RUANG LINGKUP
RETORIKA
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Retorika
Dosen Pengampu
: Dra. Lisdwiana Kurniati,
M.Pd.
Disusun oleh: Kelompok 3
Prodi: Bahasa dan Sastra Indonesia
Ketua : Ana Wahyu Kusniati (14040004)
Sekretaris : Riska Eldiana (14040024)
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU LAMPUNG
2016
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Segala Puji bagi Allah yang telah
memberikan Kami kemudahan sehingga Kami dapat menyelesaikan Makalah ini tepat
pada waktu yang ditentukan. Tanpa pertolongan- Nya mungkin Penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikannya dengan baik. Tidak lupa Sholawat serta Salam
Senantiasa Tercurahkan Kepada Junjungan Kita Nabi Agung, Nabi Muhammad SAW,
yang telah membawa kita dari Zaman Jahiliah ke Zaman yang terang benderang ini.
Makalah
ini memuat materi tentang “Ruang Lingkup Retorika”.
Tidak lupa Kami mengucapkan
Terimakasih Kepada Dosen Pengampu yang telah membantu Kami dalam mengerjakan Makalah ini.
Kami juga mengucapkan Terimakasih Kepada Teman-teman Mahasiswa yang juga sudah
memberi Konstribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah
ini.
Semoga
Makalah ini dapat memberikan Pengetahuan yang lebih luas kepada Pembaca. Penyusun
membutuhkan Kritik dan saran dari Pembaca yang bersifat membangun, guna
Terciptanya Makalah yang lebih baik di masa yang akan datang. Terimakasih.
Wassalamualaikum warahmatulahi wabarakatuh.
Pringsewu, Maret 2016
Penyusun,
Kelompok 3
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menggunakan bahasa sebagai alat
berkomunikasi dengan sesama kita baik melalui bahasa langsung (berbicara)
maupun tidak langsung (bahas tulis). Ada berbagai macam maksud yang hendak kita
sampaikan seperti meyakinkan, mempengaruhi, mengajak, memerintah dan lain-lain.
Keberhasilan kita dalam berkomunikasi sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya adalah logos (meyakinkan dengan logika-logika), patos (kejiwaan
atau aspek pisikologi), etos (kepercayaan atau kredibilitas).
Dalam kajian ilmu pengetahuan seni berbicara atau komunikasi ini sering
disebut dengan retorika. Orang yang menguasai ilmu retorika atau memiliki
retorika yang bagus dalam berkomunikasi maka akan lebih mudah menyampaikan
maksud dan tujuan dari apa yang dibicarakannya serta terasa enak didengarkannya
dan tidak membuat bosan pendengarnya.
Retorika, bukan hanya ilmu pidato, tetapi meliputi pengetahuan sastra,
gramatika, dan logika.Karena dengan rasio tidak cukup untuk meyakinkan orang,
untuk meyakinkan orang lain memerlukan teknik-teknik memanipulasi emosi dan
menggunakan prasangka untuk menyentuh hati pendengar.
Berbicara telah
membedakan manusia dari makhluk lain. Dengan berbicara, manusia mengungkapkan
dirinya, mengatur lingkungannya, dan pada akhirnya menciptakan bangunan budya
insane. Lama sebelum lambang-lambang tulisan digunakan, orang sudah menggunakan
bicara sebagai alat komunikasi. Bahkan setelah tulisan ditemukan sekalipun,
bicara tetap lebih banyak digunakan. Ada beberapa kelebihan bicara yang tidak
dapat digantikan dengan tulisan. Bicara lebih akrab, lebih pribadi(personal),
lebih manusiawi. Tidak menghenrankan, bila ilmu bicara telah dan sedang menjadi
perhatian manusia. Kemampuan bicara bukan saja diperlukan di depan sidang
parlemen, dimuka hakim atau dihadapan massa. Kemampuan ini dihajatkan dalam
hamper seluruh kegiatan manusia sehari-hari. Penelitian membuktikan bahwa 75%
waktu bangun kita berada dalam kegiatan komunikasi. Kemampuan bicara bisa
merupakat bakat. Tetapi kepandaian bicara yangbaik memerlukan bicara dan
latihan. Retorika sebagai ilmu bicara sebenarnya diperlukan setiap orang. Dalam
makalah ini akan dijelaskan beberapa hal tentang retorika beserta ruang lingkup
retorika. Dengan uraian historis ini kita ingin mengingatkan bahwa retorika
adalah bidang studi komunikasi yang telah berumur tua, disamping menujukkan
tempatnya yang layak dalam perkembangan ilmu komunikasi.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka terdapat beberapa rumusan
masalah, yaitu:
1. Apa Pengertian retorika ?
2. Apa itu retorika, dialektika dan elocution?
3. Bagaimana retorika sebagai proses komunikasi?
4. Apa faktor-faktor yang memengaruhi
efektifitas komunikasi retorika?
5. Apa kegunaaan komunikasi retorika?
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah dengan judul
ruang lingkup retorika adalah:
1. Memenuhi salag satu tugas mata kuliah
Retorika
2. Mengetahui pengertian retorika
3. Dapat mengetahui retorika, dialektika dan
elocution
4. Mengetahu faktor-faktor yang memengaruhi efektifitas
komunikasi
5. Mengetahui kegunaan komunikasi
BAB II
RUANG LINGKUP RETORIKA
1. Pengertian Retorika
Kata
retorika merupakan konsep untuk menerangkan tiga seni penggunaan bahasa
persuasi yaitu :etos,patos, dan logos.Dalam
artian sempit, retorika dipahami sebgai konsep yang berkaitan dan seni
berkomunikasi lisan berdasarkan tata bahasa, logika, dan dialektika yang baik
dan benar untuk mempersuasi public dengan opini. Dalam artian luas, retorika berhubungan
dengan diskursus komunikasi manusia.
istilah
retorika dapat dapat ditemukan dalam perbendaharaan bahasa inggris denga kata rhetoric yang berarti kepandaian
berbicara atau berpidato (Echols, 1975: 485). Sementara Hornby dan Parnwell
(1961: 364) menjelaskan retorika sebagai seni menggunakan kata-kata secara
mengesankan, baik lisan maupun tulisan, atau berbicara dengan banyak orang
dengan menggunakan pertunjukan dan rekaan.
Para pakar retorika seperti Isocrates dan Plato
yang kedua-duanya dipengaruhi Georgias dan Socrates. Mereka ini berpendapat
bahwa retorika berperan penting bagi persiapan seseorang untuk menjadi pemimpin. Plato yang
merupakan murid utama dari Socrates menyatakan bahwa pentingnya retorika adalah
sebagai metode pendidikan dalam rangka mencapai kedudukan dalam pemerintahan
dan dalam rangka upaya mempengaruhi rakyat. Menurut Plato, retorika adalah seni
para retorikan untuk menenangkan jiwa pendengar. Menurut Aristoteles, retorika
adalah kemampuan retorikan untuk mengemukakan suatu kasus tertentu secara
menyeluruh melalui persuasi. Dari
simpulan diatas, retorika didefinisikan sebagai seni membangun argumentasi dan
seni berbicara (the art of constructing arguments and
speechmaking). Dalam perkembangannya retorika juga mencakup proses
untuk “menyesuaikan ide dengan orang dan menyesuaikan orang dengan ide melalui
berbagai macam pesan”. Titik tolak retorika adalah berbicara. Berbicara berarti
mengucapkan kata atau kalimat kepada seseorang atau sekelompok orang untuk
mencapai suatu tujuan tertentu (misalnya memberikan informasi atau member
motivasi). Berbicara adalah salah satu kemampuan khusus pada manusia. Oleh
karena itu pembicaraan itu setua umur bangsa manusia. Bahasa dan pembicaraan
itu muncul ketika manusia mengungkapkan dan menyampaikan pikirannya kepada
manusia lain. Retorika bearti
kesenian untuk berbicara baik (Kunst, gut zuraden atau Ars bene dicendi),
yang dicapai berdasarkan bakat alam (talenda) dan keterampilan teknis. Dewasa
ini retorika diartikan sebagai kesenian untuk berbicara baik, yang dipergunkan
dalam proses komunikasi antar manusia. Kesenian berbicara ini bukan hanya
berarti berbicara lancar tanpa jalan pikiran yang jelas dan tanpa isi,
melainkan suatu kemampuan untuk berbicara dan berpidato secara singkat, jelas,
padat dan mengesankan. Retorika modern mencakup ingatan yang kuat, daya kreasi
dan fantasi yang tinggi, teknik pengungkapan yang tepat dan daya pembuktian
serta penilaian yang tepat. Retorika modern adalah gabungan yang serasi antara
pengetahuan, pkiran, kesenian dan kesanggupan berbicara. Dalam bahasa
percakapan atau bahasa popular, retorika berarti pada tempat yang tepat, pada
waktu yang tepat, atas cara yang lebih efektif, mengucapkan kata-kata yang
tepat, benar dan mengesankan.
2.
Retorika, Dialektika Dan Elocutio
Ilmu retorika juga mempunyai hubungan yang erat
dengan dialektika yang sudah dikembangkan sejak zaman yunani kuno. Dialektika
adalah metode untuk mencari kebenaran lewat diskusi dan debat. Melalui
dialektika orang dapat mengenal dan menyelami suatu masalah, mengemukakan
argumentasi, dan menyusun jalan pikiran secara logis. Retorika mempunyai
hubungan dengan dialektika karena debat dan diskusi juga merupakan bagian dari
ilmu retorika.
Elocution
berarti kelancaran berbicara. Dalam retorika kelancaran berbicara sangat
dituntut. Elocution menjadi prasyarat kepandaian berbicara. Oleh karena itu retorika juga berhubungan erat
dengan elocution.
3. Retorika Sebagai Proses Komunikasi
Komunikasi adalah sebagai proses pertukaran informasi melalui sebuah
media yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain dan kemudian
menimbulkan sebuah pemahaman.
Retorika didefinisikan sebagai seni membangun argumentasi dan seni
berbicara. Dalam perkembangannya retorika juga mencakup proses untuk menyesuaikan
ide dengan orang dan menyesuaikan orang dengan ide melalui berbagai macam
pesan.
Sebagai contoh: Sebuah motor dijual. Pemilik motor tentu ingin menjual
dengan harga yang memuaskan (tujuan). Dalam pembicaraan dengan calon pembeli,
penjual tentu tidak hanya menjelaskan merk, tahun keluaran, tipe, dan ciri khas
motor, tetapi dia juga pasti akan memuji-muji motor tersebut. Misalnya terpelihara
dengan baik, bentuknya sangat cocok dengan keadaan jalan dan tidak pernah
terjadi kecelakaan. Singakatnya : motor bekas yang paling ideal, yang apabila
dibandingkan dengan harga, sebenarnya masih terlalu murah.
Di lain pihak calon pembeli juga ingin membeli motor tersebut dengan
harga yang murah (tujuan). Oleh karena itu terjadi tawar menawar dalam
perdagangan, dimana penjual dan pembeli saling beragumentasi untuk mencapai
tujuannya masing-masing.
Dari contoh diatas dapat dilihat aspek-aspek retoris sebagai berikut :
1. Seorang pembicara, menyampaikan kepada
pelanggan.
2. Seorang pendengar sebagai kawan bicara atau
pelanggan.
3. Dengan maksud dan tujuan tertentu (menjual
mobil).
4. Memberikan argumen-argumen terhadap isi
pembicaraan.
5. Sambil mendengar dan mempertimbangkan
argumen-argumen balik dari pendengar.
4.
Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Efektivitas Komunikasi Retorika
Ada
banyak faktor yang dapat memengaruhi efektivitas dalam proses komunikasi
retoris. Faktor-faktor ini terdapat pada setiap unsure komunikasi seperti:
komunikator, pesan, medium dan resipiens.
a. Pada
Komunikator
Faktor-faktor
yang dapat memengaruhi efektivitas dalam proses komunikasi retoris adalah:
1.
Pengetahuan tentang komunikasi dan keterampilan berkomunikasi
Yang
dimaksud adalah penguasaan bahasa dan keterampilan mempergunaan bahasa,
keterampilan mempergunakan media komunikasi untuk mempermudah proses pengertian
pada resipiens, kemampuan untuk mengenal dan menganalisis situasi pendengar
sehinggai dapat memberikan sesuatu yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Disamping itu jenis hubungan antar komunikator dan resipiens dapat juga
memengaruhi efektivitas proses komunikasi.
2. sikap
komunikator
Sikap
komunikator seperti agresif (menyerang) atau cepat membela diri, sikap yang
mantap dan meyakinkan, sikap rendah
hati, rela mendengar dan menerima anjuran dapat memberi dampak yang besar dalam
proses komunikasi retoris.
3. pengetahuan
umum
Demi
efektivitas dalam komunikasi retoris, komunikator sebaiknya memiliki
pengetahuan umum yang luas, karena dengan begitu dia dapat mengenal dan
menyelami situasi pendengar dan dapat mengerti mereka secara lebih baik. Dia
harus mengetahui dan menguasai bahan yang dibeberkan secar mendalam, teliti dan
tepat. Dia juga hendaknya mengetahui dan mengerti hal-hal praktis dari
kehidupan harian para pendengarnya, supaya dapat menyampaikan sesuatu yng mampu
menggugah hati mereka.
4.
sistem sosial
Setiap
komunikator berada dan hidup di dalam sistem masyarakat tertentu. Posisi,
pangkat atau jabatan yang dimiliki komuniktor di dalam masyarakat sanagt
memengaruhi efektivitas komunikasi retoris (misalnya: sebagai pemimpin atau
bawahan, sebagai orang yang bepengaruh atau tidak).
5.
sistem kebudayaan
Di
samping sistem sosial, sistem kebudayaan yang dimiliki seorang komunikator juga
dapat memengaruhi efektivitas komunikasi retoris. Tingkah laku, tata adab dan
pandangan hidup yang diwarisinya dari suatu kebudayaan tertentu akan juga
memengaruhi efektivitas dalam proses komunikasi retoris dengan manusia lain.
b.
Faktor-Faktor Pada Resipiens
Faktor-faktor
ini pada umumnya sama dengan faktor-faktor yang memengaruhi komuniktor.
1.
pengetahuan tentang komunikasi dan keterampilan berkomunikasi
Supaya
dapat terjadi komunikasi, resipiens harus menguasai bahasa yang dipergunakan.
Keduanya hanya dapat saling berkomunikasi dan saling mengerti apabila mereka
mempergunakan perbendaharaan kata yang sama dan yang dimengerti oleh kedua
belah pihak. Komunikasi tidak akan terjadi apabila bahasa yang dipergunakan
oleh komunikator tidak dimengerti oleh resipiens. Dalam hubungan dengan hal
ini, perlu diperhatikan bahwa pendengar mempuyai cara mendengar dan mengerti
sendiri, yang dapat berbeda dari apa yang sebenarnya dimaksukan oleh
komunikator.
2. sikap
resipiens
Faktor
ini juga ikut menentukan efektivitas komunikasi retoris. Sikap-sikap positif
seperti terbuka, senang, tertarik dan simpatik akan member pengaruh positif
dalam proses komunikasi. Sebaiknya sikap-sikap negative seperti tertutup,
jengkel, tidak simpatik terhadap komunikator akan mendatangkan pengaruh
negatif.
3.
sistem sosial dan kebudayaan
Sistem
sosial dan kebudayaan tertentu dapat menghasilkan sifat dan karakter khusus
pada resipiens. Orang dapat bersifat patuh, rendah hati, suka mendengar, tidak
banyak berbicara atau tidak berani menantang. Di lain pihak orang bias menjadi
kritis, suka membantah dan tidak mudah tunduk kepada pimpinan. Juga cara
menyampaikan sesuatu tidak sama diantara masyarakat yang satu dengan yang lain.
Sebab itu komunikasi harus memperhatikan segala faktor ini, apabila dia mau
mengharapkan efek yang besar dalam proses komunikasi dengan para pendengarnya.
c. Faktor-Faktor Pesan Dan Medium
Antara
komunikator dan resipiens ada pesan dan medium. Kedua faktor ini perlu diperhatikan
oleh komunikator secara khusus dalam proses komunikasi retoris.
1.
Elemen-elemen Pesan
Komunikator
menerjemahkan pesan dengan mempergunakan medium. Dalam proses ini, komunikator
harus memperhatikan elemen-elemen yang membentuk pesan, supaya komunikasi dapat
membawa efek yang besar. Elemen-elemen itu berupa kata-kata dan kalimat,
pikiran atau ide yang dibeberkan, alat peraga yang dipaai untuk
mengkonkretisasi pesan, suara, tekanan suara, artikulasi, mimiki dan
gerak-gerik untuk memperjelas pesan yang disampaikan.
2.
struktur pesan
Struktur
pesan yang ingin disampaikan juga dapat mempengaruhi efektivitas proses
komunikasi retoris. Yang perlu diperhatikan adalah susunan organis dimana
elemen-elemen itu dikedepankan untuk mengungkapkan pesan. Pada prinsipnya
struktur atau susunan pesan harus jelas dan mudah dimengeri.
3. isi
pesan
Isi
pesan diungkapkan lewat medium harus dipertenggangkan dengan situasi resipiens.
Isi pesan seharusnya mudah ditangkap, tidak boleh terlalu suslit, dan tidak
mengandung terlalu banyak kebenaran,kareana dapat membingungkan resipiens.
Sebaiknya isi pesan dibatasi pada satu atau dua pokok pikiran yang diuraikan
secara jelas, terperinci dan tepat.
4.
proses pembeberan
Yang
dimaksudkan adalah cara membawakan dan mengemukakan pesan dari komentar. Ada
tida kemungkinan yang dapat di pilih, yaitu membawakan secara beas, tanpa teks,
terikat pada teks, atau setengah bebas. Ketiga kemungkinan ini membawa efek
yang bebeda dalam proses komunikasi.
5.
Kegunaan Komunikasi Retorika
Mengapa
komunikasi retoris itu penting? Konrad Lorenz mengatakan: ‘’ apa yang diucapkan
tidak berarti juga didengar, apa yang didengar,
tidak berartijuga dimengerti, apa yang dimengerti tidak berarti juga
disetujui, apa yang disetujui tidak berarti juga diterima, apa yang diterima
tidak berarti juga dihayati, apa yang dihayati tidak berarti juga megubah
tinkah laku.’’
Kalimat-kalimat
ini mau mengungkapkan kesulitan dalam proses komunikasi antarmanusia. Antara
idea tau pikiran dan realisasinya yang konkret terbentang satu jalan panjang, yang
memiliki berbagai macam kesulitan dalam penyampaiaan, sehingga dapat mengurangi
efktivitas dalam proses komunikasi.
Oleh
karena itu komunikasi retoris itu penting supaya apa yang diucapkan dapat
didengar,apa yang didengar dapat dimengerti, apa yang dimengerti dapat
disetujui, apa yang disetujui dapat diterima, apa yang diterima dapat di
dihayati, dan apa yang dihayati dapat mengubah tingkah laku.
a. Retorika
bagi kehidupan manusia
Pemanfaatan
retorika dalam kehidupan sehari-hari antara lain: “secara spontan atau
intuitif, secara tradisonal atau konvensional, dan secara terencana.”
Pemamanfaatan retorika secara spontan atau intuitif ini sering terjadi dalam
kehidupan bertutur sehari-hari. Biasanya pembicara tidak banyak mempersiapkan
bahan materi yang akan dibicarakan. Jadi lebih bersifat spontan. Pemanfaatan
retorika secara tradisional yaitu dengan mengikuti konvensi atau kesepakatan
yang sudah diberikan oleh generasi sebelumnya. Seperti penghormatan kepada
pejabat dengan menggunakan kalimat “Yang terhormat”. Pemanfaatan retorika
secara terencana maksudnya ialah, “penggunaan retorika yang direncanakan
sebelumnya secara sadar diarahkan ke suatu tujuan yang jelas” Pemanfaatan
retorika secara terencana dibagi menjadi bidang politik, bidang usaha atau ekonomi,
karyawan bahasa, bidang kesenian, dan bidang pendidikan.
Dalam
kehidupan sehari-hari disadari atau tidak komunikasi atau retorika adalah
bagian dari kehidupan manusia itu sendiri. Manusia sejak dilahirkan sudah
berkomunikasi dengan lingkungannya. Gerak dan tangis yang pertam pada saat ia
dilahirkan adalah suatu tanda komunikasi. Dalam hal ini faktor komunikasi
memainkan peranan yang penting, apalagi bagi manusia modern. Manusia modern
itu, manusia yang cara berpikirnya tidak spekulatif tetapi berdasarkan logika
dan rasional dalam melaksanakan kegiatan dan aktivitasnya. kegiatan dan
aktivitasnya itu akan terselenggara dengan baik melalui proses komunikasi antar
manusia.
Menurut
Arun Monappa dan Mirja S. Saiyadain, komunikasi itu penting dalam suatu organisasi,
karena komunikasi merupakan salah satu alat utama unmtuk bekerja bersama-sama
dari para anggota. komunikasi membantu mereka memelihara kesatuan dengan
memungkinkan mereka mempengaruhi dan mengadakan reaksi satu sama lain.
sensungguhnya komunikasi adalah sedemikian pentingnya sehingga tanpa komunikasi
tidak mungkin ada organisasi. Sedangkan menurut Scanlan dan Keys, komunikasi
mempunyai peranan penting dalam
menentukan betapa efektifnya orang lain bekerja sama dan mekoordinasikan
usaha-usaha mereka untuk mencapai tujuan.
Dari
uraian-uraian tersebut diatas dapat diketahui bahwa pentingnya komunikasi oleh
beberapa penulis dihubungkan dengan organisasi.
Dari
berbagai penjelasan di atas sudah jelas bahwa jika beretorika maka kita akan
bergelut dengan komunikasi, dan komunikasi tersebut ada karena ada tutur kata,
begitupun tutur kata ada karena ada bahasa yang menuntun kita untuk beretorika
dengan baik. Beretorika ini pun seperti halnya bermain basket, mengendarai
kendaraan bahkan menghitung angka sekalipun. Semakin terbiasa maka akan semakin
mahir.
BAB III
PEMBAHASAN
a. Hal-Hal Pokok Yang
Dijadikan Materi Pembahasan
1. retorika adalah seni membangun argumentasi dan seni berbicara,
retorika juga diartikan sebagai kesenian untuk berbicara dengan baik. Apakah
kesenian tersebut hanya berarti berbicara lancar tanpa pikiran yang jelas?
Jelaskan !
2. bagaimana hubungan retorika dan dialektika serta elocution
apakah ketiganya berhubungan erat? Jelaskan !
3. retorika sebagai proses komunikasi, retorika didefinisikan
sebagai seni membangun argumentasi dan seni berbicara. Lalu, bagaimana
pemahaman mengenai retorika sebagai proses komunikasi? Jelaskan !
4. seberapa penting retorika bagi kita sebagai calon pendidik?
5. bagaimana peran komunikasi retorika saat digunakan kita sebagai
guru (pendidik) dalam memotivasi siswa?
6. apa yang dimaksud dengan retorika adalah bagian dari kehidupan
manusia itu sendiri? Jelaskan !
7. manfaat retorika dalam kehidupan manusia, apa yang dimaksud
dengan pemanfaatan retorika secara spontan? Jelaskan !
8. kenapa komunikasi oleh beberapa penulis dihubungkan dengan
oganisasi jelaskan !
9. pemanfaatan retorika secara tradisional yaitu seperti apa?
Jelaskan !
b. Jawaban Materi Pembahasan
1. Kesenian berbicara ini bukan hanya berarti berbicara lancar
tanpa jalan pikiran yang jelas dan tanpa isi, melainkan suatu kemampuan untuk
berbicara dan berpidato secara singkat, jelas, padat dan mengesankan. Sehingga
dalam seni berbicara ini kita tentunya dituntut untuk mampu mengolah kata agar
apa yang kita sampaikan itu tepat dan sesuai, serta mampu membuat para
pendengar antusias dengan apa yang kita bicarakan. Jadi, dalam kesenian
berbicara ini kita harus dapat berbicara lancar, kemudian pembicaraan kita
memiliki tujuan yang jelas dan mampu disampaikan secara baik.
2. Ilmu retorika mempunyai hubungan yang erat
dengan dialektika dan elocution. Dialektika adalah metode untuk mencari
kebenaran lewat diskusi dan debat. Melalui dialektika orang dapat mengenal dan
menyelami suatu masalah, mengemukakan argumentasi, dan menyusun jalan pikiran
secara logis. Elocution berarti
kelancaran berbicara. Dalam retorika kelancaran berbicara sangat dituntut.
Elocution menjadi prasyarat kepandaian berbicara. Dapat dibayangkan ketika kita
hanya memiliki kelancaran dalam berbicara yang dalam hal ini masuk kedalam
ranah elocutio, namun disini kita tidak mampu menyusun jalan pikiran secara
logis dan tidak mampu menerapkan metodo untuk mencari sebuah kebenaran baik itu
dalam diskusi atau debat. Retorika mempunyai hubungan dengan dialektika karena
debat dan diskusi juga merupakan bagian dari ilmu retorika. Oleh karena itu
retorika juga berhubungan erat dengan elocution.
3. Retorika didefinisikan sebagai seni membangun
argumentasi dan seni berbicara. Dalam perkembangannya retorika juga mencakup
proses untuk menyesuaikan ide dengan orang dan menyesuaikan orang dengan ide
melalui berbagai macam pesan. Retorika sebagai proses komunikasi disini berarti
retorika sebagai landasan dasar seseorang menguasai komunikasi (lisan). Retorika
sebagai sarana untuk menyampaikan suatu informasi yang akan disampaikan oleh
pembicaa kepada pendengan dengan menggunakan bahasa yang baik dan sesuai,
sehingga oleh para pendengar pembicaraan kita akan didengar dan tentunya akan
dipehatikan. Jadi mempelajari dan memahami retorika sebagai suatu proses
komunikasi itu sangat lah penting.
4. retorika bagi seorang pendidik (guru) sangatlah penting, karena
retorika meupakan seni dalam berbicara, selain itu juga ketika seorang pendidik
memiliki kemampuan retorika yang baik tentunya dalam proses kegiatan
pembelajaran siswa akan measa nyaman dan mudah mengerti apa yang kita
sampaikan. Retorika amat penting, ilmu bahasa itu sangat penting dan berguna
disegala bidang. Jadi hendaknya kita sebagai calon pendidik harus mampu menjadi
guru yang mengarahkan siswanya menjadi manusia yang lebih baik dengan bahasa
dan cara berbicara yang baik pula.
5. peran retorika sebagai suatu sarana
komunikasi bagi kita selaku calon pendidik untuk memotivasi siswa kita yaitu
sangat berperan penting, dalam retorika kita mempelajari seni atau bagaimana
berbicara dengan baik, agar pendengar yakin dengan apa yang kita sampaikan
sehingga pendengar percaya akan kemampuan kita. Dalam memotivasi siswa retorika
disini berperan sebagai sarana komunkasi baik itu antara pendidik dengan
peserta didik maupun sebaliknya. Untuk motivasi siswa tentunya diperlukan cara
berbicara yang dapat membuah hati siswa tesentuh dan tergerak untuk melakukan
sebuah perubahan. Jadi dalam komunikasi untuk memotivasi siswa ini sangatlah
berperan penting baigi kita sebagai seorang pendidik.
6. retorika adalah bagian dari kehidupan
manusia itu sendiri artinya manusia sejak dilahirkan sudah berkomunikasi dengan
lingkungannya. Gerak dan tangis yang pertam pada saat ia dilahirkan adalah
suatu tanda komunikasi. Retorika merupakan cara berbicara atau berkomunikasi,
manusia didunia ini tentunya membutuhkan bahasa sebagai proses komunikasi
dengan orang lain. Jadi dapat disimpulkan bahwasanya retorika merupakn bagaian
dari kehidupan manuia itu sendiri.
7. yang dimaksud dengan Pemamanfaatan retorika
secara spontan atau intuitif yaitu komunikasi yang sering terjadi dalam
kehidupan bertutur sehari-hari. Biasanya pembicara tidak banyak mempersiapkan
bahan materi yang akan dibicarakan. Jadi lebih bersifat spontan.
8. komunikasi
itu penting dalam suatu organisasi, karena komunikasi merupakan salah satu alat
utama unmtuk bekerja bersama-sama dari para anggota. komunikasi membantu mereka
memelihara kesatuan dengan memungkinkan mereka mempengaruhi dan mengadakan
reaksi satu sama lain. sensungguhnya komunikasi adalah sedemikian pentingnya
sehingga tanpa komunikasi tidak mungkin ada organisasi. komunikasi mempunyai
peranan penting dalam menentukan betapa
efektifnya orang lain bekerja sama dan mekoordinasikan usaha-usaha mereka untuk
mencapai tujuan. Dari uraian-uraian tdiatas dapat diketahui bahwa pentingnya
komunikasi, maka dari itulah komunikasi oleh beberapa penulis dihubungkan
dengan organisasi.
9. Pemanfaatan retorika secara tradisional yaitu dengan mengikuti
konvensi atau kesepakatan yang sudah diberikan oleh generasi sebelumnya.
Seperti penghormatan kepada pejabat dengan menggunakan kalimat “Yang
terhormat”.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan di atas sudah jelas bahwa jika beretorika
maka kita akan bergelut dengan komunikasi, dan komunikasi tersebut ada karena
ada tutur kata, begitupun tutur kata ada karena ada bahasa yang menuntun kita
untuk beretorika dengan baik.
Retorika
sebuah teknik pembujuk-rayuan secara persuasi untuk menghasilkan bujukan dengan
melalui karakter pembicara, emosional atau argumen (logo) dan termasuk salah
satu bagian penting dalam proses komunikasi, bahkan ada ilmunya tersendiri.
Sebagai bagian dari seni bicara, maka patut bagi setiap manusia, terlebih orang
yang sering berbicara di depan khalayak umum untuk mengetahui apa itu retorika,
Karena berbicara tanpa retorika seperti masakan yang hambar, tanpa rasa.
Retorika bukanlah sekedar bicara indah tetapi lebih dari itu retorika mampu
membuat orang tertawa, menangis, terbakar semangatnya, dan apa yang disampaikan
dapat menarik dan memikat orang yang mendengarkan. Karena itu retorika sangat
berkaitan dengan kehidupan manusia, meskipun dalam bidang yang berbeda.
Daftar
Pustaka
Widjaja
A.W. 2008. Komunikasi Dan Hubungan Masyarakat. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Moekijat.
1993. Teori Komunikasi. Bandung : Mandar Maju.
Suhandang
Kustadi. 2009. Retorika strategi, teknik dan taktik pidato. Bandung: Nuansa
Suhandang
Dori Wuwur. 1991. Terampil berpidato, bediskusi, berargumentasi,
bernegosiasi. Yogyakarta: Kanicus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar