Jumat, 06 Oktober 2017

LAPORAN OBSERVASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS X AKUTANSI SMK KARYA BHAKTI PRINGSEWU

Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Kajian Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia
 









Dosen Pengampu            : Ibu Rohma Tussalekha, M.Pd.
Disusun Oleh             : Kelompok 8

1.      Ana Wahyu Kusniati            NPM 14040004
2.      Lusi Miftahul Baroroh         NPM 14040008
3.      Dedi Saputra                         NPM 14040009
4.      Riska Eldiana                        NPM 14040024







SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2017





KATA PENGANTAR
Bismillahirrohman Nirrokhiim…
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah swt yang telah memberikan pengetahuan dan ilmu kepada kami dalam menyelesaikan penulisan dan pelaksanaan “Observasi Pembelajaran Bahasa Indonesia” Shalawat dan salam kami sanjung agungkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad saw yang kita nantikan safa’atnya di yaumil akhir. Laporan ini merupakan salah satu tugas yang diberikan kepada kami dalam rangka mengembangkan ilmu yang berkaitan dengan Bahasa Indonesia.
Terselesaikannya observasi dan laporan observasi pada pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas X Akutansi SMK Karya Bhakti Pringsewu tidak terlepas dari bantuan semua pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.      Ibu Rohma Tussalekha, M.Pd. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Kajian Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
2.      Ibu Gustini, S.Pd. selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
3.      teman-teman semester VI Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia
Akhirnya dengan ucapan semoga Allah swt selau melimpahkan rahmat-NYA kepada kami semua dan semoga laporan observasi pembelajaran Bahasa Indonesia ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan manfaat khususnya bagi kami yang InsyaAllah akan menjadi seorang guru. Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, guna terciptanya laporan yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
                                                                                    Pringsewu, 12 Maret 2017
                                                                                    Penyusun,


                                                                                    Kelompok 8






DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................            i
KATA PENGANTAR .................................................................................           ii
DAFTAR ISI ................................................................................................          iii

BAB I  PENDAHULUAN

BAB II  PEMBAHASAN
BAB III  PENUTUP
A.    Simpulan ..................................................................................            
B.     Saran ........................................................................................            


DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN




















BAB I
PENDAHULUAN
Guru adalah bagian dari kesadaran sejarah pendidikan di dunia. Citra guru berkembang dan berubah sesuai dengan perkembangan dan perubahan konsep dan persepsi manusia terhadap pendidikan dan kehidupan itu sendiri. Profesi guru pada mulanya dikonsep sebagai kemampuan memberi dan mengembangkan pengetahuan peserta didik. Dalam suatu sekolah yang apabila program pendidikan tersebut bertujuan agar siswanya mencapai perkembangan optimal sebagai individu dan makhluk sosial, maka pendidikan di sekolah itu tidak cukup dengan memberikan program kurikulum mata pelajaran saja, tetapi mata pelajaran tersebut harus diajarkan dan diatur dengan cara yang baik, sedangkan jika siswa menghadapi masalah dalam rangka penyelesaian program pendidikan di sekolah, dimana masalah itu tidak hanya terbatas masalah mengenai pelajaran, maka sekolah perlu mengadakan usaha untuk membantu siswa dalam memecahkan masalahnya. Siswa sebagai anak didik dalam kehidupannya tidak terlepas dari berbagai macam masalah apakah itu masalah internal atau masalah eksternal siswa, baik masalah yang ringan maupun masalah yang berat, semuanya memerlukan pemecahan sebagai jalan keluarnya. Kita ketahui bahwa tidak semua orang mampu memecahkan masalahnya sendiri, baik orang dewasa terlebih lagi anak yang masih dalam taraf perkembangan menuju kedewasaan, maka orang dewasalah yang dapat membimbing dan membantu memecahkan masalah yang dihadapinya.
Jadi jelas bahwa dalam kegiatan belajar mengajar biasanya banyak masalah yang timbul terutama dirasakan oleh siswa. Guru mempunyai tanggung jawab yang besar dalam membantu siswa agar berhasil dalam belajarnya. Untuk itu hendaknya guru memberikan bantuan kepada siswa untuk mengatasi masalah yang timbul dalam proses kegiatan belajar mengajar. Disini letak pentingnya guru sebagai pendidik untuk membantu siswa agar dapat berhasil dalam pelajaran sehingga proses belajar mengajar berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan. Pendekatan-Pendekatan Guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa.
Pengertian belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.Siswa mengalami suatu proses belajar. Dalam proses belajar tesebut, siswa menggunakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan belajar. Kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik yang dibelajarkan dengan bahan belajar menjadi semakin rinci dan menguat.







BAB II
PEMBAHASAN

A.    PELAKSANAAN DAN HASIL OBSERVASI

a.      Pelaksanaan
hari,tanggal           : Kamis, 23 Februari 2017
tempat                   : Kelas X Akutansi SMK Karya Bhakti Pringsewu
nama guru             : Gustiani, S.Pd.

b.      Hasil Observasi
a.      Intrumental
Instrumental adalah alat atau sarana yang digunakan dalam proses belajar dan pembelajaran, berupa hardware dan software. Misalkan saja hardware, seperti : Buku-buku yang lengkap, kelas yang kodusif, cat dinding kelas yang sesuai dan membuat suasana nyaman, tempat duduk, taman, LCD, komputer, transportasi, perpustakaan, gedung, laboratorium dan lain-lain. Software berupa program-program pendukung belajar peserta didik dan pendidik, yang berkaitan langsung dengan minat siswa belajar.
Yang termasik faktor instrumental antara lain:
http://worldoftiwi.blogspot.co.id/2013/01/laporan-observasi-mengamati-guru-mata.html

a)      Metode mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui dalam mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan  mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Metode mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa atau mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar.

Melalui hasil pengamatan atau observasi yang telah kelompok kami lakukan, dalam penggunaan metode seorang guru yang mengajar di kelas X Akutansi SMK Karya Bhakti Pringsewu ini sudah sesuai dengan, dapat dibuktikan dengan respon dari siswa yang mampu menanggapi apa yang disampaikan oleh guru, serta dalam menggunakan metode pengajaran ini cukup bervariasi.

b)     Alat pelajaran
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan maju.

c)      Waktu sekolah
Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, waktu itu dapat pagi hari, sore, atau malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa. Jika terjadi siswa terpaksa masuk sekolah sore hari, sebenarnya kurang dapat dipertanggungjawabkan kecuali ada hal yang mendesak seperti keterbatasan ruangan kelas. Dimana siswa harus beristirahat, tetapi terpaksa masuk sekolah hingga mendengarkan pelajaran sambil mengantuk. Sebaliknya siswa belajar di pagi hari, pikiran masih segar, jasmani dalam kondisi yang baik. Jika siswa bersekolah pada waktu kondisi badannya sudah lelah atau lemas, misalnya pada siang hari, akan mengalami kesulitan didalam menerima pelajaran. Kesulitan itu disebabkan karena siswa sukar berkonsentrasi dan berfikir pada kondisi badan yang lemah tadi.

Waktu pelajaran bahasa Indonesia di kelas X ini sudah sangat efektif, karena waktunya adalah pagi hari pada jam pertama dan kedua, sehingga para siswa masih sangat bersemangat dan sangat antusias dalam menerima materi pelajaran dengan baik.

b.      Faktor-faktor yang mempengaruhi Pembelajaran
Saat proses belajar dapat terjadi berbagai hambatan, itulah salah satu bunyi dari prinsip pembelajaran. Untuk dapat mengetahui dan mengatasi hambatan- hambatan maka kita harus berfikit mengenai faktor- faktor apa saja yang dapat mempengaruhi suatu proses belajar dan pembelajaran. Setelah mengetahui berbagai prinsip pembelajaran, kita dapat menganalisa lebih jauh mengenai factor- faktor yang dapat berpengaruh pada saat proses belajar. Di prinsip-prinsip pembelajaran kita mengetahui bahwa belajar membutuhkan proses, interaksi, motivasi, lingkungan, dll. Kali ini kita akan bahas dalam konteks faktor-faktor yang dapat berpengaruh saat proses belajar dan pembelajaran. Faktor-faktor tersebut adalah:

a.      Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berada pada diri murid itu sendiri. Seperti : Gangguan fisik seperti kurang berfungsinya organ-organ perasaan alat panca indra, Ketidak seimbangan mental, Kelemahan emosional, Kelemahan yang disebabkan oleh perasaan dan sikap yang salah seperti kurang perhatian dan minat terhadap pelajaran, malas dan sering bolos.
Dalam pengamatan kami, berkaitan dengan faktor internal ternyata tidak mengalami permasalahan.


b.      Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang timbul dari luar individu, seperti: Sekolah, Sifat kurikulum yang kurang fleksibel, terlalu berat beban belajar, (murid) dan mengajar (guru), metode mengajar kurang memadai, kurang media pembelajaran, Keluarga (rumah) Keluarga yang kurang utuh atau kurang harmonis, keadaan ekonomi, dan sikap orang tua tidak memperhatikan pendidikan anaknya.

Dalam faktor eksternal ini terdapat kendala dalam pembelajarannya, namun kendala tersebut bukanlah kendala yang fatal karena dapat langsung teratasi oleh guru. Kendala tersebut Seperti, dalam ruangan guru sedang mendengarkan, ada yang asik ngobrol dengan teman sebangku dan pada akhirnya hal tersebut mengganggu teman yang lain yang sedang fokus memperhatikan penjelasan guru. Tetapi, permasalahan ini bukanlah permasalahan yang sulit. Ketika siswa yang dibelakang asik mengobrol dengan teman sebangku, disini fungsi guru untuk menegur, dan dari hasil observasi yang kami dapat, ketika ada siswa yang rebut atau ngobrol, guru langsung memfokuskan kepada siswa tersebut dan akhirnya siswa tersebut kembali fokus mendengarkan penjelasan guru. Sehingga, hal tersebut dapat menjadi solusi jika nantinya saat mengajar kita menemukan hal yang demikian.

c.       Pengertian dan Macam-macam Metode
a.      Pengertian
Menurut Nana Sudjana (2005: 76) metode pembelajaran adalah, “Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”
Senada dengan pendapat ahli, M. Sobri Sutikno (2009: 88) menyatakan, “Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan definisi atau pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan.

b.      Macam-macam Metode

Dengan GBPP 1984 yang memuat beberapa metode pengajaran bahasa. Metode-metode sebagai berikut ini:
a)      Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu teknik mengajar dengan memperagakan, mempertunjukan, atau menayangkan sesuatu. Siswa dituntut memperhatikan objek yang didemonstrasikan. Melalui metode ini siswa dapat mengembangkan keterampilan mengamati, menggolongkan, menarik kesimpulan, menerapkan atau mengkomunikasikan.
b)      Metode Diskusi
Diskusi adalah proses pembelajaran melalui interaksi dalam kelompok. Setiap anggota kelompok saling bertukar ide atau pikiran tentang suatu isu dengan tujuan untuk memecahkan suatu masalah, menjawab suatu pertanyaan, menambah pengetahuan atau pemahaman, atau membuat suatu keputusan. Jadi setiap siswa harus aktif memecahkan masalah. Apabila proses diskusi melibatkan seluruh anggota kelas, pembelajaran dapat terjadi secara langsung dan bersifat berpusat pada siswa. Dikatakan pembelajaran langsung karena guru menentukan tujuan yang harus dicapai melalui diskusi, mengontrol aktivitas siswa serta menentukan fokus dan keberhasilan pembelajaran. Dikatakan berpusat kepada siswa karena sebagian besar input pembelajaran berasal dari siswa, mereka secara aktif dan meningkatkan belajar, serta mereka dapat menemukan hasil diskusi mereka.
c)      Metode Ceramah
Metode ceramah adalah suatu metode mengajarkan sesuatu bahan dengan penuturan, penerangan, atau penjelasan bahasa lisan kepada siswa.
d)     Metode Penugasan
Metode penugasan adalah teknik pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk atau instruksi guru. Tugas dapat bersifat individu dan kelompok.
e)      Metode Tanya Jawab
Melalui pertanyaan guru memancing waktu jawaban tertentu dari siswa jawaban yang diharapkan akan tercapai apabila siswa telah mempunyai pengetahuan siap, ingatan, atau juga penalaran tentang yang ditanyakan. Gambaran situasi yang mendahului pertanyaan sangat membantu siswa dalam menanggapi pertanyaan. Melalui metode ini dapat dikembangkan keterampilan mengamati, menafsirkan, menggolongkan, menyimpulkan, menerapkan, dan mengkomunikasikan.

Metode yang digunakan di kelas X Akutansi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan metode ceramah dan Tanya jawab. Hal ini menurut kelompok kami sudah sesuai karena di sesuaikan dengan pengajarannya yaitu “Macam-macam Kelas Kata”. Kedua metodote diatas menurut kelompok sudah sesuai dimana, dalam menjelaskan  materi tersebut tentunya guru akan  mengajarkan sesuatu bahan dengan penuturan, penerangan, atau penjelasan bahasa lisan kepada siswa. Hal ini sesuai dengan materi “Macam-macam Kelas kata” yang membutuhkan penjelasan secara rinci di masing-masing macamnya.

Kemudian, metode Tanya jawab dalam pemebelajaran bahasa Indonesia di kelas X Akutansi ini guru juga menggunakan metode Tanya jawab, hal ini juga sudah sesuai dengan pelajaran yang sedang di ajarkan kepada siswa. karena setelah di berikan materi kemudian ibu guru memancing siswa untuk mau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh ibu guru.
Jadi, kedua metode ini sudah sesuai jika di terapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia yaitau “ Macam-macam Kelas Kata”.

d.      Pengertian dan macam-macam strategi pembelajaran
a.      Pengertian
Sadiman, dkk (1986) dalam bukunya Warsita (2008: 266).
Strategi pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta didik.
Alim Sumarno (2011).
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dipilih oleh pembelajar atau instruktur dalam proses pembelajaran yang dapat memberikan kemudahan fasilitas kepada pebelajar menuju kepada tercapainya tujuan pembelajaran tertentu yang telah ditetapkan.
http://bugurumalas.blogspot.co.id/2014/03/definisi-strategi-pembelajaran-menurut.html
b.      Macam-macam strategi pembelajaran
a)      Strategi Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajran yang berorientasi kepada guru, dikatakan demikian sebab dalam strategi ini guru memegang peranan yang sangat penting atau dominan.
b)      Strategi Inquiry
Strategi Pembelajaran Inquiry (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawabannya dari suatu masalah yang ditanyakan.
c)      Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial
Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
d)     Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah.
e)      Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran ini materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing untuk proses menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa.
f)       Strategi Pembelajaran Kooperatif atau Kelompok
Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.Strategi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen), sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok tersebut menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan.
g)      Strategi Pembelajaran Afektif
Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi pembelajaran kognitif dan keterampilan. Afektif berhubungan dengan nilai (value) yang sulit diukur karena menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam diri siswa. Dalam batas tertentu, afeksi dapat muncul dalam kejadian behavioral. Akan tetapi, penilaiannya untuk sampai pada kesimpulan yang bisa dipertanggungjawabkan membutuhkan ketelitian dan observasi yang terus menerus, dan hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan.

h)      Melalui observasi yang kami lakukan, dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan mata pelajaran Macam-macam Kelas Kata ini guru menggunakan strategi Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir. Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa strategi ini pembelajaran khususnya materi tidak disajikan begitu saja, namun siswa di bimbbing untuk menemukan. Seperti dalam sebuah pertanyaan yang di ajukan guru, disini guru tidak langsung menjawab tetapi mengarahkan siswanya untuk mencoba menjawab, dan ketika salah guru pun terus memancing menuju jawaban yang benar.  Hal ini sesuai karena siswa dapat menghubungkan kata-kata dasar yang pernah mereka dengar dan ketahui kemudian di tambahkan kata imbuhan sesuai dengan materi pelajaran yang berupa kelas kata dan kata tugas.
http://bagoes1st.blogspot.co.id/2014/03/macam-macam-strategi-pembelajaran-dan.html

e.       Pengertian dan Macam-macam Teknik
a.      Pengertian
Teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-model-pembelajaran/
b.      Macam-macam
a)      Teknik Umum
Teknik umum adalah cara-cara yang dapat digunakan untuk semua bidang studi. Contohnya antara lain:
1)      teknik ceramah, merupakan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelas.
2)      teknik tanya jawab, merupakan metode mengajar dimana guru menanyakan hal-hal yang sifatnya faktual.
3)      teknik diskusi, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya menggunakan informasi yang telah dipelajari untuk memecahkan suatu masalah
4)      teknik ramu pendapat
5)      teknik pemberian tugas, dengan metode ini guru memberikan tugas, siswa mempelajari kemudian melaporkan hasilnya
6)      teknik latihan, merupakan cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang dipelajari.
7)      teknik inquiri, siswa diberi kesempatan untuk meneliti suatu masalah sehingga dapat menemukan cara pemecahannya.
8)      teknik demonstrasi
9)      teknik simulasi

b)      Teknik Khusus
Teknik khusus adalah cara mengajarkan (menyajikan atau memantapkan) bahan-bahan pelajaran bidang studi tertentu. Berikut ini beberapa teknik pembelajaran menulis: teknik mengarang gambar, teknik meringkas, teknik menyadur, teknik melanjutkan karangan, teknik mendeskripsikan objek.

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas X tersebut ternyata menggunakan teknik umum untuk menyampaikan materi. Menurut kelompok kami sudah baik, hanya saja jika di tarik argument dari sebuah pengertian berkaitan macam-macam teknik, tentu berbeda dengan pengertiannya antara teknik umum dan teknik khusu. Hanya saja menurut kelompok kami meskipun disini hanya untuk satu mata pelajaran saja, tetapi jika di terapkan dalam materi “Macam-macam kelas kata dan kata Tugas” ini jelas kurang tepat jika menggunakan tekhik khusus, karena dalam materi ini baru mengungkapkan sebuah teori dan sifatnya menambahkan, ataupun menyisipkan kata imbuhan dan sifatnya masih umum artinya pembahasan secara numnya. Sehingga kurang tepat juga jika di gunakan teknik khusus seperti teknik mengarang gambar, teknik meringkas, teknik menyadur, teknik melanjutkan karangan, teknik mendeskripsikan objek.
Maka disini kelompok kami setuju jika guru menggunakan teknik umum dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan materi “Macam-macam kelas kata dan kata Tugas”.
f.       Pengertian dan macam-macam Pendekatan
a.      Pengertian
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).

b.      Macam -macam pendekatan pembelajaran yaitu sebagai berikut :
a)      Pendekatan Konstektual
Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (US Departement of Education, 2001). Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Dengan ini siswa akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna sebagai hidupnya nanti. Sehingga, akan membuat mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk menggapainya.
Dalam pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar yang penting,yaitu:
1)      Mengaitkan
Mengaitkan adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti konstruktivisme. Guru menggunakan strategi ini ketika ia mengkaitkan konsep baru dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa. Jadi dengan demikian,mengaitkan apa yang sudah diketahui siswa dengan informasi baru.
2)      Mengalami
Mengalami merupakan inti belajar kontekstual dimana mengaitkan berarti menghubungkan informasi baru dengan pengelaman maupun pengetahui sebelumnya. Belajar dapat terjadi lebih cepat ketika siswa dapat memanipulasi peralatan dan bahan serta melakukan bentuk-bentuk penelitian yang aktif.
3)      Menerapkan
Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan kegiatan pemecahan masalah. Guru dapet memotivasi siswa dengan memberikam latihan yang realistic dan relevan.
4)      Kerjasama
Siswa yang bekerja secara individu sering tidak membantu kemajuan yang signifikan. Sebaliknya,siswa yang bekerja secara kelompok sering dapat mengatasi masalah yang komplek dengan sedikit bantuan. Pengalaman kerjasama tidak hanya membanti siswa mempelajari bahan ajar,tetapi konsisten dengan dunia nyata.
5)      Mentransfer
Peran guru membuat bermacam-macam pengalaman belajar dengan fokus pada pemahaman bukan hapalan.

b)      Pendekatan Konstrutivisme
Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang lebih menekankan pada tingkat kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang dapat diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada pengetahuan.
Pada dasarnya pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam peningkatan dan pengembangan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa berupa keterampilan dasar yang dapat diperlukan dalam pengembangan diri siswa baik dalam lingkungan sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat. Dalam pendekatan konstruktivisme ini peran guru hanya sebagai pembimbing dan pengajar dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, guru lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan ide-ide baru yang sesuai dengan materi yang disajikan untuk meningkatkan kemampuan siswa secara pribadi.

Melalui observasi yang sudah kami lakukan di kelas X SMK Karya Bhakti Pringsewu maka kami ambil kesimpulan bahwa dalam pembelajarannya guru menggunakan pendekatan kontekstual, dimana guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
g.      Pengertian dan Macam-macam Media
a.      Pengertian
Kata media berasal dari bahasa latin “Medius” yang secara harfiyah berarti “tengah, perantara atau pengantar”. Dalam bahasa Arab, media adalah pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Azhar Arsyad, 2003:3) 
Nayional Education Association (NEA) mendefinisikan media sebagai benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar dapat mempengaruhi efektifitas program intruksional (Basyirudin Usman, 2002:11).

b.      Macam-macam Media Pembelajaran
Menurut Oemar Hamalik (1989:29) ada 4 klasifikasi media pengajaran, yaitu :
a)      Alat visual dapat dilihat, misalnya papan tulis, bulletin board, grafik, gambar-gambar, peta dan globe.
b)      Alat-alat yang bersifat auditif atau hanya dapat didengar, misalnya photograph record, radio dan rekaman pada tape recorder.
c)      Alat-alat yang bisa dilihat dan didengar, misalnya film dan televisi.
d)     Dramatisasi, bermain peranan, sosiodrama, sandiwara boneka dan sebagainya.

Dari bermacam pembagian media pembelajaran tersebut semuanya sangat menunjang dalam proses pengajaran. Banyak macam media dapat digunakan maka penggunaannya meliputi manfaat yang pula penggunaan media harus didasarkan kepada pemilihan yang tepat. Sehingga dapat memperbesar arti dan fungsi dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar. Penggunaan media pembelajaran tidak dilihat atau dinilai dari segi kecanggihan media, tetapi yang lebih penting adalah fungsi dan peranannya dalam membantu mempertinggi proses pengajaran. Oleh karena itu, penggunaan media pembelajaran sangat tergantung kepada tujuan pengajaran, bahan pengajaran, kemudahan memperoleh media yang diperlukan serta kemampuan guru dalam menggunakannya dalam proses pengajaran.
Media yang digunakan dalam pengajaran ini hanya media papan tulis saja, jadi sang guru menerangkan kemudian menulis contoh atau poin-poin yang penting di papan tulis, kemudian jika ada pertanyaan maka sang guru tidak langsung menjawab melainkan melepar pertanyaan tersebut kepada siswa sehingga jika hanya dengan menggunakan media papan tulis, menurut kelompok kami media ini sudah sesuai dengan materi yang diajarkan dalam pemebelajaran bahasa Indonesia.

h.      Pengertian dan macam-macam Evaluasi Pembeajaran
a.      Pengertian
Secara bahasa Evaluasi berasal dari bahasa inggris , Evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran. Sedangkan menurut istilah para pakar kependidikan berbagai macam redaksi, yaitu:
a)      Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.
b)      Evaluasi dapat diartikan sebagai  suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek  dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan.
c)      Evaluasi adalah  proses untuk melihat apakah perencanaan yang sedang di bangun berhasil, sesuia dengan harapan awal atau tidak.
b.      Jenis evalusi berdasarkan lingkup
kegiatan pembelajaran :
1)      Evaluasi program pembelajaran
Evaluais yang mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi program pembelajaran, strategi belajar mengajar, aspe-aspek program pembelajaran yang lain.
2)      Evaluasi proses pembelajaran
Evaluasi yang mencakup kesesuaian antara peoses pembelajaran dengan garis-garis besar program pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
3)      Evaluasi hasil pembelajaran
Evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran yang ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik.
https://auliamakro.wordpress.com/evaluasi-pembelajaran/jenis-jenis-evaluasi-pembelajaran/

Melalui pengamatan yang kami lakukan, dalam segi evaluasi sang guru meng evluasi di akhir mata pelajaran jam pertama atau jam ke- 1 yaitu sebuah pertanyaan yang kemudian di jawab oleh siswa. sejak di awal membuka pelajaran sang guru sudah menarik siswa untuk memperhatikannya. Proses pembelajaran berjalan sangat baik, dengan mula-mula ada apersepsi tentang materi minggu lalu, kemudian menyebutkan contoh-contoh dari kata tugas dan macam-macam kelas kata. Setiap pertanyaan di ajukan kepada siswa secara acak. Sehingga siswa yang tadinya tidak memperhatikan ataupun rebut atau ngobrol dengan teman sebangkunya dapat kembali fokus. Tetapi,  ternyata terjadi sebuah perbedaan.

Materi yang di jam pertama atau di awal itu merupana “Macam-macam Kelas Kata dan Kata Tugas, dan di jam kedua ternyata guru melakukan evaluasi atau pengambilan nilai untuk membaca puisi. Menurut kami disini tidak sesuai atau kurang tepat. Karena seharusnya tidak dianjurkan untuk menggabungkan materi yang berbeda, meskipun dalam satu pelajaran, karena di khawatirkan siswa tidak dapat fokus terhadap materi yang disampaiakan hari ini, apalagi jika materi yang minggu lalu berupa tugas, tentunya di khawatirkan siswa tidak dapat konsentrasi. Jadi solusi dari kelompok kami yaitu, supaya nantinya saat kegiaatn pembelajaran akan lebih efektif dan efisien jika materi yang kita sampaikan tidak di jadi satu dengan materi minggu lalu, atau dengan kata lain materi yang seharusnya selesai maka di selesaikan dahulu.



















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari observasi yang kelompok kami lakukan di SMK Karya Bhakti Pringsewu menemukan beberapa permasalahan dalam pemeblajaran bahasa Indonesia yaitu: faktor internal dari peserta didik yang ternyata masih suka mengobrol dengan teman sebangku di saat guru menerangkan, tetapi hal itu hanya terjadi pada beberapa siswa saja, yang menurut pengamatan ada sekitar 4 orang siswa yang ternyata asik mengobrok dengan teman sebangkunya. Tetapi, hal tersebut dapat di minimaliir oleh guru dengan memfokuskan kembali para siswa dengan mengajukan pertanyaan, ataupu dengan di selangi humor. Kemudian yang kedua adanya penggabungan materi oleh guru, materi yang belum selesai di pertemuan sebelumnya ternyata di gabungkan di pertemuan saat ini, yaitu pengambilan nilai membaca puisi yang harusnya di selesaikan di pertemuan sebelumnya, tetapi ternyata di gabungkan di pertemuan saat ini dnegan mengambil jam pelajaran ke 2. Meskipun demikian, hal tersebut kurang tepat karena seharusnya untuk materi tersebut tidak di jadikan satu meskipun jam pelajaran pertama sudah berakhir karena masih dalam satu waktu pelajaran bahasa Indonesia.










                                                           DAFTAR PUSTAKA      
annisa nisa. ( 2013). Laporan Observasi mengamati guru mengajar. [online].  Tersedia:   http://worldoftiwi.blogspot.co.id/2013/01/laporan-observasi-mengamati-guru-mata.html.[diakses pada tanggal 28 Februari 2017 pukul 19.15 WIB]
Desi Wulandari.(2012). Definisi, metode pemebelajaran. [Online]. Tersedia: http://mtk2012unindra.blogspot.co.id/2012/10/definisi-metode-pembelajaran-menurut.html . [diakses pada tanggal 28 Februari 2017 pukul 19.17 WIB]
Bagus Marta Hadi . ( 2014). Macam-macam strategi pembelajaran. [online]. Tersedia: http://bagoes1st.blogspot.co.id/2014/03/macam-macam-strategi-pembelajaran-dan.html. [diakses pada tanggal 28 februari 2017 pukul 19.20 WIB]
Akhmad Sudrajat. (2008). Pendekatan, setrategi, metode teknik daan model pemebelajaran. [Online] Tersedia: https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-model-pembelajaran/. [diakses pada tanggal 28 februari 2017 pukul 19.25 WIB]
Nodya Purwosunarto. (2014). Definisi dan jenis-jenis teknik. [online] . Tersedia: http://hestunodya.blogspot.co.id/2014/01/definisi-dan-jenis-jenis-teknik.html. [diakses pada tanggal 28 februari 2017 pukul 19.33 WIB]
Andhy Irawan. (2013). Pengertian, Pendekatan, strategi dan metode. [online]. Tersedia: http://andhy-brenjenk.blogspot.co.id/2013/10/pengertian-pendekatan-strategi-metode_27.html. [diakses pada tanggal 28 februari 2017 pukul 19.46 WIB]
Tiro.(2015). Pengertia dan macam-macam media. [online]. Tersedia: http://santringajigmail.blogspot.co.id/2015/11/pengertian-dan-macam-macam-media.html. [diakses pada tanggal 28 februari 2017 pukul 20.09 WIB]
Anton. (2010). Pengertian, fungsi, prosedur dan evaluasi pembelajaran. [online]. Tersedia: http://www.hilman.web.id/posting/blog/827/pengertian-fungsi-dan-prosedur-evaluasi-pembelajaran.html. [diakses pada tanggal 28 februari 2017 pukul 20.19 WIB]
Aulia.(2010) Jenis-jenis evaluasai Pembelajaran.[Online]. Tersedia: https://auliamakro.wordpress.com/evaluasi-pembelajaran/jenis-jenis-evaluasi-pembelajaran/.[diakses pada tanggal 28 februari 2017 pukul 20.27 WIB]
LAMPIRAN-LAMPIRAN


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar