BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membaca sebagai salah satu aspek dari empat keterampilan
berbahasa, memegang peranan penting dalam pengajaran bahasa indonesia.
Dikatakan penting karena, selain pelajaran menyimak, berbicara, dan
menulis.Keterampilan membaca adalah salah satu alat yang sangat ampuh untuk
memperoleh berbagai macam informasi tertentu, termasuk ilmu pengetahuan dan
teknologi.Oleh karena itu, membaca adalah kebutuhan dasar bagi masyarakat
maju.Demikian pula dalam dunia pendidikan, peranan membaca sangat berpengaruh
terhadap prestasi siswa.Hal ini dapat dibuktikan bahwa semakin tinggi pemahaman
siswa, semakin tinggi pula pengetahuan yang dimilikinya.
Dengan demikian minat baca dan kemampuan membaca siswa perlu
ditumbuhkan sedini mungkin, agar siswa dapat memahami peranan dan fungsi
membaca.Baik alat komunikasi maupun sebagai alat belajar untuk mengembangkan
pengetahuan dan memperluas cakrawala keterampilannya. Dapat dikatakan bahwa
anak didik yang mempunyai tingkat kemampuan membaca yang lebih tinggi akan
lebih mudah memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang tertuang dalam media
cetak atau media tulis. Berdasarkan hal tersebut, pemerintah telah melakukan
upaya untuk membudayakan kebiasaan membaca di kalangan siswa maupun kalangan
masyarakat luar, misalnya dengan mendirikan perpustakaan sekolah maupun
perpustakaan umum, mengadakan pameran buku, dan seminar yang bertujuan untuk
menggairahkan minat baca siswa dan masyarakat pada umumnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka jelaslah pengajaran membaca
di sekolah memegang peranan penting dalam meningkatkan prestasi siswa.Oleh
karena itu, perlunya pembinaan dan pengembangan, serta perhatian khusus pada
Guru Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa.
Salah satu teknik membaca yang ingin diterapkan dalam
pengajaran membaca adalah dengan teknik SQ3R, karena teknik ini dianggap
efektif jika digunakan dalam pengajaran membaca. Penerapan teknik membaca SQ3R
pembaca lebih cepat menguasai keseluruhan isi bahan bacaan tersebut dalam waktu
yang relatif singkat.
B. Ruang Lingkup
1.
Pengertian dan
lengkah-langkah SQ3R
2.
SQ3R dalam membaca study
3.
Penerapan metode SQ3R
4.
Pengertian dan Konsep Teori
Skema
5.
Peranan Skema Dalam Membaca
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian dan Langkah SQ3R
1. Pengertian
SQ3R
Strategi belajar SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) merupakan
penimbul pertanyaan dan tanya jawab yang dapat mendorong pembaca teks melakukan
pengolahan materi secara mendalam dan luas. Strategi SQ3R yang dicetuskan oleh
Francis P. Robinson pada tahun 1941 dipandang dapat meningkatkan kinerja memori
dalam memahami substansi teks dan bahan bacaan dalam suatu bidang pengetahuan.
Strategi SQ3R memberi
kemungkinan kepada para siswa untuk belajar secara sistematis, efektif, dan
efisien dalam menghadapi berbagai materi ajar.Strategi ini lebih efisien
digunakan untuk belajar karena siswa dapat berulang-ulang mempelajari materi
ajar dari tahap meneliti bacaan atau materi ajar (Survey), bertanya (Question), membaca atau mempelajari (Read), menceritakan atau menuliskan kembali (Recite), dan meninjau ulang (Review)
(Pujawan, 2005:347).
2.
Langkah-langkah Strategi Belajar SQ3R
Langkah-langkah yang digunakan dalam pelaksanaan strategi
SQ3R yaitu:
a.
Survey
Langkah pertama dalam strategi SQ3R adalah survey, yaitu guru
perlu membantu dan mendorong siswa untuk memeriksa atau meneliti secara singkat
seluruh struktur pokok kajian. Tujuannya adalah agar siswa mengetahui
panjangnya pokok kajian, judul bagian (heading), dan judul
sub bagian (sub heading), istilah kata kunci dan sebagainya (Syah,
1997:131).
Dalam melakukan survey, siswa menyiapkan pensil, kertas dan
alat pewarna (stabilo) untuk menandai bagian-bagian tertentu. Bagian-bagian
penting dan akan dijadikan bahan pertanyaan perlu ditandai untuk memudahkan
proses penyusunan daftar pertanyaan pada langkah selanjutnya.
b. Question
Guru
memberikan petunjuk atau contoh kepada para siswa untuk menyusun
pertanyaan-pertanyaan yang jelas, singkat dan relevan. Pertanyaan yang dibuat
bisa menggunakan rumus 5W1H-nya wartawan. Rumus 5W1H itu berarti, Who, What, When, Why, Where dan How(Thabrany, 1995: 86).
c.
Read
Guru menyuruh siswa membaca secara aktif dalam rangka mencari
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun. Dalam hal ini membaca
secara aktif juga berarti membaca difokuskan pada paragraf-paragraf yang
diperkirakan mengandung jawaban-jawaban yang diperkirakan relevan dengan
pertanyaan tadi (Syah, 1994: 131).
d.
Recite
Recite merupakan latihan untuk meningkatkan kembali pemahaman
tentang materi pelajaran dengan memberi penekanan pada butir-butir penting yang
dapat dilakukan dengan mendengarkan sendiri, menanyakan dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan (Trianto, 2007:149).
e.
Review
Menurut
Gie (1994: 82), setelah melakukan resitasi siswa masih perlu menengok seluruh
catatannya untuk memperoleh sebuah gambaran yang lengkap mengenai segenap ide
yang telah dipelajari. Untuk mencegah ide-ide terlupakan lagi, pengulangan
terhadap bahan pelajaran perlu dilakukan sewaktu-waktu.
B. SQ3R Dalam Membaca Study
Membaca untuk studi ialah membaca untuk memahami isi buku
secara keseluruhan baik pikiran pokok, maupun pikiran penjelas.Membaca untuk
studi berbeda dengan membaca untuk sekedar menemukan informasi tertentu atau
membaca untuk kesenangan.Buku atau bahan bacaan itu dapat dibandingkan dengan
sebuah supermarket tempat menjual berbagai bahan kebutuhan.Setiap barang
ditempatkan pada tempat tertentu, Kalau kita berbelanja, tidak semua barang itu
harus kita beli.Kita hanya membeli barang tertentu sesuai dengan kebutuhan
kita.Demikian juga halnya dengan buku atau bahan bacaan.Semua informasi dalam
bahan bacaan merupakan pengetahuan.Tidak semua informasi itu kita butuhkan pada
kesempatan membaca tertentu.
SQ3R merupakan suatu metode membaca yang sangat baik untuk
kepentingan membaca secara intensif dan rasional.Metode membaca ini baik untuk
keperluan studi.Metode membaca untuk studi ini dianjurkan oleh seorang guru
besar psikologi dari Ohio State University, yaitu Prof. Francis P. Robinson,
tahun 1941.Metode ini merupakan salah satu metode membaca yang makin lama makin
dikenal orang dan banyak digunakan.
Berikut ini langkah-langkah menemukan ide-ide pokok dan
pendukungnya serta membantu mengingat yaitu terdiri atas S (Survey), Q
(Question), R1 (Read), R2 (Recite), R3 (Riview). (1) survei buku
tersebut berguna untuk mengenali garis besar isi buku dengan menyurvei halaman
sampul, daftar isi, dan bab-bab buku tersebut secara cepat. Jika hasil
survei sudah anda peroleh, lanjutkan dengan langkah kedua, yakni mengajukan
pertanyaan-pertanyaan. (2) membaca, mendaras, dan mengulangi bahan bacaan yang
belum anda kuasai (Widyamartaya, 1992).
C. Penerapan Metode SQ3R
Pembelajaran
membaca pemahaman merupakan suatu proses pembelajaran membaca yang
menitikberatkan pada penguasaan teks atau pemahaman teks yang dibaca serta
kemampuan siswa dalam menjawab beberapa pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Dewasa
ini banyak teknik yang dilakukan untuk dapat membaca dengan baik yakni membaca
dengan benar-benar memahami isi bacaan.Dari sejumlah teknik membaca yang ada,
SQ3R merupakan teknik membaca pemahaman yang banyak dikenal dan lazim digunakan
dalam membaca studi.Meskipun teknik SQ3R merupakan suatu teknik atau strategi
membaca buku yang terutama ditujukan untuk kepentingan studi, namun juga dapat
diterapkan untuk kepentingan strategi atau teknik pengajaran pembaca di
sekolah, terutama siswa-siswa yang sudah tergolong pembaca tingkat lanjut. Hal
ini penting dilakukan mengingat kegiatan akademik siswa dalam kaitannya
pencapaian prestasi belajar akan sangat didukung oleh keterampilannya dalam
membaca, khususnya membaca buku-buku acuan yang merupakan teks untuk
masing-masing bidang studi (Harjasujana, 1996/1997 : 210).
Adapun
proses penerapan teknik SQ3R dalam kegiatan pembelajaran membaca pemahaman
adalah sebagai berikut :
1.
Persiapan perencanaan pembelajaran dengan
teknik SQ3R dilakukan dengan cara :
a.
Mempersiapkan dan memberikan motivasi kepada
siswa.
b.
Apersepsi
c.
Menerapkan tujuan pembelajaran
d.
Menyusun persiapan
pelaksanaan pembelajaran.
2.
Pelaksanaan pembelajaran dengan teknik SQ3R
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a.
Persiapan teknik SQ3R dilakukan dengan langkah-langkah
:
1)
Menyiapkan sebuah wacana dan paragraf yang
utuh, logis dan bermakna.
2)
Membagikan lembar kerja sesuai contoh.
b.
Kegiatan inti dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1)
Menjelaskan proses dan manfaat membaca dengan
teknik SQ3R.
2)
Membaca wacana dan paragraf yang telah
disiapkan.
3)
Berlatih menerapkan langkah-langkah
pembelajaran SQ3R berdasarkan contoh yang ada.
c.
Tindak lanjut : setelah langkah awal dan
kegiatan inti dilaksanakan, kemudian dilakukan tindak lanjut yaitu : memberikan
pengayaan berupa pemberian tugas yang sama (dengan bahan yang berbeda) yaitu
mengerjakan langkah-langkah SQ3R yang kemudian ditanyakan kembali pada
pertemuan selanjutnya (Harjasujana, 1996/1997 : 213).
Adapun
skenario proses belajar mengajar pembelajaran membaca pemahaman yakni memahami
teks bacaan dengan menggunakan teknik SQ3R adalah sebagai berikut :
1. Langkah
(1) Apersepsi
Pada
awal proses pembelajaran, guru hendaknya menciptakan suatu kondisi agar anak
didiknya dalam keadaan siap belajar, karena kegiatan pembelajaran
yang akan dilaksanakan adalah berkenaan dengan membaca pemahaman yakni memahami
teks bacaan.
2. Langkah
(2) Melakukan Survey
Langkah
ini dilakukan siswa untuk memperoleh informasi awal tentang bacaan yang
dihadapinya, yakni melihat judul teks bacaan tersebut, mengetahui siapa
Penulisnya, dan melihat berapa jumlah halaman teks bacaan tersebut.Hal ini
digunakan untuk membantu siswa dalam memperoleh gambaran umum tentang bahan
bacaan yang dihadapinya. Dengan melihat bagian-bagian tersebut siswa akan menentukan
sikap untuk melakukan tindakan selanjutnya.
3. Langkah
(3) Latihan Membuat Pertanyaan
Latihan
membuat pertanyaan berdasarkan masukan dan informasi awal yang diperoleh dari
hasil penjajakan pada saat melakukan survey.Pertanyaan ini dapat
berfungsi sebagai pemandu dalam kegiatan membaca yang sesungguhnya.
4. Langkah
(4) Membaca
Kegiatan
membaca teks dilakukan siswa secara mandiri, setiap siswa dibagi teks bacaan
dan diminta untuk membaca teks bacaan itu.Kegiatan membaca mula-mula dilakukan
secara bertahap dibawa bimbingan dan instruksi dari guru.Kemudian siswa diminta
untuk memeriksa daftar pertanyaan yang telah dibuat dan mencocokkan dengan isi
bacaan untuk mencari jawabannya.Untuk kegiatan membaca selanjutnya, diserahkan
kepada masing-masing siswa dengan batas waktu yang telah ditentukan.Setiap
siswa mempunyai daftar pertanyaan khusus yang telah dibuat dalam buku catatan.
5. Langkah
(5) Mencatat Jawaban Pertanyaan
Setelah
kegiatan membaca dianggap tuntas, selanjutnya diikuti oleh penceritaan kembali
hasil bacaan.Sebagai tolak ukur, siswa dapat memanfaatkan pertanyaan-pertanyaan
yang dibuatnya sebagai pemandu penceritaan hasil bacaan.Pembuatan hasil bacaan
merupakan suatu yang penting untuk menindaklanjuti kegiatan membaca
pemahaman.Hal yang harus diingatkan kepada siswa adalah bahwa dalam penceritaan
kembali hasil bacaan hendaknya menggunakan kata-kata sendiri setelah penulisan
hasil bacaan sudah dilakukan, dapat menilai seberapa jauh kemampuan siswa dalam
memahami isi bacaan. Jika siswa sudah merasa yakin dirinya
dapat memahami teks bacaan yang dibacanya, kegiatan dapat
dilanjutkan dengan pembahasan jawaban untuk deretan pertanyaan.
6. Langkah
(6) Meninjau Ulang Kembali Isi Bacaan
Langkah
ini merupakan langkah penutup pelajaran.Sebelum menutup pelajaran, guru dan
siswa secara bersama memeriksa ulang bagian-bagian bacaan yang dianggap
penting, mulai dari pertama sampai akhir.Hal ini dilakukan untuk menyegarkan
kembali ingatan dan pemahaman terhadap hasil bacaan.
Penekanan
pada teknik SQ3R ini mencakup lima hal yaitu : 1) penelaahan isi bacaan secara
lengkap; 2) kemampuan memahami tema bacaan; 3) kemampuan menjawab pertanyaan
sehubungan dengan isi bacaan; 4) kemampuan mengevaluasi isi bacaan; 5)
kemampuan menceritakan kembali isi bacaan.
D. Pengertian dan Konsep Teori Skema
Istilah skema sebenarnya bukan hal yamg baru bagi kita,
kata ini sudah lama milik bangsa undonesia (merupakan kata serapan dari bahasa
inggris “schema”.
Dalam kamus besar bahasa indonesia ( KBBI ) kata skema merupakan padanan dari
kata bagan, rangka-rangka atau rancangan. Ada beberapa sumber yang menjelaskan
pengertian skema ini. Keterangannya cukup lengkap dikemukakan oleh “ Chaplin (1981) “ yang terdapat
dalamdictionary of psikology , mengemukakan empat macam
keterangan tentang skema yaitu :
1. Skema sebagai suatu peta kognitif yang terdiri atas
sejumlah ide yang tersusun rapi.
2.
Skema
sebagai kerangka referensi untuk merekam berbagai peristiwa atau data
3.
Skema
sebagai suatu model
4.
Skema
sebagai suatu kerangka referensi yang terdiri atas respon-respon yangpernah
diberikan yang kemudian menjadi standart bagi respon-respon selanjutnya.
Dalam keterangan diatas juga dijelaskan tentang makna
skema sebagai berikut:
1.
Skema
adalah suatu pengertian yang digeneralisasikan. Suatu rencana atau struktur
seperti yang digunakan dalam kalimat” skema adalah suatu proses membaca yang
dimana setiap orang boleh dikatakan tidak pernah sama “.
2.
Skema
adalah suatu konsep konseptual yang perlu untuk memahami sesuatu. Contoh :
skema yang dimiliki oleh si Adapat menolong pemahamannya dalam bidang bahasa.
3.
Skema
adalah suatu cerita yang
melahirkan kenyataan yang disampaikan dalam pikiran, tetapi tidak
ditransformasikan lewat pikiran ( Piaget).
Dari
sejumlah pengertian tentang skema di atas, kita dapat menangkap pengertian yang
sederhana tentang skema itu yakni sebagai latar belakang atau asosiasi-asosiasi
yang dapat bangkit atau muncul kembali pada seseorang melihat atau membaca
kata, frase,atau kalimat. Sebagai contoh : saat kita mendengar kata “ pantai “
pikiran kita akan mengasosiasikan pada segala sesuatu yang mendekati atau
berhubungan dengan pantai seperti pada gemuruh omak, daun yang nyiur
melambai-lambai atau saat matahari terbenam atau diasosiasikan dengan berkemah
ditepi pantai dan seterusnya. Dengan kata lain skema seseorang dapat bergantung
pada pikiran atau pengalaman yang dimilikinya.
Skema
dan membaca merupakan dua hal yang saling berkaitan erat, untuk dapat menerima
informasi baru perlu adanya skema tentang informasi lama yang berkenaan dengan
informasi baru tersebut sehingga terjalin interaksi dan di situlah terjadi
pemahaman.
Ada
asumsi dalam teori skema bahwa teks yang kita baca atau kita dengar itu
tidaklah dengan sendirinya menyampaikan makna pada kita. Teks hanya memberikan
petunjuk kepada pembaca atau
pendengar untuk mrnyusun pengertian atau pemahaman berdasarkan pengetahuan yang
telah dimiliki sebelumnya. Dengan adanya bantuan skema yang ada, seseorang akan
berupaya memahami teks yang dibacanya atau didengarnya.
E. Peranan Skema Dalam Membaca
Para pakar teori skema menyatakan bahwa latar belakang
pengalaman yang kaya akan sangat membantu keberhasilan belajar. Pengalaman yang
banyak bisa diperoleh dengan berbagai cara diantaranya dengan jalan membaca.
Semakin banyak seseorang membaca maka akan semakin meningkat pula kemampuan
membacanya. Pernyataan ini didukung pula oleh Yap ( 1978 ) dia memperoleh bukti
bahwa tingkat keterampilan membaca seseorang ditentukan 65% oleh banyaknya dia
membaca.
Menurut Jonassen, skema adalah abstraksi mental seseorang
yang digunakan untuk mengerti sesuatu hal, menemukan jalan keluar, ataupun
memecahkan masalah/persoalan. Orang harus mengisi atribut skemanya dengan
informasi yang benar agar dapat membentuk kerangka pemikiran yang benar.
Kerangka pemikiran inilah yang akan membentuk pengetahuan struktural seseorang,
di mana pengetahuan struktural tersebut terdiri dari skema-skema yang
dipunyai dan hubungan antara skema-skema itu (Suparno, 2008:55).
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan jika proses
pembentukan dan mengubah skema adalah proses belajar. Seseorang dapat membentuk
skema baru dari suatu pengalaman baru.Seseorang juga dapat menambahkan atribut
baru dalam skema yang lama. Seseorang dapat memperkaya dan memperluas skemayang
dimilikinya berdasarkan pengalaman, pengamatan, penelitian, ataupun mengubah
suatu skema lama yang dimilikinya menjadi skema yang baru berdasarkan
pengalaman selama proses pembelajarannya.
Jika dikaitkan dengan membaca pemahaman, teknik skema akan
sangat membantu siswa dalam memahami suatu bacaan jika mereka memiliki skema
yang tepat dari teks bacaan tersebut. Misalnya, seorang anak yang sedang
berjalan dengan ayahnya melihat seekor lembu di sawah. Ayahnya bertanya pada
anaknya, ”Nak, lihatlah. Binatang apakah itu?”.anak tersebut melihat lembu
tersebut, jika dia belum memiliki skema tentang lembu tetapi dia telah
memiliki skema tentang anjing, maka lembu tersebut akan dikatakannya sebagai
anjing. Hal ini disebabkan karena si anak melihat persamaan antara anjing dan
lembu yang sama-sama memiliki empat kaki, bermata dua, berjalan merangkak, dan
berdaun telinga. Si anak belum melihat perbedaan keduanya, melainkan
hanya melihat persamaan keduanya dari skema yang telah dimilikinya. Melalui
proses belajar, lama kelamaan si anak akan mendapatkan skema tentang
lembu, dan dia tidak akan lagi menyebut lembu sama dengan anjing (Suparno,
2008:31).
Dengan menggunakan teknik skema, siswa akan ’digiring’ untuk
membangkitkan skema yang ada dalam dirinya tentang konsep yang diberikan.
Piaget, menyatakan bahwa sebagaimana tubuh kita memiliki struktur tertentu
agar dapat berfungsi, pikiran kita juga memiliki struktur yang disebut skema atau skemata (jamak).
Skema adalah suatu struktur mental atau kognitif yang dengannya seseorang
secara intelektual beradaptasi dan mengkoordinasikan lingkungan
sekitarnya dalam (Suparno, 2008:30). Berdasarkan pendapat
tersebut, dapat disimpulkan jika skema seseorang dapat ’dibangkitkan’ dengan
memberikan rangsangan pada diri seseorang.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam
pembelajaran membaca melibatkan siswa untuk aktif dengan bimbinganguru,
agar konsep yang ada pada pokok bahasan tersebut dapat dipahami,sehingga dapat
meningkatkan keterampilan membaca siswa. Dengan peningkatan
keterampilan membaca menggunakan metode pembelajaran SQ3R, diharapkan
siswa mampu memecahkan masalah, mengambil keputusan, berfikir kritis, dan
berfikir kreatif sehingga hasil belajar siswa dapat juga ditingkatkan.
Metode SQ3R
ini diharapkan siswa dapat memahami dan mengingat materi dalamjangka waktu yang
lebih lama/bersifat permanen. Penggunaan metode SQ3R dalam pembelajaran
akan terasa lebih menarik sehingga dapat meningkatkan motivasi
untukmemahami suatu bacaan.
B. Saran
1.
Seharusnya metode SQ3R selain diarahkan
kepada kepentingan pembaca sebagai pribadi, juga diarahkan kepada suatu metode
pengajaran pembaca untuk kepentingan orang lain
2.
Metode SQ3R ini diharapkan siswa dapat
memahami dan mengingat materi dalam jangka waktu yang lebih lama/bersifat
permanen
3.
Tingkatanlah keterampilan
membaca menggunakan metode pembelajaran SQ3R, diharapkan siswa mampu
memecahkan masalah, mengambil keputusan, berfikir kritis, dan berfikir
kreatif sehingga hasil belajar siswa dapat juga ditingkatkan
4.
Mampu memadukan kemampuan motorik dengan
kemampuan kognitif serta diperlukan waktu yang relatif singkat guna memperoleh
informasi yang ada dalam bacaan
5.
Menggunakan metode SQ3R dalam
pembelajaran akan terasa lebih menarik sehinggadapat meningkatkan motivasi
untuk memahami bacaan.
DAFTAR
PUSTAKA
Simaremare,R.2011.Membaca.Medan:Unimed .Penuntun Belajar di Perguruan Tinggi.Medan:Unimed
Sigalingging,H.2011.Teori dan Praktik dalam Pengajaran Membaca.Medan:Unimed
Tarigan,Henry
Guntur.2005.Membaca Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa.Bandung:Angkasa Bandung
https://suarapelajarindonesia.wordpress.com/2007/08/01/membaca-efektif-dengan-sq3r/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar