Problematika
Peserta didik (Stres dan Kenakalan remaja)
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik
Dosen Pengampu : Bapak Sofiyan Akbar Budiman, M.Pd
Disusun oleh:
Kelompok 10
Prodi: Bahasa dan Sastra Indonesia
1.
ANA WAHYU KUSNIATI :
14040004
2.
RAHMAD MAHARDIKA :
14040017
3.
MARLIANA :
14040018
4.
FITRIYAH :
14040036
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU LAMPUNG
2015
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi allahyang telah memberikan kemudahan sehingga
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepatpada waktunya. Tanpa pertolongan-
Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Sholawat
dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi
Muhammad SAW.
Makalah
ini memuat materi tentang Problematika Peserta didik (Stres dan Kenakalan
remaja).
walaupun makalah ini kurang
sempurna dan memerlukan perbaikan tetapi juga
memiliki
detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Pada kesempatan ini
penyusun mengucapkan terimakasih kepada Bapak sofyan akbar budiman M,Pd. yang
telah membimbing dalam pembuatan makalah ini. Penyusun mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan
makalah ini. Meskipun penyusun telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan
kemampuan penyusun,tidak menutup mata bahwa masih terdapat kesalahan dan kekurangan.Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
dari pembaca sangat kami harapkan. guna terciptanya makalah yang lebih baik di masa yang
akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Pringsewu, Maret 2015
Penyusun
kelompok 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sekolah
mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan dan perkembangan peserta
didik. Sekolah dipandang dapat memenuhi beberapa kebutuhan peserta didik dan
menentukan kualitas kehidupan mereka di masa depan. Tetapi pada saat yang sama,
sekolah ternyata juga dapat menjadi sumber masalah, yang pada gilirannya memicu
terjadinya stres di kalangan peserta didik. Sekolah menjadi sumber utama bagi
anak selain dalam keluarga. Hal ini disebabakan waktu anak lebih bnayak
dihabiskan di sekolah. Disekolah anak merupakan anggota dari suatu masyarakat
kecil dimana terdapat tugas-tugas yang harus diselesaikan, orang-orang yang
perlu dikenal dan mengenal diri mereka, serta peraturan yang menjelaskan dan
membatasi perilaku, perasaan dan sikap mereka. Peristiwa-peristiwa hidup yang
dialami anak sebagai anggota masyarakat kecil yang bernama sekolah ini tidak
jarang menimbulkan perasaan stres dalam diri mereka. Masa-masa sekolah
merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi anak tetapi disisi lain mereka
dihadapkan pada banyajk tuntutan dan perubahan cepat membuat mereka mengalami
masa-masa penuh stres. Mereka dihadapkan pada pekerjaan rumah yang banyak,
perubahan kurikulum yang berlangsung dengan cepat, batas waktu tugas dan ujian,
kecemasan dan kebingungan dalam menentukan pilihan karier dan program
pendidikan lanjutan, membagi waktu untuk mengerjakan PR, olahraga, hobi, daqn
kehidupan sosial. Tidak jarang, mereka juga harus berhadapan dengan situasi
konflik dengan orang tua, teman-teman, dan saudara-saudara, tuntutan untuk
mengatasi suasana hati tak dapat diramalkan, perhatian tentang penampilan,
pencekcokan dengan kelompok sebaya, termasuk menangani percintaan dan dorongan
seksual. Masalah keuangan, seperti halnya dengan isu-isu tentang alkohol dan
obat-obatan juga merupakan sumber kecemasan dikalangan remaja. Bahkan
belakangan ini kekerasan didalam dan disekitar sekolah telah menjadi suatu
ketakutan baru untuk menghantui anak remaja. Lebih dari semua tuntutan
tersebut, mereka juga harus berhadapan dengan perubahan fisik dan emosional
yang cepat dan perubahan emosional.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
fenomena stress sekolah dalam perkembangan peserta didik?
2.
Bagaimana
konsep stress dalam sekolah?
3.
Apa sumber
stress di sekolah?
4.
Apa dampak
stress sekolah?
5.
Bagaimana Upaya
mengatasi problem stress sekolah yang dialami peserta didik?
6.
ApaPengertian
Kenakalan Remaja?
7.
ApaPenyebab
Kenakalan Remaja?
8.
ApaSolusi
Kenakalan Remaja?
1.3
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui bagaimana fenomena stress di sekolah dalam perkembangan peserta
didik.
2.
Agar dapat
mengetahui konsep stress di sekolah.
3.
Agar dapat
mengetahui sumber stress di sekolah.
4.
Agar dapat
mengetahui apa dampak stress di sekolah.
5.
Agar mengetahui
Upaya mengatasi problem stress sekolah yang dialami peserta didik.
6.
Agar dapat
mengetahui Pengertian Kenakalan Remaja.
7.
Agar mengetahui
Penyebab Kenakalan Remaja.
8.
Agar dapat
mengetahui bagaimana Solusi Kenakalan Remaja.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. fenomena stress sekolah dalam perkembangan peserta didik.
Sekolah
mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan dan perkembangan peserta
didik. Sekolah dipandang dapat memenuhi beberapa kebutuhan peserta didik dan
menentukan kualitas kehidupan mereka di masa depan. Tetapi pada saat yang sama,
sekolah ternyata juga menjadi sumber masalah, yang pada gilirannya memicu
terjadi stress dikalangan peserta didik. Hal ini seharusnya dapat dimengerti,
sebab anak banyak menghabiskan waktunya di sekolah. Di sekolah anak merupakan
anggota dari suatu masyarakat kecil dimana terdapat tugas-tugas yang harus
diselesaikan, orang-orang yang perlu dikenal dan mengenal diri mereka, serta
peraturan yang menjelaskan dan membatasi perilaku, perasaan dan sikap mereka.
Peristiwa-peristiwa hidup yang dialami anak sebagai anggota masyarakat kecil
yang bernama sekolah ini tidak jarang menimbulkan perasaan stress dalam diri
mereka.
2.2 Konsep stres disekolah
Konsep
school stress belakangan ini mulai diminati oleh sejumlah peneliti psikologi
dan pendidikan untuk memahami kondisi stres yang dialami disekolah.Kemudian
para peneliti mengembangkan konsep yang menggambarkan kondisi stres yang
dialami oleh siswa akibat tuntutan sekolahnya,yaitu school stress.
Verna,dkk(2002)mendefinisikan
scool stress sebagai akibat dari tuntutan sekolah,yaitu stress siswa yang
bersumber dari tuntutan sekolah.Tuntutan yang dimaksud yaitu lebih menfokuskan
pada tuntutan tugas-tugas sekolah dan tuntutan dari guru.
Desmita(2005)mendefinisikan
stress sekolah sebagai ketegangan emosional yang muncul dari peristiwa-peristiwa
kehidupan disekolah,dan perasaan terancamnya keselamatan atau harga didi
siswa,sehingga memunculkan reaksi-reaksi fisik,psikologis dan tingkah laku yang
berdampak pada penyesuaian psikologis dan prestasi akademis.
2.3
Sumber problem
stres sekolah
Sebagaimana telah dijelaskan diatas
bahwa stres siswa bersumber dari berbagai tuntutan sekolah. Sekolah merupakan
sebuah sistem sosial dengan struktur organisasi yang kompleks. Arends
(1998) secara tegas mengatakan bahwa
sekolah dalam banyak hal memiliki kesamaan dengan organisasi-organisasi lain
yang ada dalam masyarakat. Sebagai sebuah organisasi sosial yang kompleks,
sekolah memiliki sejumlah norma, nilai, peraturan, dan tuntutan yang harus
dipenuhi oleh para angootanya, termasuk oleh siswa. Sistem norma, nilai,
peraturan, dan tuntutan sekolah tersebut mempunyai dampak yang besar terhadap
penyesuaian akademik dan sosial siswa (Brand, dkk., 2003). Ketidak mampuan
siswa menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan sekolah tersebut akan memicu
terjadinya stres. Dengan demikian dapat dipahami bahwa stres yang dialami oleh
siswa bersumber dari berbagai tuntutan sekolah. Desmita (2005) Mengidentifikasi
adanya empat tuntutan sekolah yang dapat menjadi sumber stres bagi siswa, yaitu
phyysical demands, task demands role demands, dan interpersonal demands.
Desmita(2005)mengidentifikasikanada 4 tuntutan sekolah yang dapat menjadi
sumber stres, yaitu :
1. Physical demands (tuntutan fisik)
Physical demands maksudny adalah stress siswa yang bersumber dari lingkungan fisiksekolah.
2. Task demands(tuntutan tugas) Adanya
tuntutan tugas sekolah ini di satu sisi merupakan aktivitas sekolah yang sangat
bermanfaat bagi perkembangan dan kemajuan siswa, Namun disisi lain tidak jarang
tuntutan tugas tersebut menimbulkan perasaan tertekan dan kecemasa
3. Role demands(tuntutan peran) Tuntutan
peran secara tipikal berkaitan dengan harapan tingkahlaku yang dikomunikasikan
oleh pihak sekolah, orangtua dan masyarakat kepada siswa. Harapan peranini
dapat menjadi salahsatu sumber stress bagi siswa,terutama ketika ia merasa
tidak mampu memenuhi harapan-harapan peran tersebut.
4. Interpersonal demands(tuntutan
interpersonal) Rice(1999) secara garis besa membedakan menjadi 2 tipologi
sumber stress sekolah:
a.personal
social stressor, adalah stress siswa yang bersumber dari diri dan
lingkungan sosial
b.akademik
stressor, adalah stress siswa yang bersumber dari proses belajar mengajar atau
hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar. Stress yang dialami oleh
siswa biasanya juga disebabkan oleh:
·
Tekanan orang
tua
·
Tekanan guru
·
Tekanandarisesamsiswa
·
Tekanandaridirisendiri
2.4.
Dampak stress sekolah
Stres
sekolah mempunyai dampak terhadap kehidupan pribadi anak, baik secara fisik, psikologis
maupun secara psikososial. Anak yang mengalami tingkat stress tinggi dapat
menimbulkan kemunduran prestasi, perilaku maladaptif, dan berbagai problem
psikososiallainya. Sedang anak yang mengalami tingkat stress sedang malah dapat
meningkatkan kesadaran, kesiapan dan prestasi.
2.5.Upaya
mengatasi problem stress sekolah yang dialami peserta didik
Dalam upaya
menanggulangi atau menangani kondisi stress peserta didik, sekolah sebagai
institusi pendidikan mempunyai peran yang sangat penting. Berikut ini akan
dikemukakan beberapa upaya yang dapatdilakukan guru dalam mengatasi stress yang
dialami peserta didik:
1.
Menciptakan
iklim sekolah yang kondusif
Sejumlah pemikir
dan praktisi dunia pendidikan kontemporer (seperti,hanuhek,1995,Bobbi de
porter,2001,Hoy dan miskel,2001,sockney,2004 )menyarankan kepada pihak sekolah
agar mampu menciptakan iklim sekolah sehat dan menyenangkan, yang memungkinkan
siswa dapat menjalin interaksi sosial secara memadai di lingkungan sekolah.
Iklim sekolah yang sehat, disamping dibutuhkan untuk membangkitkan motivasi
belajar siswa, juga diperlukan untuk mengantisipasi timbulnya perasaan tidak
nyaman dan stress dalam diri siswa, yang pada giliranya akan mempengaruhi
prestasi belajar mereka.
2.
Melaksanakan
program pelatihan penanggulangan stress
Kondisi stress
yang dialami peserta didik disekolah dapat diatasi oleh guru dengan melaksanakan
program pelatihan inokulasi stress. Inokulasi stress merupakan salah satu
strategi atau tekhnik kognitif-perilaku dalam program-program terapi konseling.
Dengan pemberian inokulasi stress, memungkinkan peserta didik untuk menghadapi
situasi-situasi yang stress full disekolah dengan cara-cara penanganan yang
lebihrasional. Disamping itu, melalui training inokulasi stress, peserta didik
juga dapat meningkatkan ketrampilan-ketrampilan penyesuaian psikososial, hingga
lebih mampu menjalin hubungan interpersonal secara memuaskan.
3.
Mengembangkan
resiliensi peserta didik
Resiliensi
merupakan kemampuan atau kapasitas insani yang dimiliki peserta didik yang
memungkinkanya untuk menghadapi, mencegah, meminimalkan dan bahkan
menghilangkan dampak-dampak yang merugikan dari kondisi-kondisi yang tidak
menyenangkan atau bahkan mengubah kondisi kehidupan yang menyengsarakan menjadi
suatuhal yang wajar untuk diatasi.
2.6 Pengertian
Kenakalan Remaja
Akhir-akhir ini
di beberapa media masa sering kita membaca tentang perbuatan kriminalitasyang
terjadi di negeri yang kita cintai ini. Ada anak remaja yang meniduri ibu
kandungnya sendiri,perkelahian antar pelajar, tawuran, penyalahgunaan narkoba
dan minum-minuman keras danmasih banyak lagi kriminalitas yang terjadi di
negeri ini. Kerusakan moral sudah merebak diseluruh lapisan masyarakat, mulai
dari anak-anak sampai orang dewasa serta orang yang sudahlanjut usia.
Termasuk yang
tidak luput dari kerusakan moral ini adalah remaja. Para ahli
pendidikansependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada
usia tersebut,seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum
cukup matang untukdapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi dan
pencarian jati diri, yang karenanyasering melakukan perbuatan-perbuatan yang
dikenal dengan istilah kenakalan remaja.Kenakalan remaja meliputi semua
perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidanayang dilakukan oleh
remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang
disekitarnya. Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat
secara khusussejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile
court) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat. Beberapa ahli mendefinisikan
kenakalan remaja ini sebagai berikut:
1. Kartono,
ilmuwan sosiologiKenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan
istilah juvenile delinquencymerupakan gejala patologis sosial pada remaja yang
disebabkan oleh satu bentuk pengabaiansosial. Akibatnya, mereka mengembangkan
bentuk perilaku yang menyimpang".
2. Santrock
"Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang
tidakdapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal."
2.7 Penyebab
Kenakalan Remaja
Ulah para remaja yang masih dalam tarap
pencarian jati diri sering sekali mengusikketenangan orang lain.
Kenakalan-kenakalan ringan yang mengganggu ketentraman lingkungansekitar
seperti sering keluar malam dan menghabiskan waktunya hanya untuk hura-hura
sepertiminum-minuman keras, menggunakan obat-obatan terlarang, berkelahi,
berjudi, dan lain-lainnyaitu akan merugikan dirinya sendiri, keluarga, dan
orang lain yang ada disekitarnya.Cukup banyak faktor yang melatar belakangi
terjadinya kenakalan remaja. Berbagai faktor yangada tersebut dapat
dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Berikut
inipenjelasannya secara ringkas:
1. Faktor
Internal
a. Krisis
identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri
remaja memungkinkan terjadinya dua bentukintegrasi. Pertama, terbentuknya
perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua,tercapainya identitas
peran. Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masaintegrasi
kedua.b. Kontrol diri yang lemahRemaja yang tidak bisa mempelajari dan
membedakan tingkah laku yang dapat diterima denganyang tidak dapat diterima
akan terseret pada perilaku 'nakal'. Begitupun bagi mereka yang telahmengetahui
perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol
diriuntuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
2. Faktor
Eksternal
Kurangnya
perhatian dari orang tua, serta kurangnya kasih sayang orang tua.
Keluarga
merupakan unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer bagiperkembangan
anak. Sedangkan lingkungan sekitar dan sekolah ikut memberikan nuansa
padaperkembangan anak. Karena itu baik-buruknya struktur keluarga dan
masyarakat sekitarmemberikan pengaruh baik atau buruknya pertumbuhan
kepribadian anak.
2.8 Solusi
Kenakalan Remaja
Dari berbagai faktor dan permasalahan yang
terjadi di kalangan remaja masa kinisebagaimana telah disebutkan di atas, maka
tentunya ada beberapa solusi yang tepat dalampembinaan dan perbaikan remaja
masa kini. Kenakalan remaja dalam bentuk apapunmempunyai akibat yang negatif
baik bagi masyarakat umum maupun bagi diri remaja itu sendiri.Tindakan
penanggulangan kenakalan remaja dapat dibagi dalam:
1. Tindakan
Preventif
Usaha
pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum dapat dilakukan melalui
caraberikut:1. Mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja2. Mengetahui
kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami oleh para remaja. Kesulitan-kesulitan
mana saja yang biasanya menjadi sebab timbulnya pelampiasan dalam
bentukkenakalan.
Usaha pembinaan
remaja dapat dilakukan melalui:
1. Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu
menyelesaikan persoalan yangdihadapinya.
2. Memberikan
pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan dan keterampilanmelainkan
pendidikan mental dan pribadi melalui pengajaran agama, budi pekerti dan
etiket.
3. Menyediakan
sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal demi perkembanganpribadi
yang wajar.
4. Memberikan
wejangan secara umum dengan harapan dapat bermanfaat.
5. Memperkuat
motivasi atau dorongan untuk bertingkah laku baik dan merangsang hubungansosial
yang baik.
6. Mengadakan
kelompok diskusi dengan memberikan kesempatan mengemukakanpandangan dan pendapat
para remaja dan memberikan pengarahan yang positif.
7. Memperbaiki
keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial keluarga maupun masyarakat dimana
banyak terjadi kenakalan remaja.Sebagaimana disebut di atas, bahwa keluarga
juga mempunyai andil dalam membentuk pribadiseorang remaja. Jadi untuk memulai
perbaikan, maka harus mulai dari diri sendiri dan keluarga.Mulailah perbaikan
dari sikap yang paling sederhana, seperti selalu berkata jujur meski
dalamgurauan, membaca doa setiap melakukan hal-hal kecil, memberikan bimbingan
agama yangbaik kepada anak dan masih banyak hal lagi yang bisa dilakukan oleh
keluarga. Memang tidakmudah melakukan dan membentuk keluarga yang baik, tetapi
semua itu bisa dilakukan denganpembinaan yang perlahan dan sabar.Dengan usaha pembinaan
yang terarah, para remaja akan mengembangkan diri dengan baiksehingga
keseimbangan diri yang serasi antara aspek rasio dan aspek emosi akan
dicapai.Pikiran yang sehat akan mengarahkan para remaja kepada perbuatan yang
pantas, sopan dan bertanggung jawab yang diperlukan dalam menyelesaikan
kesulitan atau persoalan masing-masing.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Tuntutan yang diterima peserta didik disekolah dan
juga tekanan dari lingkungan dapat menimbulkan stress pada peserta didik.Stres
yang dialami peserta didik akan berdampak terhadap pada kehidupan
pribadinya,baik secara fisik,psikologis maupun psikososial.Untuk mengantisipasi
terjadinya stress yang berkepanjangan yang pada giliranya akan mengganggu
prestasi akademiknya.Pihak sekolah diharapkan dapat mencegah dan mengatasi
problem stress sekolah yang dialami peserta didik.
Di sekolah anak merupakan anggota
dari suatu masyarakat kecil dimana terdapat tugas-tugas yang harus
diselesaikan, orang-orang yang perlu dikenal
dan mengenal diri mereka, serta peraturan yang menjelaskan dan membatasi
perilaku, perasaan dan sikap mereka.
Kenakalan
Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency
merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk
pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang
menyimpang.
DAFTAR PUSTAKA
Desmita,2009,psikologi perkembangan peserta
didik,Bandung:Remaja Rosdakarya
http://kegiatandunia.blogspot.com/2015/03/perkembangan-peserta-didik-problem.htm(Dikutip
pada tanggal 19 maret 2015 pukul 14:25 WIB)
http//kumpulan.info/keluarga/anak/40.anak/275-mengatasi-stres
sekolah (Dikutip pada tanggal 19 maret 2015 pukul 14:45 WIB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar