi bidang tertentu. Adapun Ortom dalam Persyarikatan Muhammadiyah yang sudah ada ialah sebagai berikut :
1.      ‘AISYIYAH
‘Aisyiyah adalah organisasi perempuan Persyarikatan Muhammadiyah, merupakan gerakan Islam, dakwah amar makruf nahi munkar dan tajdid yang berasas Islam serta bersumber kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah.
VISI IDEAL
Tegaknya agama Islam dan terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

VISI PENGEMBANGAN
Tercapainya usaha-usaha ‘Aisyiyah yang mengarah pada penguatan dan pengembangan dakwah amar ma’ruf nahi munkar secara lebih berkualitas menuju masyarakat madani.

MISI
Misi ‘Aisyiyah diwujudkan dalam bentuk amal usaha, program, dan kegiatan, meliputi:
1)      Menanamkan keyakinan, memperdalam dan memperluas pemahaman, meningkatkan pengamalan serta menyebarluaskan ajaran Islam dalam segala aspek kehidupan.
2)      Meningkatkan harkat dan martabat kaum perempuan sesuai dengan ajaran Islam.
3)      Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengkajian terhadap ajaran Islam.
4)      Memperteguh iman, memperkuat dan menggembirakan ibadah, serta mempertinggi akhlak.
5)      Meningkatkan semangat ibadah, jihad, zakat, infaq, shodaqoh, wakaf, hibah, membangun dan memelihara tempat ibadah serta amal usaha yang lain.
6)      Membina Angkatan Muda Muhammadiyah Puteri untuk menjadi pelopor, pelangsung, dan penyempurna gerakan ‘Aisyiyah.
7)      Meningkatkan pendidikan, mengembangkan kebudayaan, memperluas ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menggairahkan penelitian.
8)      Memajukan perekonomian dan kewirausahaan ke arah perbaikan hidup yang berkualitas.
9)      Meningkatkan dan mengembangkan kegiatan dalam bidang-bidang sosial, kesejahteraan masyarakat, kesehatan, dan lingkungan hidup.
10)  Meningkatkan dan mengupayakan penegakan hukum, keadilan dan kebenaran, serta memupuk semangat kesatuan dan persatuan bangsa.
11)  Meningkatkan komunikasi, ukhuwah, kerjasama di berbagai bidang dan kalangan masyarakat baik dalam dan luar negeri.
12)  Usaha-usaha lain yang sesuai dengan maksud dan tujuan organisasi.

2.      PEMUDA MUHAMMADIYAH

Awal berdirinya Pemuda Muhammadiyah secara kronologis dapat dikaitkan dengan keberadaan Siswo Proyo Priyo (SPP), suatu gerakan yang sejak awal diharapkan KH. Ahmad Dahlan dapat melakukan kegiatan pembinaan terhadap remaja atau pemuda Islam. Dalam perkembangannya SPP mengalami kemajuan yang pesat, hingga pada Konggres Muhammadiyah ke-21 di Makasar pada tahun 1932 diputuskan berdirinya Muhammadiyah bagian pemuda, yang merupakan bagian dari organisasi dalam Muhammadiyah yang secara khusus mengasuh dan mendidik para pemuda keluarga Muhammadiyah. Keputusan Muhammadiyah tersebut mendapat sambutan luar biasa dari kalangan pemuda keluarga Muhammadiyah, sehingga dalam waktu relatif singkat Muhammadiyah Bagian Pemuda telah terbentuk di hampir semua ranting dan cabang Muhammadiyah.

Dengan demikian pembinaan Pemuda Muhammadiyah menjadi tanggung jawab pimpinan Muhammadiyah di masing-masing level. Misalnya, di tingkat Pimpinan Pusat Muhammadiyah tanggung jawab mengasuh, mendidik dan membimbing Pemuda Muhammadiyah diserahkan kepada Majelis Pemuda, yaitu lembaga yang menjadi kepanjangan tangan dan pembantu Pimpinan Pusat yang memimpin gerakan pemuda.

Selanjutnya dengan persetujuan Majelis Tanwir, Muhammadiyah Bagian Pemuda dijadikan suatu ortom yang mempunyai kewenangan mengurusi rumah tangga organisasinya sendiri. Akhirnya pada 26 Dzulhijjah 1350 H bertepatan dengan 2 Mei 1932 secara resmi Pemuda Muhammadiyah berdiri sebagai ortom.

Pemuda Muhammadiyah adalah organisasi otonom di lingkungan Muhammadiyah yang merupakan gerakan dakwah Islam amar ma'ruf nahi mungkar di kalangan pemuda, beraqidah Islam, dan bersumber pada al-Quran dan Sunnah Rasul. Organisasi ini didirikan dengan maksud dan tujuan untuk menghimpun, membina, dan menggerakkan potensi Pemuda Islam serta meningkatkan perannya sebagai  kader untuk mencapai tujuan Muhammadiyah.

Pencapaian maksud dan tujuan tersebut dilakukan dengan upaya-upaya sebagai berikut:
1)      Meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah  Subhanahu Wa ta'ala.
2)      Memperdalam ilmu, memperluas pengetahuan dan meningkatan kecerdasan  serta mengamatkan sesuai dengan ajaran Islam.
3)      Memperdalam dan meningkatkan pemahaman  Agama Islam.
4)      Mengadakan dakwah di kalangan pemuda dan remaja.
5)      Meningkatkan fungsi dan peran pemuda Muhammadiyah sebagai kader Muhammadiyah, kader umat Islam, dan kader bangsa.
6)      Memasyarakatkan dan meningkatkan kegiatan olahraga sebagai sarana dakwah Islamiyah.
7)      Menumbuhkan dan mengembangkan seni budaya yang bernafaskan Islam.
8)      Menggembirakan beramal yang diridhai Allah dan hidup tolong-menolong (ta'awun) dalam ukhuwah Islamiyah.
9)      Usaha-usaha lain yang tidak menyalahi tujuan.

Susunan organisasi Pemuda Muhammadiyah dibuat secara berjenjang dari tingkat Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang, dan tingkat Ranting. Pimpinan Pusat adalah kesatuan wilayah-wilayah dalam ruang lingkup nasional. Pimpinan Wilayah adalah kesatuan daerah-daerah dalam tingkat propinsi atau daerah tingkat I.

Pimpinan Daerah adalah kesatuan cabang- cabang dalam tingkat kabupaten atau kota madia atau daerah tingkat II. Sedangkan Pimpinan Cabang adalah kesatuan ranting-ranting dalam satu tempat tertentu (setingkat kecamatan). Pimpinan Ranting adalah kesatuan anggota-anggota datam satu tempat tertentu (setingkat desa). Saat ini, Pemuda Muhammadiyah telah menjangkau seluruh wilayah Indonesia.

3.      NASYIATUL AISYIYAH

Susunan organisasi NA dibuat secara berjenjang dari tingkat Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang, dan tingkat Ranting. Pimpinan Pusat adalah kesatuan wilayah- wilayah dalam ruang lingkup nasional PimpinanWilayah adalah kesatuan daerah-daerah dalam tingkat propinsi atau daerah tingkat I. Pimpinan Daerah adalah kesatuan cabang-cabang dalam tingkat kabupaten atau kota. Sedangkan Pimpinan Cabang adalah kesatuan ranting-ranting dalam satu kecamatan. Pimpinan Ranting adalah kesatuan anggota-anggota dalam satu sekolah, desa atau kelurahan atau tempat lainnya. Saat ini, Nasyiatul Aisyiyah telah menjangkau seluruh wilayah Indonesia.

Prinsip Gerakan  NasyiatulAisyiyah, sering juga disebut Nasyiah, adatah organisasi otonom dan kader Muhammadiyah yang merupakan gerakan putri Islam yang bergerak di bidang keagamaan, kemasyarakatan dan keputrian. Tujuan organisasi ini ialah membentuk pribadi putri Islam yang berarti bagi agama, keluarga dan bangsa menuju terwujudnya masyarakat utama, adil, dan makmur yang diridhai oleh Allah.
Pencapaian tujuan tersebut dilakukan dengan upaya-upaya sebagai berikut:
1)      Menanamkan Al-Islam yang bersumber pada Al-Quran dan Hadis sesuai dengan jiwa Muhammadiyah kepada anggota-anggotanya sebagai dasar pendidikan putri dan sebagai pedoman berjuang.
2)      Mendidik anggota-anggotanya agar memiliki kepribadian putri Islam.
3)      Mendidik anggota-anggotanya untuk mengembangkan ketrampilan dan keaktifannya sebagai seorang putri serta mengamalkannya sesuai  dengan tuntunan Islam.
4)      Mendidik dan membina kader-kader pimpinan untuk kepentingan agama, organisasi dan masyarakat.
5)      Mendidik anggota-anggotanya untuk menjadi mubalighat motivator yang baik.
6)      Meningkatkan fungsi Nasyiah sebagai pelopor, pelangsung dan penyempurna amal usaha    Muhammadiyah atau Aisyiyah.
7)      Membina ukhuwah Islamiyah.
8)      Usaha-usaha lain yang sesuai dengan tujuan  organisasi.

4.      IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah gerakan mahasiswa Islam yang bergerak di bidang keagamaan, kemasyarakatan, dan kemahasiswaan. Tujuan IMM adatah mengusahakan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.

Dalam mencapai tujuan tersebut, Ikatan  Mahasiswa Muhammadiyah melakukan beberapa  upaya strategis sebagai berikut :
1)      Membina para anggota menjadi kader persyarikatan Muhammadiyah, kader umat, dan kader bangsa, yang senantiasa setia  terhadap keyakinan dan cita-citanya.
2)      Membina para anggotanya untuk selalu tertib  dalam ibadah, tekun dalam studi, dan  mengamalkan ilmu pengetahuannya untuk  melaksanakan ketaqwaannya dan pengab diannya kepada allah SWT.
3)      Membantu para anggota khusus dan mahasiswa pada umumnya dalam menyelesaikan kepentingannya.
4)      Mempergiat, mengefektifkan dan menggembirakan dakwah Islam dan dakwah amar ma'ruf nahi munkar kepada masyarakat khususnya masyarakat mahasiswa.
5)      Segala usaha yang tidak menyalahi azas, gerakan dan tujuan organisasi dengan mengindahkan segala hukum yang berlaku dalam Republik Indonesia.

Susunan organisasi IMM dibuat   secara  berjenjang dari tingkat Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang, dan  Komisariat. Dewan Pimpinan Pusat adatah tingkat  pimpinan tertinggi di IMM yang menjangkau ruang lingkup nasional. Dewan Pimpinan Daerah adatah pimpinan organisasi yang menjangkau suatu kesatuan wilayah tertentu yang terdiri dari cabang-cabang IMM. Pimpinan Cabang adalah pimpinan organisasi yang menjangkau satu kesatuan komisariat IMM. Komisariat IMM adatah kesatuan anggota-anggota IMM dalam sebuah perguruan tinggi atau kelompok tertentu. Saat ini, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah telah menjangkau seluruh wilayah Indonesia.

Adapun maksud didirikannya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah antara lain adatah sebagai berikut:
1)      Turut memelihara martabat dan membela  kejayaan bangsa
2)      Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam
3)      Sebagai upaya menopang, melangsungkan, dan meneruskan cita-cita pendirian Muhammadiyah.
4)      Sebagai pelopor, pelangsung, dan penyempurna  amal usaha Muhammadiyah.
5)      Membina, meningkatkan, dan memadukan iman dan ilmu serta amal dalam kehidupan bangsa, ummat, dan persyarikatan.
5.      IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH

Ikatan Pelajar Muhammadiyah sebagai organisasi para pelajar yang terpanggil pada misi Muhammadiyah dan ingin tampil sebagai pelopor, pelangsung dam penyempurna perjuangan Muhammadiyah. Upaya dan keinginan pelajar. Muhammadiyah untuk mendirikan organisasi pelajar Muhammadiyah telah dirintis sejak tahun 1919. Akan tetapi selalu saja mendapat halangan dan rintangan dari berbagai pihak, termasuk oleh Muhammadiyah sendiri.

Aktivitas pelajar Muhammadiyah untuk membentuk kader organisasi Muhammadiyah di kalangan pelajar akhirnya mendapat titik –titik terang dan mulai menunjukkan keberhasilannya, yaitu ketika pada tahun 1958, Konferensi Pemuda Muhammdiyah di garut menempatkan organisasi pelajar Muhammmadiyah di bawah pengawasan Pemuda Muhammadiyah.

Maksud dan Tujuan IPM “Terbentuknya pelajar muslim yang berakhlaq mulia,berilmu dan terampil dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran islam sehingga terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya“
Semboyan IPM “Nuun Walqolami Wamaa Yathurun” artinya demi qolam (pena) dan apa yang mereka tulis (Q.S 68 : 1 Al- Qolam)

Keputusan Konferensi Pemuda Muhammadiyah di Garut tersebut diperkuat pada Muktamar Pemuda Muhammadiyah II yang berlangsung pada tanggal 24-28 Juli 1960 di Yogyakarta yakni dengan memutuskan untuk membentuk IPM (Keputusan II/ no.4).

Keputusan tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
Muktamar meminta kepada PP Muhammdiyah Majelis Pendidikan bagian Pendidikan dan pengajaran supaya memberi kesempatan dan mengerahkan Kompetensi Pembentukan IPM kepada Pemuda Muhammadiyah.
Muktamar mengamanahkan kepada PP Pemuda Muhammadiyah untuk menyusun konsepsi Ikatan Pelajar Muhammadiyah dan untuk segera dilaksanakan setelah mencapai persesuaian pendapat dengan PP Muhammadiyah Majelis Pendidikan dan Pegajaran.

Setelah ada kesepakatan antara PP Pemuda Muhammadiyah dan PP Muhammadiyah Majelis Pendidikan dan Pengajaran pada tangggal 15 Juni 1961 ditandatanganilah peraturan bersama tentang organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah.

Rencana pendirian IPM tersebut dimatangkan lagi di dalam Konferensi Pemuda Muhammadiyah di Surakarta tanggal 18-20 Juli 1961 dan secara nasional melalui forum tersebut IPM dapat berdiri dengan Ketua Umum Herman Helmi farid Ma’ruf, Sekretaris Umum Muhammmad Wirsyam Hasan.

Ditetapkan pula pada tangggal 5 Shafar 1381 bertepatan tanggal 18 Juli 1961 M sebagai hari kelahiran Ikatan Pelajar Muhammadiyah.

6.      TAPAK SUCI PUTRA MUHAMMADIYAH

Tapak Suci Putera Muhammadiyah adalah organisasi otonom di lingkungan Muhammadiyah yang beraqidah Islam, bersumber pada Al-Qur'an dan As-sunnah, berjiwa persaudaraan, dan merupakan perkumputan dan perguruan seni bela diri. Maksud dan tujuan Tapak Suci adatah sebagaiberikut:
1)      Mendidik serta membina ketangkasan dan ketrampilan pencak sitat sebagai seni beladiri Indonesia.
2)      Memelihara kemurnian pencak sitat sebagai seni beladiri Indonesia yang sesuai dan tidak menyimpang dari ajaran Islam sebagai budaya bangsa yang luhur dan bermoral.
3)      Mendidik dan membina anggota untuk menjadi kader Muhammadiyah.
4)      Metalui seni beladiri menggembirakan dan mengamalkan dakwah amar ma'ruf nahi munkar dalam usaha mempertinggi ketahanan Nasional.
Pencapaian maksud dan tujuan Tapak Suci tersebut dilakukan dengan upaya-upaya berikut:
1)      Memperteguh iman, menggembirakan dan memperkuat ibadah serta mempertinggi akhlaq yang mulia sesuai dengan ajaran Islam.
2)      Menyelenggarakan pembinaan dan pendidikan untuk melahirkan Kader Muhammadiyah.
3)      Menyelenggarakan pembinaan seni Beladiri Indonesia.
4)      Mengadakan penggalian dan penelitian limu Seni Beladiri untuk meningkatkan dan mengembangkan kemajuan Seni Beladiri Indonesia.
5)      Aktif datam lebaga olahraga dan seni baik yang diadakan oleh Pemerintah maupun swasta yang tidak menyimpang dari maksud dan tujuan Tapak Suci.
6)      Menggembirakan penyelenggaraan dakwah amar ma'ruf nahi mungkar sesuai dengan proporsi seni beladiri.
7)      Menyelenggarakan pertandingan dan tomba serta pertemuanuntuk memperluas pengalaman dan persaudaraan.
8)      Menyelenggarakan usaha lain yang dapat mewujudkan tercapainya meksud dan tujuan.

Susunan organisasi Tapak Suci dibuat secara berjenjang dari tingkat Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, dan Pimpinan Cabang. Pimpinan Pusat Tapak Suci adatah pimpinan tertinggi yang melaksanakan kepemimpinan dan bertanggung jawab keluar dan ke dalam. Pimpinan Wilayah Tapak Suci berkedudukan di ibu kota propinsi atau daerah tingkat I, bertindak sebagai Pimpinan Wilayah sekaligus Komisaris Pimpinan Pusat yang melaksanakan koordinasi administrasi dan operasional daerah. Pimpinan Daerah Tapak Suci berkedudukan di setiap kabupaten atau kota administrasi sebagai pelaksana administrasi dan bertindak secara operasional. Untuk melancarkan tugas operasional, Pimpinan Daerah dapat  mendirikan cabang Tapak Suci di daerahnya. Pimpinan Pusat juga dapat membentuk Perwakilan Wilayah di luar negeri sebagai pelaksana administrasi dan bertindak secara operasional.

Keanggotaan Tapak Suci terdiri dari siswa, anggota penuh, dan anggota kehormatan. Yang dapat diterima menjadi Siswa Tapak Suci adalah anak-anak, remaja, dewasa putra-putri beragama Islam yang menyetujui anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Tapak Suci serta telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Anggota Penuh Tapak Suci terdiri dari Kader, Pendekar dan Pimpinan Tapak Suci yang telah memenuhi persyaratan keanggotaan yang diatur di dalam Anggaran Rumah Tangga. Sedangkan anggota kehormatan Tapak Suci adalah orang yang karena jabatannya, kedudukannya dan atau keahliannya telah diangkat oleh Pimpinan Pusat Tapak Suci dengan surat ketetapan.

7.      HIZBUL WATHAN

Kepanduan Hizbul Wathan adalah organisasi otonom Persyarikatan Muhammadiyah yang bergerak dalam bidang pendidikan kepanduan putra maupun putri, merupakan gerakan Islam dan dakwah amar makruf nahi munkar, berakidah Islam dan bersumberkan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Organisasi ini didirikan dengan tujuan untuk mewujudkan masyarakat utama, adil dan makmur yang diridlai Allah dengan jalan menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam lewat jalur pendidikan kepanduan.

Pencapaian maksud dan tujuan HW dilakukan dengan upaya-upaya sebagai berikut:
1)      Melalui jalur kepanduan ingin meningkatkan pendidikan angkatan muda putra ataupun putri menurut ajaran Islam.
2)      Mendidik angkatan muda putra dan putri agar menjadi manusia muslim yang berakhlak mulia, berbudi luhur sehat jasmani dan rohani.
3)      Mendidik angkatan muda putra dan putrid menjadi generasi yang taat beragama, berorganisasi, cerdas dan trampil.
4)      Mendidik generasi muda putra dan putri gemar beramal, amar makruf nahi munkar dan berlomba dalam kebajikan.
5)      Meningkatkan dan memajukan pendidikan dan pengajaran, kebudayaan serta memperluas ilmu pengetahuan sesuai dengan ajaran agama Islam.
6)      Membentuk karakter dan kepribadian sehingga diharapkan menjadi kader pimpinan dan pelangsung amal usaha Muhammadiyah.
7)      Memantapkan persatuan dan kesatuan serta penanaman rasa demokrasi serta ukhuwah sehingga berguna bagi agama, nusa dan bangsa.
8)      Melaksanakan kegiatan lain yang sesuai dengan tujuan organisasi.

Susunan organisasi Hizbul Wathan dibuat secara  berjenjang dari tingkat Kwartir Pusat, Kwartir Wilayah, Kwartir Daerah atau Kota, dan Kwartir Cabang. Kwartir Pusat adalah kesatuan wilayah-wilayah dalam ruang lingkup nasional. Kwartir Wilayah adalah kesatuan kwartir-kwartir daerah dalam satu propinsi. Kwartir Daerah atau Kota adalah kesatuan kesatuan kwartir-kwartir Cabang dalam satu daerah atau kota. Sedangkan Kwartir Cabang adatah kesatuan golongan-golongan (tempat pelatihan).























BAB III
PENUTUP

Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW. sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW. Latar belakang KH Ahmad Dahlan memilih nama Muhammadiyah  yang pada masa itu sangat asing bagi telinga masyarakat umum adalah untuk memancing rasa ingin tahu dari masyarakat, sehingga ada celah untuk memberikan penjelasan dan keterangan seluas-luasnya tentang agama Islam sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah SAW.

Organisasi Otonom Muhammadiyah ialah organisasi atau badan yang dibentuk oleh Persyarikatan Muhammadiyah yang dengan bimbingan dan pengawasan, diberi hak dan kewajiban untuk mengatur rumah tangga sendiri, membina warga Persyarikatan Muhammadiyah tertentu dan dalam bidang-bidang tertentu pula dalam rangka mencapai maksud dan tujuan Persyarikatan Muhammadiyah.  Organisasi Otonom (Ortom) Muhammadiyah sebagai badan yang mempunyai otonomi dalam mengatur rumah tangga sendiri mempunyai jaringan struktur sebagaimana halnya dengan Muhammadiyah, mulai dari tingkat  pusat, tingkat propinsi, tingkat kabupaten, tingkat kecamatan. Adapun Ortom dalam Persyarikatan Muhammadiyah yang sudah ada ialah sebagai berikut :Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiyatul Aisyiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Tapak Suci Putra Muhammadiyah, Hizbul Wathan.






DAFTAR PUSTAKA


http://ernathetwin.blogspot.co.id/2015/04/organisasi-otonom-muhammadiyah.html. [dikutip pada tanggal 27 September 2017 pukul 10.15 WIB]

http://ernathetwin.blogspot.co.id/2015/04/organisasi-otonom-muhammadiyah.html. [dikutip pada tanggal 27 September 2017 pukul 10.21 WIB]

http://miftahuleducate.blogspot.co.id/2017/01/makalah-ortom-muhammadiyah.html. [dikutip pada tanggal 27 September 2017 pukul 10.27 WIB]