Rabu, 20 September 2017

MEMBACA CEPAT

MEMBACA CEPAT

(MAKALAH)
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti Perkuliahan
Mata Kuliah Membaca





 











  

                                



SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2015


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii...........

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ................................................................................   1
B.     Ruang Lingkup ...............................................................................   1

BAB II PEMBAHASAN
A.    Definisi Membaca Cepat .................................................................   2
B.     Pengukuran Membaca Cepat ..........................................................   3
C.     Membaca Ekstensif .........................................................................   7
D.    Membaca Intensif ...........................................................................   13

BAB III KESIMPULAN
A.    Kesimpulan  ....................................................................................   21
B.     Saran ...............................................................................................   21       

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN



KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat serta hidayah nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Membaca Cepat” ini. Makalah ini kami buat dengan maksud dan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia dan agar pembaca mengetahui seluk beluk tentang Membaca Cepat.

Pada kesempatan ini mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung kami dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini, terutama kepada kedua orang tua kami yang senantiasa memberi motivasi dan semangat dukungan kepada kami. Serta teman-teman yang telah membantu saya dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini.

Kami selaku penulis menyadari sepenuh nya bahwa dalam penyajian makalah ini masih minim dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami senantiasa mengharapkan masukan dari para pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah kami di masa yang akan datang.


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sekarang ini banyak orang memerlukan informasi sebanyak mungkin dalam waktu yang singkat, sehingga segala perubahan yang sangat cepat dapat diketahui segera. Sebagai contoh dapat dilihat dari krisis ekonomi yang sedang dialami sekarang ini, dari permasalahan ini harga selalu berubah dengan cepat. Informasi semacam itu dapat segera diketahui baik dari media elektronik, seperti televisi, radio, internet, atau media cetak seperti majalah, koran dan sebagainya. Secara tidak langsung informasi tersebut dirasakan merupakan kebutuhan utama. Salah satu penyampaian yang bertahan lama dan berjangkauan luas adalah melalui bacaan. Oleh karena itu, kita dituntut untuk mempunyai kemampuan membaca dan kemampuan-kemampuan penunjang lainnya, misalnya kemampuan berbahasa.

Karena membaca kita dapat mengenal dunia baru disekitar kita, bangsa lain, dan sebagainya. Membaca salah satu keterampilan dalam berbahasa yang perlu diperhatikan.Terampil membaca menjadikan siswa memahami dengan baik semua materi pelajaran yang diajarkan. Hal ini menandakan bahwa pelajaran membaca pada bidang studi bahasa Indonesia harus mendapat perhatian yang lebih besar.

B.     Ruang Lingkup
1.      Definisi Membaca Cepat
2.      Pengukuran Membaca Cepat
3.      Membaca Ekstensif
4.      Membaca Intensif


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Membaca Cepat
Menurut Tampubolon (1990) Membaca cepat adalah membaca yang mengutamakan kecepatan dengan tidak mengabaikan pemahamannya. Biasanya kecepatan itu dikaitkan dengan tujuan membaca, keperluan, dan bahan bacaan. Artinya, seorang pembaca cepat yang baik, tidak menerapkan kecepatan membacanya secara konstan di berbagai cuaca dan keadaan membacanya. Penerapan kemampuan membaca cepat itu disesuaikan dengan tujuan membacanya, aspek bacaan yang digali (keperluan) dan berat ringannya bahan bacaan.

Membaca cepat menurut Nurhadi (2005) : Speed reading atau membaca cepat adalah jenis membaca yang mengutamakan kecepatan untuk mengelola secara cepat proses penerimaan informasi dengan tidak meninggalkan pemahaman terhadap aspek bacaan.

Nurhadi juga mengungkapkan bahwa membaca cepat mengandung berbagai implikasi seperti tujuan membaca, kebiasaan, penalaran, dan bahan bacaan. Seorang pembaca cepat tidak berarti menerapkan kecepatan membaca yang sama pada setiap keadaan, suasana, dan jenis bacaan yang dihadapinya Artinya, seorang pembaca yang baik, tidak menerapkan kecepatan membacanya secara konstan diberbagai cuaca dan keadaan membaca. Dalam membaca cepat pembaca mengutamakan kecepatan namun tidak mengabaikan pemahaman tentang apa yang dibaca.

Menurut Hernowo (2005) Membaca cepat adalah kegiatan merespon lambang-lambang cetak atau lambang tulis dengan pengertian yang tepat dan cepat.



B.     Pengukuran Membaca Cepat
Tampubolon (1990:7) menyatakan bahwa kemampuan membaca adalah kecepatan dalam membaca disertai dengan pemahaman isi. Oleh karena itu, kemampuan membaca dapat juga ditingkatkan dengan cara penguasaan teknik-teknik membaca efisien dan efektif. Selain dari kecepatan membaca, pemahaman juga harus diukur. Mengukur pemahan isi bacaan (PI) secara keseluruhan dilakukan dengan cara menghitung persentase skor jawaban yang benar atas skor jawaban ideal dari pertanyaan-pertanyaan tes pemahaman bacaan tersebut. Prrosenya dapat digambarkan sebagai berikut:

Untuk mengukur  KEM seseorang, kedua aspek tersebut harus diintegrasikan. Menurut D.P. Tampubolon (1990), hal itu dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
KM      = kemampuan membaca
KB      = jumlah kata yang terdapat dalam bacaan
SM      = jumlah skor membaca
KPM   = jumlah kata per menit
PI        = persentase pemahaman isi

Berbeda dengan Tampubolon, Harjasujana (1988) mengajukan rumus kemampuan membaca sebagai berikut:
Keterangan:
p          = jumlah kata yang terdapat dalam bacaan
q          = jumlah waktu dalam hitungan detik
r           = jumlah jawaban yang benar (Samsu Somadoyo, 2011:55).

Kemampuan membaca ialah kecepatan membaca dan pemahaman isi bacaan. Cara mengukur kemapuan membaca ialah: Jumlah kata yang dapat di baca permenit dikalikan dengan persentase pemahaman isi bacaan. Misalnya, jika yang dapat Anda baca per menit adalah 200 kata, dan jawaban yang benar atas pertanyaan-pertanyaan isi bacaan itu adalah 60%, maka kemampuan baca Anda adalah 200 x 60% = 120 kpm (kata per menit). Jika diterima bahwa lulusan SLTA diharapkan memiliki kecepatan membaca minimum 250 kata per menit dengan pemahaman minimum 70%, maka kemampuan membca minimum lulusan SLTA ialah 250 x 70% = 175 kpm (Tampubolon, 1987:11).

Jika waktu baca Anda memakai ukur dalam sekon, maka cara menghitung kemampuan membaca Anda adalah sebagai berikut: (Tampubolon, 1987:12).

“Nuttal (1982:37) menyatakan bahwa ketika seseorang membaca, kemudian tidak memahami bahan bacaannya, maka kegiatan membaca yang dilakukan tersebut akan tidak berarti apa-apa. Untuk itu, aspek yang penting dalam kemampuan membaca seseorang adalah aspek pemahaman” (Samsu Somadoyo, 2011:54).
1.      Hakikat KEM
Masyarakat beranggapan bahwa dengan membaca lambat pemahaman seseorang terhadap isi bacaan akan semkin baik dan sebalinya, dengan membaca cepat pemahamn akan terhambat. Tanggapan itu tentu saja tidak benar karena kegiatan memahami bacaan pada hakikatnya sama saja dengan kegiatan memahami tuturan (pembicaraan), (Yeti Mulyati, 2003:1).

Proses memahami bacaan, sama saja dengan memahami wicara (komunikasi alami). Agar kontras perbedaan antara membaca lambat dan membaca cepat. Dan tanpa menyelesaikan membaca kalimat pun, sebenarnya seseorang sudah dapat memahami ide penulis. Sebab, rangkaian kalimat yang menghubungkan ide-ide pokok itu sebenarnya hanyalah alat penyampaian ide pokok (R. Masri Sareb Putra, 2008:116-117).

2.      Pengertian KEM
KEM adalah kepanjangan dari kecepatan efektif membaca, yakni perpaduan antarakemampuan motorik (gerak mata) atau kemampuan visual dengan kognitif seseorang dalam membaca (Harjasuna & Muliyati, 1987). Dengan kata lain, KEM juga merupakan perpaduan antara rata-rata kecepatan membaca dengan ketepatan memahami isi bacaan (Yeti Mulyati, 2003:2).

“Kemampuan membaca cepat atau kecepatan membaca itu ditunjukkan oleh kemampuan membaca sejumlah kata yang dibaca dalam satuan menit (kata per menit), yakni rata-rata tempo baca untuk sejumlah kata tertntu dalam waktu tempuh baca tertentu.” (Yeti Mulyati, 2003:5).

Hubungan antara kecepatan dan kemampuan membaca adalah jika seseorang yang kemampuan motoris sanggup menggerakan mata membaca bahan bacaan 1.500 kata dalam tempo 5 menit, artinya ia memiliki kecepatan membaca: 300 kata per menit (KPM).

Rumusan menghitung kecepatan membaca:
a.     Hitung berapa menit Anda membaca.
b.     Dalam rentang waktu-membaca itu, berapa kata yang berhasil And abaca (kegiatan motoris mata)
c.     Bagi jumlah kata yang And abaca dengan waktu (menit), (R. Masri Sareb Putra, 2008:120).

3.      Cara Mengukur KEM
Seperti yang telah di jelaskan diawal, KEM itu merupakan pepaduan antara kecepatan membaca dan kemampuan memahami isi bacaan. Berpedoman kepada pengertian KEM, yakni perpaduan antara kemampuan visual dan kemampuan kognisi. Misalnya, jika seseorang dapat menjawab dengan benar tes pemahaman isi bacaan sebanyak 32 dari sekor ideal 50, maka persentase pemahaman isi bacaan pembaca yang bersangkutan adalah 64% (32/50 X 100%=64%).

Rumus KEM yang dapat dipergunakan untuk menghitung dan menentukan KEM seseorang. Rumus tersebut antara lain:

KEM : K/Wm (60) x B/SM = ... kpm

Keterangan:
KEM   : Kecepatan efektif membaca
K         : Jumlah kata yang dibaca, singkatan, atau bilangan     
  dihitung 1 (satu) kata.
Wm     : Lama waktu tempuh membaca dengan satuan menit.
B         : Skor atau nilai tes yang dijawab dengan bena atau skor yang
  diperoleh.
SI        : Skor atau nilai tes ideal atau skor maksimal.
Kpm    : Kata per menit.

Misal :  Si A mampu menjawab 8 pertanyaan dari 10
Pertanyaan yang diajukan dan memperoleh skor 80,
skor maksimal 100. Waktu tempuh baca 120 detik.

Teks bacaan terdiri dari 500 kata. Dengan data tersebut, kecepatan membaca  A dapat dihitung seperti berikut:
KEM    : K/Wm x B/SI = ... kpm         
:  500/2 x 80/100 = 200 kpm

Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa kecepatan
membaca Si A 200 kata per menit.

 Batas ideal KEM siswa SMP adalah 175 - 250 kata per menit/kpm.

Berbekal rumus penghitungan KEM di atas, terdapat sejumlah persiapan yang harus dipersiapkan untuk mengukur KEM, yaitu:
a.       Tes/wacana;
b.      Alat ukur waktu: jam tangan, stopwatch;
c.       Perangkat tes; dan
d.      Personal (petugas), (Yeti Mulyati, 2003:6-7).

“Menurut Tarigan (1994:29), berdasarkan penelitian, pada umumnya, pembaca dewasa memiliki kecepatan membaca yang berkisar antara 900-1000 kata per menit.” (Adi Abdul Somad, Aminuddin, Yudi Irawan,2008:92).

C.    Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif adalah membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin dalam waktu yang sesingkat mungkin. (Tarigan, 2008: 31)

Membaca ekstensif merupakan proses membaca yang dilakukan secara luas. Luas berarti (1) bahan bacaan beraneka dan banyak ragamnya; (2) waktu yang digunakan cepat dan singkat. Tujuan membaca ekstensif adalah sekadar memahami isi yang penting dari bahan bacaan dengan waktu yang cepat dan singkat.

Dalam Dictionary of Reading (1983:112) disebutkan membaca ekstensif merupakan program membaca yang dilakukan secara luas. Para siswa diberikan kebebasan dan keleluasaan dalam hal memiliki baik jenis maupun lingkup bahan-bahan bacaan yang dibacanya. Program membaca ekstensif ini sangat besar manfatnya dalam memberikan aneka pengalaman yang sangat luas kepada para siswa yang mengikutinya.

 Karena membaca ekstensif merupakan program membaca secara luas, maka implikasinya antara lain :
1.      Pertama, bahan-bahan bacaan, baik jenis teks maupun ragamnya haruslah luas dan beraneka. Dengan demikian, siswa akan banyak memiliki kekuasaan dalam melakukan pilihan terhadap bahan bacaan tersebut. Meskipun demikian, yang harus diperhatikan oleh guru adalah faktor kesulitan dari bahan bacaan tersebut. Jangan sampai bahan bacaan terlalu sulit untuk dicerna.
2.      Kedua, waktu yang diperguna untuk membaca pun harus sesingkat mungkin. Pada membaca ekstensif pengertian atau pemahaman yang bertaraf relatif rendah sudah memadai. Mengapa demikian? Karena dalam program membaca ekstensif tuntutan dan tujuannya pun memang hanya sekedar untuk memahami isi yang penting saja dari bahan bacaan yang dibaca tersebut dengan menggunakan waktu secepat mungkin. (Kholid Abdullah Harras, 2012)
Membaca ekstensif dalam penggunaan secara umum bisa disebut membaca cepat. Membaca cepat adalah kemampuan membaca dengan memperhatikan dan tujuan membaca. Kecepatan membaca harus fleksibel, artinya kecepatan itu tidak harus selalu sama, ada kalanya diperlambat karena bahan-bahan dan tujuan kita membaca (Soedarso 2004:18).
1.      Tujuan Membaca Ekstensif
a.       Untuk memahami isi yang penting dengan cepat, dengan demikian membaca efektif dapat terlaksana.
b.      Untuk memahami isi buku secara cepat atau garis besarnya saja.
c.       Untuk memperoleh kesan umum dari suatu buku atau artikel.
d.      Untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran.

2.      Jenis-Jenis Membaca Ekstensif
a.       Membaca Survey
Yang dimaksud survai adalah meninjau, meneliti, mengkaji, dan cara membaca bagian-bagian tertentu dari sebuah buku. Bagian-bagian buku yang disurvai adalah bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal (preliminaries) yang disurvai meliputi halaman judul, kata pengarang, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan abstrak (bila ada).  Pada halaman judul yang disurvai adalah judul buku, pengarang, penerbit, tempat terbit, dan tahun terbit. Bagian isi yang disurvai meliputi judul tiap bab, subjudul, bagan, diagram, grafik, dan tabel (bila ada). Bagian akhir buku yang disurvai meliputi simpulan, daftar pustaka, dan indeks (bila ada).

Tujuan dilakukannya survai adalah untuk mengetahui anatomi buku, mutu buku, dan gambaran umum isi buku. Anatomi buku merupakan bagian-bagian dari sebuah buku yang umumnya meliputi bagian pendahuluan, isi, dan penutup. Tahap mensurvai buku diperlukan untuk tahap berikutnya. Jika tidak melakukan survai, pembaca tidak akan bisa membuat pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan isi buku. Survai juga digunakan untuk mengetahui mutu buku. Buku yang bermutu baik akan mengandung bagian-bagian buku yang lengkap. Bagian awal dari sebuah buku yang lengkap terdiri atas halaman judul, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan sari. Bagian isi dari sebuah buku yang baik adalah terdapat bab, sub-sub bab, ringkasan yang tersusun secara sistematis. Bagian akhir dari sebuah buku yang bermutu meliputi simpulan, daftar pustaka, dan indeks. Tujuan lain dari mensurvai adalah untuk mengetahui gambaran umum sebuah buku secara cepat. Dalam waktu yang singkat pembaca sudah dapat mengetahui buku yang disurvai itu cocok atau tidak, mengandung informasi-informasi yang dibutuhkan atau tidak. Jika jawabannya tidak, pembaca tidak perlu meneruskan ke tahap berikutnya. Jika jawabannya ya, pembaca akan meneruskan kegiatan membacanya pada tahap berikutnya.

b.      Membaca Sekilas
Membaca sekilas atau membaca Skimming adalah sejenis membaca yang membuat mata bergerak dengan cepat melihat dan memperhatikan bahan tertulis untuk mencari dan memperhatikan bahan tertulis untuk mencari dan mendapatkan informasi secara cepat (Tarigan, 1990:32).

Soedarso (1998:32) mendefinisikan skimming sebagai keterampilan membaca yang diatur secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang efisien. Ada tiga tujuan dalam membaca sekilas, yakni sebagai berikut:
1)      Untuk memperoleh suatu kesan umum dari suatu bacaan.
2)      Untuk menemukan hal tertentu dari suatu bacaan.

Skimming dalam bidang membaca merupakan sebuah istilah salah satu teknik membaca ekstensif. Istilah lain dari skimming adalah baca layap (Harjasujana dan Mulyati 1997:64), sekilas (Tarigan 1994:30), dan selintas (Widyamartaya, 2004:44).

Sebenarnya pengertian dasar skimming adalah terbang halaman demi halaman atau menjelajahi halaman demi halaman bacaan secara cepat. Berdasarkan pengertian tersebut skimming adalah teknik membaca dengan menjelajahi atau menyapu bacaan dengan cepat untuk memahami atau menemukan hal-hal yang penting. Seorang pembaca yang menggunakan teknik ini tidak lagi membaca kata demi kata, kalimat demi kalimat, dan paragraf demi paragraf, tetapi semua bagian bacaan yang ada pada sebuah halaman, ditatap secara cepat.

Dalam menskim tidak hanya menjelajahi halaman  demi halaman secara cepat, tetapi juga ada yang dicari. Hal yang dicari adalah hal-hal yang pokok atau penting, yaitu ide-ide pokok. Ide pokok tidak selalu diawal paragraf, tetapi dapat juga terdapat ditengah, diakhir, atau diawal dan diakhir. Untuk mencari ide-ide pokok pembaca tidak diperbolehkan membuang-buang waktu. Ia diharapkan butuh waktu beberapa detik atau menit untuk menskim. Dalam membaca dengan teknik skimming ada falsafah kerja yang dianut, yaitu “Peras santannya, buang ampasnya atau petik intinya, tinggalkan yang lainnya” (Karlin 1980:40).

c.       Membaca Dangkal
Membaca dangkal pada dasarnya merupakan kegiatan membaca untuk memperoleh pemahaman yang dangkal atau tidak terlalu mendalam dari bahan bacaan yang dibaca. Membaca jenis ini biasanya dilakukan bila pembaca bermaksud untuk mencari kesenangan atau kebahagiaan. Oleh karena itu, jenis bacaannya pun betul-betul merupakan jenis bacaan ringan.. Misalnya, majalah, novel, cerpen dan sebagainya. Membaca dangkal ini dilakukan dengan santai.

Membaca dangkal (superficial reading) adalah sejenis kegiatan membaca untuk memperoleh pemahaman yang dangkal atau tidak terlalu mendalam dari bahan bacaan yang kita baca. Membaca intensif merupakan program kegiatan membaca yang dilakukan secara saksama. Membaca Dangkal (supervisal reading).Membaca dangkal untuk mendapatkan pemahaman yang dangkal yang bersifat lancer yang tidak mendalam bahasa bacaan. Membaca dangkal biasanya dilakukan demi kesenangan, membaca bacaan ringan yang mendatangkan kebahagiaan di waktu senggang. Misalnya cerpen.

Membaca dangkal adalah salah satu jenis membaca ekstensif yang bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bacaan. Dengan kata lain membaca dangkal merupakan kegiatan membaca yang dilihat dari segi hasil. Kegiatan membaca ini biasanya dilakukan bila kita membaca demi kesenangan, membaca bacaan ringan yang mendatangkan kebahagian. Dalam membaca seperti ini tidak dituntut pemikiran yang mendalam seperti halnya membaca karya-karya ilmiah.

3.      Teknik Membaca Ekstensif
a.       Teknik baca-pilih (selecting) adalah membaca bahan bacaan atau bagian-bagian bacaan yang dianggap mengandung informasi dibutuhkan. Dalam hal ini, pembaca hanya memilih dan membaca bagian-bagian bacaan yang diperlukan saja.
b.      Teknik baca-lompat (skipping) adalah membaca dengan melakukan lompatan-lompatan membaca. Maksudnya, bagian-bagian bacaan yang dianggap tidak sesuai dengan keperluan atau sudah dipahami tidak dihiraukan.
c.       Teknik baca-layap (skimming) adalah membaca dengan cepat (sekilas) untuk memperoleh gambaran umum isi buku atau bacaan lainnya secara menyeluruh. Teknik ini digunakan untuk (1) mengenali topik bacaan; (2) mengetahui pendapat orang (opini); (3) mengetahui bagian penting tanpa harus membaca seluruh bacaan.
d.      Teknik baca-tatap (scanning) adalah suatu teknik pembacaan sekilas cepat, tetapi teliti. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi khusus dari bacaan. Misalnya, untuk mencari nomor telepon, mencari makna kata dalam kamus, mencari keterangan tentang istilah dalam ensiklopedi, mencari acara siaran televisi, dan mengetahui daftar perjalanan.

4.      Hambatan-Hambatan Yang Dapat Mengurangi Kecepatan Membaca
a.       Vokalisasi atau berguman ketika membaca
b.      Membaca dengan menggerakan bibir tetapi tidak bersuara
c.       Kepala bergerak searah tulisan yang dibaca
d.      Subvokalisasi; suara yang biasa ikut membaca di dalam pikiran kita
e.       Jari tangan selalu menunjuk tulisa yang sedang kita baca
f.       Gerakan mata kembali pada kata-kata sebelumnya

5.      Manfaat Membaca Ekstensif
a.       Memahami bagian bacaan yang penting.
b.      Mengetahui gambaran umum isi buku.
c.       Mengetahui isi buku secara cepat.
d.      Memperoleh pemahaman secara dangkal.
e.       Memperoleh hal – hal yang baru.
f.       Memperoleh bahan yang diperlukan secara cepat.

6.      Karakteristik Membaca Ekstensif
a.       Membaca sebanyak mungkin wacana tulis (dilakukan di luar kelas)
b.      Topik dan bentuk wacana yang dibaca bervariasi
c.       Pembaca memilih apa yang ingin dibaca (memperhatikan minat)
d.      Tujuan membaca berkaitan dengan kesenangan, memperkaya informasi, dan pemahaman umum terhadap isi teks/wacana
e.       Dalam membaca ekstensif akan terjadi penguatan diri sendiri
f.       Pembaca membuat jurnal apa yang telah dibaca dan bagaimana komentar terhadap yang dibaca
g.      Bersifat individual dan bersifat membaca senyap
h.      Aspek kebahasaan tidak menjadi penghalang pemahaman (bacaan dipilih)
i.        Kecepatan membaca cukup (tidak cepat dan tidak lambat)
j.        Menggunakan teks yang tidak terlalu sulit (hanya satu dua kata yang sulit
k.      Pembaca tidak diberi tes sesudah membaca (pembaca hanya memberikan respons personal/komentar terhadap apa yang dibaca)
l.        Membaca ekstensif membantu pembaca untuk mengenali beberapa fungsi teks dan cara pengorganisasian teks

D.    Membaca Intensif
1.      Pengertian
Membaca intensif pada hakikatnya adalah studi seksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu bacaan (tugas ) yang pendek kira-kira dua sampai empat halarnan setiap hari (Tarigan 1994 : 35).

Menurut Suyatmi dan Mujiyanto (1989:85), membaca intensif ialah suatu aktivitas membaca yang sangat membutuhkan kecermatan dan ketajaman pikir, merupakan kunci pemerolehan ilmu pengetahuan.

Membaca intensif atau intensif reading adalah studi seksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari.  Kuesioner, latihan pola-pola kalimat, latihan kosa kata, telaah kata-kata, dikte dan diskusi umum merupakan bagian dari teknik membaca intensif. Teks-teks bacaan yang benar-benar sesuai dengan maksud ini haruslah dipilih oleh sang guru, baik dari segi bentuk maupun dari segi isinya. Para pelajar atau mahasiswa yang berhasil dalam tahap ini secara langsung akan berhubungan dengan kualitas serta keserasian pilihan bahan bacaan tersebut.

2.      Tujuan Membaca Intensif
Yaitu untuk mengembangkan keterampilan membaca secara detail dengan menekankan pada pemahaman kata, kalimat, pengembangan kosakata, dan juga pemahaman keseluruhan isi wacana.

Membaca intensif meliputi  membaca teks bacaan karya  sastra, pemahaman buku karya sastra, kritis buku karya sastra, artikel, iklan, grafik/tabel/bagan, buku biografi. Berikut adalah tujuan membaca intensif
a.       Untuk memperoleh sukses dalam pemahaman penuh terhadap argumentasi yang lugas.
b.      Untuk memperoleh ide – ide yang terdapat dalam suatu bacaan.
c.       Untuk mengetahui serta menelaah isi suatu bacaan secara mendalam.
d.      Mempebanyak kata – kata yang dimiliki.
e.       Mengembangkan kosakata.

3.      Jenis-Jenis Membaca Intensif
a.       Membaca Teliti
Membaca ini bertujuan untuk memahami secara detail gagasan yang terdapat dalam teks bacaan tersebut untuk melihat organisasi penulisan atau pendekatan yang digunakan oleh si penulis. Pembaca dalam hal ini selain dituntut untuk dapat mengenal dan menghubungkan kaitan anatara gagasan yang ada, baik yang terdapat dalam kalimat maupun maupun dalam setiap paragraf.

Membaca teliti merupakan membaca yang dilakukan secara seksama. menurut Tarigan (2008:40-41), dalam kegiatan membaca ini perlu keterampilan-keterampilan berikut ini.
1)      Survei cepat untuk melihat organisasi dan pendekatan umum.
2)      Membaca seksama dan membaca ulang paragraf untuk menentukan kalimat judul dan perincian-perincian penting.
3)      Penemuan hubungan paragraf dengan keseluruhan tulisan membaca teliti mencakup membaca paragraf dengan pengertian, membaca pilihan yang lebih panjang, membuat catatan, dan menelaah tugas.

b.      Membaca Pemahaman
Menurut Tarigan (1986:56) membaca pemahaman merupakan sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami standar-standar atau norma-norma kesastraan, resensi kritis, drama tulis, serta pola-pola fiksi.

Membaca pemahaman bersinonim dengan membaca dalam hati (silent reading). Membaca  pemahaman adalah membaca yang dilaksanakan dengan tanpa mengeluarkan bersuara (yang terlibat hanyalah mata dan otak)  dengan tujuan untuk memahami makna yang terkandung dalam  bacaan. Berdasarkan cakupan bahan  bacaan yang dibaca,  membaca pemahaman dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu  membaca  intensif (intensive reading) dan ekstensif (extensive  reading) (Harras dan Sulistianingsih 1998: 213). Menurut Broughtton (dalam Tarigan 1990), membaca intensif dapat  diklasifikasikan  menjadi membaca telaah isi dan telaah bahasa.

Membaca keterpahaman merupakan jenis kegiatan membaca untuk memahami isi bacaan secara mendalam. Dalam hal ini pembaca dituntut untuk mengetahui dan mengingat hal-hal pokok, serta perincian-perincian penting, membaca pemahaman menuntut ingatan agar dapat memahami isi bacaan tersebut secara mendalam dan menggunakannya dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Suhendar (1997:27) mengatakan bahwa “membaca pemahaman adalah membaca bahan bacaan dengan menangkap pokok-pokok pikiran yang diungkapkan pengarang sehingga kepuasan tersendiri setelah bacaan dibaca selesai”.

c.       Membaca Kritis
Membaca kritis adalah sejemis membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analisis, dan bukan hanya mencari kesalahan.
Membaca kritis adalah jenis membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluasi, analitis, dan bukan hanya mencari kesalahan (Albert let a II 1961b:1)
1)      Memahami maksud penulis
2)      Memahami organisasi dasar tulisan
3)      Dapat menilai penyajian penulis
4)      Dapat menerapkan prinsip-prinsip kritis bacaan sehari-hari.

d.      Membaca Ide
Membaca ide adalah sejenis kegiatan membaca yang bertujuan untuk mencari, memperoleh serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat dalam bacaan. Menurut Tarigan (1986:56) membaca idemerupakan kegitan membaca yang bertujuan untuk mencari jawaban atau pertanyaan berikut dari suatu bacaan: (a) mengapa hal itu merupakan judul atau topik yang baik; (b) masalah apa saja yang dikupas atau dibentangkan dalam bacaan tersebut; (c) hal-hal apa yang dipelajari dan yang dilakukan oleh sang tokoh.

Membaca ide adalah kegiatan pembaca yang ingin mencari, memperoleh serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan. Kemudian menurut Anderson (1972) sebagaimana dikutip oleh Tarigan (2008:117) membaca ide merupakan kegiatan membaca yang bertujuan untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut dari suatu bacaan:
1)      Mengapa hal itu merupakan judul atau topic yang baik.
2)      Masalah apa saja yang dikupas atau dibentangkan dalam bacaan tersebut.
3)      Hal-hal apa yang dipelajari dan dilakukan oleh sang tokoh.

e.       Membaca Bahasa Asing
Membaca bahasa asing pada tataran yang lebih rendah umumnya bertujuan untuk memperbesar daya kata dan untuk mengembangkan kosakata, dalam tataran yang lebih luas tentu saja bertujuan untuk mencapai kefasihan.

f.       Membaca Sastra
Membaca sastra merupakan kegiatan membaca karya sastra, baik dalam hubungannya dengan kepentingan apresiasi maupun dalam hubungannya dengan kepentingan studi dan kepentingan pengkajian.

g.      Membaca Literal, Kritis dan Kreatif
Membaca literal merupakan kegiatan membaca sebatas mengenal dan menangkap arti yang tertera secara tersurat. Artinya pembaca hanya berusaha menangkap informasi yang terletak secara literal dalam bacaan dan tidak berusaha menangkap makna yang lebih dalam lagi, yakni makna yang tersirat.

Membaca kritis adalah sejenis membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analisis, dan bukan hanya mencari kesalahan belaka. Dengan membaca kritis pembaca akan dapat mencamkan lebih lama terhadap apa yang dibacanya dan dia pun akan empunyai kepercayaan diri yang lebih mantap daripada kalau dia membaca tanpa usaha berpikir kritis.
Membaca kritis merupakan kegiatan membaca untuk mendapatkan penilaian yang adil dan bijaksana. Menurut Harras (1998:45) untuk dapat melakukan kegitan membaca kritis, ada empat macam persyaratan pokok, yaitu: (1) pengetahuan tentang bidang ilmu yang disajikan dalam bahan bacaan yang sedang dibaca; (2) sikap bertanya dan sikap menilai yang tidak tergesa-gesa; (3) penerapan berbagai metode analisis yang logis atau penelitian ilmiah; (4) tindakan yang diambil berdasarkan analisis atau pemikiran tersebut.

Membaca kreatif merupakan proses membaca untuk mendapatkan nilai tambah dari pengetahuan yang baru yang terdapat dalam bacaan lewat jalan mengidentifikasi ide-ide yang menonjol atau mengkombinasikan pengetahuan yang sebelumnya pernah didapatkan.

Dalam proses membaca kreatif, pembaca dituntut untuk mencermati ide-ide yang dikemukakan oleh penulis kemudian membandingkannya dengan ide-ide yang sejenis yang mungkin saja berbeda-beda, baik berupa petunjuk, aturan, atau kiat-kiat tertentu. Selain itu, kemampuan membaca kreatif merupakan tingkatan tertinggi dari kemampuan membaca seseorang.

Menurut Harras (1998:49) pembaca dapat dikatakan pembaca kreatif andaikan memenuhi kreteria berikut: (1) Kegiatan membaca tidak berhenti sampai pada saat menutup buku; (2) mampu menerapkan hasil untuk kepentingan hidup sehari-hari; (3) munculnya perubahan sikap dan tingkah laku setelah proses membaca selesai; (4) hasil membaca berlaku sepanjang masa; (5) mampu menilai secara kritis dan kreatif bahan-bahan bacaan; (6) mampu memecahkan masalah kehidupan sehari-hari berdasarkan hasil bacaan yang tekah dibaca.



4.      Karakteristik Membaca Intensif
a.       Membaca untuk mencapai tingkat pemahaman yang tinggi dan dapat mengingat dalam waktu yang lama,
b.      Membaca secara detail untuk mendapatkan pemahaman dari seluruh bagian teks,
c.       Cara membaca sebagai dasar untuk belajar memahami secara baik dan mengingat lebih lama,
d.      Membaca intensif bukan menggunakan cara membaca tunggal (menggunakan berbagai variasi teknik membaca seperti scanning, skimming, membaca komprehensif, dan teknik lain),
e.       Tujuan membaca intensif adalah pengembangan keterampilan membaca secara detail dengan menekankan pada pemahaman kata, kalimat, pengembangan kosakata, dan juga pemahaman keseluruhan isi wacana,
f.       Kegiatan dalam membaca intensif melatih siswa membaca kalimat-kalimat dalam teks secara cermat dan penuh konsentrasi. Kecermatan tersebut juga dalam upaya menemukan kesalahan struktur, penggunaan kosakata, dan penggunaan ejaan/tanda baca,
g.      Kegiatan dalam membaca intensif melatih siswa untuk berpikir kritis dan kreatif,
h.      Kegiatan dalam membaca intensif melatih siswa mengubah/menerjemahkan wacana-wacana tulis yang mengandung informasi padat menjadi uraian (misalnya: membaca intensif tabel, grafik, iklan baris, dan sebagainya)


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Hal yang terpenting pada saat membaca adalah konsentarasi.. Usahakan untuk menciptakan suasana membaca yang menyenangkan. Suasana membaca yang menenangkan adalah suasana yang tenang. Selain itu, hal yang tak kalah penting untuk diperhatikan saat membaca adalah pemahaman terhadap isi. Jika saat membaca menemukan istilah “asing”, sebaiknya kamu jangan berhenti membaca. Teruskan membaca, tafsirkan makna kata “asing” berdasarkan konteks kalimat. Hindari pula kebiasaan menunjuk kata yang kamu baca atau membaca kata per kata dengan diikuti gerakan kepala (dari kiri kekanan). Sesungguhnya, yang digerakkan saat membaca adalah bola mata, bukan kepala. Oleh karena itu, teruslah melatih gerakan bola mata dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah secara berulang-ulang.

B.     Saran
Makalah ini penulis susun berdasarkan literature yang penulis miliki. Mudah-mudahan tugas ini dapat bermanfaat bagi para pembaca . Jika dalam penulisan dan penyajian makalah ini terdapat kesalahan kritik dan saran dari pembaca saya terima sebagai introfeksi diri agar dalam pembuatan tugas selanjut nya bisa lebih di tingkat kan lagi dan semua ini demi kesempurnaan kedepan nya.



DAFTAR PUSTAKA

Keke T. Aritonang, (2006), Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Membaca Cepat, Jakarta: SMK 1 Penabur.

Nurhadi, (2005), Bagaimana Meningkatkan kemampuan Membaca, Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Tarigan, Henry Guntur. (2008), Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Usep Kuswari. Bahan Ajar Membaca Cepat. UPI: FPBS.

Soedarsono.1993. Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama. Tampubolon, D.P. 1990. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien.Bandung : Angkasa. Tarigan, Henry Guntur. 1983. Membaca Ekspresif. Bandung: Angkasa.
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar