PENGEMBAN PENGALAMAN BELAJAR
Kumpulan
Materi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran
Dosen Pengampu : Ibu Dwi
Fitriyani, M.Pd.
Disusun Oleh:
1.
Ana Wahyu Kusniati NPM 14040004
2.
Tri Mai Ningsih NPM
14040003
3.
Cindra Nuri Fransiska NPM
14040007
4.
Riska Eldiana NPM
14040024
5.
Dedi Saputra NPM
14040009
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2016
A. HAKIKAT
PENGALAMAN BELAJAR
Pengalaman
belajar adalah sejumlah aktvitas siswa yang dilakukan untuk memperoleh
informasi dan kompetensi baru sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Ketika
kita berpikir informasi dan kemampuan seperti apa yang harus dimiliki oleh
siswa, maka pada saat itu juga kita semestinya berpikir pengalaman belajar yang
bagaimana yang harus didesain agar tujua dan kompetensi itu dapat diperoleh
setiap siswa. Hal ini harus dipahami, karena apa yang harus dicapai akan
menentukan bagaimana cara mencapainya.
Merancang pengalaman belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
merupakan aspek penting dalam perencanaan pembelajaran. Merancang pengalaman
belajar pada hakikatnya menyusun skenario pembelajaran sebagai pedoman guru dan
siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Pengalaman belajar adalah sejumlah
aktivitas siswa yang dilakukan untuk memperoleh informasi dan kompetensi baru
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Untuk merancang dan mengembangkan
pengalaman belajar siswa, perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:
1. sesuaikan
dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai
Untuk merumuskan tujuan yang berada dalam domain kognitif, maka
pengalaman belajar dapat dirancang hanya dengan mendengarkan atau membaca.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam domain afektif maupun psikomotorik
tentunya berbeda lagi.
2. sesuaikan dengan
jenis bahan atau materi pelajaran
Pengalaman belajar yang direncanalkan harus memperhatikan karakteristik
materi pelajaran baik dari kompleksitas materi maupun pengemasannya.
3. ketersediaan
sumber belajar
Pengalaman belajar yang direncanakan harus memperhatikan ketersediaan
sumber belajar yang dapat digunakan.
4. sesuaikan dengan
karakteristik siswa
karakteristik siswa yang harus dipertimbangkan antara lain minat, bakat,
kecenderungan gaya belajar, dan kemampuan dasar siswa
Pengembangan pengalaman belajar menuntut guru untuk kreatif dan inovatif
sehingga mampu menyesuaikan kegiatan mengajarnya dengan gaya dan karakteristik
belajar siswa. Beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan
pengalaman belajar siswa di antaranya adalah:
1) Memberikan berbagai alternatif tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.
2) Menyusun tugas-tugas belajar bersama
siswa
3) memberikan informasi tentang kegiatan
pembelajaran yang harus dilakukan
4) memberikan bantuan dan pelayanan kepada
siswa yang memerlukan
5) memberikan motivasi kepada siswa untuk
belajar dan memberikan bimbingan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
6) membantu siswa dalam menarik
kesimpulan
Mengajar dapat dipandang sebagai usaha yang dilakukan guru agar siswa
belajar, sedangkan belajar merupakan proses perubahan tingkah laku melalui
pengalaman baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Pengalaman
langsung adalah pengalaman yang diperoleh dari aktivitas sendiri pada situasi
yang sebenarnya. Pengalaman langsung akan sangat bermanfaat karena
siswa mengalami sendiri sehingga kemungkinan kesalahan prsepsi akan dapat
dihindari. Namun demikian, kenyataannya tidak semua bahan pelajaran dapat
disajikan secara langsung sehingga diperlukan alat atau media dalam proses
pembelajaran.
Pengalaman belajar adalah
sejumlah aktivitas siswa yang dilakukan untuk memperoleh informasi dan
kompetensi baru sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
1. Pengalaman belajar
Menurut Gagne
Menurut Gagne (1991) ada delapan tipe pengalaman belajar dari pengalaman
belajar yang sederhana sampai pada pengalaman belajar yang kompleks. Kedelapan
tipe belajar itu ialah:
a) Belajar signal.
b) Belajar mereaksi perangsang
melalui penguatan,
c) Pengalaman belajar
membentuk rangkaian.
d) Belajar asosiasi verbal.
e) Belajar membedakan atau
diskriminasi.
f) Belajar konsep.
g) Belajar aturan atau hokum
Gagne mengidentifikasi lima jenis hasil belajar sebagai berikut:
a) Belajar keterampilan
intelektual.
b) Belajar informasi verbal.
c) Balajar mengatur kegiatan
intelektual.
d) Belajar sikap.
Hasil belajar seperti yang telah dikemukakan, akan menentukan pengalaman
belajar bagaimana yang cocok untuk dikembangkan oleh setiap siswa.
2. Pengalaman Belajar Menurut Piaget
Pengalaman menurut piaget berlangsung dalam diri setiap individu melalui
proses konstruksi pengetahuan. Oleh sebab itu teori belajar piaget terkenal
dengan teori konstruktivistik.
Belajar menurut teori konstruktivitas bukanlah sekedar menghafal, akan
tetapi proses mengkrontruksi pengetahuan melalui pengalaman. Pengetahuan
bukanlah hasil pemberian dari orang lain seperti guru akan tetapi hasil dari
proses mengkontruksi yang dilakukan setiap individu. Pengetahuan hasil dari
pemberitahuan tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna.
Piaget berpendapat bahwa sejak kecil setiap anak sudah memiliki struktur
kognitif yang kemudian dinamakan skema.Skema terbentuk karena pengalaman.
Proses penyempurnaan skema dilakukan melalui proses asimilasi dan akomodasi.
Beberapa ide umum tentang pengalaman belajar :
·
Keterlibatan dalam
pengalaman belajar merupakan pengaruh yang amat penting terhadap pembelajaran.
·
Suasana yang bebas
dan penuh kepercayaan akan menunjang kehendak peserta didik untuk mau melakukan
tugas sekalipun mengundang risiko.
·
Pengaruh strategi
yang mendalam dapat dipergunakan namun sangat tergantung pada beberapa aspek,
misalnya usia, kematangan, kepercayaan, dan penghargaan terhadap orang lain.
Dan kebahagiaan guru juga tergantung pada latihan-latihan yang diberikan untuk
megendalikan atau menguasai aspek tersebut.
Beberapa teknis yang disajikan cenderung untuk memberikan beberapa
gagasan atau ide mengenai bagaimana pengajar dapat melibatkan peserta didik
secara emosional. Dalam hal ini referensi atau mata pelajaran yang diberikan
sangat tergantung pada peserta didik, pelajaran tertentu, pengajaran atau guru
lingkungan.
Terdapat banyak sekali pengaruh-pengaruh yang dapat dipelajari sebaik
mungkin dengan melalui beberapa model yaitu pengajar atau guru yang dalam
berbagai hal menyatukan pengaruh, sedangkan para peserta didik berusaha mencoba
menurunnya.
Dengan demikian model yang diterapkan banyak memerlukan pengalaman
pendidikan secara informal.
B. Pertimbangan-Pertimbangan
Menentukan Pengalaman Belajar
1. Sesuai dengan tujuan atau
kompetensi yang akan dicapai
Dalam system perencanaan dan desain pembelajaran tujuan merupakan
komponen utama dan pertama yang harus dipikirkan oleh seorang desainer
pembelajaran. Sehingga apa yang harus dilakukan guru dan siswa diarahkan untuk
mencapai tujuan itu. Dilihat dari domainnya tujuan itu terdiri atas tujuan
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
2. Sesuai dengan jenis bahan
atau materi pelajaran
Pengalaman belajar yang direncanakan dan didesain harus memerhatikan
karakteristik materi pelajaran baik dilihat dari kompleksitas materi maupun
pengemasannya.
3. Ketersediaan Sumber
Belajar
Selain pertimbangan tujuan dan isi bahan pelajaran, seorang desainer
pembelajaran dalam menentukan pengalaman belajar juga harus memerhatikan
ketersediaan sumber belajar yang dapat digunakan.
4. Pengalaman Belajar Harus
Sesuai dengan Karakteristik Siswa
Kondisi dan karakteristik siswa merupakan salah satu hal pertimbangan
yang harus diperhatikan, baik menyangkut minat dan bakat siswa, kecenderungan
gaya belajar maupun kemampuan dasar yang dimiliki siswa.
Ada sejumlah prinsip-prinsip
yang harus diperhatikan manakala kita akan mengembangkan pengalaman belajar
yaitu,
a. Berorientasi pada tujuan
Dalam system pembelajaran tujuan merupakan komponen yang
utama.Efektivitas pengembangan pengalaman belajar ditentukan dari keberhasilan
siswa mencapai tujuan pembelajaran.
b. Aktivitas
Pengalaman belajar siswa harus dapat mendorong agar siswa beraktivitas
melakukan sesuatu. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik,
akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas
mental.
c. Individualitas
Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa.Oleh sebab itu
pengalaman belajar dirancang untuk setiap individu siswa.
d. Integritas
Oleh karena itu merancang pengalaman belajar siswa harus dapat
mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa secara terintegitas.
Ada sejumlah prinsip khusus untuk merancang pengalaman belajar yaitu:
a) interaktif
b) Inspiratif
c) Menyenangkan
d) Menantang
e) Motivasi
D. Tahapan Pengembangan Pengalaman Belajar
Ada tiga tahapan dalam pengembangan pengalaman belajar yaitu : Tahap
prainstruksional, tahap instruksional, tahap penilaian dan tindak lanjut
Ketiga tahapan tersebut harus ditempuh pada setiap
saat melakasanakan pengajaran. Jika, satu tahapan tersebut ditinggalkan maka
pengalaman belajar siswa tidak akan sempurna.
1. Tahap Prainstruksional
Tahap ini adalah tahapan yang ditempuh oleh guru pada saat ia memulai
proses belajar dan mengajar. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru
atau oleh siswa seperti,
a. Guru menanyakan kehadiran siswa, dan mencatat siapa yang tidak hadir.
b. Bertanya kepada siswa sampai dimana pembahasan pelajaran sebelumnya.
c. Mengajukan pertanyaan kepada siswa dikelas atau siswa tertentu tentang
bahan pelajaran yang sudah diberikan sebelumnya.
d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran
yang belum dikuasainya.
e. Mengulangi kembali bahan pelajaran yang lalu secara singkat tapi
mencakup semua aspek yang telah dibahas sebelumnya.
Tujuan ini pada hakikatnya adalah mengungkapkan kembali tanggapan siswa
terhadap bahan yang telah diterimanya dan menumbuhkan kondisi belajar dalam
hubungannya dengan pelajaran hari itu.
2. Tahap Instruksional
Tahap kedua adalah tahap pengajaran atau tahap inti yakni tahapan
memberikan pengalaman belajar pada siswa. Tahap instruksional akan sangat
tergantung pada strategi pembelajaran yang akan diterapkan.
Secara umum dapat didefinisikan beberapa kegiatan yaitu:
a. Menjelaskan pada siswa tujuan pengajaran yang harus dicapai siswa.
b. Menuliskan pokok materi yang akan dibahas hari itu.
c. Membahas pokok materi yang telah dituliskan tadi.
d. Ada setiap pokok materi yang dibahas sebaliknya diberikan conto-contoh
konkret.
e. Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas pembahasan setiap
pokok materi yang sangat diperlukan.
f. Menyimpulkan hasil pembahasan dari pokok materi.
3. Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut
Tujuan tahap ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari tahap
kedua (Instruksional).
Ketiga tahap yang sudah dibahas, merupakan satu rangkaian kegiatan yang
terpadu, tidak dapat terpisahkan satu dengan yang lainnya. Guru dituntut untuk
mampu dan dapat mengatur waktu dan kegiatan secara fleksibel, sehingga ketiga
rangkaian tersebut diterima oleh siswa secara utuh.
D. Pembelajaran Berorientasi
Aktivitas Siswa (PBAS)
Pengembangan pengalaman pembelajaran pada hakikatnya didesain untuk
membelajarkan siswa. Dengan demikian maka, dalam desain pembelajaran siswa
harus ditempatkan sebagai factor utama dengan kata lain dalam proses mendesain
pembelajaran sebaiknya menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Oleh sebab itu
setiap siswa harus memiliki pengalaman belajar secara optimal. Dengan kata lain
pembelajaran ditekankan atau berorientasi pada aktivitas siswa.
Pada bab IV pasal 19 peraturan pemerintahan No. 19 tahun 2005 dikatakan
bahwa proses pembelajarn pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenagkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman belajar
harus berorientasi pada aktivitas siswa.
1. Konsep dan tujuan PBAS
PBAS dapat dipandang sebagai suatu pendekatan dalam
pembelajarn yang menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal untuk
memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik secara seimbang.
Dari konsep tersebut ada dua hal yang harus
dipahami yaitu, Pertama dipandang dari sisi proses pembelajaran PBAS menekankan
kepada aktivitas siswa secara optimal, artinya PBAS menghendaki keseimbangan
antara aktivitas fisik, mental termasuk emosional dan aktivitas intelektual. Kedua, dipandang dari sisi hasil belajar PBAS
menghendaki hasil belajar yang seimbang dan terpadu antara kemampuan
intelektual (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik).
Artinya dalam PBAS pembentukan siswa secara utuh merupakan tujuan utama dalam
proses pembelajaran.
Dari konsep tersebut maka jelas bahwa pendekatan
PBAS berbeda dengan proses pembelajaran yang selama ini banyak berlangsung.
Selama ini proses pembelajaran banyak diarahkan kepada proses menghafalkan
informasi yang disajikan guru.
Dihubungkan dengan tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai bukan
hanya membentuk manusia yang cerdas akan tetapi juga yang lebih penting adalah
membentuk manusia yang bertaqwa dan memiliki keterampilan disamping
memilikisikap budi pekerti yang luhur, maka PBAS merupakan pendekatan yang
sangat cocok untuk dikembangkan.
2. Penerapan PBAS dalam Proses Pembelajaran
Untuk memperoleh pengalaman belajar bagi siswa,
PBAS diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan seperti mendengarkan,
berdiskusi, memproduksi sesuatu, menyusun laporan, memecahkan masalah dan
lainnya.
Namun demikian salah satu
hal yang dapat kita lakukan untuk mengetahui apakah suatu proses pembelajaran
memiliki kadar PBAS yang tinggi, sedang atau lemah, dapat kita lihat dari
criteria penerapan PBAS dalam proses pembelajaran.
a. Kadar PBAS dilihat dari
proses perencanaan
·
Adanya keterlibatan
siswa dalam merumuskan tujuan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan serta pengalaman dan motivasi yang dimiliki sebagai bahan pertimbangan.
·
Adanya keterlibatan
siswa dalam menyusun rancangan pembelajaran.
·
Adanya keterlibatan
siswa dalam menentukan dan memilih sumber belajar yang diperlukan.
·
Adanya keterlibatan
siswa dalam menentukan dan mengadakan media pembelajaran yang akan digunakan.
b. Kadar PBAS dilihat dari
proses pembelajaran
·
Adanya keterlibatan
siswa baik secara fisik, mental emosional maupun intelektual dalam setiap
proses pembelajaran.
·
Siswa belajar secara
langsung.
·
Adanya keinginan
siswa untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif.
·
Keterlibatan siswa dalam mencari dan
memanfaatkan setiap sumber belajar yang tersedia yang dianggap relevan dengan
tujuan pembelajaran.
·
Adanya keterlibatan
siswa dalam melakukan prakarsa, seperti menjawab dan mengajukan pertanyaan,
berusaha memecahkan masalah yang diajukan atau yang timbul selama proses
pembelajaran berlangsung.
·
Terjadinya interaksi
yang multi arah baik antara siswa dengan siswa atau guru dan siswa.
3. Kadar PBAS ditinjau dari
kegiatan evaluasi pembelajaran
·
Adanya keterlibatan
siswa untuk mengevaluasi sendiri hasil pembelajaran yang telah dilakukannya.
·
Keterlibatan siswa
secara mandiri untuk melaksanakan kegiatan semacam tes dan tugas-tugas yang
harus dikerjakan.
·
Kemauan siswa untuk
menyusun laporan baik tertulis maupun secara lisan berkenaan hasil belajar yang
diperolehnya.
E. Guru Dalam Pengembangan Pengalaman Belajar
Dalam pengembangan pengalaman belajar guru tidak
berperan sebagai satu-satunya sumber belajar yang bertugas menuangkan materi
pelajaran kepada siswa, akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana
memfasilitasi agar siswa belajar. Oleh karena itu, pengembangan belajar
menuntut guru untuk kreatif dan inovatif sehingga mampu menyesuaikan dengan
kegiatan mengajarnya dengan gaya dan karakteristik belajar siswa. Untuk itu ada
beberapa kegiatan yang dapat dilakukan guru, yaitu:
1. Mengemukakan berbagai alternative tujuan pembelajaran yang harus dicapai
sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.
2. Menyusun tugas-tugas belajar bersama siswa.
3. Memberikan informasi tentang kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan.
4. Memberikan bantuan dan pelayanan kepada siswa yang memerlukannya.
5. Memberikan motivasi, mendorong siswa untuk belajar, membimbing dan lain
sebagainya melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan.
6. Membantu siswa dalam menarik suatu kesimpulan.
F. Strategi Dan Metode Pembelajaran
1. Pengertian strategi dan metode pembelajaran
Dalam dunia pendidikan strategi diartikan sebagai a plan. Method, or
series of activities designed to achieves a particular educational goal. Jadi
dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang
berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Ada dua hal yang patut dicermati dari pengertian strategi pembelajaran
yaitu: Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam
pembelajaran. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya
dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan
demikian penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai
fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh
sebab itu sebelum menentukan strategi perlu dirumuskan tujuan yang jelas, yang
dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah roh-nya dalam implementasi
suatu strategi.
Belajar secara umum dapat diartikan sebagai perubahan, contohnya dari
tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mampu menjadi mampu, dari tidak mau menjadi
mau, dan lain sebagainya. Namun demikian tidak semua perubahan pasti merupakan
peristiwa belajar. Sedangkan yang dimaksud perubahan dalam belajar adalah
perubahan yang relatif, konstan, dan berbekas. Sama halnya dengan pengalaman
belajar, dimana seperti kata pepetah yang sering kita dengar dalam dunia
pendidikan bahwa pengalaman adalah guru yang paling baik. Dalam hal ini
pengalaman-pengalaman yang sering kita lalui dapat memberikan dan mengajarkan
kita hal-hal yang berarti dalam hidup.
Pengalaman belajar siswa ditunjang dengan adanya teknologi. Dengan
adanya kemajuan sains dan teknologi di bidang pendidikan seyogyanya dapat
dimanfaatkan untuk mempermudah siswa mencapai pengalaman belajar yang
optimal. Anak-anak sekarang menginginkan hal-hal yang baru yang
menarik dan menantang. Demikian juga saat mengikuti pembelajaran di sekolah
mereka ingin pembaruan dalam pembelajaran. Dengan demikian seorang guru harus
belajar mengadakan pembaruan pembelajaran dengan memasukkan
pengalaman-pengalaman belajar yang menarik. Pembelajaran yang menarik adalah
pembelajaran yang benar-benar membelajarkan siswa, semakin siswa terlibat aktif
dalam pembelajaran akan semakin berkualitas hasil belajar siswa. Jadi siswa
tidak sekedar datang, duduk, catat, dan pulang tanpa ada
pengalaman belajar. Seorang guru dalam merancang pembelajaran tentunya
akan bertanya dalam hatinya, “Pengalaman belajar apa yang akan aku berikan pada
peserta didik agar mereka dapat memiliki kompetensi dasar?” Pengalaman belajar
yang diberikan oleh guru sangat penting bagi peserta didik (siswa) agar peserta
didik dapat memiliki kompetensi dasar.
Ada dua hal yang dapat membantu guru dalam memberikan pengalaman belajar
kepada siswa yaitu dengan penggunaan multimetode dan multimedia yang
disesuaikan sesuai dengan kondisi siswa dan kemampuan sekolah.
1) Multimetode
Metode adalah cara yang digunakan untuk menimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai
secara optimal. Berikut ini disajikan beberapa metode pembelajaran yang biasa
digunakan demi mengimpelementasiakan startegi pemebelajaran sehingga terbentuk
pengalaman belajar bagi siswa, yaitu:
a) Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan metode yang biasa digunakan oleh setiap guru.
Hal ini selain disebabkan oleh beberapa pertimbnagan tertentu juaga adanya
faktor kebiasaa baik dari guru ataupun siswa. Dalam metode ini guru biasanya
merasa belum puas manakala dalam proses pengelolaan pemebelajaran tidak
melalukan ceramah. Demikian juga dengan sisw, mereka akan belajar manakala
ada guru yang memberikan materi pelajaran melalui ceramah, sehinnga ada guru
yang berceramah berarti ada proses belajar dan tidak ada guru berarti tidaka
ada proses belajar.
b) Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan
dan mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda
tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian
demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun
dalam proses demonstarsi peran siswa hanya sekedar memperhatikan, akan tetapi
demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret.
c) Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan metode pembelajaran yang menghadapkan
siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama nmetode ini adalah untuk memecahkan
suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan
siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998). Oleh sebab itu,
diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih
bersifat bertukar poengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara
bersama-sama.
Dengan demikian, jika setiap guru menerapkan metode yang berbeda-beda
dalam proses pembelajaran maka setiap siswa juga akan memiliki pengalaman yang
berbeda dalam menerima materi pelajaran. Metode yang pertama adalah metode yang
bersifat monoton dimana siswa hanya akan bisa mendengarkan materi yang telah
disampaikan oleh seorang guru. Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil
dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru. Metode pembelajaran
yang kedua akan lebih menarik sebab siswa tak hanya mendengar tetapi juga
melihat peristiwa yang terjadi. Dalam hal ini dengan cara nmengamati secara
langsung siswa kan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dengan
kenyataan.
Sedangkan metode yang ketiga sifatnya melatih siswa untuk memecahkan
masalah yang telah diberikan. Dalam metode ini siswa mana dirangsang untuk
lebih kreatif dalam memberikan gagasan, bertukar pikiran dalam mengatasi setiap
permasalahan. Namun disisi lain dalam metode ini hanya akan dikuasai oleh 2
atau 3 orang siswa yang memiliki keterampialan berbicara.
2) Multimedia
Media pembelajara merupakan seluruh alat dan bahan yang digunakan untuk
mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, koran, majalah, buku atau
LCD dan lain sebagainya.
Penggunaan media dalam proses pembelajaran juga dapat memberikan
pengalaman belajar bagi siswa. Salah satu media pembelajaran yang digunakan
dalam proses pembelajaran yaitu penggunaan media interaktif seperti penggunaan
komputer. Dengan bantuan komputer dapat diajarkan cara-cara mencari
inforamsi baru, yaitu dengan menyeleksi dan mengolah pertanyaan, sehingga
terdapat jawaban terhadap suatu pertanyaan itu. Komputer dapat diprogram untuk
dimanfaatkan dalam potensi mengajar dengan tiga cara, yaitu:
- Tutorial
Dalam hal ini program menuntut komputer untuk berbuat sebagai seorang tutor yang memimpin siswa melalui urutan materi yang mereka harapkan menjadi pokok pengertian. Komputer dapat menemukan lingkup kesulitan tiap siswa, kemudian menjelaskan pendapat-pendapat yang ditemukan siswa, menggunakan contoh dan latihan yang tepat dan mentes siswa pada tiap langkah untuk mencek bagaimana siswa telah mengerti dengan baik.
- Simulasi
Bentuk kedua pengajaran dengan komputer ialah untuk simulasi pada suatu
keadaan khusus, atau sistem di mana siswa dapat berinteraksi. Siswa dapat
menyebut informasi, sehingga dapat sampai pada jawabannya, karena mereka
berpikir sehat, mencobakan interpretasinya dari prinsip-prinsip yang telah
ditentukan.
Jadi, dengan ketersediaan metode dan media yang dapat menunjang
berlangsungnya proses pembelajaran menyebabkan guru dapat memberikan
pengalaman belajar bagi siswa sehingga dapat meningkatkan kompetensi dasar
siswa.
G. Jenis-jenis strategi Pembelajaran
Pengembangan pengalaman akan sangat ditentukan oleh pengemasan materi
pelajaran. Pengemasan materi pelajaran secara individual seperti pengemasan
dalam bentuk pengajaran terprogram dan pengemasan dalam bentuk modul maka
pengalaman belajar harus didesain secara individual juga artinya pengalaman
belajar yang dapat dilakukan oleh siswa secara mandiri. Mengorganisasi pengalaman
belajar meliputi empat hal pokok yaitu:
a. Pengindetifikasian dan
penetapan spesifikasi dan kualifikasi hasil yang harus dicapai dan menjadi
sasaran setiap usaha pembelajaran
b. Pertimbangan dan
pemilihan strategi pembelajaran yang ampuh untuk mencapai sasaran.
c. Pertimbangan dan
penetapan langkah-langkah yang ditempuh sejak awal sampai akhir d. Pertimbangan dan penetapan tolak ukur dan
ukuran baku yang akan digunakan untuk menilai keberhasilan usaha yang
dilakukan. Strategi pembelajaran sebagai upaya memberikan pengalaman belajar
kepada siswa sebagai berikut:
a. Strategi pembelajaran
Ekspositori Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru
kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran
secara optimal. Roy Killen (1998)
menamakan strategi ekspositori ini dengan istilah strategi pembelajaran
langsung (direct instruction). Oleh karena strategi ekspositori lebih
menekankan kepada proses bertutur kata sering juga dinamakan istilah strategi
“chalk and talk”. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademis (academic
achievement) siswa. Metode pembelajaran yang sering digunakan untuk
mengaplikasikan strategi ini adalah metode kuliah atau ceramah.
b. Strategi pembelajaran
Inkuiri Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analistis
untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban yang sudah pasti dan suatu masalah
yang ditanyakan. Proses berfikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui Tanya
jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan
strategi heuristic yang berasal dari bahasa yunani yang artinya heuriskein yang
berarti saya menemukan.
c. Strategi pembelajaran
Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sstem pengelompokkan/tim kecil yaitu antara empat sampai enam orang
yang mempunyai latar belakang kemampuan akademis, jenis kelamin, ras, atau suku
yang berbeda (heterogen). Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap
kelompok akan memperoleh penghargaan (reward) jika kelompok mampu menunjukkan
prestasi yang dipersyaratkan. Setiap individu akan saling membantu dan mereka
akan memiliki motivasi untuk keberhasilan kelompok sehingga setiap individu
akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi demi
keberhasilan
Kesimpulan
Pengalaman belajar
adalah sejumlah aktivitas siswa yang dilakukan untuk memperoleh informasi dan
kompetensi baru sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai
Pertimbangan-pertimbangan yang menentukan pengalaman belajar adalah
sebagai berikut:
1. Sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang
akan dicapai
2. Sesuai dengan jenis bahan
atau materi pelajaran
3. Ketersediaan sumber
belajr.
4. Pengalaman belajar harus
sesuai dengan karakteristik siswa
Tahapa-tahap dalam pengembangan belajar adalah sebagai berikut:
a. Tahap prainstruksional,
b. Tahap instruksional,
c. Tahap penilaian dan
tindak lanjut.
Ada dua hal yang patut dicermati dari pengertian strategi pembelajaran
yaitu: Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam
pembelajaran. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya
dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan.
DAFTAR PUSTAKA
Wina Sanjaya. 2008. Perencanaan Dan Desain System Pembelajaran, Prenada media group: Jakarta.
https://olinlakoro.wordpress.com/2013/07/03/makalah-pengembangan-pengalaman-belajar/ (Dikutip tanggal 07 Mei 2016)
thankyou mba ana, sangat berguna materinya
BalasHapus