ANALISIS PUISI
BERDASARKAN ANALISIS STRUKTURAL
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Kajian Puisi
Dosen Pengampu : Amy Sabila, M.Pd.
Disusun oleh:
Kelompok 6
Prodi: Bahasa dan Sastra Indonesia
1.
ANA WAHYU KUSNIATI :
14040004
2.
INTAN SITI SOLEHA : 14040023
3.
WAHYU SURIYATIN :
14040033
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2015
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala Puji bagi Allah
yang telah memberikan Kami kemudahan sehingga Kami dapat menyelesaikan Makalah
ini tepat pada waktu yang ditentukan. Tanpa pertolongan- Nya mungkin Penyusun
tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Tidak lupa Sholawat serta
Salam Senantiasa Tercurahkan Kepada Junjungan Kita Nabi Agung, Nabi Muhammad
SAW, yang telah membawa kita dari Zaman Jahiliah ke Zaman yang terang benderang
ini.
Makalah ini berisi materi tentang bagaimana Cara Menganalisis Puisi
Berdasarkan Analisis Struktural.
Tidak lupa Kami
mengucapkan Terimakasih Kepada Dosen Pengampu yang telah membantu Kami dalam
mengerjakan Makalah ini. Kami juga
mengucapkan Terimakasih Kepada Teman-teman Mahasiswa yang juga sudah memberi Konstribusi
baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Semoga Makalah ini dapat memberikan Pengetahuan yang lebih luas
kepada Pembaca. Penyusun
membutuhkan Kritik dan saran dari Pembaca yang bersifat membangun, guna
Terciptanya Makalah yang lebih baik di masa yang akan datang. Terimakasih.
Wassalamualaikum warahmatulahi wabarakatuh.
Pringsewu, September 2015
Penyusun
Kelompok 6
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................
C. Tujuan........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Analisis Puisi
B. Analisis Puisi Berdasarkan Pendekatan
Struktural
C. Apa hasil dari menganalisis puisi berdasarkan pendekatan struktural
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sajak
(karyasastra) merupakan sebuah struktur. Struktur di sini dalam arti bahwa karya
sastra itu merupakan susunan unsur-unsur yang bersistem, yang antara unsur-unsurnya
terjadi hubungan yang timbal balik, saling menentukan. Strukturalisme itu pada dasarnya
merupakan cara berpikir tentang dunia yang terutama berhubungan dengan tanggapan
dan deskripsi struktur-struktur. Strukturalisme dapat paling tuntas dilaksanakan
apabila yang dianalisis adalah sajak yang merupakan keseluruhan, yang unsur-unsur
atau bagian-bagiannya saling erat berjalinan. Menganalisis sajak bertujuan memahami
makna sajak. Menganalisis sajak adalah usaha menangkap dan memberimakna kepada teks
sajak. Karya sastra itu merupakan struktur yang bermakna. Hal ini mengingat bahwa
karya sastra merupakan system tanda yang mempunyai makna yang mempergunakan
medium bahasa. Bahasa sebagai medium karya sastra sudah merupakan system
semiotic kata ketandaan, yaitu system ketandaan yang mempunyai arti.
Struktural
merupakan keseluruhan yang bulat, yaitu bagian-bagian yang membentuknya tidak
dapat berdiri sendiri di luar struktural itu. Pendekatan struktural yaitu suatu
metode atau cara pencarian terhadap suatu fakta yang sasarannya tidak hanya
ditujukan kepada salah satu unsur sebagai individu yang berdiri sendiri di luar
kesatuannya, melainkan ditujukan pula kepada hubungan antar unsurnya. Analisis
struktural merupakan tugas prioritas atau tugas pendahuluan. Sebab karya sastra
mempunyai kebulatan makna intiristik yang dapat digali dari karya itu
sendiri.Pendekatan struktural yang dipergunakan, akan menghasilkan gambaran
yang jelas terhadap diksi, citraan, bahasa khias, majas, sarana retorika, bait
dan baris, nilai bunyi, persajakan, narasi, emosi, dan ide yang digunakan dalam
menulis puisinya.
Untuk menunjang menganalisis puisi.
Pendekatan struktural dalam analisis puisi dab kritik sastra berguna untuk
pengembangan dan pembinaan ilmu sastra (teori sastra). Kritik sastra merupakan
wadah analisis karya sastra, analisis struktur ceruta, gaya bahasa, gaya bahasa
teknik penceritaan dan sebagainya.
B.
RumusanMasalah
Berdasarkan latar
belakang di atas, makalah yang berjudul “ Aalisis Puisi Berdasarkan Pendekatan
Struktural, secara lebih terinci rumusan masalah tersebut di fokuskan pada
pokok masalah dan dijabarkan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa pengertian pendekatan struktural?
2. Apa arti dari analisis puisi?
3. Apa hasil dari menganalisis puisi berdasarkan pendekatan
struktural ?
(yang dalam hal ini
adalah menganalisisi sajak Amir Hamzah dan Chairil Anwar).
C.
Tujuan
Tujuan penulisan
dan penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui dan mengenal secara
mendetail serta universal dalam Analisis Puisi Berdasarkan Pendekatan
Struktural.Tujuan dalam pembahasan ini adalah untuk mendiskripsikan secara
objektif tentang “ Analisis Puisi Berdasarkan Pendekatan Struktural “
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Analisis Puisi
Arti istilah
analisis (analysis) dianggap berkaitan erat dengan pengertian evaluasi
terhadap situasi dari sebuah permasalahan yang dibahas, termasuk di dalamnya
peninjauan dari berbagai aspek dan sudut pandang.Evaluasi merupakan tahap
pertama dimana system engineering menganalisis hal-hal yang diperlukan dalam
pelaksanaan proyek pembuatan atau pengembangan system dalam bidang komunikasi
dan komputerisasi.Dalam komputasi, analisis ini biasanya mencakup segi kontrol
arus, kontrol kesalahan dan penelitian efisiensi. Tidak jarang ditemui
permasalahan besar dapat dibagi menjadi komponen yang lebih kecil sehingga dapat
diteliti dan ditangani lebih mudah. Lihat juga flow analysis, numerical
analysis, system analysis.Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian
yang dilaksanakan terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut
secara mendalam. Sedangkan pada kegiatan laboratorium, kata analisa atau
analisis dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan di laboratorium untuk
memeriksa kandungan suatu zat dalam cuplikan.
Karya sastra,
termasuk puisi, adalah sebuah struktur. Sebuah struktur menyiratkan adanya
unsur-unsur pembentuk. Puisi adalah sebuah struktur yang kompleks, yang terdiri
atas unsur-unsur yang saling berjalinan dengan erat. Unsur-unsur itu tidak
berdiri sendiri-sendiri. Sebuah unsur hanya mempunyai arti dalam kaitannya
dengan unsur-unsur lainnya di dalam struktur itu dan kaitannya dengan
keseluruhannya. Unsur dalam struktur adalah unsur fungsional, yaitu mempunyai
tugas atau fungsi tertentu dalam menyusun struktur.
Puisi
adalah sebuah struktur yang kompleks. Oleh karena itu, untuk dapat memahaminya
haruslah dianalisis. Akan tetapi, tidak semua analisis sama baiknya. Analisis
yang tidak benar akan menghasilkan kumpulan fragmen atau koleksi fragmen. Unsur
koleksi bukanlah bagian struktur yang sesungguhnya. Oleh karena itu, dalam
analisis haruslah dilihat hubungan antarbagiannya, mengingat unsur dalam
struktur adalah unsur yang fungsional.Sampai sekarang dikenal analisis
dikotomis bentuk dan isi karya sastra. Analisis bentuk dan isi itu tidak
menggambarkan wujud puisi yang sebenarnya karena bentuk dan isi puisi itu tidak
dapat dipisahkan secara mutlak. Bentuk dan isi itu bercampur hingga mana yang
bentuk dan mana yang isi itu tidak jelas. Untuk mengatasi masalah analisis
bentuk dan isi itu ada usaha lain, yaitu analisis fenomenologis. Analisis fenomenologis
itu dibuat oleh Roman Ingarden, seorang filsuf dan ahli seni Polandia. Karya
sastra itu sesungguhnya merupakanstruktur lapis norma karya sastra. Norma karya
sastra itu adalah implisit dalam karya sastra sendiri, tidak berasal dari luar.
Analisis Ingarden itu dikemukakan oleh (Renne Wellek dan Austin Warren , 1989:
15) Karya sastra itu terdiri atas lapis-lapis norma. Lapis norma yang di atas
menimbulkan lapis norma yang di bawahnya. Begitu seterusnya. Lapis norma yang
pertama adalah lapis bunyi. Lapis bunyi menimbulkan lapis kedua, yaitu lapis
arti. Lapis norma ketiga adalah lapis dunia pengarang. Ingarden masih
menambahkan dua lapis norma lagi, yaitu lapis dunia implisit dan lapis metafika
yang menurut Wellek dapat disatukan dengan lapis ketiga, lapis dunia pengarang.
Analisis Ingarden
ini adalah analisis yang sangat maju, tetapi ada kekurangannya karena tidak
menghubungkan dengan penilaian. Unsur-unsur karya sastra tidak dapat dilepaskan
dari nilai-nilai mengingat karya seni sastra adalah karya seni yang fungsi
estesisnya dominan. Oleh karena itu, dalam menganalisis karya sastra termasuk
puisi, ditunjukkan satuan-satuan estesis dari tiap-tiap lapis norma dan
fungsinya dalam struktur tersebut.Analisis lapis bunyi dan lapis arti itu
sarana yang terpenting untuk memahami puisi. Hal ini disebabkan oleh puisi itu
bersifat liris. Oleh karena itu, sarana ekspresinya yang utama berupa satuan
bunyi dan satuan arti.Satuan-satuan estetik bunyi adalah persajakan, kiasan
bunyi, dan orkestrasi. Dalam puisi, satuan-satuan bunyi itu saling berjalinan
untuk mendapatkan ekspresivitas yang intensif. Bahkan juga satuan estetik bunyi
itu berjalinan erat dengan satuan-satuan estetik lapis arti untuk mendapatkan
nilai seni sebanyak-banyaknya.Di antara satuan estetik bunyi adalah sajak.
Sajak adalah ulangan bunyi, baik berupa asonansi, aliterasi, sajak awal, sajak
dalam, sajak akhir maupun sajak tengah. Dalam puisi lama ada pola sajak (sajak
akhir) yang mengikat. Dalam Puisi Pujangga Baru masih dipergunakan pola sajak
akhir, tetapi tidak mengikat. Dalam arti, boleh dibuat variasi pola-polanya.
Dalam puisi periode berikutnya persajakan sebagai sarana kepuitisan, tetapi
disesuaikan dengan fungsi ekspresivitasnya, tidak usah harus terpola. Bahkan,
ada kecenderungan untuk tidak mempergunakan 1990 karena sajak ditulis seperti
bentuk persajakan pada periode 1970 formal prosa. Di samping persajakan sarana
kepuitisan bunyi berupa orkestrasi. Orkestrasi adalah bunyi musik pada puisi.
Orkestrasi ini berupa penggabungan unsur-unsur kepuitisan bunyi yang
menyebabkan merdu dan berirama. Orkestrasi bunyi yang merdu disebut efoni,
sedangkan orkestrasi bunyi parau disebut kakafoni.
Satuan-satuan
estetik lapis arti di antaranya berupa diksi, bahasa kiasan, dan sarana
retorika. Diksi adalah pemilihan kata setepat-tepatnya. Pemilihan kata itu
disesuaikan dengan ekspresi bunyi, ketepatan arti yang sesuai dengan gagasan
sajak, konsep estetik, dan warna setempat (local colour). Puisi dapat diartikan
sebagai hasil karya tulis yang mengandung unsur seni. Mengapa dikatakan
demikian? Karena puisi adalah hasil buah fikir manusia (karya) dalam bentuk
tertulis (tidak dalam bentuk lain, misal patung atau lukisan) yang penuh dengan
unsur keindahan (rasa-emosi). Jika salah satu saja dari karakteristik tersebut
hilang, misalkan unsur seni, tidak lagi disebut puisi, melainkan karya tulis
biasa seperti halnya pengumuman, laporan, atau berita.Dalam berpuisi, baik
waktu menulis, mambaca, maupun mendengarkannya, ada nuansa khusus sehingga
emosional penulis, pembaca, ataupun pendengarnya terbawa hanyut oleh jiwa dari
puisi itu. Lain halnya dengan sajian bahasa yang sifatnya informasi, mungkin
tidak akan menyentuh unsur afektif individu. Dengan demikian, melalui berpuisi
sekaligus dapat membangkitkan dan mengembangkan Bloom, BS dalam (Erman, 2003) potensi
emosional (affektive, rasa-budi) sekaligus kemampuan berfikir (cognitive,
akal-fikir), dan ketrampilan psikis (psychomotoric). Dengan berpuisi,
lengkaplah pengembangan potensi individu tersebut di atas, karena ketiganya
selalu terbawa serta.
B.
Analisis Puisi Berdasarkan
Pendekatan Struktural
Analisis struktural adalah analisis
yang melihat bahwa unsur-unsur struktur sajak itu saling berhubungan secara erat,
saling menentukan artinya sebuah unsure tidak mempunyai makna dengan sendirinya.
Struktur di sini dalam arti bahwa karya sastra itu merupakan susunan unsur-unsur
yang bersistem, yang antara unsur-unsurnya terjadi hubungan yang timbale balik,
saling menentukan. Dalam pengertian struktur ini terlihat adanya rangkaian kesatuan
yang meliputi tiga ide dasar, yaitu: pertama, struktur merupakan keseluruhan
yang bulat (ide kesatuan), yaitu bagian yang bagian bentuk nya tidak dapat berdiri
sendiri di luar strukturitu. Kedua, struktur berisi gagasan transformasi (ide
transformasi) dalam arti bahwa struktur itu tidak statis. Ketiga, struktur itu mengatur
diri sendiri (ide pengaturan diri sendiri) self-regulation, dalam arti struktur
tidak memerlukan pertolongan bantuan dari luar dirinya untuk mensahkan prosedur
transformasinya. Menurut pikiran strukturalisme, dunia (karya sastra merupakan dunia
yang diciptakan pengarang) lebih merupakan susunan hubungan dari pada susunan benda-benda.
Analisis struktural merupakan tugas prioritas atau tugas
pendahuluan. Sebab karya sastra mempunyai kebulatan makna intiristik yang dapat
digali dari karya itu sendiri.Pendekatan struktural yang dipergunakan, akan
menghasilkan gambaran yang jelas terhadap diksi, citraan, bahasa khias, majas,
sarana retorika, bait dan baris, nilai bunyi, persajakan, narasi, emosi, dan
ide yang digunakan dalam menulis puisinya.Untuk menunjang menganalisis puisi.
Pendekatan struktural dalam analisis puisi kritik sastra berguna untuk
pengembangan dan pembinaan ilmu sastra (teori sastra). Kritik sastra merupakan
wadah analisis karya sastra, analisis struktur cerita, gaya bahasa, gaya bahasa
teknik penceritaan dan sebagainya.Pendekatan struktural yang dipergunakan, akan
menghasilkan gambaran yang jelas terhadap diksi, citraan, bahasa kias, majas,
sarana retorika, bait dan baris, nilai dan bunyi, persajakan, narasi, emosi,
dan ide yang digunakan pengarang dalam menulis puisinya.
BAB III
ANALISIS STRUKTURAL SAJAK AMIR HAMZAH DAN CHAIRIL ANWAR
1.
AnalisisPuisiChairil
Anwar
Penerimaan
Kalau kau mau
kuterima kau kembali
Dengan sepenuh
hati
Aku masih tetap
sendiri
Kutahu kau
bukan yang dulu lagi
Bak kembang
sari sudah terbagi
Jangan tunduk!
Tentang aku dengan berani
Kalau kau mau
kuterima kau kembali
Untukku sendiri
tapi
Sedang dengan
cermin aku enggan berbagi.
Analisi puisi
Chairil Anwar menggunakan pendekatan Objektif:
1.
BentukdanStrukturFisikPuisi
a. Tipografi
Pada puisi
“Penerimaan” karya Chairil Anwar terdapat enam bait dengan pola 2-1-2-1. Tiap
bait puisinya berbeda, pada bait pertama, ketiga dan kelima terdapat dua larik
sedangkan bait kedua, keempat, dan keenam terdapat satu larik.
b. Diksi
Diksi yang terdapat pada puisi
“Penerimaan” terdapat beberapa kata yang memakai konotasi, seperti:
Bak: bagaikan
Kembang sari:
wanita perawan atau keperawanan
Tunduk:
menghadapkan wajah kebawah (malu)
Tentang : dekat dihadapan muka (menemui)
Cermin : alat pantul atau bayangan
c. Imaji
Imaji yang dipakai dalam puisi
“Penerimaan” ini adalah imaji visual (pengelihatan), seperti: /kau bukan yang
dulu lagi/, /Jangan tunduk!/, /dengan cermin aku enggan berbagi/.
d. Kata
konkret
Pada puisi
“Penerimaan” terdapat kata konkret seperti bak kembang sari sudah terbagi
artinya wanita yang sudah kehilangan keperawanannya. Sedangkan dengan cermin
aku berbagi artinya si “aku” tidak ingin wanitanya mendua bahkan dengan
bayangannya sekalipun.
e. Bahasa
figuratif (majas):
Majas yang
digunakan adalah majas personifikasi yaitu majas yang mengambarkan benda mati
seolah-olah hidup. Seperti pada bait keenam yaitu ‘’sedang dengan cermin aku
enggan berbagi’’.
f. Rima
Puisi ini memiliki
rima yang sama karena seluruh baris pada puisi ini berakhiran huruf i dari awal
hingga akhir.
2.
StrukturBatinPuisi
a.
Tema
Tema yang diangkat Chairil Anwar pada puisi “Penerimaan” yaitu tentang
percintaan. Tentang seorang lelaki yang masih menerima kekasihnya kembali
meskipun sang kekasih sudah bersama orang lain.
b.
Rasa
Rasa yang ada pada
puisi ini adalah rasa semangat pengharapan dengan sedikit kecemasan pada setiap
baitnya.
c.
Nada
Pada puisi “Penerimaan” ini, Chairil Anwar menuangkan perasaan
harap-harap cemas dan ketegasan. Pengharapan yang ia rasakan dikarenakan pada
dasarnya ia masih mencintai kekashnya yang dulu.
d.
Amanat
Agar perempuan
mempertimbangkan penawaran si “aku” dan memutuskan dengan tegas keputusan yang
akan diambil perempuan tersebut. Jangan pernah menduakan seseorang yang
mencintai dengan tulus dan tanpa pamrih. Karena ketika ketulusan itu ternodai
maka akan ada yang terluka. Jika diduakan itu sakit, maka jangan pernah menduakan
cinta seseorang yang benar-benar tulus menyayangi, mengasihi, dan mencintai
kita.
2.
AnalisisPuisi
Amir Hamzah
PadamuJua
Habis kikis
Segala cintaku
hilang terbang
Pulang kembali
aku padamu
Seperti dahulu
Kaulah kandil
kemerlap
Pelita jendela di
malam gelap
Melambai pulang
perlahan
Sabar, setia
selalu
Satu kekasihku
Aku manusia
Punya rasa
Rindu rupa
Di mana engkau
Rupa tiada
Suara sayup
Hanya kata
merangkai hati
Engkau cemburu
Engkau ganas
Mangsa aku
dalam cakarmu
Bertukar
tangkap dengan lepas
Nanar aku gila
sasar
Sayang berulang
padamu jua
Engkau pelik
menusuk ingin
Serupa dara di
balik tirai
Kasihmu sunyi
Menunggu
seorang diri
Lalu waktu –
bukan giliranku
Matahari– bukan
kawanku
Kritik obyektif
adalah kritik yang menekankan pada struktur karya sastra itu sendiri dengan
kemungkinan membebaskannya dari dunia pengarang public pembaca dan situasi
jaman yang melahirkan karya sastra itu.
Selain itu puisi
objektif juga memperhatikan tema diksi pencitraan, tipograf, unsur bunyi, alur
tokoh , penokohan , amanat dalam puisi “padamu jua” dari amir hamzah ada
beberapa unsur intrinsik yang dapat di analisis, diantaranya :
Segala cinta si aku (kepada kekasihnya yang baru) habis terkikis
tak bersisa, hilang terbang sebagai halnya burung yang lepas, maka siaku pulang
kembali kepada kekasihnya yang lama seperti dahulu, sebelum mempunyai kekasih
yang baru.
Puisi amir hamzah dengan judul “padamu jua” berlatar belakang
mengenai kehidupan seorang manusia yang bertemakan cinta, hal yang menjadi
unsur pokok dalampuisi ini adalah seorang kekasih (gadis) yang sangat sabar
menanti kekasihnya (si aku) dalam kesunyianya, tanpa pamrih demi cintanya.
Analisi puisi
Amir Hamzah
1. Bentuk dan Struktur Fisik dan Batin Puisi
a. Berdasarkan
Tema
Jika dilihat dari
isi puisi yang tercantum dalam setiap baitnya menurut saya puisi tersebut
bertemakan cinta, akan tetapi dalam puisi tersebut bukan menggambarkan perasaan
cinta saja, melainkan puisi tersebut juga menggambarkan kasih saying serta
kesetiaan, kesabaran.
Habis kikis
Segala cintaku
hilang terbang
Pulang kembali
aku padamu
Seperti dahulu
Kaulah kandil
kemerlap
Pelita jendela
di malam gelap
Melambai pulang
perlahan
Sabar, setia
selalu
Penyair puisi
(amir hamzah) sudah berhasil menggambarkan sebuah penantian terhadap seseorang
yang pernah menjadi kekasihnya dan berharap untuk kembali lagi padanya.
b. Berdasarkan
Diksi (Pemilihan Kata)
Menurut saya
penggunaan diksi yang di gunakan oleh “amir hamzah” dalam puisi diatas, secara
umum menggunakan bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari hingga
menjdai abadi seperti dahulu jendela,
sabar, setia rindu, tetapopi pemilihan kata dalam puisi “padamu jua” pada
dasarnya juga mempunyai arti yang sedikit sulit untuk dipahami. Misalnya pada
bait ke enam
Nanar aku gila
sasar
Sayang berulang
padamu jua
Engkau pelik
menusuk ingin
Serupa dara di
balik tirai
Berdasarkan
pemilihan kata yang digunakan dalam puisi diatas, karena ada beberapa pemilihan
kata yang mempunyai makna asing misalnya kata nanar, gila sasar, padamu jua,
pelik, dara dibalik tirai, sehingga diksi yang dipilih harus menghasilkan
pengimajian, sehingga kata-kata menjadi lebih konkret.
c. Berdasarkan Pencitraan
Menurut saya,
dalam bait puisi “padamu jua”, pencitraan yang digunakan pengarang berupa citra rabaan dan pengelihatan,
karena kata dalam bait puisi diatas merupakan pilihan kata yang menggambarkan
perasaan penyair misalnya : kerinduan terhadap kekasihnya.
Terdapat pada
bait ke tiga
Satu kekasihku
Aku manusia
Punya rasa
Rindu rupa
Berdasarkan
pencitraan diatas, citra rabaan dan pengelihatan yang merangsang indera di
pergunakan dalam : aku manusia rindu rasa, rindu rupa.
d.Berdasarkan
Tipografi
Menurut saya, pada
bait puisi tersebut terkesan menyedihkan
karena mempunyai makna tentang penantian dan kesetiaan terhadap kekesihnya yang
pergi meninggalkan (engkau) hanya untuk mencari kekasihh baru, meskipun
demikian (si engkau) tetap berharap bahwa kekasihnya akan kembali kepadanya
lagi.
Kasihmu sunyi
Menunggu
seorang diri
Lalu waktu –
bukan giliranku
Matahari– bukan
kawanku
e.
Berdasarkan Unsur
Bunyi
Jika dilihat dari bait puisi diatas, kata yang digunakan oleh
penyair puisi “padamu jua” (amir hamzah) di dominasi oleh bunyi vocal.
- Judul puisi “padamu jua” urutan
vokalnya : a,a,u,u,a
- Bait Pertama di dominasi bunyi
vocal : i dan u
- Bait Kedua di dominasi bunyi
vocal : a dan u
- Bait Ketiga di dominasi bunyi
vocal : a dan u
- Bait Keempat di dominasi bunyi
vocal : i dan u
- Bait Kelima di dominasi bunyi
vocal : a dan u
- Bait Keenam di dominasi bunyi
vocal : a dan i
- Bait Ketujuh di dominasi bunyi
vocal : i dan u
Dalam tiap bait puisi “padamu jua”yang paling dominannya vocal a dan u.
pada puisi ini banyak menggunakan bunyi vocal dibandingkan bunyi konsonan.
Dalam hal ini ada juga yang membatasi paduan bunyi konsonan pada kata-kata yang
berbeda pada satuan lirik yang sama.
f.
Berdasarkan Alur
Menurut saya alur yang digunakan puisi diatas adalah alur mundur
karena susunan yang menunjukan masa lalu akan kembali lagi
lalu
waktu-Bukan giliranku
Matahari–bukan
kawanku
Sehingga pada dasarnya pengarang
menunggu sesuatu yang ia harapkan dapat kembali lagi padanya, entah itu kapan
kembalinya
g.
Berdasarkan Tokoh
Dan Penokohan
Jika dilihat dari
tokoh “aku” ia memiliki karakter yang optimis dan sabar, karena ia mengharapkan
sesuatu yang tidak pernah akan dapat ia temui secara langsung, kecuali bila ia
sudah mati, si aku tetap tak dapat menemui tuhan karena ia masih hidup. Jika
dilihat dari tokoh engkau, memiliki karakter cemburu karena ia selalu curiga
terhadap kekasihnya.
h.
Berdasarkan Amanat
Menurut saya amanat yang terkandung dalam puisi “padamu jua” adalah
jika ada seseorang yang mencintai kita dengan setulus hati maka janganlah
pernah kita berusaha untuk mencari cinta yang lain karena cinta yang baru,
karena yang baru belum tentu baik. jangan selalu berfikir ketika kita
mendapatkan cinta yang baru maka kita akan mendapatkan kebahagiaan yang baru
juga, karena semua itu belum tentu terjadi. Dengan demikian ketika kita
mencintai dan dicintai oleh seseorang maka, Cintailah dia dengan setulus hatimu,
sebelum ia meninggalkanmu, karena penyesalan selalu datang diakhir cerita.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Puisi adalah sebuah struktur yang kompleks. Oleh karena itu, untuk dapa
tmemahami nya haruslah dianalisis. Akan tetapi, tidak semua analisis sama baiknya.
Analisis yang tidak benar akan menghasilkan kumpulan fragmen atau koleksi fragmen.
Unsur koleksi bukan lah bagian struktur yang sesungguhnya. Oleh karena itu,
dalam analisis haruslah dilihat hubungan antar bagiannya, mengingat unsure dalam
struktur adalah unsur yang fungsional. Sampai sekarang dikenal analisis dikotomis
bentuk dan isi karya sastra. Analisis bentuk dan isi itu tidak menggambar kan wujud
puisi yang sebenar nya karena bentuk dan isi puisi itu tidak dapat dipisah kan secara
mutlak.
Analisis structural adalah analisis yang melihat bahwa unsur-unsur struktur
sajak itu saling berhubungan secara erat, saling menentukan artinya sebuah
unsure tidak mempunyai makna dengan sendirinya. Struktur di sini dalam arti bahwa
karya sastra itu merupakan susunan unsur-unsur yang bersistem, yang antara unsur-unsur
nya terjadi hubungan yang timbale balik, saling menentukan.
Kritik
sastra merupakan wadah analisis karya sastra, analisis struktur cerita, gaya
bahasa, gaya bahasa teknik penceritaan dan sebagainya.Pendekatan struktural
yang dipergunakan, akan menghasilkan gambaran yang jelas terhadap diksi,
citraan, bahasa kias, majas, sarana retorika, bait dan baris, nilai dan bunyi,
persajakan, narasi, emosi, dan ide yang digunakan pengarang dalam menulis puisinya.
Menurut pikiran strukturalisme, dunia (karya sastra merupakan dunia yang
diciptakan pengarang) lebih merupakan susunan hubungan dari pada susunan benda-benda.
DAFTAR PUSTAKA
Djoko Pradopo, Rachmat. 2012. Pengkajian Puisi. Yogyakarta:
UGM Press.
Wellek Rene, Warren Austin. 1989. Teori Kesusastraan.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
http://fayzaaveiroo.blogspot.co.id/2012/10/analisis-puisi-chairil-anwar-penerimaan.html. (Dikutip (online) pada hari sabtu 03-10-2015 pukul 07:07).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar