Sabtu, 28 Oktober 2017

Pengaruh Aktivitas Organisasi Pramuka Terhadap Kemampuan Berpidato

PENGARUH AKTIVITAS ORGANISASI PRAMUKA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO MAHASISWA STKIP MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU LAMPUNG

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Akhir Mata Kuliah Menulis Karya Ilmiah

Dosen Pengampu      : Ibu Ani Diana, M. Hum.


Oleh:

1.      Ana Wahyu Kusniati      NPM   14040004












SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2017




PENGARUH AKTIVITAS ORGANISASI PRAMUKA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO MAHASISWA STKIP MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU LAMPUNG

Oleh,
Ana Wahyu Kusniati
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktivitas organisasi pramuka terhadap kemampuan berpidato mahasiswa. Objek penelitian ini adalah mahasiswa semester 1 program studi pendidikan bahasa dan sastra indonesia sebanyak 30 mahasiswa, yang terdiri atas 15 mahasiswa tercatat sebagai mahasiswa yang mengikuti organisasi pramuka dan 15 tidak mengikuti organisasi pramuka. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu teknik tes performance, sedangkan untuk menguji hipotesis peneliti menggunakan t-tes. 10 mahasiswa yang aktif dalam organisasi pramuka memiliki kemampuan yang sangat baik dalam berpidato, 4 mahasiswa yang mengikuti organisasi pramuka memiliki kemampuan baik dalam berpidato, dan hanya 1 mahasiswa yang mengikuti organisasi pramuka memiliki kemampuan cukup dalam berpidato, sedangkan dari 15 mahasiswa lainnya yang tidak mengikuti organisasi pramuka hanya terdapat 5 mahasiswa yang memiliki kemampuan berpidato yang sangat baik,  2 baik, 5 cukup dan 3 kurang.

Kata Kunci: Aktivitas organisasi, pramuka, berpidato.


















1.      PENDAHULUAN

Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, yang dalam kehidupan sehari-hari tidak bisa lepas dari kegiatan berkomunikasi. Komunikasi merupakan bagian integral kehidupan manusia, cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan manusia adalah komunikasi. Kecenderungan mahasiswa yang berkecimpung aktif dalam organisasi memiliki keterampilan komunikasi yang lebih baik. Sebagai makhluk sosial, mahasiswa juga dituntut untuk memiliki kemampuan komunikasi, baik dalam lingkungan pendidikan maupun lingkungan masyarakat. Pihak-pihak yang berkecimpung dalam sebuah organisasi dirasa memiliki keahlian komunikasi yang lebih baik.

Organisasi sebagai satuan unit sosial (pengelompokan manusia) yang sengaja dibentuk kembali dengan penuh pertimbangan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tertentu. Kegiatan sehari-hari selalu berhubungan dengan orang lain, begitupun dengan organisasi, di dalamnya pasti selalu berhubungan dengan orang lain. Aktivitas berorganisasi memberikan sumbangsih yang nyata terhadap kemampuan komunikasi siswa. Organisasi merupakan suatu aktivitas yang terdapat komunikasi didalamnya.

Menurut Drs. H. Malayu, S.P. Hasibuan (2016: 24 s.d 25), Organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja. Tujuan diatas berarti memungkinkan berkomunikasi dengan baik untuk mencapai tujuan. Komunikasi sebagai penghubung antara manusia dengan manusia lain, baik individu maupun kelompok. Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi yang diterima oleh alat-alat indra, kebagian otak. Komunikasi merupakan aktivitas yang paling penting dalam kehidupan manusia.

Adanya aktivitas organisasi di Perguruan Tinggi dirasa akan memberikan konstribusi tersendiri bagi kemampuan komunikasi Mahasiswa. Aktivitas adalah kegiatan atau keaktifan jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non fisik merupakan sebuah aktivitas (Anton. M. Mulyo. 2001 : 26).

Berbicara mengenai aktivitas berorganisasi tentu tidak akan asing dengan istilah pidato. Pidato merupakan penyampaian atau pengungkapan secara lisan dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak, pidato salah satu bentuk komunikasi satu arah, dalam berpidato diperlukan kemahiran dasar, antara lain: mampu mengungkapkan pikiran secara lisan dengan lancar, menguasai retorika atau gaya berbicara dengan bahasa yang baik dan benar serta memiliki keberanian tampil dimuka umum.
Salah satu kegiatan yang diduga mampu mendukung kemampuan berpidato Mahasiswa adalah organisasi Pramuka. Organisasi pramuka khususnya dalam lingkup Perguruan Tinggi atau Universitas, masuk dalam golongan pramuka pendega, tentu tidak akan sama dengan pramuka siaga, penggalang maupun penegak. Mahasiswa yang mengikuti organisasi pramuka dalam lingkup Perguruan Tinggi atau disebut dengan golongan pramuka pendega, sudah harus “mempersiapkan diri membangun masyarakat” seperti bunyi dalam Tri Satya atau tiga janji seorang pramuka pendega. Dalam hal ini tentu banyak kegiatan dalam pramuka yang mendukung Mahasiswa untuk mampu merealisasikan tiga janji tersebut salah satunya dengan mampu berkomunikasi dengan baik dan benar, menyampaikan informasi di depan khalayak umum atau disebut pidato yang secara langsung akan memberikan pembelajaran  dengan jelas. Kegiatan yang mampu mendukung hal tersebut  yaitu saat latihan pramuka.

2.      METODELOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, karena penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel X dan Y atau variabel bebas dan variabel terikat, yang akan dilihat korelasinya antara keduanya secara timbal balik. Dengan metode korelasional ini peneliti dapat mengetahui seberapa besar keeratan korelasi antara kedua variabel. Unutk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara aktivitas organisasi pramuka terhadap kemampuan berpidato mahasiswa, peneliti menggunakan korelasi sederhana dengan rumus korelasi product momen untuk mneguji korelasi di bawah ini:
            Keterangan:
rxy           = koefisien korelasi antara X dan Y
xy        = hasil kali antara X dan Y
n          = jumlah data
x          = skor ganjil
y          = skor genap (Sugiyono, 2009: 255)
Hasil korelasi tersebut diinterpretasikan terhadap tabel interpretasi koefisien korelasi (Sugiyono, 2009: 257) di bawah ini:
Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00-0,199
0,20-0,399
0,40-0,599
0,60-0,799
0,80-1,000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat

Setelah diketahui koefisien korelasinya, diuji signifikannya hubungan kedua variabel tersebut dengan menggunaktan rumus t di bawah ini:
Keterangan:
t = koefisien signifikasi korelasi variabel
r = koefisien korelasi antar dua variabel
Harga t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t table, dengan kesalahan 5%. Dengan ketentuan bila r hitung lebih kecil dari r table (rh<rt), maka Ho diterima, dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila r dihitung lebih besar dari r table (rh>rt) maka Ha diterima.
Setelah ditemukan korelasinya, diuji signifikansinya untuk mengetahui koefisien korelasi tersebut dapat digeneralisasikan atau tidak, dengan menggunakan rumus di bawah ini:
Keterangan:
R = koefisien korelasi ganda
K = jumlah variabel independen/bebas
N = jumlah anggota sampel
Hasil Fh dikonsultasikan dengan F table, dengan dk pembilang = k dan dk penyebut = (n-k-l) dan taraf kesalahan yang ditetapkan 5%. Dalam hal ini berlaku ketentuan bila Fh lebih besardari Fb maka koefisien korelasi ganda yang diuji adalah signifikan, yaitu dapat diberlakukan untuk seluruh populasi. Pada populasi ganda dilanjutkan dengan regresi ganda.
3.      HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil kegiatan tes performance di kelas A Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Semester 1 disajikan pada tabel berikut :

No
Nilai
Frekuensi absolute
Frekuensi relatif
Keterangan
1
90
15
50%
Sangat Baik
2
80
6
20%
Baik
3
70
6
20%
Cukup
4
60
3
10%
Kurang
Total Sample
30



Jadi dari tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
Jumlah frekuensi absolut dengan nilai 90 sebanyak 15 mahasiswa, 10 mahasiswa tercatat sebagai mahasiswa aktif dalam organisasi pramuka dan 5 mahasiswa tercatat sebagai mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi. Jumlah frekuensi absolut dengan nilai 80 sebanyak 6 mahasiswa, 4 mahasiswa tercatat sebagai mahasiswa aktif dalam oganisasi pramuka dan 2 mahasiswa tercatat sebagai mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi. Jumlah frekuensi absolut dengan nilai 70 sebanyak 6 mahasiswa, 5 mahasiswa tercatat sebagai mahasiswa aktif dalam organisasi pramuka dan 1 mahasiswa tercatat sebagai mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi. Jumlah frekuensi absolut dengan nilai 60 sebanyak 3 mahasiswa yang ternyata tidak mengikuti organisasi.
Dalam tes performance peneliti menetapkan dua tema yaitu: Hari Pahlawan dan Hari Ibu. Penelitian dilakukan selama dua hari dengan peserta tes performance 30 mahasiswa STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung Semester 1 kelas A. Dengan indikator penilaian sebagai berikut: Kerelevansian isi, sistematika isi, diksi, susunan kalimat dan pelafalan.
10 mahasiswa yang dikatakan sangat baik dalam berpidato dapat dilihat dari indikator yang menjadi acuan penilaian dalam berpidato yaitu pidato yang disampaikan relevensi dengan isi dan tema pidato, susunan pidatonya tersistematis, penggunaan bahasa baik dan sesuai, diksi yang digunakan bervariasi dan tepat dan tidak monoton sehingga pendengar mudah memahami. Susunan kalimatnya tepat dan penggunaan S,P,O,K nya sesuai serta pelafalannya sangat jelas, lantang, tegas serta di sampaikan dengan penuh percaya diri. Sedangkan, 5 mahasiswa yang dikatakan sangat baik dalam berpidato sama dengan 10 mahasiswa yang dikatakan sangat baik dalam berpidato. Namun, yang membedakan adalah pelafalannya karena 5 mahasiswa ini tercatat tidak aktif dalam organisasi pramuka sehingga dalam penyampaiannya kurang percaya diri.
4 mahasiswa yang dikatakan baik dalam berpidato dapat dilihat dari kesesuaian isi dengan topik pidato, susunan pidato yang sistematis, diksi yang bervariasi, tetapi ada beberapa kalimat yang kurang tepat. Walapun demikian pada saat berpidato mampu melafalkan dengan percaya diri dan jelas. Sedangkan 2 mahasiswa yang dikatkan baik dalam berpidato sama dengan 4 mahasiswa dikatakan baik dalam berpidato. Namun, yang membedakan adalah pelafalannya, 2 mahasiswa ini kurang percaya diri dan tegas dalam menyampaikan.
6 mahasiswa yang dikatakan cukup dalam berpidato dapat dilihat dari isi yang sudah sesuai dengan topik pidato, susunan pidato sudah sistematis, tetapi ada beberapa penggunaan diksi yang kurang tepat, serta penampilan atau cara melafalkan lantang  dan percaya diri meski susunan kalimatnya ada beberapa yang kurang tepat.
3 mahasiswa yang dikatakan kurang dalam berpidto dapat dilihat dari sistematika yang sudah sesuai dan tepat, tetapi untuk penggunaan diksi dan susunan kalimatnya banyak sekali yang kurang tepat sehingga pendengar sulit mengerti apa yang disampaikan, selain itu pelafalannya tidak begitu jelas dan kurang percaya diri.


4.      KESIMPULAN
Tes performance yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukan bahwa organisasi pramuka berperan penting dalam kemampuan berkomunikasi khususnya dalam berpidato. Hasil yang didapatkan dalam penelitian menunjukan bahwa mahasiswa yang aktif organisasi pramuka memiliki keterampilan berbicara khususnya pidato yang lebih baik. Dengan demikian maka dapat dibuktikan bahwa organisasi pramuka memberikan sumbangsih yang positif dan kuat terhadap kemampuan berpidato mahasiswa, dan diantara aktivitas organisasi pramuka dan kemampuan berpidato ini saling terkait dan berpengaruh positif

DAFTAR PUSTAKA
Anton, M., Mulyono. (2001). Aktivitas Belajar. Bandung: Yrama.
Hasibuan,S.P., Malayu. (2016).Organisasi dan Motivasi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar