MENENTUKAN
JUDUL SKRIPSI, MERUMUSKAN MASALAH, MERUMUSKAN TUJUAN, DAN CONTOH PROPOSAL
SKRIPSI
Makalah
Disusun
Untuk Memenuhi Salah Tugas Mata Kuliah Kajian Puisi
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun proposal skripsi dengan judul Meningkatkan
Kemampuan Membaca Puisi Siswa Kelas VII MTs Negeri 1 Pringsewu Kecamatan
Pringsewu Kabupaten Pringsewu dengan Menggunakan Teknik Pemodelan.
Adapun penyusunan proposal skripsi ini dilakukan sebagai
salah satu syarat penyusunan skripsi Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia di
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Pringsewu,
Lampung. Selanjutnya proposal ini sebagai pertimbangan pihak terkait untuk
dilanjutkan ke bentuk skripsi.
Penulis menyadari akan kekurangan dalam penyusunan
proposal skripsi ini. Oleh karena itu, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak
sangat peneliti harapkan demi hasil penelitian yang lebih baik.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada
ketua dan civitas akademika STKIP Muhammadiyah Pringsewu, Lampung yang
senantiasa memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis. Semoga hasil
penelitian ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis umumnya bagi pembaca.
Pringsewu,
Desember 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………... i
DAFTAR ISI………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….. 1
A. Latar Belakang……………………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………... 3
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………… 3
D. Ruang Lingkup……………………………………………………... 3
E. Manfaat Penelitian………………………………………………….. 4
F. Definisi Oerasional…………………………………………………. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………... 5
A. Pengertian Membaca…………………………………...………...… 5
B. Pengertian Puisi………... ……………………………………….…. 6
C. Teknik Membacakan
Puisi…………….
…………………………... 6
D. Materi Pembelajaran Membacakan Puisi …………………………. 7
E. Pelaksanaan
Kegiatan Pembalajaran Puisi……………………….... 8
F. Kurikulum Materi Pembelajaran Puisi……………………………… 10
G. Pembelajaran
Membacakan Puisi dengan Menggunakan Teknik
Pemodelan………………………………………………………….. 11
H. Hipotesis Tindakan…………………………………………………. 13
BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………... 14
A. Rancangan
dan Jenis Penelitian…………………...………………. 14
B. Data dan Sumber Data ……………………………...……………... 15
C. Teknik Pengumpulan
Data…………………………………………. 15
D. Teknik Analisis Data……………………………………………….. 16
E. Tahap-tahap
Penelitian……………………………………………... 17
F. Lokasi
Penelitian……………………………………………………. 21
G. Instrumen Penelitian………………………………………………... 21
H. Prosedur
Penelitian…………………………………………………. 22
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pembelajaran apresiasi sastra bagi siswa kelas VII
SMP/MTs meliputi mendengarkan dongeng dan menceritakannya,mengomentari buku,
membaca cerpen, menulis dan membaca puisi (Indrawati,2007). Walaupun
pembelajaran materi-materi tersebut tidak dalam waktu bersamaan, siswa harus
melaluinya dengan standar kelulusan dengan nilai 65. Ternyata pembelajaran
apresiasi sastra memberikan tekanan tersendiri bagi siswa, khususnya siswa MTs.
Hal tersebut harus mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari dewan guru agar
pembelajaran terlaksana dengan hasil yang memuaskan.
Materi membacakan puisi diajarkan pada siswa kelas
VII SMP/ MTs, yaitu ketika semester II. Pembelajaran materi tersebut menuntut
siswa untuk dapat membacakan puisi dengan beberapa kekntentuan, anatara lain,
intonasi yang tepat, ekspresi yang benar, penjedahan yang tepat, mimik wajah
yang sesuai dan lain sebagainya.Hal tersebut harus mampu siswa praktikkan,
tidak hanya sebagai pembelajaran yang berbentuk wacana. Dengan begitu,
ketuntansan penilaiannya pun dapat berjalan sesui dengan silabus pembelajaran
yang ada.
Pada siswa kelas VII MTs Negeri 1 Pringsewu
ditemukan permasalahan-permasalahan terkait dengan pembelajaran materi
membacakan puisi. Permasalahan-permasalahan tersebut bersumber dari guru dan
siswa sendiri. Permasalahan pertama berasal dari guru yang selalu mengajarkan
materi membacakan puisi hanya sebatas pemahaman defininif belaka, tanpa ada
praktik langsung materi tersebut. Guru tidak dapat memberikan teladan tentang
bagaimana cara membacakan puisi dengan teknik yang benar.
Dari permasalahan pokok tersebut, menimbulkan dampak
bagi siswa dalam membacakan puisi dengan teknik yang benar. Sebagian besar
siswa masih membaca puisi dengan intonasi yang salah. Ketika membaca puisi,
sebagian besar siswa masih dengan suara yang datar. Mereka juga tidak
memperhatikan kesenyapan atau penjedahan yang seharusnya diterapkan dalam
membaca puisi.
Selain masalah di atas, siswa juga kurang mampu
menjiwai puisi yang mereka baca. Ketika membaca puisi di depan kelas, mimik
mereka sama sekali tidak mengesankan isi puisi yang mereka baca. Padahal dengan
mengekspresikan mimic wajah yang tepat, akan sangat mempengaruhi isi puisi yang
seharusnya tersampaikan.
Dari masalah yang timbul tersebut, peneliti memberi
solusi atau pemecahan berupa penerapan teknik pemodelan. Teknik pemodelan
adalah salah satu komponen yang penting dalam pembelajaran kontekstual (Budi,
2007). Dalam pembelajaran membacakan puisi, siswa perlu sebuah model yang dapat
ditiru sehingga mereka dapat membacakan puisi dengan kriteria yang telah
ditentukan.
Penelitian penerapan teknik pemodelan sebagai usaha
meningkatkan kemampuan membaca puisi siswa MTs Negeri 1 Pringsewu, merupakan
jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dapat melibatkan guru atau
peneliti terjun langsung sebagai praktisi tindakan. Skenario pembelajaran yang
mulanya diterapkan, diubah dengan skeario pembelajaran yang sesuai dengan
teknik yang akan digunakan. Dalam penelitian ini, guru bertindak sebagai
praktisi, dalam kelas. Guru menjalankan rencana pembelajaran yang dibuat oleh
peneliti.
Dari pernyataan di atas, sangat tepat bila judul
penelitian ini adalah Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Siswa Kelas VII MTs Negeri
1 Pringsewu Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu dengan Menggunakan Teknik
Pemodelan. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi
guru pengampu bidang studi Bahasa Indonesia, khususnya di MTs Al-khalifiah agar
kemampuan siswa kelas VII MTs Negeri 1 Pringsewu dapat lebih baik.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimanakah
peningkatan kemampuan membaca puisi siswa kelas VII MTs Negeri 1 Pringsewu Kecamatan
Pringsewu Kabupaten Pringsewu setelah diterapkan teknik pemodelan?
C.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan
maka tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan kemampuan membaca
puisi siswa kelas VII MTs Negeri 1 Pringsewu Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu
setelah diterapkan teknik pemodelan.
D.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah:
1. Lokasi
Penelitian
Penelitian
ini dilakukan di MTs Negeri 1 Pringsewu Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu.
2. Populasi
dan Sampel
Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa siswa kelas VII MTs Negeri 1 Pringsewu
Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu. Sampel dalam penelitian ini adalah
siswa kelas VIIB MTs Negeri 1 Pringsewu Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu.
3. Variabel-variabel
penelitian
Variabel
bebas (X) adalah teknik pemodelan. Variabel terikat (Y) adalah kemampuan
membaca puisi siswa kelas VII MTs Negeri 1 Pringsewu Kecamatan Pringsewu
Kabupaten Pringsewu.
4. Periode
penelitian
Penelitian
ini akan dilakukan pada periode bulan Januari-Februari 2016.
E.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut.
a. Bagi
siswa, sebagai teknik yang dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam membacakan
puisi.
b. Bagi
guru, sebagai solusi atas masalah penyampaian materi membacakan puisi oleh
siswa.
c. Bagi
peneliti berikutnya, sebagai referensi atau bahan pembending penelitian
berikutnya dengan topic atau masalah yang sama.
F.
Definisi Operasional
Definisi operasional bertujuan untuk memberikan
batasa pengertian terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian agar
tidak menimbulkan persepsi lain. Istilah-istilah yang didefinisikan dalam
penelitian ini sebagai berikut.
a. Kompetensi
adalah pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak
b. Puisi
adalah salah satu bentuk karya sastra yang berusaha mengungkapkan perasaan
secara imajiner yang terikat oleh struktur fisik.
c. Membacakan
puisi adalah melisankan puisi dengan memperhatikan tekni-teknik dan criteria agar
memiliki nilai seni yang tinggi untuk dinikmati orang lain.
d. Teknik
pemodelan adalah salah satu komponen pembelajaran kontekstual dengan
menghadirkan model dalam pembelajaran, baik di dalam, maupun di luar kelas
e. Prabaca
adalah suatu proses pemahaman sebelum membaca dari keseluruhan isi materi yang
diajarkan
f. Saabaca
adalah proses membaca untuk memahami isi dari materi yang diajarkan.
g. Pascabaca
adalah proses membaca secara keseluruhan isi dari materi yang diajarkan siswa
harus mampu menjelaskan kembali materi yang telah dibaca.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Pembahasan tentang Penggunaan Teknik Pemodelan untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Siswa Kelas VII MTs Negeri 1 Pringsewu
Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu, menggunakan landasan teori, meliputi:
(1) pengertian membaca, (2) pengertian puisi, (3) teknik dalam pembacaan puisi,
(4) materi pembelajaran pembacaan puisi, (5) pelaksanaan kegiatan pembalajaran
puisi, (6) kurikulum materi pembelajaran puisi, (7) pembalajaran membacakan
puisi dengan teknik pemodelan.
A.
Pengertian Membaca
Menurut Syafe’I (1999:6), hakikat membaca antara
lain: Membaca pada hakikatnya merupakan pengmbangan keterampilan, mulai dari
keterampilan memahami kata-kata, kalimat paragraf dalam bacaan, sampai dengan
memahami secara kritisdan evaluative ke seluruh bagian dari isi bacaan. Dia
juga menjelaskan bahwa membaca pada hakikatnya merupakan kegiatan megamati dan
memahami kata-katatertulis dan memberikan makanaterdapat kata-kata
tersebutberdasarkan pengetahuandan pengalaman yang telah dimiliki.
Hudson (dalam Tarigan,1994) menyatakan bahwa membaca
merupakansuatu proses yang dilakukanserta dilakukan serta dipergunakan oleh
pembacauntuk memperoleh pesan yang yang hendak disampaikan melalui media
kata-kata atau bahasa tukis. Berdasarkan pendapat Hutson tersebut, proses
membaca haru terlaksana dengan baik sehinggapesan yang tersirat dan tersurat
dalam bacaan kan dapat ditanggkap dan dipahami.
Dikaitkan dengan penelitian ini maka teori yang
digunakan adalah hakikat membaca adalah proses pemberian makan terhadap
kode-kode bahasa tulis yang ditujukan agar orang lain memperoleh pemahaman
terhadap teks yang dibacakan.
B.
Pengertian Puisi
Secara etimologi puisi berasal dari bahasa Yunani
poima ‘membuat’ atau poesisi ‘pembuatan dan dalam bahasa Inggris disebut poem
atau poetry. Beberapa pendapat tentang puisi dikemukakan oleh para ahli tentang
puisi, antara lain.
Menurut Wirjosoedarmo (dalam Pradopo,2000:309),
puisi adalah karangan yang terikat pada banyak baris dalam tiap-tipa bait, banyak
kata yang berbentuk baris, serta banyak suku kata yang berbentuk larik. Selain
itu puisi juga harus memiliki rima atau irama. Taylor (dalam Pradopo,2000:6)
berpendapat bahwa puisi adalah kata terindah dalam susunan terindah. Sedangkan
Hadson (dalam Aminudin,2000:134) menyatakan puisi adalah salah satu cabang
sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media penyampaian untuk membuahkan
ilusi dan imajinasi.
Dari pernyataan para ahli di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa puisi adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan
kata-kata sebagai media untuk menyampaikan ilusi dan imajinasi, yang secara
fisik terikat oleh jumlah baris, jumlah kata, dan jumlah bait.
C.
Teknik Membacakan puisi
Aminudin (2000:19), mengartikan membaca teknik
adalah membaca yang dilaksanakan secara bersuara sesuai dengan aksentuasi,
intonasi dan irama yang benar, selaras dengan gagasan serta suasana penutur
dalam teks yang dibaca. Muchlison membedakan membaca teknik menjadi dua, yaitu
pengajaran membaca dan pengajaran membacakan. Pengajaran membaca yang dimaksud
adalah aktivitas tersebut untuk keperluan siswa itu sendiri dan untuk pihak
lain, misalnya guru atau teman lain. Sedangkan pengajaran yang tergolong
membacakan, yaitu si pembaca melakukan aktivitas tersebut lebih banyak ditujukan
kepada orang lain. Pembaca bertanggung jawab atas lagu atau intonasi kalimat,
lafal kata, kesenyapan, ketepatan tekanan, suara dan sebagainya.
Dalam kaitannya dengan membaca puisi, siswa tersebut
dituntut untuk membaca puisi sesuai dengan teknik pembacaan yang tepat dan
ditujukan untuk dirinya sendiri dan orang lain tapi dalam lingkup terbatas,
misalnya pada guru dan siswa lain.
Menurut Junaedi (dalam Kurniawan, 2005: 13),
beberapa teknik yang harus dikuasai siswa dalam membacakan puisi, antara lain;
teknik vocal, artikulasi, mimik/ ekspresi, gesture dan penghayatan terhadap
puisi
D.
Materi Pembelajaran Membacakan Puisi
Pembelajaran membacakan puisi harus memperhatikan
materi yang akan disajikan, yaitu materi yang terpilih sebagai materi membaca puisi.
Dalam penelitian ini, materp pembelajaran membaca puisi siswa SMP/MTs
dipelajari di kelas VII smester II. Supriyadi (1992:385), menyatakan bahwa ada
dua kriteria yang dapat digunakan dalam pemilihan materi pembelajaran puisi,
yaitu criteria keterbacaan dan kriteria kesesuaian. Kriteria keterbacaan di
dalam puisi, yaitu mencakup sukar tidaknya bahasa yang digunakan dan pesan yang
terkandung dalam puisi tersebut. Bahasa puisi yang dijadikan bahan pembelajaran
harus sesuai dengan taraf kemampuan siswa. Kriteria kesesuaian adalah yang
menyangkut hal-hal, seperti kesesuaian dengan tinkat usia anak, kesesuaian
dengan lingkungan (Supriyadi,1992).
Dikaitkan dengan penelitian ini, siswa yang yang
menjadi obyek penelitian adalah siswa kelas VII MTs Negeri 1 Pringsewu
Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu. Dilihat dari segi penguasaan bahasa
Indonesia, mereka masih kurang karena masih terpengaruhi oleh bahasa pertama
mereka, yaitu bahasa Madura. Oleh karena itu, perlu disediakan contoh puisi
yang secara bahasa mudah mereka pahami dan dengan tema yang masih familiar
dengan mereka (tidak terlalu sulit dipahami). Sedangkan bila dilihat dari segi
lingkunagnnya, MTs Negeri 1 Pringsewu berada dalam naungan pondok pesantren
Al-Khalifia sehingga perlu diperhatikan pula penyediaan materi yang sesuai.
Berikut ini contoh puisi yang disajikan pada siswa
kelas VII MTs Al-Khalifiah.
Oh,
Guruku
pedih
dan pedasnya jari
napas
yang sesak akibat debu kapur
tak
menyerahkan niat luhur
tak
meluluhkan niat luhur
maju
dan pesatnya ilmu pengetahuan
semua
tumbuhkan hasrat mendidik
oh,
guruku
kau
laksana pelita dalam gulita
jasamu
tak terbeli
entah
kata apa yang pantas kuucap
sebagai
tanda terima kasih
untaian
kata indah
halusnya
rajutan sutra
tak
sebanding, tak cukup
‘tuk
seorang pahlawan
tanpa
tanda jasa sepertimu
Eni
Nuraini (Republika, Minggu 20 Maret 1994)
E.
Pelaksanaan Kegiatan Pembalajaran Puisi
Pengajaran apresiasi puisi di dalam kelas merupakan
pengajaran yang lebih menekankan terciptanya suasana apresiasif dalam kelas
serta sikap apresiasif siswa terhadap materi pembelajaran. Hal yang terpenting
dalam pengajaran puisi di kelas adalah menjaga agar suasan tetap santai
sehingga pembalajaran terkesan santai dan menyenangkan, (Sumardi dan
Zidan,1997:38)
Berikut ini akan dijelaskan beberapa kegiatan dalam
pembelajaran membacakan puisi, diantaranya sebagai berikut.
1.
Kegiatan Pramembacakan
Sumardi dan Zidan (1997:39) menyatakan bahwa dalam
pelaksanaan pengajaran apresiasi puisi hendaknya diarahkan pada keterlibatan
langsung siswa dalam pengalaman puisi. Dalam hal ini siswa di arahkan untuk
mencari nilai-nilai keindahan yang ada dalam puisi. Oleh sebab itu, siswa di
beri kesempatan untuk menggali pengalaman emotif mereka sebagai bahan ekspresi
ketika membacakan puisi.
Dalam penelitian ini, upaya yang dapat dilakukan
oleh guru untuk menyatukan skemata menegnai pembacaan puisi adalah dengan cara
mengaitkan pengalaman emotif yang dimiliki siswa dengan pengetahuan siswa
tentang tema atau hal-hal lain yang berhubungan dengan puisi yang akan
dibacakan. Setelah itu, guru memperkenalkan topik yang akan diajarkan dengan
membangkitkan schemata siswa. Langkah selanjudnya adalah sebagai berikut.
a) Guru
menjelaskan tentang indicator yang akan dicapai siswa dalam pembelajaran yang
akan dilaksanakan agar sisiwa lebih siap secara mental dan membentuk kerangka
berpikir siswa.
b) Kegiatan
siswa membaca dalam hati. Bila pada tahap ini siswa membaca dengan cara
bersuara, akan menghilangkan konsentrasi. Membaca dalam hati melatih siswa agar
mereka dapat membaca tanpa bersuara dan mampu memahami wacana yang terkandung
dalam bait-bait puisi yang ia baca. Pada tahap ini guru memonito kegiatan
siswa.
c) Memfokuskan
perhatian pada judul. Siswa di minta untuk memprediksikan apa yang dimaksud
oleh judul tersebut.
Endraswara (2003:204) menyatakan bahwa terdapat
hal-hal penting yang perlu diperhatikan sebelum membacakan puisi, yaitu:
penghayatan dan pemahaman karya sastra, latihan pernafasan dan penghayatan dan
latihan mimik.
2
Kegiatan Saat Membacakan
Pada tahap ini guru yang mengajarkan pembelajaran
membacakan puisi harus mampu membacakan puisi dengan baik dan benar. Guru
dituntut untuk member contoh membacakan puisi. Akan tetatpi sebagai variasi
atau untuk menutupi kekurangan yang terjadi, misalnya guru merasa tida mampu
membaca puisi dengan baik dan benar, guru dapat menghadirkan model dalam
pembelajaran. Model tersebut dapat dari siswa yang dianggap memiliki kemampuan
lebih, atau ahli dari luar. Atau, guru dapat menampilkan model pembacaan puisi
tersebut secara audio visual melalui CD. Dengan demikian pelaksanaan
pembelajaran pembacaan puisi dapat telaksana dengan baik dan menimbulkan kesan
yang menyenangkan bagi siswa.
3
Kegiatan Pascamembacakan
Kegiatan pascamembacakan sangat membantu siswa
mengintegrasikan informasi yang baru dengan schemata yang ada. Ada tiga
kegiatan yang dilakukan dalam pascamembacakan puisi, diantaranya 1) menjawab
pertanyaan soal, 2) menceritakann kembali dan 3) mengaplikasikan. Pada tahap
yang ke tiga, diharapkan siswa mampu membacakan puisi dengan benar karena
antara stigmata siswa terhadap pembelajaran telah menyatu dengan pengalaman
mereka terhadap puisi yang mereka hadapi. Sedangkan aplikasi pembacaan puisi
secara estetis dimaksudkan agar siswa dalam membacakan puisi jelas pengucapannya
dan dapat mengekspresikan isi puisi tersebut.
F.
Kurikulum Materi Pembelajaran Puisi
Standar kompetensi bidang studi Bahasa Indonesia
terbagi menjadi dua, yaitu belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi dan
belajar sastra adalah belajar menghargaia manusia dan nila-nila
keanusiaan.Pembelajaran sasatra menitik beratkan pada kenyataan bahwa sastra
merupakan satu bentukseni yang harus diapresiasi dan diekspresikan.
Puisi merupakan salah satu dari pembelajaran sastra.
Apresiasi puisi meliputi mendengarkan pembacaan puisi, kemudia memahami
pikiran, perasaan dan imajinasi yang terkandung di dalamnya, juga membaca degan
penuh pemahaman (Indrawati,2007). Ekspresi puisi meliputi melisankan atau
membacakan puisi dan menulis puisi.
Kurikulum bidang studi bahasa Indonesia untuk kelas
VII, kompentensi dasar dan hasil belajar yang harus dicapai siswa dalam
membacakan puisi adalah: a) membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat,
b) menentukan jeda dan c) menggunakan ekspresi yang tepat (Indrawati, 2007). Berdasarkan
kurikulum tersebut, kompetensi yang harus dimahirkan siswa dalam pembelajaran
adalah mampu membacakan puisi dengan teknik yang tepat. Untuk memndukung
kelancaran pembelajaran, pemilihan materi puisi juga perlu diperhatikan oleh
guru. Hal yersebut harus disesuaikan dengan jenjang pendidikan siswa.
Untuk menentukan bahan pengajaran puisi yang baik
dapat digunakan dengan criteria yaitu: a) kriteria keterbacaan dan b) kriteria
kesesuaian. Kriteria keterbacaan adalah patokan tentang mudah tidaknya suatu
bahan pengajaran bagi murid-murid. Hal yang termasuk dalam dalam criteria ini
yaitu: (a) mudah tidaknya bahasa yang digunakan, (b) mudah tidaknya pesan yang
disampaikan. Kriteria kesesuaian adalah patokan yang untuk menilai cocok
tidaknya suatu bahan materi dengan kelompok usia tertentu. Hal yang termasuk
dalam criteria kesesuaian tersebut yaitu: (a) kesesuaian dengan perkembangan
jiwa usia anak dan (b) kesesuaian dengan lingkungan tempat belajar anak.
G. Pembelajaran Membacakan Puisi
dengan Menggunakan Teknik Pemodelan
Penggunaan teknik pemodelan dalam pembelajaran
membacakan puisi diterapkan pada siklus I. Guru kelas bertindak sebagai
fasilitator dan motivator. Pada siklus ini guru menayangkan sebuah CD yang
berisi model pembacaan puisi dengan teknik yang benar. Adapun langkah-langkah
penerapan pemodelan dalam pembelajaran membacakan puisi pada siklus I adalah
sebagai berikut.
1) Pendahuluan
(a) Apersepsi
§ Guru
memimpin doa lalu mengapsensi siswa
§ Guru
membuka skemata siswa tentang pembelajaran membacakan puisi pada siswa
§ Guru
membagi siswa dalam beberapa kelompok.
§ Guru
menayangkan CD yang berisi model membacakan puisi dengan teknik yang benar
sebagai umpan pada siswa untuk memulai pembelajaran sekaligus sebagai upaya
untuk memberikan stimulus pada siswa dalam belajar membacakan puisi. Dari
pemodelan awal tersebut, diharapkan agar siswa termotivasi dalam mengikuti
pembelajaran.
2) Pelaksanaan tindakan
(a) Prabaca
§ Guru
membangkitkan skemata siswa dengan cara mengaitkan judul puisi dengan
pengetahuan dan pengalaman siswa dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang
mengarah pada isi puisi. Puisi yang digunakan berjudul Oh, Guruku.
§ Guru
meminta siswa memahami puisi tersebut dengan membacanya dalam hati.
§ Guru
menanyakan ketertarikan siswa pada puisi yang dipelajari. Apabila siswa
tertarik maka puisi tersebut digunakan sebagai bahan pelajaran dan digunakan
dalam tes membacakan puisi. Abila siswa tidak tertarik, guru mengganti dengan
contoh puisi lin yang telah di sediakan.
§ Guru
memberikan contoh latihan konsentrasi dengan maksud mempersiapkan mental siswa
dalam belajar membacakan puisi.
(b) Saat baca
§ Untuk
kedua kalinya guru menayangkan CD ynga berisi model pembacaan puisi dan
menyuruh siswa untuk memperhatikan dengan seksama
§ Guru
menyuruh perwakilan dari setiap kelompok untuk membacakan puisi di depan kelas
dan meminta kelompok lain memberikan tanggapan.
§ Dari
perwakilan kelompok yang maju, siswa yang menanggapi mengatakan bahwa mereka
mengalami kekurangan dalam intonasi.
§ Guru
kembali menayangkan CD yang berisi model pembacaan puisi tapi dengan format
pemutaran secara berjedah antara baris pertama sampai baris berikutnta. Hal ini
bertujuan untuk member penekanan pada siswa tentang intonasi yang benar sesuai
model yang ditayangkan. Selain itu, untuk member kesempatan pada siswa untuk
belajar memperbaiki kesalahan intonasi.
§ Guru
member kesempatan pada siswa untuk belajar membacakan puisi bersama
kelompoknya.
§ Guru
menyuruh siswa lain dari perwakilan masing-masing kelompok untuk membacakan
puisi di depan kelas dan meminta kelompok lain memberikan tanggapan terhadap
pembacaan puisi oleh siswa yang maju.
(c) Pascabaca
§ Guru
menyuruh siswa yang berani untuk membacakan puisi di depan kelas.
§ Guru
memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai isi puisi yang dipelajari sebagai
proses pemahaman siswa dalam belajar membacakan puisi
3) Penutup
§ Guru
melakukan refleksi terhadap jalannya pembelajaran
H.
Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah jika
diterapkan pembelajaran membacakan puisi dengan teknik pemodelan, kemampuan
siswa dalam membacakan puisi akan meningkat.
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas tentang metode penelitian
yang akan digunakan sebagai pedoman dalam penelitian, yang meliputi: (1)
rancangan penelitian dan jenis penelitian, (2) data dan sumber data, (3) teknik
pengumpulan data, (4) teknik analisis data, (5) tahap-tahap penelitian, (6)
lokasi penelitian, (7) instrument penelitian dan (8) prosedur penelitian.
A.
Rancangan dan Jenis Penelitian
Penelitian terhadap penggunaan teknik pemodelan
untuk meningkatkan kemampuan membaca puisi siswa kelas VII MTs Negeri 1
Pringsewu, menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hakikat
Penelitian Tindakan Kelas adalaha tindakan yang diperlukan untuk mengatasi
masalah praktis yang dihadapi guru dan tugas kesehariannya, (Soepeno, 2000:1).
Dengan demikian, tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini tidak hanya berusaha
mengungkapkan penyebab permasalahan yang dihadapi guru, melainkan pada dasrnya
penelitian ini bertujuan untuk memberi peneyelesaian atas permasalahan
pembelajaran yang dihadapi guru.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dalam penelitian
ini digunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas karena kemampuan siswa kelas
VII MTs Negeri 1 Pringsewu dalam membacakan puisi masih tergolong rendah dan
belum mencapai ketuntasan belajar. Selain itu permasalahan timbul juga oleh
kemampuan guru pengampu bidang studi yang kurang memadai dalam pembelajaran
pembacaan puisi. Oleh karena itu, dalam rancangan penelitian ini diterapkan solusi
berupa penggunaan teknik pemodelan dalam pembelajaran membacakan puisi.
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah simultan terpadu. Menurut Oja dan Simuljan (dalam Rofi’udin, 1998: 13),
jenis penelitian yang simultan terpadu lebih memfokuskan pada teori dengan cara
mengikutsertakan praktisi (guru) untuk berpartisipasi dan keterlibatannya tidak
terlalu mendetail. Guru hanya berpartisipasi sebagai fasilitator dan motivato
bagi para siswa. Sedangkan peneliti sebagai innovator.
B.
Data dan Sumber Data
Terdapat dua jenis data dalam penelitian ini, yaitu
data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa hasil observasi
dalam pembelajaran puisi. Sedangkan data kuantitatif berupa skor tes membacakan
puisi oleh siswa. Data observasi didapat dari hasil pencatatan tentang berbagai
aktivitas pembelajaran ketika teknik pemodelan dalam pembelajaran membacakan
puisi siswa kelas VII MTs Negeri 1 Pringsewu. Sedangkan data yang didapat dari
tes berupa skor nilai siswa dalam membacakan puisi.
C.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan
teknik observasi dan tes. Kedua teknik tersebut diuraikan sebagai berikut.
1.
Teknik Observasi
Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data
kualitatif dengan mengamati aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran
membacakan puisi pada saat diterapkan teknik pemodelan. Observasi yang
dilakukan pada guru diarahkan pada aktivitas guru ketika menerapkan tindakan,
diantaranya: sesuia tidaknya pengajaran dengan rencana pengajaran, strategi
yang digunakan dalam pengajaran, dan model yang ditayangkan oleh guru.
Sedangkan obsevasi pada siswa difokuskan pada keseriusan, perhatian, keaktifan
dan partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.
2.
Teknik Tes
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data
kuantitatif dengan melaksanakan tes membacakan puisi oleh siswa. Adapun
pelaksanaan tes dalam penelitian adalah sebagai berikut.
a) Pada tahap siklus I (setelah diterapkannya
tindakan) peneliti, dibsntu oleh guru menugaskan siswa untuk membacakan puisi
di depan kelas dengan baik sebagai aplikasi setelah diterapkannya tidakan.
Penilaian dilakukan berdasrkan format penilaian yang telah dibuat. Tes tahap
ini bertujuan untuk mengetahui apakah nilai yang diperoleh siswa dalam
membacakan puisi sudah mencapai ketuntasan atau tidak.
b) Pelaksanaan tes pada siklus II merupakan
perbaikan dan bertujuan untuk mengetahui apakah nilai siswa dalam membacakan
puisi sudah mencapai ketuntasan nilai.
D.
Teknik Analisis Data
Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah
data yang didapat dari observasi dan tes membacakan puisi siswa sebelum dan
sesudah diterapkan tindakan.
1.
Teknik Observasi
Data yang didapat dari observasi dianalisis secara
kualitatif. Data-data tersebut dikaji untuk mengetahui bagaimana tindakan guru
dan siswa ketika pembelajaran membacakan puisi berlangsung dengan menggunakan
catatan lapangan.
a.
Teknik Tes
Data-data dari tes dianalisis secara kuantitatif
dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Kemampuan
membacakan puisi siswa sebelum dan sesudah diterapkannya tindakan
2) Skor
yang diperoleh siswa diubah menjadi nilai untuk mengetahiu ketuntasan belajar
siswa. Pengubahan skor menjadi nilai menurut Purwanto (dalam Kurniawan, 2005:
26) menggunakan rumus sebagai berikut.
Keterangan:
NP = Nilai Presentase
R
=
Skor yang dicapai
SM
=
Skor Maksimal
100%
= konstanta
Keberhasilan
proses belajar ditentukan dengan criteria ketuntasan belajar sebagai berikut.
a) Ketuntasan
perorangan yaitu siswa dikatakan telah tuntas belajarnya bila mencapai nilai ≥
65,
b) Ketuntasan
klasikal yaitu suatu kelas dapat dikatakan tuntas bila di kelas telah terdapat
85% dari jumlah siswa yang telah mencapai nilai ≥ 65%, (Purwanto, dalam
Kurniawan, 2005:27)
3) Setelah
langkah yersebut maka nilai siswa dikomparasikan. Artinya, nilai dari tes
kemampuan membacakan puisi siswa pada tahap prasiklus (sebelum diterapkan
tindakan) dibandingkan dengan tes kemampuan membacakan puisi pada siklus I
(setelah diterapkan tindakan). Bila diadakan siklus berikutnya, yaitu siklus II
maka yang dikomparasikan adalah nilai prasiklus dan nilai sklus II.
4) Memaparkan
proses penerapan tindakan pada siklus I dan siklus II, bila diadakan
E.
Tahap-tahap Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini, mengukuti prinsip dasar
yang berlaku dalam penelitian tindakan kelas. Prosedur pelaksanaan penelitian
sesuai dengan pandangan Kemmis dan Mc Taggrat, (dalam Soepeno, 2000: 2) yanga
menyatakan bahwa dalam PTK digunakan bebtuk spiral. Bentuk spiral yang dimaksud
adalah bahwa dalam penelitian tindakan kelas menggunakan istilah siklus I dan
siklus II dengan setiap siklus teridi dari empat tahap, yaitu perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Langkah-langkah dalam penelitian TIndakan Kelas,
sebagai berikut.
1.
Prasiklus
Pada
tahap prasiklus, peneliti mengadakan pengamatan awal terhadap jalannya
pembelajaran oleh guru pengampu. Pengamatan awal tersebut, peneliti fokuskan
pada metode pembelajaran puisi yang diterapkan oleh guru dan hasil penilaian
terhadap pembacaan puisi oleh siswa. Dari pengamatan awal tersebut, peneliti
menemukan permasalahan berupa ketidak tepatan guru dalam menerapkan teknik
pembelajaran dan rendahnya kemampuan siswa dalam membacakan puisi. Oleh karena
itu, peneliti menyiapkan solusi pemecahannya dengan menerapkan teknik pemodelan
untuk meningkatkan kemampuan memabacakan puisi siswa kelas VII MTs Negeri 1
Pringsewu kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu.
2.
Siklus
I
Pada
tahap siklus I ini diterapkan teknik pemodelan dalam pembelajaran puisi. Adapaun langkah-langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan dengan menerapkan teknik pemodelan adalah sebagai berikut.
1) Perencanaan
Kegiatan perencanaan dilakukan dengan menyusun
rancangan tindakn peningkatan kemampuan membacakan puisi siswa dengan teknik pemodelan
melalui kegiatan sebagai berikut.
a) Penyususnan
rencana pembelajaran yang akan diterapkan dalam pembelajaran di kelas tersebut
b) Penyiapan
alat evaluasi yang nantinya akan diterapkan pada proses pembelajaran, yang
berupa lembar observasi dan lembar nilai tes kemampuan membacakan puisi.
(2) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I disesuaikan
dengan rencana pembelajaran yang disusun pada perencanaan. Dalam pelaksanaan
tindakan ini guru bertindak sebagai praktisi, motivator dan fasilitator bagi
siswa sedangkan peneliti sebagai penggagas atau innovator yang memberikan
pengarahan, movasi dan stumulus agar guru dapat melakukan peranannya sesuai
rencana.
Pada siklus ini, juga diterapkan pembagian kelompok
dalam pembelajaran agar pembelajaran membacakan puisi dapat berjalan dengan
waktu yang lebih efisien. Guru harus benar-benar menyiapkan dan memastikan
bahwa CD yang akan ia tayangkan dalam keadaan baik sehingga teknik pemodelan
yang akan diterapkan dengan lancar. Tindakan ini meliputi tiga kegiatan,
sebagai berikut.
(a) Pendahuluan
Guru menginformasikan
tujuan pembelajaran dan kompetensi yang harus dicapai. Selain itu guru dan
siswa mendiskusikan manfaat mempunyai kompetensi membacakan puisi.
(b) Inti Pembelajaran
Pembelajaran
dibagi menjadi tiga tahap:
1)
Prabaca
Guru
membangkitkan schemata siswa dengan cara mengaitkan judul puisi dengan situasi
lingkungan siswa, kemudia melakukan kegiatan pemahaman dan penghayatan terhadap
puisi yang akan dibaca.
2)
Saat baca
Guru
memberikan contoh pembacaan puisi dengan memutar CD yang berisi model pembacaan
puisi. Setelah itu siswa membaca nyaring bersama-sama dengan lafal dan intonasi
yang sesuai denganisi puisi dan dilanjutkan dengan membacakan puisi secara
bergantian. Kegiatan ini ditujukan agar siswa memiliki bekal kompetensi
memabacakan puisi dengan baik dan benar.
3)
Pascabaca
Guru
mengajukan beberapa pertanyaan pada siswa tentang kesan yang ditangkap oleh
siswa setelah diterapkannya teknik pemodelan dalam pembelajaran membacakan
puisi. Selain itu guru juga meminta siswa untuk menceritakan kembali isi puisi
yang telah mereka bacakan untuk kemudian bagi yang berani, diminta untuk maju
membacakan puisi secara individu.
(c) Penutup
Guru dan peneliti
bersama-sama melakukan refleksi tehadap kegiatan pembelajaran.
(3) Observasi
Peneliti sebagai observer melakukan observasi untuk
memantau jalannya pembelajaran. Observasi tersebut diperlukan guna menyusun
langkah-langkah yang akan ditempuh untuk memeperbaiki kekurangan-kekurangan
yang dirasa ada dalam penelitian tersebut.
Hal yang menjadi focus observasi adalah apakah
pelaksanaan tindakan oleh guru sudah sesuai dengan apayang telah direncansksn
oleh peneliti. Selain itu, hal yang harus diperhatikan dalam observasi adalah
bagaimana aktivitas siswa dlam proses pembelajaran ketika dilaksanankan
tindakan.
(4) Refleksi
Refleksi dilakukan dengan cara mengolah data,
menganalisis, menjelaskan dan menyimpulkan bagaimana tingkat perubahan
aktivitas siswa dalam pembelajaran. Hal yang lain yang harus diperhatikan
adalah seberapa besar tingkat prestasi belajar siswa setselah diterapkan
tindakan. Pada akhirnya tahap ini adalah untuk mengetahui nilai siswa dalam
pembelajaran membacakan puisi yang diterapkan di siklus I. Apabila sudah
diperoleh ketuntasan nilan pada siklus ini tidak perlu dilanjudkan pada siklus
berikutnya, yaitu siklus II.
3.
Siklus II
Siklus II dilaksanakan sebagai tindakan perbaikan
apabila pada siklus I belum terjadi peningkatan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran membacakan puisi. Tahap yang dilalui dalam siklus ini pada dasrnya
sama dengan yang telah diterapkan pada siklus I
F.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri 1
Pringsewu Kecamatan Pringsewu kabupaten Pringsewu. Alasan pemilihan lokasi
penelitian ini adalah karena di sekolah tersebut ditemukan permasalahan tentang
pembelajaran pembacaan puisi dengan baik dan benar. Sebagia besar siswa kelas
VII MTs Negeri 1 Pringsewu belum dapat membacakan puisi dengan baik dan benar.
Guru sendiri tidak dapat berbuat banyak karena ternyata guru pengampu bidang
studi Bahasa Indonesia pada sekolah tersebut merasa kesulitan dalam
menyampaikan materi tersebut dengan alasan guru tersebut tidak berasal dari
latarbelakang pendidikan Bahasa Indonesia. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut, peneliti menyiapkan strategi dengan menerapkan teknik pemodelan untuk
meningkatkan kemampuan membaca puisi siswa kelas VII MTs Negeri 1 Pringsewu
kecamatan Pringsewu kabupaten Pringsewu.
G.
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini ada dua, yaitu instumen
pengumpul data dan instumen pemandu analisis data. Instrumen pengumpul data
adalah observasi dan skor dari tes atau uji kemampuan membacakan puisi sebelum
dan sesudah tindakan. Instrumen pemandu analisis data berupa hasil observasi
dan hasil penilaian dari tes kemampuan membacakn puisi pada prsasiklus, siklus
II dan siklus II, bila ada.
H.
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian terdiri atas tiga tahap, antara
lain tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penyelesaian.
DAFTAR
PUSTAKA
Aftarudin, Pesu. 1999. Pengantar Apresiasi Puisi. Bandung: Angkasa
Aminudin.
2004. Pengantar Apresiasi Karya Sastra.
Bandung: Sinar Baru Algensindo
Indrawati,
Dewi. 2008. Aktif Berbahasa Indonesia
untuk SMP/ MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional
Oka,
I.G.N. 1983. Pengantar Membaca dan
Pengajarannya. Surabaya: Usaha Nasional
Pradopo,
Rachmad Djoko.1995. Beberapa Teori
Sastra, Metode Kritik dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Soepeno, Bambang. 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Jember
Tarigan, H.G. Membaca
Sebagai Suatu Keterampilan. Bandung: Angkasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar