MAKALAH KLAUSA
OLEH :
SONI
RUDIYANTO 14040015
YUSUF
FEBRI SAPUTRA 14040034
EKA
TUTUT 14040022
ERIK
SUGIARTO 14040002
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN (STKIP)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2016
Puji syukur
kehadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat dan atas segala
limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Shalawat serta salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW beserta
seluruh keluarga dan sahabatnya yang selalu membantu perjuangan beliau dalam
menegakkan Dinullah di muka bumi ini.
Dalam penulisan
ini, tentunya banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun
materil.Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang
tiada hingganya kepada rekan dan teman yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi
penyempurnaan selanjutnya.Hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua urusan
dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi
penulis dan para pembaca pada umumnya, semoga Allah meridhoi dan dicatat
sebagai ibadah disisi-Nya, amin.
Pringsewu, Maret 2016
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengantar................................................................................................. 2
B.
Hakikat Klausa......................................................................................... 2
C.
Unsur-unsur Klausa.................................................................................. 4
D.
Jenis Klausa............................................................................................. 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................. 18
B. Saran........................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk
berinteraksi dengan sesamanya.Tanpa bahasa tidak diketahui bagaimana arti dari
klausa sebenarnya.Klausa ialah satuan gramatikal, berupa kelompok kata yang
sekurang-kurangnya terdiri dari subjek (S) dan predikat (P), dan mempunyai
potensi untuk menjadi kalimat (Kridalaksana dkk, 1980:208).Klausa ialah unsur
kalimat, karena sebagian besar kalimat terdiri dari dua unsur klausa (Rusmaji,
113). Unsur inti klausa adalah S dan P. Namun demikian, S juga sering juga
dibuangkan, misalnya dalam kalimat luas sebagai akibat dari penggabungan
klausa, dan kalimat jawaban.
B.
Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa arti dari klausa
2. Apa hasil klasifikasi dari jenis-jenis klausa?
3. Apa klasifikasi dalam analisis klausa?
4. Apa makna dan unsur-unsur dari klausa?
C.
Tujuan
Tujuan dalam penulisan
makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui pengertian dan untuk mengetahui
hasil klasifikasi dari jenis-jenis klausa. Dapat mengetahui macam-macam
klasifikasi apa saja dalam analisis klausa dan bisa mengetahui makna dan
unsur-unsur dari klausa. Jadi dengan penulisan makalah ini kita dapat melatih
diri kita agar bisa memahami semua tentang klausa.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengantar
Pemaharnan akan klausa
sebagai salah satu
satuan sintaktis, memberikan
dasar yang mendalam tentang seluk beluk kalimat. Sebagai satuan sintaktis,
klausa berbeda dengan satuan-satuan sintaktis yang lain, balk strukturnya
maupun hubungan, serta jenisnya.Hal ini perlu dipahami lebih lanjut dalam
rangka mendalami seluk beluk kalimat.Dengan mempelajari klausa diharapkan
diperoleh pemahaman yang benar tentang konsep dan jenis klausa.
B.
Hakikat Klausa
Telah dijelaskan bahwa klausa
adalah salah satu satuan sintaktis.Sebagai suatu satuan gramatikal klausa
disusun oleh kata atau frase, dan yang memiliki satu predikat.Pada umumnya
klausa menjadi konstituen kalimat.Sekurang-kurangnya klausa memiliki satu
subyek dan satu predikat, dan mempunyai potensi untuk menjadi kalimat.
Di dalam konstruksi klausa
itu ada komponen, balk berupa kata atau frase, yang berfungsi sebagai predikat,
dan yang lain berfungsi sebagai subyek, obyek, maupun keterangan. Selain fungsi
predikat yang harus ada dalam kontruksi klausa ini, hadirnya fungsi subyek
dapat dikatakan bersifat wajib, sedangkan fungsi lainnya bersifat tidak wajib,
yaitu seperti objek dan keterangan.
Di atas telah dijelaskan
bahwa klausa berpotensi menjadi kalimat.Hal ini disebabkan di dalam konstruksi
klausa sudah terdapat unsur inti kalimat, yaitu fungsi subyek dan predikat yang
harus hadir dalam konstruksi klausa. Perhatikan contoh berikut :
(371) All membaca buku itu
(372) All dan Ani membaca buku itu
(373) Ali mahasiswa
(374) All pemberani
(375) All melihat Ani datang
Kontruksi (371),Ali sebagal
subyek, membaca sebagai predikat. Pada konstruksi (372) subyek adalah Ali dan
Ani,predikatnya adalah membaca. Untuk konstruksi (373) All sebagai subyek, dan
mahasiswa sebagai predikat.Untuk konstruksi (374) subyek nya adalah All, dan
predikatnya pemberani,sedangkan konstruksi (375) yaitu Alimelihat
dan Anidatang, yang masing-masing
terdiri dari All Subjek, melihat predikat. Ani subjek dan dating predikat..
Dapat dinyatakan bahwa
konstruksi(371),(372),(373), dan(374),masing-masing adalah sebuah klausa,
karena memiliki dua unsur wajib yaituS dan P. Sedangkan untuk konstruksi (375)
terdiri dari dua klausa, karenamemiliki dua rangkaian unsur wajib yatu S P dan S
P.
Klausa-klausa di atas, dapat
menjadi kalimat, jika ke dalam klausa itu diberikan intonasi final, atau jika
dalam tulisan, kalimat itu dimulai dengan huruf besar dan diakhiri dengan
titik. Jika dibandingkan dengan kalimat, perbedaannya adalah bahwa klausa
merupakan ujaran yang belum selesai, jadi
masih merupakan bagian dari
suatu ujaran yang belum selesai, sedangkan kalimat merupakan ujaran yang
sudah selesai.
Ada juga
terdapat gabungan kata
yang mirip dengan klausa. Gabungan kata ini adalah frase. Tentu
di antara gabungan kata yang membentuk konstruksi frase, dengan gabungan kata yang membentuk
konstruksi klausa, terdapat
perbedaan struktur internnya.
Perbedaan antara klausa
dengan kalimat, dan klausa dengan frase, dapat dicermati dari contoh berikut.
(376) All membaca buku itu
(377) Ali membaca buku itu
(378) Sabun mandi
(379) All mandi
Konstruksi (376) dan
konstruksi (377), berbeda dalam hal (376) adalah klausa, dan (377)
adalah kalimat. Konstruksi (376) memiliki dua unsur wajib., yaitu S dan
P, namun bukan merupakan ujaran yang
selesai. Untuk konstruksi (377),
terdapat juga dua unsur wajib yaitu S dan P, dan sudah merupakan ujaran yang
selesai.
Konstruksi (378) berbeda
dengan konstruksi (379), dalam dal (378)adalah
frase dan (379) klausa.Konstruksi (378) termasuk frase karena tidak memiliki
predikat atau tidak berkonstruksi predikat.Sebaliknya konstruksi (379) adalah
klausa, karena memiliki predikat, atau berkonstruksi predikatif.
C.
Unsur-unsur Klausa
Secara umum unsur-unsur
klausa dibedakan atas unsur inti dan unsur bukan inti. Yang tergolong unsur
inti klausa adalah S dan P. Subjek adalah bagian klausa yang berwujud nomina
atau frase nominal yang menandai apa yang
dinyatakan oleh pembicara.
Predikat ialah bagian
klausa yang menandai apa yang
dinyatakan oleh pembicara tentang subjek. Predikat dapat berwujud nomina,
verba, ajektiva, numeralia, pronominal, atau frase preposisional.
Subjek dan predikat
dibedakan menurut hal-hal berikut:
(1)
Urutan
Dalam klausa subjek mendahului predikat
(2)
Ciri morfologi
Predikat (yang terletak
dibelakang subjek) sering ditandal oleh afiks seperti me- dan ber- (dalam hal
predikat verbal)
(3)
Ketakrifan leksem
Subjek diisi oleh leksem yang
takrif, sedangkan predikat(terutama predikat nominal) oleh leksem tidak takrif.
Dalam klausa berikut ketiga
hal di atas dapat ditelusuri (380) Moh. Ali petinju... Moh Ali adalah subjek
dan petinju adalahpredikat. Memperhatikan urutannya S terletak di depan
P, atau S mendahului P. Subjek klausa di atas yaitu Moh. All termasuk leksem
yang takrif.
Sebaliknya apabila konstruksi
(380) itu dibalik menjadi (381).Petinju Moh Ali... konstruksi (381) ini bukanlah klausa.Katap e
tinju bukan nomina takrif, dan agar dapat menduduki fungsi S (subjek), kata
petinju harus diikuti demontrativa itu, sehingga menjadi (382) Petinju itu Moh
Ali.
Objek adalah unsur klausa,
yang dibedakan atas objek langsung dan objek tak langsung.Objek langsung adalah
nomina atau frase nominal yang melengkapi verba transitif yang dikenai oleh
perbuatan yang dinyatakan oleh predikat verba atau yang ditimbulkan sebagai
hasil perbuatan yang terdapat dalam predikat verbal.Selanjutnya objek langsung
masih dibedakan atas objek (langsung) afektif dan objek (langsung)
afektif.Objek (langsung) afektif adalah objek langsung yang dikenai oleh
perbuatan yang terdapat dalam predikat verbal, tetapi tidak merupakan hasil
perbuatan itu.
Contoh:
(383) Mereka menyampuli surat
Kata surat dalam (383) di
atas adalah objek (langsung)afektif,karena
langsung dikenali oleh perbuatan yang terdapat dalam predikat verbal yaitu
menyampuli.
Objek (langsung) efektif di
lain pihak adalah objek (langsung) yang ditimbulkan sebagai hasil perbuatan
yang terdapat dalam predikat verbal.
Contoh:
(384) Mereka menulis surat
Kata surat dalam(384) berbeda dengan surat dalam (383). Dalam
(383) surat dikenai
pekerjaan, sedangkan surat pada(384) sebagaihasil pekerjaan.
Objek tak langsung adalah
nomina atau frase nomina yang menyertai verba transitif dan menjadi penerima
atau diuntungkan oleh perbuatan yang terdapat dalam predikat verbal.
Contoh:
(385) Ibu membuat Susi baiu,
atau (386) Ibu membuat baiu untuk Susi:
Pada (385) Maupin (386) Susi adalah objek tak langsung, sedangkan
baju baik (385) maupun (386) adalah objek langsung.
Unsur klausa yang lain adalah
pelengkap (komplemen) ialah nomina,
frase nominal, ajektiva, atau
frase ajektival yang merupakan bagian predikat verbal yang menjadikannya
predikat yang lengkap.
Contoh:
(387) la menjadi guru
(388) Uangnya bertambah banyak
(389) Pak Ali menganggap Susi
patung yang bisu (390) Saya dianggap sepi
Kata guru pada (387), banyak
pada (388), dan patung yang bisu pada(389),
serta sepi pada(390)
adalah pelengkap(komplemen) karena
merupakan bagian dari
predikat verbal masing-masing knstruksi klausa (387), (388), (389), dan (390).
Selanjutnya pelengkap masih
dapat dibedakan berdasarkan hubungan di antara pelengkap dan subjek atau objek.
(1) Pelengkap subjek
(391) Ia menjadi guru
(guru, pelengkap subjek).
(2) Pelengkap objek
(392) Pak Ali mengganggap
Budi patung yang bisu
(patung yang bisu,
pelengkap objek)
(3) Pelengkap pelaku, yakni bagian klausa berupa nomina atau frase
nominal yang melengkapi predikat verba pasif dan secara semantic merupakan
pelaku.
Contoh:
(393) Roti saya dimakan Ali
All pada (393) sebagai pelengkap pelaku
(4) Pelengkap musabab,
yaitu bagian klausa berupa nomina atau frase
nominal yang melengkapi verba
pasif berkonsfiks ke-an yang bermakna menderita; atau nomina atau frase nominal
yang melengkapi verba berstruktur ber v
kan.
Contoh:
(394) Adik kehilangan uang
(395) la bermandikan keringat
Uang pada (394) melengkapi kehilangan, sedangkan keringat pada
(395) melengkapi bermandikan.
Sementara itu sedara semantis Adik dan ia, berperan sebagai
penderita.
(5) Pelengkap hiponimi, adalah bagian klausa berupa nomina atau
frase nominal yang secara semantis merupakan spesifikasi dari nemina yang
terdapat dalam predikatnya.
Contoh;
(396) Wartawan bersenjatakan pena
(397) Negara RI berdasarkan Pancasila
(398) la tidur berselimutkan
embun
Pena pada (396), Pancasila
pada(397), dan embun pada(398)melengkapi predikat verba de nominal, dan
merupakan spesifikasidari verba denominal itu.
(6) Pelengkap resiprokal,
yakni bagian klausa yang berupa nomina atau frase nominal yang melengkapi verba
resiprokal.
Contoh:
(399) Irak pernah berperang
dengan Kuwait
Kuwait adalah pelengkap
resiprokal.Karena melengkapi verba resiprokal berperang dalam (399) di atas.
(7) Pelengkap pemeri, yakni
bagian klausa yang berupa ajektiva, frase ajektival, numeralia, atau frase
numeralia yang memerikan numeralia
dalam predikatnya.
Contoh;
(400) Tuti bersuami kaya laC
i gagah (401) la Beruang banyak
kata kaya Iagi gagah merupakan pemerian terhadap predikat
bersuami pada (400).
Kata banyak pada(401)
merupakan pemerian terhadap predikatberuang.
Selain subjek, predikat,
objek, dan pelengkap ada juga unsur klausa yang penting, yaitu
keterangan.Keterangan ini merupakan bagian klausa, namun bukan bagian inti
klausa, melainkan bagian luar inti, yang berfungsi untuk meluaskan atau
membatasi makna subjek atau predikat.Berikut dijelaskan secara singkat semua
keterangan yang terdapat dalam bahasa Indonesia.
(1) Keterangan akibat, adalah
bagian klausa yang merupakan akibat
terjadinya predikat.
Contoh:
(402) Penjahat itu ditembak
mati polisi
Mati adalah keterangan akibat, sebab menyatakan akibat terjadinya
predikat yaitu ditembak
(2) Keterangan alasan
ialah bagian klausa
yang menyatakan alasan
terjadinya
predikat.
Contoh:
(403) Berdasarkan
pertimbangan itu is tidak jadi datang.
Berdasarkan pertimbangan itu,
adalah keterangan alasan pada (403), karena menyatakan alasan terjadinya
predikat, yaitu tidak jadi datang.
(3) Keterangan alat adalah bagian klausa yang berupa nomina atau
frase nominal yang menyatakan alat yang dipakai untuk melakukan tindakan yang
dinyatakan oleh predikat.
Contoh:
(404) All memotong rumput
dengan gunting
Gunting merupakan keterangan alat yang menyatakan alat yang dipakai
untuk melakukan kegiatan, yaitu memotong.
(4) Keterangan asal
ialah bagian klausa
yang menyatakan bahan
terbentuknya predikat.
Contoh;
(405) Piring besar ini
terbuat dari logam
Dari logam, adalah keterangan
asal, yang menyatakan bahan terjadinya predikat, yaitu terbuat.
(5) Keterangan kualitas, ialah bagian kiausa yang menyatakan
bagiamana atau dalam kaitan apap re dikat.
Contoh;
(406) la berjalan lambat
(407) Mereka bekerja seperti kuli lambat pada (406) menyatakan
keadaan predikat yaitu berjalan.Sedangkan kuli menerangkan bagaimana predikat
pada (407) yaitu bekerja.
(6) Keterangan kuantitas, adalah bagian kalausa yang mengatakan
jumlahderajat, keterangan atau perbandingan antara predikat clan yang lain.
Contoh:
(408) Wajah kedua anak itu
se erti pinang dibelah dua
Sepertipinang dibelah dua,
menyatakan perbandingan dengan predikat.
(7) Keterangan
modalitas, adalah bagian klausa yang mengungkapkan kepastian, kemungkinan,
harapan, kesangsian, atau kebalikan dari itu semua.
Contoh:
(409) Mustahil pamanmu datang malam begini
Mustahil pada (409) mengungkapkan
ketidak pastian bagipredikat
(8) Keterangan perlawanan ialah bagian klausa yang menyatakan
keadaanatau peristiwa yang bertentangan dengan apa yang disebut predikat
(410) Meskipun hujan deras,
la pergi juga ke sekolah.Keterlawanankalimat di atas di nyatakan oleh konjungi
meskipun juga.
(9) Keterangan peserta
ialah bagian klausa yang berupa nomina atau frasenominal yang ikut serta
meiakukan tindakan yang dinyatakan olehpredikat.
Contoh:
(411) Kakek pergi ke kantor
bersama nenek, dalam(411) adalahketerangan peserta
(10) Keterangan
perwatakan adalah bagian klausa yang mengadakan batas-batas predikat.
Contoh:
(412) la dengan gembira
menceritakannya lebih guh lagi
lebihjauh lagi, dalam (412) adalah keterangan perwatakan
(11) Keterangan objek,
adalah bagian klausa yang memerinci atau
memerikan objek.
Contoh:
(413) la mencar suami yang
gagah dan perkasa.
Gagah dan perkasa, adalah keterangan objek Yaitu menerangkan sifat
suami
(12) Keterangan sebab
adalah bagian klausa yang menyatakan apa yang
menjadi sebab
terjadinya predikat.
Contoh:
(414) la tidak lulus ujian
karena malas karena malas, adalah keterangan sebab, dan (415) diatas
(13) Keterangan subjek,
adalah bagian subjek yang memerinci atau memperluas subjek itu sendiri.
Contoh:
(416) Guru baru itu sangat
rajin
baru itu pada (416) merupakan keterangan subjek yaitu guru
(14) Keterangan syarat
adalah bagian klausa yang harus ada untuk
mencapai apa yang
dinyatakan dalam predikat.
Contoh:
(417) Kalau tidak hujan, is
pasti datang
Kalau tidak hujan, adalah
menyatakan syarat yang dinyatakan oleh predikat, yaitu datan
(15) Keterangan tempat
ialah bagian klausa yang menyatakan tempat
terjadinya predikat, yakni yang berkaitan dengan tempat asal, arah,
atau tempat yang ditinggalkan.
Contoh:
(418) Ia belajar di kamar depan
(419) la pulang dari sekolah (420) Ayah pergi ke kantor
Di kamar (418), dari sekolah
(419), dan ke kantor (420), adalah keterangan tempat, karena menyatakan tempat
(arah) terjadinya predikat.
(16) Keterangan tujuan adalah bagian klausa yang menyatakan apa yang
dituju oleh predikat
Contoh:
(421) la bekerja keras kulit untuk menghidupi keluargannya
(422) Rakyat berjuang untuk mencapai kemerdekaan
(423) Mereka masuk hutan untuk mendapatkan benda ajaib untuk menghidupi
keluarga (423), untuk mencapai kemerdekaan (422), dan untuk mendapatkan benda
ajaib, adalah keterangan tujuan, karena menyatakan apa yang dituju oleh
predikat.
(17) Keterangan waktu ialah bagian klausa yang mengatakan bahwa waktu
terjadinya predikat, yakni yang berhubungan dengan bilamana, berapa lama,
jangka Iamanya, beberapanya, sejak dan sampai kapan.
Contoh:
(424) Kemarin sore Gunung itu meletus
(425) Sejak pag Merapi memutahkan lahar
(426) Minqqu depan mereka pergi ke Menado (427) Selama tiga bulan is
mengikuti penataran
Kemarin sore (424), sejak
pagi (425), minqqu dean (426), dan selama
tiga bulan (427) adalah
keterangan waktu karena
menyatakan waktu terjadinya
prdikat.
D.
Jenis Klausa
Klausa dapat dibedakan
berdasarkan antara lain: strukturnya, kelas kata yang menduduki fungsi P, dan
ada tidaknya bentuk negative pada P.
3.1 Berdasarkan strukturnya klausa dibedakan atas klausa bebas
dan klausa terikat klausa memiliki unsur-unsur yang ada dalam klausa bebas
paling sedikit adalah S dan P.
contoh:
(428) Badan orang itu sangat
besar (429) ayahku sedang tidur
(430) Kakakku gagah perkas
(431) Para tarnu duduk di
ruang depan
konstruksi (428), (429), (430), dan(431), adalah klausa bebas,karena
tiap konstruksi tersebut memiliki unsur yang lengkap yaituS dan P, dan
mempunyai potensi untuk menjadi kalimat, apabilakepada tiap konstruksi itu diberikan
inotasi final, terutama kalimatmayor.
Klausa terikat adalah klausa
yang memiliki struktur tidak lengkap.Unsur yang ada dalam klausa ini mungkin
hanya subjek saja, mungkin hanya objeknya saja, atau hanya berupa keterangan
saja.Oleh karena itu klausa terikat kalimat minor.
Contoh:
(432) Tadi malam
Konstruksi "tadi
malam" pada (432) bisa menjadi
jawaban untuk kalimat Tanya: "kapan ibu pulang?"
(433) Momotong kain
Konstruksi "memotong
kain" pada(433), bisa menjadi jawaban atas kalimat tanya: "Apa Yang
dilakukan ibu dikamar?"
Dalam realisasi ujaran klausa
terikat biasanya dapat dikenali dengan adanya konjungsi subordinatif di
depannya.
Contoh:
(434) Ketika mereka sedang makan dia datang
(435) Kalau diizinkan oleh ayah saya akan ikut ibu.
Ketika mereka sedang makan
pada (434) dan kalau diizinkan oleh ayah
pada (435), adalah klausa terikat
yang didahului oleh konjugsi subordinate yaitu ketika untuk (434) dan kalau
untuk (435).
3.2 Berdasarkan kategori kata pengisi predikat, klausa dapat dibedakan
atas nominal, klausa nominal, klausa verbal, klausa ajektival, klausa adverbiah
dan klausa preposisional.
a. Klausa Nominal
Klausa nominal adalah klausa
yang predikatnya berupa nomina atau frase nominal.
Contoh:
(436) Ayahku purnawirawan ABRI
(437) Kakakku pengusaha angkutan di kota itu (438) tetangaanya karyawan
Bank Bumi Daya (439) Ricky dan Resky juara Jepang terbuka (440) Ricky dan Resky
juara ganda terbuka
Konstruksi (436), (437),
(438), (439), dan (440) masing-masing adalah klausa nomina;, karena predikatnya
kategori nomina. Untuk (437) predikatnya adalah
pengusaha angkutan adalah
kelas kata nomina, untuk (438) predikatnya adalah karyawan
Bank Bumi Daya adalah frase nominal. Untuk (453) predikatnya adalah
purnawirawan ABRI, sedangkan untuk (439) dan 88 (440) predikatnya kedua-duanya
frase nominal, yaitu Juara Jean terbuka dan juara ganda terbuka
b. Klausa Verbal
Klausa verbal adalah klausa
yang prdikatnya kategori verbal atau frase
verbal.
Contoh:
(441) Adik mandi
(442) Budi menari
(443) Kerbau itu berlari
(444) Matahari itu terbit
(445) Nenek menangis
Konstruksi(441),(442),(443),(444)
dan(445) adlah klausa-klausaverbal, karena predikat klausa-klausa tersebut
adalah berkategori verbal, yaitu mandi, mencari, berlari, terbit, dan menangis.
c. Klausa Ajektifal
Klausa ajektival adalah
klausa yang predikatnya berkategori ajetif baik berupa kata maupun frase.
Contoh:
(446) Ibu guru itu cantik
sekali
(447) Air sungai itu sangat
kotor
(448) Bangunan sekolah itu
sudah rusah (449) Jembatan itu sangat kokoh
(450) Langit itu sangat
jernih
Cantik sekali(446), sangat
kotor(447),sudah rusak (448),sangatkokoh(449),
dan sangat jernih(450), adalah predikat ajektifal, karenaberkategori ajektif.Oleh
karena itu konstruksi(446),(447),(448), dan (449)termasuk klausa ajektiva.
d. Klausa Adverbial
Klausa adverbial adalah
klausa yang predikatnya berupa kataatau
frase adverbial.
Contoh:
(451) larinya teramat sangat
Teramat sangat adalah
predikat yang terdiri dari kata adverbial.Oleh karena itu konstruksi (451)
merupakan klausa adverbial.
e. Klausa Preposional
Klausa preposisional adalah
klausa yang predikatnya berupafraseyang kategorinya berkategori preposisi.
Contoh :
(452) Ayah di kamar
(453) Ibu dari Medan
(454) Kakek ke pasar pagi
(455) Beras itu dari Solo
(456) Kredit itu untuk para
petani
Predikat dari (452) adalah di kamar, dan untuk predikat
(453), (454),
(455) dan (456)
berturut-turut adalah dari Medan, ke pasar, dan dari Solo.
f. Klausa Nemurial
Klausa
numerial adalah klausa yang predikatnya berupa kata atau
frase memeralia.
Contoh:
(457) Gajinya sepuluh juta
setahun (458) Anaknya empat orang
(459) Rumahnya tiga buah
(460) Sawahnya empat hektar
(461) Uang simpanannya
seratus juta
Konstruksi (457), (458),
(459), (460) dan (461) di atas termasuk klausa numerial, karena predikatnya,
yaitu sepuluh juta, empat oranq, tig a buah, dan empat hektar, semuanya
berkategori numeralia.
3.3 Berdasarkan ada
tidaknya bentuk negatif pada predikat, klausa
dibedakan atas klausa positif dan klausa ne atif.
a. Klausa Positif
Klausa positif yaitu klausa
yang tidak memiliki kata-kata yang menyatakan negatif.
Contoh:
(462) Mereka diliputi oleh perasaan gembira
(463) Mertua itu sudah dianggap sebagai orang tuanya (464) Wajah
mereka merah padam
(465) Dia teman akrab saya
Dan predikat
konstruksi(462),(463),(464) dan (465) di atas,yaitu perasaan gembira, dianggao
sebagai akrab.
b. Klausa Negatif
Klausa negatif adalah klausa
yang memiliki kata-kata negatif yang secara gramatik menegatifkan Predikat (P).
Kata-kata yang mengatakan negatif antara lain: tidak, tak, tiada, bukan, belum,
dan jangan.
Contoh:
(466) Dia tidak naik kelas (467) Mereka tidak bekerja
(468) Orang tuanya tidak dirumah (469) Anaknya tak mau belajar
(470) Kecantikannya tak terpelihara
(471) Musuh itu tiada berdaya
(472) Mereka tiada berdaya
(473) Orang itu bukan tetangga saya (474) Dia bukan pegawai negeri
(475) Kami belum berangkat
(476) la belum tua benar
(477) Jangan ke pasar dahulu
Klausa-klausa di atas adalah
termasuk klausa negatif. Hal ini dapat
dicermati clan digunakannya bentuk-bentuk negasi yang
mendahului setiap predikatnya.
BAB III
PENUTUP
Pemaharnan akan
klausa sebagai salah
satu satuan sintaktis, memberikan dasar yang mendalam
tentang seluk beluk kalimat. Sebagai satuan sintaktis, klausa berbeda dengan
satuan-satuan sintaktis yang lain, balk strukturnya maupun hubungan, serta
jenisnya.Hal ini perlu dipahami lebih lanjut dalam rangka mendalami seluk beluk
kalimat.Dengan mempelajari klausa diharapkan diperoleh pemahaman yang benar
tentang konsep dan jenis klausa.
Telah dijelaskan bahwa klausa
adalah salah satu satuan sintaktis.Sebagai suatu satuan gramatikal klausa
disusun oleh kata atau frase, dan yang memiliki satu predikat.Pada umumnya
klausa menjadi konstituen kalimat.Sekurang-kurangnya klausa memiliki satu
subyek dan satu predikat, dan mempunyai potensi untuk menjadi kalimat.
Di dalam konstruksi klausa
itu ada komponen, balk berupa kata atau frase, yang berfungsi sebagai predikat,
dan yang lain berfungsi sebagai subyek, obyek, maupun keterangan. Selain fungsi
predikat yang harus ada dalam kontruksi klausa ini, hadirnya fungsi subyek
dapat dikatakan bersifat wajib, sedangkan fungsi lainnya bersifat tidak wajib,
yaitu seperti objek dan keterangan.
DAFTAR PUSTAKA
Abas Lutfi, 1967.Pengantar Linguistik dsn Tatabahasa Bahasa Indonesia
I. Bandung, Jajasan Penerbit Universitas Pajajaran.
Chaer, Abdul, 1988. Tata Bahasa Praktis, Jakarta: Bratara.
. 1994. Linguistik Umum, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Moeliono, Anton M. (Peny), 1988.Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Balai Pustaka.
Kridalaksana, Harimurti. 1985. Tata Bahasa Deskriptif bahasa
Indonesia.
Sintaksis. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Departernen Pendidikan dan Kebudayaan.
Ramlan, 1986.ilrnu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta:
C.V.Karyono. Samsuri, 1978. Analisa Bahasa. Jakarta: Erlangga.
, 1985. Tata
Kalimat Bahasa Indonesia. Jakarta: Sastra Hudaya.
Verhaar, W. M.1981. Pengantar Linguistik. Yogyakarta:
Gadjah Mada
University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar