Jumat, 06 Oktober 2017

ANALISIS PUISI BERDASARKAN ANALISIS STRUKTURAL


Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Kajian Puisi


Dosen Pengampu : Amy Sabila, M.Pd.





Disusun oleh:

Prodi: Bahasa dan Sastra Indonesia

1.      ANA WAHYU KUSNIATI                   : 14040004




 






                                    







SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2015



KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

            Segala Puji bagi Allah yang telah memberikan Kami kemudahan sehingga Kami dapat menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktu yang ditentukan. Tanpa pertolongan- Nya mungkin Penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Tidak lupa Sholawat serta Salam Senantiasa Tercurahkan Kepada Junjungan Kita Nabi Agung, Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari Zaman Jahiliah ke Zaman yang terang benderang ini.
Makalah ini berisi materi tentang bagaimana Cara Menganalisis Puisi Berdasarkan Analisis Struktural.
            Tidak lupa Kami mengucapkan Terimakasih Kepada Dosen Pengampu yang telah membantu Kami dalam mengerjakan Makalah ini. Kami juga mengucapkan Terimakasih Kepada Teman-teman Mahasiswa yang juga sudah memberi Konstribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Semoga Makalah ini dapat memberikan Pengetahuan yang lebih luas kepada Pembaca. Penyusun membutuhkan Kritik dan saran dari Pembaca yang bersifat membangun, guna Terciptanya Makalah yang lebih baik di masa yang akan datang. Terimakasih.

Wassalamualaikum warahmatulahi wabarakatuh.





                                                                                                Pringsewu,  September 2015
                                                                                                            Penyusun        


Kelompok 6

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................   i
KATA PENGANTAR................................................................................   ii
DAFTAR ISI...............................................................................................   iii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ..........................................................................  
B.     Rumusan Masalah......................................................................  
C.     Tujuan........................................................................................  

BAB II PEMBAHASAN
A.    ...................................................................................................  
B.     ...................................................................................................  
C.     ...................................................................................................  
D.    ...................................................................................................  
E.     ...................................................................................................  
F.      ...................................................................................................

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan ...............................................................................

DAFTAR PUSTAKA










BAB I
PENDAHULUAN

A.    LatarBelakang

            Sajak (karyasastra) merupakansebuahstruktur. Struktur di sinidalamartibahwakaryasastraitumerupakansusunanunsur-unsur yang bersistem, yang antaraunsur-unsurnyaterjadihubungan yang timbalbalik, salingmenentukan. Strukturalismeitupadadasarnyamerupakancaraberpikirtentangdunia yang terutamaberhubungandengantanggapandandeskripsistruktur-struktur. Strukturalismedapat paling tuntasdilaksanakanapabila yang dianalisisadalahsajak yang merupakankeseluruhan, yang unsur-unsurataubagian-bagiannyasalingeratberjalinan.Menganalisissajakbertujuanmemahamimaknasajak. Menganalisissajakadalahusahamenangkapdanmemberimaknakepadatekssajak. Karyasastraitumerupakanstruktur yang bermakna. Hal inimengingatbahwakaryasastramerupakan system tanda yang mempunyaimakna yang mempergunakan medium bahasa. Bahasasebagai medium karyasastrasudahmerupakansistemsemiotikatauketandaan, yaitusistemketandaan yang mempunyaiarti.
            Struktural merupakan keseluruhan yang bulat, yaitu bagian-bagian yang membentuknya tidak dapat berdiri sendiri di luar struktural itu. Pendekatan struktural yaitu suatu metode atau cara pencarian terhadap suatu fakta yang sasarannya tidak hanya ditujukan kepada salah satu unsur sebagai individu yang berdiri sendiri di luar kesatuannya, melainkan ditujukan pula kepada hubungan antar unsurnya. Analisis struktural merupakan tugas prioritas atau tugas pendahuluan. Sebab karya sastra mempunyai kebulatan makna intiristik yang dapat digali dari karya itu sendiri.Pendekatan struktural yang dipergunakan, akan menghasilkan gambaran yang jelas terhadap diksi, citraan, bahasa khias, majas, sarana retorika, bait dan baris, nilai bunyi, persajakan, narasi, emosi, dan ide yang digunakan dalam menulis puisinya.
     Untuk menunjang menganalisis puisi. Pendekatan struktural dalam analisis puisi dab kritik sastra berguna untuk pengembangan dan pembinaan ilmu sastra (teori sastra). Kritik sastra merupakan wadah analisis karya sastra, analisis struktur ceruta, gaya bahasa, gaya bahasa teknik penceritaan dan sebagainya.
B.     RumusanMasalah
            Berdasarkan latar belakang di atas, makalah yang berjudul “ Aalisis Puisi Berdasarkan Pendekatan Struktural, secara lebih terinci rumusan masalah tersebut di fokuskan pada pokok masalah dan dijabarkan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa pengertian pendekatan struktural?
2. Apa arti dari analisis puisi?
3. Apa hasil dari menganalisis puisi berdasarkan pendekatan struktural ?
    (yang dalam hal ini adalah menganalisisi sajak Amir Hamzah dan Chairil Anwar).

C.    Tujuan
            Tujuan penulisan dan penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui dan mengenal secara mendetail serta universal dalam Analisis Puisi Berdasarkan Pendekatan Struktural.Tujuan dalam pembahasan ini adalah untuk mendiskripsikan secara objektif tentang “ Analisis Puisi Berdasarkan Pendekatan Struktural “















BAB II
PEMBAHASAN


A.     Pengertian Analisis Puisi
            Arti istilah analisis (analysis) dianggap berkaitan erat dengan pengertian evaluasi terhadap situasi dari sebuah permasalahan yang dibahas, termasuk di dalamnya peninjauan dari berbagai aspek dan sudut pandang.Evaluasi merupakan tahap pertama dimana system engineering menganalisis hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek pembuatan atau pengembangan system dalam bidang komunikasi dan komputerisasi.Dalam komputerisasi, analisis ini biasanya mencakup segi kontrol arus, kontrol kesalahan dan penelitian efisiensi. Tidak jarang ditemui permasalahan besar dapat dibagi menjadi komponen yang lebih kecil sehingga dapat diteliti dan ditangani lebih mudah. Lihat juga flow analysis, numerical analysis, system analysis.Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam. Sedangkan pada kegiatan laboratorium, kata analisa atau analisis dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan di laboratorium untuk memeriksa kandungan suatu zat dalam cuplikan.
            Karya sastra, yang termasuk dalam puisi adalah sebuah struktur. Sebuah struktur menyiratkan adanya unsur-unsur pembentuk. Puisi adalah sebuah struktur yang kompleks, yang terdiri atas unsur-unsur yang saling berjalinan dengan erat. Unsur-unsur itu tidak berdiri sendiri-sendiri. Sebuah unsur hanya mempunyai arti dalam kaitannya dengan unsur-unsur lainnya di dalam struktur itu dan kaitannya dengan keseluruhannya. Unsur dalam struktur adalah unsur fungsional, yaitu mempunyai tugas atau fungsi tertentu dalam menyusun struktur.
            Puisi adalah sebuah struktur yang kompleks. Oleh karena itu, untuk dapat memahaminya haruslah dianalisis. Akan tetapi, tidak semua analisis sama baiknya. Analisis yang tidak benar akan menghasilkan kumpulan fragmen atau koleksi fragmen. Unsur koleksi bukanlah bagian struktur yang sesungguhnya. Oleh karena itu, dalam analisis haruslah dilihat hubungan antarbagiannya, mengingat unsur dalam struktur adalah unsur yang fungsional.Sampai sekarang dikenal analisis dikotomis bentuk dan isi karya sastra. Analisis bentuk dan isi itu tidak menggambarkan wujud puisi yang sebenarnya karena bentuk dan isi puisi itu tidak dapat dipisahkan secara mutlak. Bentuk dan isi itu bercampur hingga mana yang bentuk dan mana yang isi itu tidak jelas. Untuk mengatasi masalah analisis bentuk dan isi itu ada usaha lain, yaitu analisis fenomenologis. Analisis fenomenologis itu dibuat oleh Roman Ingarden, seorang filsuf dan ahli seni Polandia. Karya sastra itu sesungguhnya merupakanstruktur lapis norma karya sastra. Norma karya sastra itu adalah implisit dalam karya sastra sendiri, tidak berasal dari luar. Analisis Ingarden itu dikemukakan oleh (Renne Wellek dan Austin Warren , 1989: 15) Karya sastra itu terdiri atas lapis-lapis norma.
            Analisis Ingarden ini adalah analisis yang sangat maju, tetapi ada kekurangannya karena tidak menghubungkan dengan penilaian. Unsur-unsur karya sastra tidak dapat dilepaskan dari nilai-nilai mengingat karya seni sastra adalah karya seni yang fungsi estesisnya dominan. Oleh karena itu, dalam menganalisis karya sastra termasuk puisi, ditunjukkan satuan-satuan estesis dari tiap-tiap lapis norma dan fungsinya dalam struktur tersebut.Analisis lapis bunyi dan lapis arti itu sarana yang terpenting untuk memahami puisi. Hal ini disebabkan oleh puisi itu bersifat liris. Oleh karena itu, sarana ekspresinya yang utama berupa satuan bunyi dan satuan arti.Satuan-satuan estetik bunyi adalah persajakan, kiasan bunyi, dan orkestrasi. Dalam puisi, satuan-satuan bunyi itu saling berjalinan untuk mendapatkan ekspresivitas yang intensif. Bahkan juga satuan estetik bunyi itu berjalinan erat dengan satuan-satuan estetik lapis arti untuk mendapatkan nilai seni sebanyak-banyaknya.Di antara satuan estetik bunyi adalah sajak. Sajak adalah ulangan bunyi, baik berupa asonansi, aliterasi, sajak awal, sajak dalam, sajak akhir maupun sajak tengah. Dalam puisi lama ada pola sajak (sajak akhir) yang mengikat. Dalam Puisi Pujangga Baru masih dipergunakan pola sajak akhir, tetapi tidak mengikat. Dalam arti, boleh dibuat variasi pola-polanya. Dalam puisi periode berikutnya persajakan sebagai sarana kepuitisan, tetapi disesuaikan dengan fungsi ekspresivitasnya, tidak usah harus terpola. Bahkan, ada kecenderungan untuk tidak mempergunakan 1990 karena sajak ditulis seperti bentuk persajakan pada periode 1970 formal prosa. Di samping persajakan sarana kepuitisan bunyi berupa orkestrasi. Orkestrasi adalah bunyi musik pada puisi. Orkestrasi ini berupa penggabungan unsur-unsur kepuitisan bunyi yang menyebabkan merdu dan berirama. Orkestrasi bunyi yang merdu disebut efoni, sedangkan orkestrasi bunyi parau disebut kakafoni.
            Satuan-satuan estetik lapis arti di antaranya berupa diksi, bahasa kiasan, dan sarana retorika. Diksi adalah pemilihan kata setepat-tepatnya. Pemilihan kata itu disesuaikan dengan ekspresi bunyi, ketepatan arti yang sesuai dengan gagasan sajak, konsep estetik, dan warna setempat (local colour). Puisi dapat diartikan sebagai hasil karya tulis yang mengandung unsur seni. Mengapa dikatakan demikian? Karena puisi adalah hasil buah fikir manusia (karya) dalam bentuk tertulis (tidak dalam bentuk lain, misal patung atau lukisan) yang penuh dengan unsur keindahan (rasa-emosi). Jika salah satu saja dari karakteristik tersebut hilang, misalkan unsur seni, tidak lagi disebut puisi, melainkan karya tulis biasa seperti halnya pengumuman, laporan, atau berita.Dalam berpuisi, baik waktu menulis, mambaca, maupun mendengarkannya, ada nuansa khusus sehingga emosional penulis, pembaca, ataupun pendengarnya terbawa hanyut oleh jiwa dari puisi itu. Lain halnya dengan sajian bahasa yang sifatnya informasi, mungkin tidak akan menyentuh unsur afektif individu. Dengan demikian, melalui berpuisi sekaligus dapat membangkitkan dan mengembangkan Bloom, BS dalam (Erman, 2003) potensi emosional (affektive, rasa-budi) sekaligus kemampuan berfikir (cognitive, akal-fikir), dan ketrampilan psikis (psychomotoric). Dengan berpuisi, lengkaplah pengembangan potensi individu tersebut di atas, karena ketiganya selalu terbawa serta.

B.     AnalisisPuisiBerdasarkanPendekatanStruktural

            Analisisstrukturaladalahanalisis yang melihatbahwaunsur-unsurstruktursajakitusalingberhubungansecaraerat, salingmenentukanartinyasebuahunsurtidakmempunyaimaknadengansendirinya. Struktur di sinidalamartibahwakaryasastraitumerupakansusunanunsur-unsur yang bersistem, yang antaraunsur-unsurnyaterjadihubungan yang timbalbalik, salingmenentukan. Dalampengertianstrukturiniterlihatadanyarangkaiankesatuan yang meliputitiga ide dasar, yaitu: pertama, strukturmerupakankeseluruhan yang bulat (ide kesatuan), yaitubagian yang bagianbentuknyatidakdapatberdirisendiri di luarstrukturitu. Kedua, strukturberisigagasantransformasi (ide transformasi) dalamartibahwastrukturitutidakstatis. Ketiga, strukturitumengaturdirisendiri (ide pengaturandirisendiri) self-regulation, dalamartistrukturtidakmemerlukanpertolonganbantuandariluardirinyauntukmensahkanprosedurtransformasinya. Menurutpikiranstrukturalisme, dunia (karyasastramerupakandunia yang diciptakanpengarang) lebihmerupakansusunanhubungandaripadasusunanbenda-benda.

            Analisis struktural merupakan tugas prioritas atau tugas pendahuluan. Sebab karya sastra mempunyai kebulatan makna intiristik yang dapat digali dari karya itu sendiri.Pendekatan struktural yang dipergunakan, akan menghasilkan gambaran yang jelas terhadap diksi, citraan, bahasa khias, majas, sarana retorika, bait dan baris, nilai bunyi, persajakan, narasi, emosi, dan ide yang digunakan dalam menulis puisinya.Untuk menunjang menganalisis puisi. Pendekatan struktural dalam analisis puisi kritik sastra berguna untuk pengembangan dan pembinaan ilmu sastra (teori sastra). Kritik sastra merupakan wadah analisis karya sastra, analisis struktur cerita, gaya bahasa, gaya bahasa teknik penceritaan dan sebagainya.Pendekatan struktural yang dipergunakan, akan menghasilkan gambaran yang jelas terhadap diksi, citraan, bahasa kias, majas, sarana retorika, bait dan baris, nilai dan bunyi, persajakan, narasi, emosi, dan ide yang digunakan pengarang dalam menulis puisinya.

























BAB III
ANALISIS STRUKTURAL SAJAK AMIR HAMZAH DAN CHAIRIL ANWAR

1.      AnalisisPuisiChairil Anwar
            Penerimaan

Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati

Aku masih tetap sendiri

Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi

Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani

Kalau kau mau kuterima kau kembali
Untukku sendiri tapi

Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.










Analisi puisi Chairil Anwar menggunakan pendekatan Objektif:
1.            BentukdanStrukturFisikPuisi
a. Tipografi
            Pada puisi “Penerimaan” karya Chairil Anwar terdapat enam bait dengan pola 2-1-2-1. Tiap bait puisinya berbeda, pada bait pertama, ketiga dan kelima terdapat dua larik sedangkan bait kedua, keempat, dan keenam terdapat satu larik.
b. Diksi
            Diksi yang terdapat pada puisi “Penerimaan” terdapat beberapa kata yang memakai konotasi, seperti:
Bak: bagaikan
Kembang sari: wanita perawan atau keperawanan
Tunduk: menghadapkan wajah kebawah (malu)
Tentang           : dekat dihadapan muka (menemui)
Cermin            : alat pantul atau bayangan
c. Imaji
            Imaji yang dipakai dalam puisi “Penerimaan” ini adalah imaji visual (pengelihatan), seperti: /kau bukan yang dulu lagi/, /Jangan tunduk!/, /dengan cermin aku enggan berbagi/.
d. Kata konkret
            Pada puisi “Penerimaan” terdapat kata konkret seperti bak kembang sari sudah terbagi artinya wanita yang sudah kehilangan keperawanannya. Sedangkan dengan cermin aku berbagi artinya si “aku” tidak ingin wanitanya mendua bahkan dengan bayangannya sekalipun.
e. Bahasa figuratif (majas):
            Majas yang digunakan adalah majas personifikasi yaitu majas yang mengambarkan benda mati seolah-olah hidup. Seperti pada bait keenam yaitu ‘’sedang dengan cermin aku enggan berbagi’’.
f. Rima
            Puisi ini memiliki rima yang sama karena seluruh baris pada puisi ini berakhiran huruf i dari awal hingga akhir.

2.            StrukturBatinPuisi

a.       Tema
            Tema yang diangkat Chairil Anwar pada puisi “Penerimaan” yaitu tentang percintaan. Tentang seorang lelaki yang masih menerima kekasihnya kembali meskipun sang kekasih sudah bersama orang lain.
b.      Rasa
            Rasa yang ada pada puisi ini adalah rasa semangat pengharapan dengan sedikit kecemasan pada setiap baitnya.
c.       Nada
            Pada puisi “Penerimaan” ini, Chairil Anwar menuangkan perasaan harap-harap cemas dan ketegasan. Pengharapan yang ia rasakan dikarenakan pada dasarnya ia masih mencintai kekashnya yang dulu.
d.      Amanat
            Agar perempuan mempertimbangkan penawaran si “aku” dan memutuskan dengan tegas keputusan yang akan diambil perempuan tersebut. Jangan pernah menduakan seseorang yang mencintai dengan tulus dan tanpa pamrih. Karena ketika ketulusan itu ternodai maka akan ada yang terluka. Jika diduakan itu sakit, maka jangan pernah menduakan cinta seseorang yang benar-benar tulus menyayangi, mengasihi, dan mencintai kita.









2.      AnalisisPuisi Amir Hamzah
PadamuJua
Habis kikis
Segala cintaku hilang terbang
Pulang kembali aku padamu
Seperti dahulu
Kaulah kandil kemerlap
Pelita jendela di malam gelap
Melambai pulang perlahan
Sabar, setia selalu
Satu kekasihku
Aku manusia
Punya rasa
Rindu rupa
Di mana engkau
Rupa tiada
Suara sayup
Hanya kata merangkai hati
Engkau cemburu
Engkau ganas
Mangsa aku dalam cakarmu
Bertukar tangkap dengan lepas
Nanar aku gila sasar
Sayang berulang padamu jua
Engkau pelik menusuk ingin
Serupa dara di balik tirai
Kasihmu sunyi
Menunggu seorang diri
Lalu waktu – bukan giliranku
Matahari– bukan kawanku
            Kritik obyektif adalah kritik yang menekankan pada struktur karya sastra itu sendiri dengan kemungkinan membebaskannya dari dunia pengarang public pembaca dan situasi jaman yang melahirkan karya sastra itu.
            Selain itu puisi objektif juga memperhatikan tema diksi pencitraan, tipograf, unsur bunyi, alur tokoh , penokohan , amanat dalam puisi “padamu jua” dari amir hamzah ada beberapa unsur intrinsik yang dapat di analisis, diantaranya :
Segala cinta si aku (kepada kekasihnya yang baru) habis terkikis tak bersisa, hilang terbang sebagai halnya burung yang lepas, maka siaku pulang kembali kepada kekasihnya yang lama seperti dahulu, sebelum mempunyai kekasih yang baru.
Puisi amir hamzah dengan judul “padamu jua” berlatar belakang mengenai kehidupan seorang manusia yang bertemakan cinta, hal yang menjadi unsur pokok dalampuisi ini adalah seorang kekasih (gadis) yang sangat sabar menanti kekasihnya (si aku) dalam kesunyianya, tanpa pamrih demi cintanya.

Analisi puisi Amir Hamzah
1.         Bentuk dan Struktur Fisik dan Batin Puisi
a. Berdasarkan Tema
            Jika dilihat dari isi puisi yang tercantum dalam setiap baitnya menurut saya puisi tersebut bertemakan cinta, akan tetapi dalam puisi tersebut bukan menggambarkan perasaan cinta saja, melainkan puisi tersebut juga menggambarkan kasih saying serta kesetiaan, kesabaran.
Habis kikis
Segala cintaku hilang terbang
Pulang kembali aku padamu
Seperti dahulu

Kaulah kandil kemerlap
Pelita jendela di malam gelap
Melambai pulang perlahan
Sabar, setia selalu
            Penyair puisi (amir hamzah) sudah berhasil menggambarkan sebuah penantian terhadap seseorang yang pernah menjadi kekasihnya dan berharap untuk kembali lagi padanya.

b. Berdasarkan Diksi (Pemilihan Kata)
            Menurut saya penggunaan diksi yang di gunakan oleh “amir hamzah” dalam puisi diatas, secara umum menggunakan bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari hingga menjdai abadi  seperti dahulu jendela, sabar, setia rindu, tetapi pemilihan kata dalam puisi “padamu jua” pada dasarnya juga mempunyai arti yang sedikit sulit untuk dipahami. Misalnya pada bait ke enam
Nanar aku gila sasar
Sayang berulang padamu jua
Engkau pelik menusuk ingin
Serupa dara di balik tirai
            Berdasarkan pemilihan kata yang digunakan dalam puisi diatas, karena ada beberapa pemilihan kata yang mempunyai makna asing misalnya kata nanar, gila sasar, padamu jua, pelik, dara dibalik tirai, sehingga diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajian, sehingga kata-kata menjadi lebih konkret.
 c. Berdasarkan Pencitraan
            Menurut saya, dalam bait puisi “padamu jua”, pencitraan yang digunakan  pengarang berupa citra rabaan dan pengelihatan, karena kata dalam bait puisi diatas merupakan pilihan kata yang menggambarkan perasaan penyair misalnya : kerinduan terhadap kekasihnya.
Terdapat pada bait ke tiga
Satu kekasihku
Aku manusia
Punya rasa
Rindu rupa
            Berdasarkan pencitraan diatas, citra rabaan dan pengelihatan yang merangsang indera di pergunakan dalam : aku manusia rindu rasa, rindu rupa.
d.Berdasarkan Tipografi
            Menurut saya, pada bait puisi  tersebut terkesan menyedihkan karena mempunyai makna tentang penantian dan kesetiaan terhadap kekesihnya yang pergi meninggalkan (engkau) hanya untuk mencari kekasihh baru, meskipun demikian (si engkau) tetap berharap bahwa kekasihnya akan kembali kepadanya lagi.
Kasihmu sunyi
Menunggu seorang diri
Lalu waktu – bukan giliranku
Matahari– bukan kawanku

e.       BerdasarkanUnsurBunyi
            Jika dilihat dari bait puisi diatas, kata yang digunakan oleh penyair puisi “padamu jua” (amir hamzah) di dominasi oleh bunyi vocal.
-          Judul puisi “padamu jua” urutan vokalnya : a,a,u,u,a
-          Bait Pertama di dominasi bunyi vocal      : i dan u 
-          Bait Kedua di dominasi bunyi vocal        : a dan u 
-          Bait Ketiga di dominasi bunyi vocal        : a dan u 
-          Bait Keempat di dominasi bunyi vocal     : i dan u 
-          Bait Kelima di dominasi bunyi vocal        : a dan u 
-          Bait Keenam di dominasi bunyi vocal      : a dan i
-          Bait Ketujuh di dominasi bunyi vocal      : i dan u 
            Dalam tiap bait puisi “padamu  jua”yang paling dominannya vocal a dan u. pada puisi ini banyak menggunakan bunyi vocal dibandingkan bunyi konsonan. Dalam hal ini ada juga yang membatasi paduan bunyi konsonan pada kata-kata yang berbeda pada satuan lirik yang sama.
f.       BerdasarkanAlur
            Menurut saya alur yang digunakan puisi diatas adalah alur mundur karena susunan yang menunjukan masa lalu akan kembali lagi
lalu waktu-Bukan giliranku
Matahari–bukan kawanku
            Sehingga pada dasarnya pengarang menunggu sesuatu yang ia harapkan dapat kembali lagi padanya, entah itu kapan kembalinya

g.      BerdasarkanTokoh Dan Penokohan
            Jika dilihat dari tokoh “aku” ia memiliki karakter yang optimis dan sabar, karena ia mengharapkan sesuatu yang tidak pernah akan dapat ia temui secara langsung, kecuali bila ia sudah mati, si aku tetap tak dapat menemui tuhan karena ia masih hidup. Jika dilihat dari tokoh engkau, memiliki karakter cemburu karena ia selalu curiga terhadap kekasihnya.
h.      BerdasarkanAmanat

















BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Puisiadalahsebuahstruktur yang kompleks. Olehkarenaitu, untukdapatmemahaminyaharuslahdianalisis. Akan tetapi, tidaksemuaanalisissamabaiknya. Analisis yang tidakbenarakanmenghasilkankumpulanfragmenataukoleksifragmen. Unsurkoleksibukanlahbagianstruktur yang sesungguhnya. Olehkarenaitu, dalamanalisisharuslahdilihathubunganantarbagiannya, mengingatunsurdalamstrukturadalahunsur yang fungsional.Sampaisekarangdikenalanalisisdikotomisbentukdanisikaryasastra. Analisisbentukdanisiitutidakmenggambarkanwujudpuisi yang sebenarnyakarenabentukdanisipuisiitutidakdapatdipisahkansecaramutlak.
Analisisstrukturaladalahanalisis yang melihatbahwaunsur-unsurstruktursajakitusalingberhubungansecaraerat, salingmenentukanartinyasebuahunsurtidakmempunyaimaknadengansendirinya. Struktur di sinidalamartibahwakaryasastraitumerupakansusunanunsur-unsur yang bersistem, yang antaraunsur-unsurnyaterjadihubungan yang timbalbalik, salingmenentukan.
Kritik sastra merupakan wadah analisis karya sastra, analisis struktur cerita, gaya bahasa, gaya bahasa teknik penceritaan dan sebagainya.Pendekatan struktural yang dipergunakan, akan menghasilkan gambaran yang jelas terhadap diksi, citraan, bahasa kias, majas, sarana retorika, bait danbaris, nilaidanbunyi, persajakan, narasi, emosi, dan ide yang digunakanpengarangdalammenulispuisinya.Menurutpikiranstrukturalisme, dunia (karyasastramerupakandunia yang diciptakanpengarang) lebihmerupakansusunanhubungandaripadasusunanbenda-benda.








DAFTAR PUSTAKA

Djoko Pradopo, Rachmat. 2012. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: UGM Press.
Wellek Rene, Warren Austin. 1989. Teori Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
http://fayzaaveiroo.blogspot.co.id/2012/10/analisis-puisi-chairil-anwar-penerimaan.html. (Dikutip (online) pada hari sabtu 03-10-2015 pukul 07:07).

(Dikutip (online) pada hari sabtu 03-10-2015 pukul 09:21).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar