MEMBACA PEMAHAMAN LTIERAL DAN PENERAPAN MODEL MEMBACA TOTAL
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN (STKIP)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang
Maha Mendengar lagi Maha Melihat dan atas segala limpahan rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan
waktu yang telah direncanakan. Shalawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan
sahabatnya yang selalu membantu perjuangan beliau dalam menegakkan Dinullah di
muka bumi ini.
Dalam penulisan ini, tentunya banyak
pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil.Oleh karena itu
penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang tiada hingganya kepada rekan
dan teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka saran dan kritik yang
konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan
selanjutnya.Hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua urusan dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para
pembaca pada umumnya, semoga Allah meridhoi dan dicatat sebagai ibadah
disisi-Nya, amin.
Pringsewu, November 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
KATA PENGANTAR
...................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan
Masalah....................................................................................... 2
C. Tujuan
Penulisan......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Membaca Literal......................................................................... 3
B. Proses
Membaca........................................................................................... 5
C. Model-Model
Membaca Pemahaman Literal............................................... 5
D. Factor-faktor
yang mempengaruhi membaca pemahaman literal................. 6
E. Kemampuan memahami informasi focus terhadap teks bacaan
melalui
mode membaca total........................................................................ 7
F. Kemampuan membuat rangkuman isi bacaan melalui model
membaca
total.............................................................................................. 10
G. Kelebihan..................................................................................................... 10
H. Kelemahan.................................................................................................... 11
I. Solusi terhadap kelemahan atau Kendala dalam penggunaan
model membac Total................................................................................... 11
J. Implikasi model membaca total.................................................................... 12
K. Prosedur pembelajaran membaca pemahaman ............................................ 12
BAB IIIPENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Bahasa adalah kode yang disepakati
oleh masyarakat sosial yang mewakili ide-ide melalui penggunaan simbol-simbol
arbitrer dan kaidah-kaidah yang mengatur kombinasi simbolsimbol tersebut
(Bernstein dan Tigerman, 1993). Kode linguistik mencakup kaidahkaidah kompleks
yang mengatur bunyi, kata, kalimat, makna dan penggunaannya.
Bahasa merupakan suatu sistem
kombinasi sejumlah komponen kaidah yang kompleks.Bloom dan Lahey (1978)
memandang bahasa sebagai suatu kombinasi antara tiga komponen utama: bentuk,
isi dan penggunaan. Bentuk suatu ujaran dalam bahasa lisan dapat digambarkan berdasarkan
bentuk fonetik dan akustiknya, tetapi bila kita hanya menggambarkan bentuknya
saja, maka kita akan terbatas pada penggambaran bentuk atau kontur fitur
permukaan ujaran saja. Ini biasanya dilakukan berdasarkan unit fonologi (bunyi
atau struktur bunyi), morfologi (unit-unit makna berupa kata atau infleksi),
dan sintaks (kombinasi antara berbagai unit makna).
Membaca pemahaman (reading for understanding) yang dimaksudkan disini adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami :
Membaca pemahaman (reading for understanding) yang dimaksudkan disini adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami :
1.
Standar atau norma-norma sesastraahn
(letery standards)
2.
Resensi kritis (critical review)
3.
Drama tulis (printed drama)
4.
Pola-pola fiksi (patterns of fiction)
Membaca
pemahaman adalah suatu proses untuk mengenali atau mengidentifikasi teks,
kemudian mengingat kembali isi teks. Membaca pemahaman juga dapat berarti
sebagai suatu kegiatan membuat urutan tentang uraian/menggorganisasi isi teks,
bisa mengevaluasi sekaligus dapat merespon apa yang tersurat atau tersirat
dalam teks.
Pemahaman berhubungan laras dengan kecepatan. Pemahaman atau comprehension, adalah kemampuan membaca untuk mengerti: ide pokok, detail penting, dan seluruh pengertian.
Pemahaman berhubungan laras dengan kecepatan. Pemahaman atau comprehension, adalah kemampuan membaca untuk mengerti: ide pokok, detail penting, dan seluruh pengertian.
B.
Rumuan
masalah
Apa yang dimaksud dengan membaca
pemahaman dan penerapan model membaca total
C.
Tujuan
Penulisan
Mahasiswa dapat memahami membaca
pemahaman dan penerapanmodelmembaca total
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Membaca Literal
Menurut Burn, Reo dan Ross, (1996:
43) menyatakan bahwa: “Membaca pemahaman literal adalah membaca teks bacaan dan
memahami isi bacaan tentang apa yang disebutkan di dalam teks yang tersurat.”
Kompetensi membaca pemahaman
seperti yang diuraikan tersebut di atas adalah suatu hal yang mutlak dimiliki
oleh siswa sejak usia SD. Hal ini dapat dicapai setelah mereka mampu membaca
permulaan. Membaca permulaan diajarkan pada kelas rendah di SD, yaitu kelas
satu dan kelas dua. Sementara membaca pemahaman mulai diajarkan pada tingkat
kelas tiga dan dimulai pada latihan pemahaman tingkat rendah (literal) dan
secara bertahap dikembangkan sesuai jenjang kelasnya.
Terampil dan mampu membaca tidak
diperoleh secara alamiah, tetapi diperoleh melalui proses pembelajaran yang
bertahap dan sistematis. Haryadi dan Zamzami (1996: 303) menyatakan bahwa
membaca adalah suatu aktivitas yang disengaja dan terencana. Dengan melakukan
aktivitas proses membaca berarti melakukan aktivitas memproses makna kata,
memahami konsep, memahami informasi dan memahami ide yang disampaikan penulis
dan dihubungkan dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dimiliki oleh
pembaca.
Kemampuan
memahami isi bacaan diperlukan kompetensi seperti yang dikemukakan oleh Billet
dan Temple dalam Burn, Roe dan Ross, (1996: 34), yaitu: Pengetahuan yang telah
dijumpai oleh pembaca (prior knowledge), pengetahuan tentang struktur teks
(Knowledge Of Text Structure) dan kegiatan menemukan makna (Active Search For
Information). Pengetahuan yang sebelumnya telah dipunyai oleh pembaca merupakan
pembendaharaan sejumlah pengetahuan tentang apa yang tersimpan dalam schemata
dan dalam struktur psikologis pembaca. Penguasaan struktur teks bacaan
deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi, dan persuasi ciri khas tersendiri.
Kegiatan menemukan makna merupakan hal yang penting, karena dengan menemukan
makna, maka dapat memahami isi bacaan yang dibaca.
Menurut Burn,
Reo dan Ross, (1996: 43) menyatakan bahwa: “Membaca pemahaman literal adalah
membaca teks bacaan dan memahami isi bacaan tentang apa yang disebutkan di
dalam teks yang tersurat.”
Kompetensi
membaca pemahaman seperti yang diuraikan tersebut di atas adalah suatu hal yang
mutlak dimiliki oleh siswa sejak usia SD. Hal ini dapat dicapai setelah mereka
mampu membaca permulaan. Membaca permulaan diajarkan pada kelas rendah di SD,
yaitu kelas satu dan kelas dua. Sementara membaca pemahaman mulai diajarkan pada
tingkat kelas tiga dan dimulai pada latihan pemahaman tingkat rendah (literal)
dan secara bertahap dikembangkan sesuai jenjang kelasnya.
Tujuan
Membaca Literal.
Membaca
literal bertujuan hanya mengenal arti yang tertera secara tersurat dalam teks
bacaan. Pembaca cukup menangkap informasi yang tertera secara literal (reading
the lines) dalam teks bacaan. Ia tidak berusaha mendalami atau menangkap lebih
jauh. Teknik seperti ini biasanya dipakai dalam proses belajar mengajar tingkat
rendah, misalnya siswa SD-SMP.
Contoh
Membaca Literal.
Siswa SD
yang diberi tugas membaca sebuah buku cerita atau buku tentang ilmu
pengetahuan.
B.
Proses
Membaca
“proses pemahaman dalam membaca
melibatkan tiga hal pokok, yaitu pengetahuan yang telah dijumpai oleh pembaca
(prior knowledge), pengetahuan tentang struktur teks (knowledge of text
structure) dan kegiatan menemukan makna (active search for information).
Pengetahuan yang sebelumnya telah dipunyai oleh pembaca merupakan
pembendaharaan sejumlah pengetahuan tentang apa yang tersimpan dalam schemata
dan dalam struktur psikologis pembaca. Penguasaan struktur teks bacaan
deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi, dan persuasi ciri khas tersendiri.
Kegiatan menemukan makna merupakan hal yang penting, karena dengan menemukan
makna, maka dapat memahami isi bacaan yang dibaca.
C.
Model-Model
Membaca Pemahaman Literal
Punfey dalam Rumijan (2002: 25)
menyatakan bahwa: “Mengembangkan pemahaman literal dibagi dua kategori, yaitu
kemampuan mengenal dan kemampuan mengungkapkan kembali isi bacaan berupa (1)
detail, (2) ide pokok, (3) urutan, (4) perbandingan, (5) hubungan kausal, (6)
pelaku dalam bacaan.” Dari uraian isi bacaan literal atau seperti yang tersurat
di dalam teks bacaan dan pada hakikatnya adalah kemampuan menginterpretasi
makna dalam teks bacaan.
Untuk membangun pemahaman literal, siswa diberikan panduan pertanyaan arahan seperti yang dikemukakan oleh Burn, Roe dan Ross (1996: 47) yaitu:
“(1) Siapa, untuk menyakan
orang/binatang atau tokoh di dalam wacana, (2) apa, untuk menanyakan barang,
bench, dan peristiwa, (3) di mana, untuk menanyakan tempat. (4) kapan, untuk
menanyakan waktu, (5) bagaimana, untuk menanyakan proses jalannya suatu
peristiwa alasan untuk sesuatu, dan (6) mengapa, untuk menanyakan sesuatu
sebagaimana disebutkan di dalam bacaan”.
Panduan untuk memahami isi bacaan
secara literal seperti di atas diharapkan dapat dijadikan petunjuk untuk
memahmi isi bacaan. Shanklin dan Rhodes dalam Burn, Roe dan Ross, (1996: 105)
menyatakan bahwa: “Kemampuan memahami isi bacaan merupakan suatu proses yang
berkembang secara terus-menerus dan dapat dimulai sebelum buku dibaca dan
berkembang setelah buku selesai dibaca.”
D.
Factor-faktor
yang mempengaruhi membaca pemahaman literal
Guna meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman, sekurang-kurangnya guru perlu membina lima faktor pendukung
pemahaman seperti yang diungkapkan oleh Burn, Reo dan Ross (1996: 112) yaitu;
“(a) potensi skemata pembaca, (b) potensi mengingat. (c) perspektif pembaca,
(d) kemampuan berpikir, dan (e) aspek efektif.” kelima hal tersebut dibahas
sebagai berikut.
(a) Potensi
Skemata Pembaca
Setiap manusia memiliki potensi u
ntuk berkembang. Potensi itu ada pada diri siswa itu sendiri yang tersimpan di
dalam memorinya. Hal ini sebagaimana yang dinyataan oleh Cahyono (1992/1993:
25) bahwa: “Skemata adalah berupa pengetahuan yang tersimpan di dalam memori siswa
yang dapat berfungsi pada saat siswa menginterpretasi informasi baru serta
membiarkan informasi bari itu masuk dan menjadi bagian dari pengalaman yang
tersimpan.”
(b) Potensi
Mengingat
Kemampuan mengingat adalah suatu
kemampuan kognisi yang dimiliki oleh setiap orang. Dalam Taksonomi Bloom
kemampuan ini termasuk kemampuan tingkat rendah. Mengingat sangat diperlukan
dalam membaca, karena dengan mengingat pembaca dapat menggungkapkan kembali dan
menghubungkan antara apa yang dibaca dengan apa dipahaminya.
(c) Perspektif
Pembaca
Perspektif pembaca merupakan
potensi yang sangat menentukan pemahaman seseorang dalam membaca teks bacaan.
Dengan perspektif yang dimilki oleh siswa terhadap bacaan yang dibacanya dapat
memberikan kemudahan dalam memahami isi bacaan. Perspektif yang dimaksud adalah
pendapat, anggapan, dan tinjauan pembaca terhadap teks yang dibacanya.
(d) Kemampuan
Berpikir
Kemampuan berpikir adalah syarat
untuk memahami sesuatu. Untuk memahami isi bacaan diperlukan kognisi siswa.
Kemampuan berpikir yang dimaksud adalah kemampuan mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, mensintesis tentang apa yang dibacanya.
(e) Aspek
Apektif
Aspek atfektif adalah aspek yang
juga menentukan kemampuan sesorang memahami isi bacaan dengan baik. Apektif
adalah sikap seseorang terhadap teks yang dibacanya. Dengan memiliki sikap yang
positif atau dengan kemampuan pembaca menanggapi isi teks dengan baik, maka
akan menghasilkan pemahaman yang baik.
Selain hal tersebut di atas,
Anthony dalam Rumijan (2002: 20) menyatakan bahwa ada tiga faktor yang perlu
diketahui dan dikembangkan oleh guru dalam proses pemahaman isi bacaan, yaitu
(1) karakteristik pebelajar, (2) karakteristik teks, dan (3) konteks sosial.
Ketiga faktor ini menjadi perhatian utama bagi guru untuk meningkatkan kemampuan
membaca pemahaman siswa. Untuk lebih jelasnya dibahas sebagai berikut.
(1) Karakteristik
Pelajar
Membina kemanpuan siswa di SD
membawa pemahaman guru perlu mengetahui karakteristik siswa yang meliputi
pengetahuan latar pengetahuan kosakata, dan pengetahuan metokognitif. Ketiga
hal tersebut dibahas sebagai berikut.
(a) Pengetahuan
Latar
Pengetahuan latar adalah
pengetahuan yang sudah dimiliki oleh siswa yang berkaitan dengan topik bacaan
yang akan dibaca. Mengetahui latar pengetahuan siswa sangat membantu memahami
isi bacaan. Memiliki latar pengetahuan yang cukup berkaitan dengan teks bacaan
yang akan dibaca akan berpengaruh pada kemampuan siswa memahami isi bacaan
Cleary dalam Rumijan (2002: 64) menyatakan bahwa: “Anak yang memiliki latar
pengetahuan yang Serupa dengan teks yang akan dibacanya sangat membantu anak
dalam membaca.”
(b) Pengetahuan
Kosakata
Pengetahuan kosakata yang dimiliki
oleh siswa sangat berpengaruh terhadap kemampuan memahami isi bacaan. Guna
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman literal, guru harus membekali
pengetahuan kosakata bagi siswa. Penguasaan kosakata berpengaruh terhadap
pemahaman teks bacaan. Cara yang etektif untuk meningkatkan kosakata siswa
adalah (a) memilih dan menemukan kata kunci, (b) memberi petunjuk yang
menekankan hubungan antara kata dengan pengalaman atau pengetahuan latar
pembaca, dan (3) melatih menggunakan kosakata dalam kalimat.
(c) Pengetahuan
Metakognitif
Meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman, guru perlu meningkatkan metakognitif siswa. Metakognitif adalah kemampuan
untuk menjelaskan mengapa seseorang melakukan strategi tertentu, misalnya
memahami isi bacaan. Metakognitif dapat dikembangkan melalui pengalaman dan
pembelajaran. Melalui pengembangan metakognitif siswa dapat menyadari
langkah-langkah yang diambil dalam memahami isi bacaan.
Membangun metakognitif siswa dalam
hal memaham isi bacaan dapat dilakukan dengan cara (a) guru menjelaskan proses
membaca pemahaman secara eksplisit dengan memberi informasi tentang bagaimana
dan kapan strategi itu digunakan (b) dengan cara pembelajaran timbal balik akan
dapat mempengaruhi terhadap strategi memahami isi bacaan yang meliputi:
meringkas isi bacaan, membuat pertanyaan isi bacaan, menjelaskan, memprediksi
isi bacaan, melibatkan siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman.
(2) Karakteristik
Teks
Pengetahuan tentang karakteristik
teks dapat dipakai untuk membantu pemahaman teks bacaan. Pemahaman tentang
karakteristik isi teks bacaan sangat membantu siswa dalam mamahami isi bacaan.
Pemahannan terhadap jenis teks yang akan dibaca merupakan hasil dari pembentukan
makna yang timbal balik antara pembaca dan teks bacaan.
(3) Konteks
Sosial
Konsteks sosial merupakan
lingkungan sosial dimana siswa berada. Pengaruh konteks sosial terhadap
pembelajaran membaca pemahaman adalah bahwa latar belakang budaya dan konteks
pembelajaran digunakan dapat mempengaruhi pemahaman isi bacaan.
Sejalan dengan hal tersebut di atas, Burn, Roe dan Ross (1996: 130 menyatakan bahwa dalam membaca ada dua bagian utama yang perlu diketahui, yaitu membaca sebagai proses dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas yang bersifat mental maupun fisik. Sementara mebaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi aktivitas yang dilakukan pada saat membaca.
Sejalan dengan hal tersebut di atas, Burn, Roe dan Ross (1996: 130 menyatakan bahwa dalam membaca ada dua bagian utama yang perlu diketahui, yaitu membaca sebagai proses dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas yang bersifat mental maupun fisik. Sementara mebaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi aktivitas yang dilakukan pada saat membaca.
E.
Kemampuan memahami informasi focus terhadap teks bacaan melalui
mode membaca total
- Guru menjelaskan
konsep MMT secara singkat
- Siswa diminta untuk
membaca teks selama 2-3 menit dengan menggunakan teknik skimming dan
scanning
- Siswa diarahkan untuk
memahami pemahaman terhadap isi bacaan dengan menggunakan gaya SAVI
- Siswa diberi
pertanyaan tentang informasi fokus
- Siswa diminta untuk
membuat simpulan akhir
- Siswa diminta untuk
mencatat hal-hal penting
- Siswa diminta untuk
membuat peta konsep
- Siswa diminta untuk
membuat rangkuman isi bacaan
- Siswa diberikan
motivasi belajar
- Guru mengevaluasi
kemampuan siswa
F.
Kemampuan membuat rangkuman isi bacaan melalui model membaca total
Langkah-langkah
membuat rangkuman isi bacaan melalui teknik MMT:
ℓ
Membaca naskah asli seluruhnya melalui model membaca
total
ℓ
Mencatat hal-hal penting
ℓ
Membuat peta konsep berdasarkan kata kunci
ℓ
Menyusun catatan-catatan penting
G.
Kelebihan
• Meningkatkan kemampuan
untuk memahami informasi fokus.
• Menentukan dan memahami
ide pokok
• Berfikir secara kritis
• Mengingat kembali isi
bacaan yang lebih lama
• Memahami isi bacaan dengan
baik.
H.
Kelemahan
• Guru dan siswa tidak
maksimal memahami penggunaan model baru tersebut
• Guru dan siswa tidak dapat
memahami pengertian informasi fokus, kalimat topik, kalimat jabatan, ide pokok,
dan ide jabaran.
• Pembelajaran didominasi
oleh guru khususnya ketika guru membahas jawaban dari pertanyaan-pertanyaan.
I.
Solusi terhadap kelemahan atau Kendala dalam penggunaan model membac Total
Ø Solusi dari kelemahan atau
kendalanya adalah sebagai berikut:
Ø Harus memahami penggunaan
model membaca total
Ø Berlatih dan memahami
informasi fokus terhadap teks bacaan melalui MMT
Ø Dapat membedakan antara
kalimat topik, kalimat jabatan, ide pokok, dan ide jabaran.
J.
Implikasi model membaca total
- Siswa kurang bisa menentukan ide pokok
secara keseluruhan dari isi bacaan ;
- Siswa kurang membedakan antara kalimat
topik dengan kalimat pendukung atau penjelas ;
- Siswa kurang bisa membuat simpulan akhir
isi bacaan ;
- Siswa merasa sukar memahami isi bacaan,
khususnya memahami informasi fokus ;
- Siwa kurang menyenangi pembelajaran
membaca
K.
Prosedur pembelajaran membaca pemahaman
1.
Guru menjelaskan konsep MMT secara singkat
2.
Siswa diminta untuk membaca teks selama 2-3 menit dengan
menggunakan teknik skimming dan scanning
3.
Siswa diarahkan untuk memahami pemahaman terhadap isi
bacaan dengan menggunakan gaya SAVI
4.
Siswa diberi pertanyaan tentang informasi fokus
5.
Siswa diminta untuk membuat simpulan akhir
6.
Siswa diminta untuk mencatat hal-hal penting
7.
Siswa diminta untuk membuat peta konsep
8.
Siswa diminta untuk membuat rangkuman isi bacaan
9.
Siswa diberikan motivasi belajar
10. Guru mengevaluasi
kemampuan siswa
BAB III
PENUTUP
Kemampuan
memahami isi bacaan diperlukan kompetensi seperti yang dikemukakan oleh Billet
dan Temple dalam Burn, Roe dan Ross, (1996: 34), yaitu: Pengetahuan yang telah
dijumpai oleh pembaca (prior knowledge), pengetahuan tentang struktur teks
(Knowledge Of Text Structure) dan kegiatan menemukan makna (Active Search For
Information). Pengetahuan yang sebelumnya telah dipunyai oleh pembaca merupakan
pembendaharaan sejumlah pengetahuan tentang apa yang tersimpan dalam schemata
dan dalam struktur psikologis pembaca. Penguasaan struktur teks bacaan
deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi, dan persuasi ciri khas tersendiri.
Kegiatan menemukan makna merupakan hal yang penting, karena dengan menemukan
makna, maka dapat memahami isi bacaan yang dibaca.
Menurut Burn,
Reo dan Ross, (1996: 43) menyatakan bahwa: “Membaca pemahaman literal adalah
membaca teks bacaan dan memahami isi bacaan tentang apa yang disebutkan di
dalam teks yang tersurat.”
Kompetensi
membaca pemahaman seperti yang diuraikan tersebut di atas adalah suatu hal yang
mutlak dimiliki oleh siswa sejak usia SD. Hal ini dapat dicapai setelah mereka
mampu membaca permulaan. Membaca permulaan diajarkan pada kelas rendah di SD,
yaitu kelas satu dan kelas dua. Sementara membaca pemahaman mulai diajarkan pada
tingkat kelas tiga dan dimulai pada latihan pemahaman tingkat rendah (literal)
dan secara bertahap dikembangkan sesuai jenjang kelasnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Nurhadi, Drs. 1987. Membaca Cepat
dan Efektif. Malang. Sinar Baru algensindo
Leonhardt, Mary. 1999. 99 Cara
menjadikan Anak Anda Keranjingan Membaca. Bandung. Kaifa
Adi susilo, Taufik. 2011. Belajar
Calistung Itu Asyik.Yogyakarta. PT. Buku Kita
Puji santoso, dkk.2009.Materi dan
Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta. Universitas terbuka.
Wardhani, I Gak, dkk.2007.
Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Universitas terbuka.
www. Republika.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar