SEKOLAH TINGGI KEGURUANAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam karena atas izin dan
kehendakNya jualah, makalah sederhana ini dapat kami selesaikan tepat pada
waktunya.
Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi
tugas mata kuliahkajian puisi. Adapun yang kami bahas dalam makalah sederhana
ini mengenai Puisi di Indonesia.Dalam penulisan makalah ini kami menemui
berbagai hambatan yang dikarenakan terbatasnya Ilmu Pengetahuan kami mengenai
hal yang berkenan dengan penulisan makalah ini.
Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih amatir. Dalam
makalah ini kami sudah berusaha semaksimal mungkin.Tapi kami yakin makalah ini
masih banyak kekurangan baik di dalam hal penulisan maupun isi. Oleh karena itu
kami mengharapkan saran dan juga kritik yang membangun agar kami lebih maju di masa yang
akan datang.
Harap kami, makalah ini dapat menjadi track record dan
menjadi referensi bagi kami dalam mengarungi masa depan. Kami juga berharap
agar makalah ini dapat berguna bagi orang lain yang membacanya.
Penyusun
Kelompok
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang paling
menarik tetapi pelik. Sebagai salah satu jenis sastra, puisi merupakan
pernyataan sastra yang paling utama. Segala unsur seni sastra mengental dalam
puisi.
Puisi mengandung karya estetis yang bermakna,
mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, merangsang panca indra
dalam susunan yang berirama. Puisi merupakan rekaman dan interpretasi
pengalaman manusia yang digubah dalam wujud yang paling berkesan. Puisi dapat
membuat kita tertawa, menangis, tersenyum, berfikir, merenung, terharu bahkan
emosi dan marah.
Sampai sekarang, puisi selalu mengikat hati dan digemari
oleh semua lapisan masyarakat karena keindahan dan keunikannya. Oleh karena
kemajuan masyarakat dari masa kemasa selalu meningkat, maka corak, sifat dan
bentuk puisi pun selalu berubah, mengikuti perkembangan selera, konsep estetika
yang selalu berubah dan kemajuan intelektual yang selalu meningkat.
2. Perumusan
Masalah
a. Menjelaskan Pengertian Puisi
b. Menjelaskan unsur-unsur Puisi Lama
c. Menjelaskan unsur – unsur Puisi Baru
d. Menjelaskan Makna dalam puisi
d. Menjelaskan Penggunaan Majas dalam puisi
e. Menjelaskan
unsur-unsur puisi
f.
Menjelaskan hakikat puisi
3. Tujuan
Setelah membaca makalah ini mahasiswa
diharapkan mampu memahami dengan
baik tentang
a. Pengertian-pengertian
puisi dari beberapa ahli
b. unsur-unsur Puisi Lama
b. unsur
– unsur Puisi Baru
c. Makna
dalam puisi
d.
Penggunaan Majas dalam puisi
e.
Unsur-unsur puisi
f. Hakikat
puisi
DAFTAR ISI
HALAMAN
DEPAN..............................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................................
DAFTAR
ISI..........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................
A. Latarbelakang.....................................................................................................
B. Rumusan masalah................................................................................................
C. Tujuan
masalah…………………………………………………………………
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian puisi
.......................................................................................
B. Jenis-jenis puisi..................................................................................
.......
C. Jenis makna dalam
puisi………………………………………………….
D. Penggunaan majas dalam
puisi…………………………………………..
E. Unsur-unsur
puisi…………………………………………………………
F. Hakikat
puisi………………………………………………………………
BAB III
PENUTUP.....................................................................................................
Kesimpulan................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
PUISI
Secara etimologi istilah puisi berasal
dari bahasa Yunani ”poeima” atau ”Poesis” yang berarti pembuatan. Sedangkan
dalam Bahasa Inggris disebut ”Poem” atau ”Poetry” yang berarti membuat atau
pembuatan, karena lewat puisi pada dasarnya seseorang telah menciptakan suatu
dunia tersendiri yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana tertentu, baik
fisik maupun batiniah.
Definisi puisi cukup banyak, salah satu
pendapat yang cukup mudah dipahami diantaranya mengatakan bahwa puisi adalah
bentuk karya Sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara
imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa, yakni
struktur fisik dan struktur batinnya ( Waluyo.1995:28, dalam buku
Drs.Supriyadi, Mpd. Pembelajaran Sastra yang apresiatif dan Integratif dari SD
2006:44 ). Berdasarkan asal-usul istilah puisi dari atas dan berbagai pendapat
para ahli, pengertian puisi dapat didefinisikan sebagai salah satu cabang
sastra yang menggunakan kata-kata, rima, dan irama sebagai media penyampaian
untuk membuatkan ekspresi, ilusi dan imajinasi.
Bila dibandingkan dengan karya sastra
fiksi atau drama, pilihan kata dalam puisi cenderung padat, singkat, imajinatif
sehingga dikatakan mempunyai bentuk tersendiri. Penggunaan rima dan irama agar
puisi lebih indah juga merupakan pembeda yang sangat signitifikan bila
dibandingkan fiksi dan drama.
Berikut ini adalah definisi puisi
menurut para ahli :
a. Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah
kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang
setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris,
antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat berhubungannya, dan sebagainya.
- Carlyle mengatakan bahwa puisi merupakan pemikiran
yang bersifat musikal. Penyair menciptakan puisi itu memikirkan
bunyi-bunyi yang merdu seperti musik dalam puisinya, kata-kata disusun
begitu rupa hingga yang menonjol adalah rangkaian bunyinya yang merdu
seperti musik, yaitu dengan mempergunakan orkestra bunyi.
- Wordsworth mempunyai gagasan bahwa
puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan
atau diangankan. Adapun Auden mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan
pernyataan perasaan yang bercampur-baur.
- Dunton berpendapat bahwa
sebenarnya puisi itu merupakan pemikiran manusia secara konkret dan
artistik dalam bahasa emosional serta berirama. Misalnya, dengan kiasan,
dengan citra-citra, dan disusun secara artistik (misalnya selaras,
simetris, pemilihan kata-katanya tepat, dan sebagainya), dan bahasanya
penuh perasaan, serta berirama seperti musik (pergantian bunyi
kata-katanya berturu-turut secara teratur).
- Shelley mengemukakan bahwa puisi
adalah rekaman detik-detik yang paling indah dalam hidup. Misalnya saja
peristiwa-peristiwa yang sangat mengesankan dan menimbulkan keharuan yang
kuat seperti kebahagiaan, kegembiraan yang memuncak, percintaan, bahkan
kesedihan karena kematian orang yang sangat dicintai. Semuanya merupakan
detik-detik yang paling indah untuk direkam.
- William Wordsworth menjelaskan bahwa puisi
adalah peluapan yang spontan dari perasaan-perasaan yang penuh daya,
memperoleh asalnya dari emosi atau rasa yang dikumpulkan kembali dalam
kedamaian.
- Putu Arya Tirtawirya menjabarkan bahwa puisi
merupakan ungkapan secara implicit dan samar, dengan makna yang tersirat,
dimana kata-katanya condong pada makna konotatif.
- Pengertian Puisi dalam Pradopo adalah aktivitas yang
bersifat pencurahan jiwa yang padat, bersifat sugestif dan asosiatif.
- Samad Said mengemukakan puisi pada
hakikatnya adalah satu pernyataan perasaan dan pandangan hidup seorang
penyair yang memandang sesuatu peristiwa alam dengan ketajaman
perasaannya. Perasaan yang tajam inilah yang menggetar rasa hatinya, yang
menimbulkan semacam gerak dalam daya rasanya. Lalu ketajaman tanggapan ini
berpadu dengan sikap hidupnya mengalir melalui bahasa, menjadilah ia
sebuah puisi, satu pengucapan seorang penyair.
- Shahnon Ahmad menjabarkan bahwa
terdapat garis-garis besar tentang puisi. Unsure-unsur itu berupa emosi,
imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata,
kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur baur.
- Edgar Allan Poe bahwa puisi adalah
ciptaan tentang sesuatu keindahan dalam bentuk berirama. Citarasa adalah
unsur yang diutaman. Hubungan dengan budaya intelek atau dengan suara hati
hanya merupakan hubungan yang selari. Jika bukan secara kebetulan, ia
tidak ada kena mengena langsung sama ada dengan tugasnya atau dengan
kebenaran.
- H.B. Jassin menjelaskan bhwa puisi
adalah pengucapan dengan perasaan yang didalamnya mengandung
fikiran-fikiran dan tanggapan-tanggapan.
- Ralph Waldo Emerson menjabarkan bahwa puisi
mengajarkan sebanyak mungkin dengan kata-kata sesedikit mungkin.
- Waluyo mengemukakan bahwa puisi
adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat dan diberi
irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif).
- Edwin Arlington Robinson berpendapat puisi adalah
bahasa yang menyampaikan sesuatu yang sukar hendak dinyatakan, tidak kira
sama ada puisi itu benar atau sebaliknya.
Dari beberapa definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa Puisi
adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair
secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa
dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya
B.
Jenis-Jenis Puisi
Menurut jamannya puisi di bedakan menjadi 2
(dua), antara lain :
1. Puisi Lama
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan.
Aturan- aturan itu antara lain :
1. Jumlah kata dalam 1 baris
2. Jumlah baris dalam 1 bait
3. Persajakan (rima)
4. Banyak suku kata tiap baris
5. Irama
a. Ciri-ciri
Puisi Lama:
1) Merupakan
puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya
2) Disampaikan
lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan
3) Sangat
terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun
rima
b. Jenis Puisi Lama
Yang termasuk puisi lama
adalah
a) Mantra
adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib
b) Pantun
adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris
terdiri
dari 8-12 suku
kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi.
Pembagian pantun menurut
isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka
c) Karmina
adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek
d) Seloka
adalah pantun berkait
e) Gurindam
adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi
nasihat
f) Syair
adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak
a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita
g) Talibun adalah pantun
genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris
c. Ciri-ciri dari jenis puisi lama
a) Pantun
Ciri – ciri :
1. Setiap
bait terdiri 4 baris
2. Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
3. Baris
3 dan 4 merupakan isi
4. Bersajak
a – b – a – b
5. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
6. Berasal
dari Melayu (Indonesia)
b) Syair
Ciri-ciri syair
1. Terdiri dari 4 baris
2. Berirama
aaaa
3. Keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud
penyair
2.Puisi Baru
Puisi baru bentuknya
lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun
rima.
a. Ciri-ciri Puisi Baru
1. Bentuknya rapi,
simetris;
2. Mempunyai persajakan
akhir (yang teratur);
3. Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan
syair meskipun ada pola yang lain
4. Sebagian besar puisi empat seuntai;
5. Tiap-tiap barisnya atas
sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
6. Tiap gatranya terdiri
atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata.
b. Jenis-jenis Puisi Baru
Menurut
larik atau isinya, puisi dibedakan atas :
1. Balada
adalah puisi berisi kisah/cerita
2. Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau
pahlawan
3. Ode
adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa
4. Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup
5. Romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta
kasih
6. Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan
7. Satire
adalah puisi yang berisi sindiran/kritik
c . Ciri-ciri dari Jenis Puisi Baru
Ciri
puisi baru dari Jenis isinya :
1) Balada
Ciri-ciri balada
Balada jenis ini terdiri
dari 3 (tiga) bait, masing-masing dengan 8 (delapan) larik dengan skema rima
a-b-a-b-b-c-c-b. Kemudian skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik
terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai refren dalam bait-bait berikutnya.
2) Hymne
Ciri-ciri hymne
Lagu pujian untuk menghormati seorang dewa,
Tuhan, seorang pahlawan, tanah air, atau alma mater (Pemandu di Dunia Sastra).
Sekarang ini, pengertian himne menjadi berkembang. Himne diartikan sebagai puisi yang dinyanyikan, berisi pujian terhadap sesuatu yang dihormati (guru, pahlawan, dewa, Tuhan) yang bernafaskan ke-Tuhan-an.
Sekarang ini, pengertian himne menjadi berkembang. Himne diartikan sebagai puisi yang dinyanyikan, berisi pujian terhadap sesuatu yang dihormati (guru, pahlawan, dewa, Tuhan) yang bernafaskan ke-Tuhan-an.
3) Ode
Ciri-ciri ode
Ciri ode nada dan gayanya
sangat resmi (metrumnya ketat), bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia,
bersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum.
4) Epigram
Epigramma (Greek); unsur pengajaran;
didaktik; nasihat membawa ke arah kebenaran untuk dijadikan pedoman, ikhtibar;
ada teladan.
5) Romance
Romantique (Perancis); keindahan perasaan;
persoalan kasih sayang, rindu dendam, serta kasih mesra
6) Elegi
Ciri-ciri elegi
Sajak atau lagu yang mengungkapkan rasa duka
atau keluh kesah karena sedih atau rindu, terutama karena kematian/kepergian
seseorang.
7) Satire
Satura (Latin) ; sindiran ; kecaman tajam
terhadap sesuatu fenomena; tidak puas hati satu golongan (ke atas pemimpin yang
pura-pura, rasuah, zalim etc)
C.
Jenis
Makna Dalam Puisi
Pembagian kedua jenis makna ini didasarkan
ada tidaknya penambahan makna pada makna dasar suatu kata berdasarkan nilai
rasa, pikiran, atau tanggapan kita.
2. Makna
konotatif adalah makna yang telah mengalami penambahan dari makna
asalnya. Ada tidaknya penambahan makna itu dapat diketahui setelah kata itu
digunakan dalam kalimat.
D.
Penggunaan
Majas Dalam Puisi
Majas menjadi unsur penting dalam sebuah
karya tulis, khususnya puisi. ini dapat menjadi daya
tarik puisi, mampu menimbulkan suasana segar,
hidup, dan memberikan kejelasan dalam pencitraan. Majas mampu mengimbau
indra pembaca karena sering lebih konkret daripada ungkapan harfiah. Selain
itu, majas pun lebih ringkas daripada padanannya yang terungkap dalam kata
biasa.
Berikut penjelasan
mengenai macam-macam majas yang sering digunakan
dalam karya tulis
1. Perumpamaan
(Simile)*
Perumpamaan (simile) adalah perbandingan dua
hal yang pada hakikatnya berlainan dan dengan sengaja kita anggap sama.
Perbandinganitu secara eksplisit dijelaskan dengan pemakaian kata bagai,
sebagai, ibarat, seperti, bak, laksana, semisal, seumpama, umpama, dan serupa.
2. Metafora
Metafora adalah perbandingan yang dilakukan
secara implisit antara dua hal yang berbeda. Metafora hampir sama dengan
perumpamaan, hanya saja dalam metafora perbandingan dilakukan secara langsung
tanpa menggunakan kata bagai, sebagai, ibarat, seperti, bak, laksana, semisal,
seumpama, umpama, dan serupa.
3. Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang melekatkan
sifat-sifat insani (manusiawi) pada benda-benda yang tidak bernyawa dan
ide yang abstrak Penggunaan majas personifikasi dapat memberi kejelasan dan
memberikan bayangan angan (citraan) yang konkret.
4. Alegori
Alegori adalah ceritakisahan yang mengisahkan
hal lain atau kejadian lain. Alegori dapat dikatakan sebagai metafora yang
dilanjutkan. Jadi memahami majas alegori harus dari keseluruhan isi puisi.
5. Hiperbola
Hiperbola adalah majas yang melebih-lebihkan
apa yang sebenarnya dimaksudkan, baik jumlah, ukuran, atau sifat-sifatnya.
Tujuan penyair menggunakan majas hiperbola adalah untuk mendapatkan perhatian
yang lebih saksama dari pembaca. Dengan kata lain, penyair berusaha mencuri
perhatian pembacaagar terus tertarik untuk memahami puisinya.
6. Litotes
Litotes sering dikatakan kebalikan dari
hiperbola, yaitu majas yang di dalam pengungkapannya menyatakan sesuatu yang
positif dengan bentuk yang negatif atau bentuk yang bertentangan. Litotes
mengurangi atau melemahkan kekuatan pernyataan yang sebenarnya.
7. Metonimia
Metonimia berasal dari bahasa Yunani Metonima
adalah sejenis majas yang mempergunakan nama sesuatu barang untuk sesuatu yang
lain yang berkaitan erat dengannya. Moeliono mengatakan bahwa metonimia adalah
majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan orang, barang,
atau hal, sebagai penggantinya.
8. Sinekdoke
Sinekdoke adalah majas yang menyebutkan nama
bagian sebagai pengganti nama keseluruhannya atau sebaliknya. Sinekdoke
digunakan untuk melihat kejadian langsung dari sumber yang menimbulkan
peristiwa hingga gambaran lebih konkret. Ada dua macam sinekdoke, yakni pars
pro toto dan totem.
a. Pars
pro toto adalah sinekdoke bagian untuk keseluruhan.
Maksudnya untuk menonjolkan suatu hal dengan
menyebutkan salah satu bagian yang terpenting dari keseluruhan hal,
keadaan, atau benda dalam hubungan tertentu. Misalnya, untuk
menggambarkan orang, hanya menyebutkan suara , mata, hidung, atau bagian
tubuh yang lain.
b. Totem pro parte adalah sinekdoke yang
menyebutkan keseluruhan atau melihat sesuatu secara generalisasi untuk
menonjolkan sebagian.
E.
Unsur-Unsur Puisi
Struktur fisik puisi sebagai metode
pembacaan puisi harus dikaji mendalam, harus sedikit mengetahui tentang
“Prosody” atau versifikasi yang didalamnya terdapat :
1) Rima
: Pengulangan
bunyi dalam puisi, untuk membentuk musikalitas atau orkestrasi sehingga puisi
menjadi merdu jika dibaca.
2) Ritma
: Ritma
sangat berhubungan dengan bunyi dan juga pengulangan bunyi, kata, frasa dan
kalimat, yang didalamnya terdapat pertentangan bunyi: tinggi / rendah, panjang
/ pendek, keras / lemah, yang mengalun dengan teratur dan berulang – ulang
sehingga membentuk keindahan.
3) Metrum
: Pengulangan
tekanan kata yang tetap.
Selain itu, dalam menghayati puisi
telaah yang lebih mendalam kestruktur yang lebih kecil, yang meliputi :
1) Diksi: pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair
dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata
dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat
mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna,
keselarasan bunyi, dan urutan kata.
2) Pengimajiasian
atau citraan: kata atau susunan kata-kata yang dapat
mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan
perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji
penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat
mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan seperti apa
yang dialami penyair.
3) kata
kongkret: kata-kata
yang digunakan oleh penyair untuk menggambarkan suatu lukisan keadaan atau
suasana batin dengan maksud untuk membangkitkan imaji pembaca.
4) Bahasa
figurative atau kiasan:
bentuk penyimpangan dari bahasa normatif, baik dari segi makna maupun
rangkaian katanya, dan bertujuan untuk mencapai arti dan efek tertentu
5) Tifografi
atau Pewajahan Puisi: bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi
kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak
selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal
tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.
F.
Hakikat puisi
1) Tema
: Subjek
matter yang dikemukaan penyair, yang menjadi landasan utama pengucapannya.
2) Perasaan
/ felling :
Perasaan yang diungkapkan penyair
berpengaruh terhadap pemilihan bentuk fisik / metode puisi.
3) Nada dan suasana :
Nada dan suasana puisi saling berhubungan
karena nada puisi menimbulkan suasana terhadap pembacanya.
4) Amanat
: Sadar
maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan
tersebut bisa dicari sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui
dalam puisinya.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Secara etimologi istilah puisi berasal
dari bahasa Yunani ”poeima” atau ”Poesis” yang berarti pembuatan. Sedangkan
dalam Bahasa Inggris disebut ”Poem” atau ”Poetry” yang berarti membuat atau
pembuatan, karena lewat puisi pada dasarnya seseorang telah menciptakan suatu
dunia tersendiri yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana tertentu, baik
fisik maupun batiniah.
Definisi puisi cukup banyak, salah satu
pendapat yang cukup mudah dipahami diantaranya mengatakan bahwa puisi adalah
bentuk karya Sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara
imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa, yakni
struktur fisik dan struktur batinnya ( Waluyo.1995:28, dalam buku Drs.Supriyadi,
Mpd. Pembelajaran Sastra yang apresiatif dan Integratif dari SD 2006:44 ).
Berdasarkan asal-usul istilah puisi dari atas dan berbagai pendapat para ahli,
pengertian puisi dapat didefinisikan sebagai salah satu cabang sastra yang
menggunakan kata-kata, rima, dan irama sebagai media penyampaian untuk
membuatkan ekspresi, ilusi dan imajinasi.
Bila dibandingkan dengan karya sastra
fiksi atau drama, pilihan kata dalam puisi cenderung padat, singkat, imajinatif
sehingga dikatakan mempunyai bentuk tersendiri. Penggunaan rima dan irama agar
puisi lebih indah juga merupakan pembeda yang sangat signitifikan bila
dibandingkan fiksi dan drama.
Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan
penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan
bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya
DAFTAR
PUSTAKA
http://zeepro.blogspot.com/2012/02/makalah-puisi-.html
www.wikipedia.puisi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar