Rabu, 22 Maret 2017

Membaca Pemahaman Literal dan Penerapan Model Membaca Total

MEMBACA PEMAHAMAN LTIERAL DAN PENERAPAN MODEL MEMBACA TOTAL







SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat dan atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya yang selalu membantu perjuangan beliau dalam menegakkan Dinullah di muka bumi ini.
Dalam penulisan ini, tentunya banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil.Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang tiada hingganya kepada rekan dan teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya.Hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua urusan dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya, semoga Allah meridhoi dan dicatat sebagai ibadah disisi-Nya, amin.

Pringsewu, November 2015

Penulis


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang............................................................................................ 1
B.      Rumusan Masalah....................................................................................... 2
C.      Tujuan Penulisan......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Membaca Literal......................................................................... 3
B.     Proses Membaca........................................................................................... 5
C.     Model-Model Membaca Pemahaman Literal............................................... 5
D.    Factor-faktor yang mempengaruhi membaca pemahaman literal................. 6
E.     Kemampuan memahami informasi focus terhadap teks bacaan
melalui mode membaca total........................................................................ 7
F.      Kemampuan membuat rangkuman isi bacaan melalui model
membaca total.............................................................................................. 10
G.    Kelebihan..................................................................................................... 10
H.    Kelemahan.................................................................................................... 11
I.       Solusi terhadap kelemahan atau Kendala dalam  penggunaan
 model membac Total................................................................................... 11
J.       Implikasi model membaca total.................................................................... 12
K.    Prosedur pembelajaran membaca pemahaman ............................................ 12

BAB IIIPENUTUP

DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Bahasa adalah kode yang disepakati oleh masyarakat sosial yang mewakili ide-ide melalui penggunaan simbol-simbol arbitrer dan kaidah-kaidah yang mengatur kombinasi simbolsimbol tersebut (Bernstein dan Tigerman, 1993). Kode linguistik mencakup kaidahkaidah kompleks yang mengatur bunyi, kata, kalimat, makna dan penggunaannya.

Bahasa merupakan suatu sistem kombinasi sejumlah komponen kaidah yang kompleks.Bloom dan Lahey (1978) memandang bahasa sebagai suatu kombinasi antara tiga komponen utama: bentuk, isi dan penggunaan. Bentuk suatu ujaran dalam bahasa lisan dapat digambarkan berdasarkan bentuk fonetik dan akustiknya, tetapi bila kita hanya menggambarkan bentuknya saja, maka kita akan terbatas pada penggambaran bentuk atau kontur fitur permukaan ujaran saja. Ini biasanya dilakukan berdasarkan unit fonologi (bunyi atau struktur bunyi), morfologi (unit-unit makna berupa kata atau infleksi), dan sintaks (kombinasi antara berbagai unit makna).
Membaca pemahaman (reading for understanding) yang dimaksudkan disini adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami :

1.      Standar atau norma-norma sesastraahn (letery standards)
2.      Resensi kritis (critical review)
3.      Drama tulis (printed drama)
4.      Pola-pola fiksi (patterns of fiction)

Membaca pemahaman adalah suatu proses untuk mengenali atau mengidentifikasi teks, kemudian mengingat kembali isi teks. Membaca pemahaman juga dapat berarti sebagai suatu kegiatan membuat urutan tentang uraian/menggorganisasi isi teks, bisa mengevaluasi sekaligus dapat merespon apa yang tersurat atau tersirat dalam teks.
Pemahaman berhubungan laras dengan kecepatan. Pemahaman atau comprehension, adalah kemampuan membaca untuk mengerti: ide pokok, detail penting, dan seluruh pengertian.

B.     Rumuan masalah
Apa yang dimaksud dengan membaca pemahaman dan penerapan model membaca total

C.    Tujuan Penulisan
Mahasiswa dapat memahami membaca pemahaman dan penerapanmodelmembaca total



















BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Membaca Literal
Menurut Burn, Reo dan Ross, (1996: 43) menyatakan bahwa: “Membaca pemahaman literal adalah membaca teks bacaan dan memahami isi bacaan tentang apa yang disebutkan di dalam teks yang tersurat.”
Kompetensi membaca pemahaman seperti yang diuraikan tersebut di atas adalah suatu hal yang mutlak dimiliki oleh siswa sejak usia SD. Hal ini dapat dicapai setelah mereka mampu membaca permulaan. Membaca permulaan diajarkan pada kelas rendah di SD, yaitu kelas satu dan kelas dua. Sementara membaca pemahaman mulai diajarkan pada tingkat kelas tiga dan dimulai pada latihan pemahaman tingkat rendah (literal) dan secara bertahap dikembangkan sesuai jenjang kelasnya.

Terampil dan mampu membaca tidak diperoleh secara alamiah, tetapi diperoleh melalui proses pembelajaran yang bertahap dan sistematis. Haryadi dan Zamzami (1996: 303) menyatakan bahwa membaca adalah suatu aktivitas yang disengaja dan terencana. Dengan melakukan aktivitas proses membaca berarti melakukan aktivitas memproses makna kata, memahami konsep, memahami informasi dan memahami ide yang disampaikan penulis dan dihubungkan dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dimiliki oleh pembaca.

Kemampuan memahami isi bacaan diperlukan kompetensi seperti yang dikemukakan oleh Billet dan Temple dalam Burn, Roe dan Ross, (1996: 34), yaitu: Pengetahuan yang telah dijumpai oleh pembaca (prior knowledge), pengetahuan tentang struktur teks (Knowledge Of Text Structure) dan kegiatan menemukan makna (Active Search For Information). Pengetahuan yang sebelumnya telah dipunyai oleh pembaca merupakan pembendaharaan sejumlah pengetahuan tentang apa yang tersimpan dalam schemata dan dalam struktur psikologis pembaca. Penguasaan struktur teks bacaan deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi, dan persuasi ciri khas tersendiri. Kegiatan menemukan makna merupakan hal yang penting, karena dengan menemukan makna, maka dapat memahami isi bacaan yang dibaca.

Menurut Burn, Reo dan Ross, (1996: 43) menyatakan bahwa: “Membaca pemahaman literal adalah membaca teks bacaan dan memahami isi bacaan tentang apa yang disebutkan di dalam teks yang tersurat.”

Kompetensi membaca pemahaman seperti yang diuraikan tersebut di atas adalah suatu hal yang mutlak dimiliki oleh siswa sejak usia SD. Hal ini dapat dicapai setelah mereka mampu membaca permulaan. Membaca permulaan diajarkan pada kelas rendah di SD, yaitu kelas satu dan kelas dua. Sementara membaca pemahaman mulai diajarkan pada tingkat kelas tiga dan dimulai pada latihan pemahaman tingkat rendah (literal) dan secara bertahap dikembangkan sesuai jenjang kelasnya.

Tujuan Membaca Literal.
Membaca literal bertujuan hanya mengenal arti yang tertera secara tersurat dalam teks bacaan. Pembaca cukup menangkap informasi yang tertera secara literal (reading the lines) dalam teks bacaan. Ia tidak berusaha mendalami atau menangkap lebih jauh. Teknik seperti ini biasanya dipakai dalam proses belajar mengajar tingkat rendah, misalnya siswa SD-SMP.

Contoh Membaca Literal.
Siswa SD yang diberi tugas membaca sebuah buku cerita atau buku tentang ilmu pengetahuan.



B.     Proses Membaca
“proses pemahaman dalam membaca melibatkan tiga hal pokok, yaitu pengetahuan yang telah dijumpai oleh pembaca (prior knowledge), pengetahuan tentang struktur teks (knowledge of text structure) dan kegiatan menemukan makna (active search for information). Pengetahuan yang sebelumnya telah dipunyai oleh pembaca merupakan pembendaharaan sejumlah pengetahuan tentang apa yang tersimpan dalam schemata dan dalam struktur psikologis pembaca. Penguasaan struktur teks bacaan deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi, dan persuasi ciri khas tersendiri. Kegiatan menemukan makna merupakan hal yang penting, karena dengan menemukan makna, maka dapat memahami isi bacaan yang dibaca.

C.    Model-Model Membaca Pemahaman Literal
Punfey dalam Rumijan (2002: 25) menyatakan bahwa: “Mengembangkan pemahaman literal dibagi dua kategori, yaitu kemampuan mengenal dan kemampuan mengungkapkan kembali isi bacaan berupa (1) detail, (2) ide pokok, (3) urutan, (4) perbandingan, (5) hubungan kausal, (6) pelaku dalam bacaan.” Dari uraian isi bacaan literal atau seperti yang tersurat di dalam teks bacaan dan pada hakikatnya adalah kemampuan menginterpretasi makna dalam teks bacaan.

Untuk membangun pemahaman literal, siswa diberikan panduan pertanyaan arahan seperti yang dikemukakan oleh Burn, Roe dan Ross (1996: 47) yaitu:
“(1) Siapa, untuk menyakan orang/binatang atau tokoh di dalam wacana, (2) apa, untuk menanyakan barang, bench, dan peristiwa, (3) di mana, untuk menanyakan tempat. (4) kapan, untuk menanyakan waktu, (5) bagaimana, untuk menanyakan proses jalannya suatu peristiwa alasan untuk sesuatu, dan (6) mengapa, untuk menanyakan sesuatu sebagaimana disebutkan di dalam bacaan”.

Panduan untuk memahami isi bacaan secara literal seperti di atas diharapkan dapat dijadikan petunjuk untuk memahmi isi bacaan. Shanklin dan Rhodes dalam Burn, Roe dan Ross, (1996: 105) menyatakan bahwa: “Kemampuan memahami isi bacaan merupakan suatu proses yang berkembang secara terus-menerus dan dapat dimulai sebelum buku dibaca dan berkembang setelah buku selesai dibaca.”

D.    Factor-faktor yang mempengaruhi membaca pemahaman literal
Guna meningkatkan kemampuan membaca pemahaman, sekurang-kurangnya guru perlu membina lima faktor pendukung pemahaman seperti yang diungkapkan oleh Burn, Reo dan Ross (1996: 112) yaitu; “(a) potensi skemata pembaca, (b) potensi mengingat. (c) perspektif pembaca, (d) kemampuan berpikir, dan (e) aspek efektif.” kelima hal tersebut dibahas sebagai berikut.
(a)    Potensi Skemata Pembaca
Setiap manusia memiliki potensi u ntuk berkembang. Potensi itu ada pada diri siswa itu sendiri yang tersimpan di dalam memorinya. Hal ini sebagaimana yang dinyataan oleh Cahyono (1992/1993: 25) bahwa: “Skemata adalah berupa pengetahuan yang tersimpan di dalam memori siswa yang dapat berfungsi pada saat siswa menginterpretasi informasi baru serta membiarkan informasi bari itu masuk dan menjadi bagian dari pengalaman yang tersimpan.”

(b)   Potensi Mengingat
Kemampuan mengingat adalah suatu kemampuan kognisi yang dimiliki oleh setiap orang. Dalam Taksonomi Bloom kemampuan ini termasuk kemampuan tingkat rendah. Mengingat sangat diperlukan dalam membaca, karena dengan mengingat pembaca dapat menggungkapkan kembali dan menghubungkan antara apa yang dibaca dengan apa dipahaminya.

(c)    Perspektif Pembaca
Perspektif pembaca merupakan potensi yang sangat menentukan pemahaman seseorang dalam membaca teks bacaan. Dengan perspektif yang dimilki oleh siswa terhadap bacaan yang dibacanya dapat memberikan kemudahan dalam memahami isi bacaan. Perspektif yang dimaksud adalah pendapat, anggapan, dan tinjauan pembaca terhadap teks yang dibacanya.
(d)   Kemampuan Berpikir
Kemampuan berpikir adalah syarat untuk memahami sesuatu. Untuk memahami isi bacaan diperlukan kognisi siswa. Kemampuan berpikir yang dimaksud adalah kemampuan mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis tentang apa yang dibacanya.
(e)    Aspek Apektif
Aspek atfektif adalah aspek yang juga menentukan kemampuan sesorang memahami isi bacaan dengan baik. Apektif adalah sikap seseorang terhadap teks yang dibacanya. Dengan memiliki sikap yang positif atau dengan kemampuan pembaca menanggapi isi teks dengan baik, maka akan menghasilkan pemahaman yang baik.

Selain hal tersebut di atas, Anthony dalam Rumijan (2002: 20) menyatakan bahwa ada tiga faktor yang perlu diketahui dan dikembangkan oleh guru dalam proses pemahaman isi bacaan, yaitu (1) karakteristik pebelajar, (2) karakteristik teks, dan (3) konteks sosial. Ketiga faktor ini menjadi perhatian utama bagi guru untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Untuk lebih jelasnya dibahas sebagai berikut.
(1)   Karakteristik Pelajar­
Membina kemanpuan siswa di SD membawa pemahaman guru perlu mengetahui karakteristik siswa yang meliputi pengetahuan latar pengetahuan kosakata, dan pengetahuan metokognitif. Ketiga hal tersebut dibahas sebagai berikut.
(a)    Pengetahuan Latar
Pengetahuan latar adalah pengetahuan yang sudah dimiliki oleh siswa yang berkaitan dengan topik bacaan yang akan dibaca. Mengetahui latar pengetahuan siswa sangat membantu memahami isi bacaan. Memiliki latar pengetahuan yang cukup berkaitan dengan teks bacaan yang akan dibaca akan berpengaruh pada kemampuan siswa memahami isi bacaan Cleary dalam Rumijan (2002: 64) menyatakan bahwa: “Anak yang memiliki latar pengetahuan yang Serupa dengan teks yang akan dibacanya sangat membantu anak dalam membaca.”

(b)   Pengetahuan Kosakata
Pengetahuan kosakata yang dimiliki oleh siswa sangat berpengaruh terhadap kemampuan memahami isi bacaan. Guna meningkatkan kemampuan membaca pemahaman literal, guru harus membekali pengetahuan kosakata bagi siswa. Penguasaan kosakata berpengaruh terhadap pemahaman teks bacaan. Cara yang etektif untuk meningkatkan kosakata siswa adalah (a) memilih dan menemukan kata kunci, (b) memberi petunjuk yang menekankan hubungan antara kata dengan pengalaman atau pengetahuan latar pembaca, dan (3) melatih menggunakan kosakata dalam kalimat.

(c)    Pengetahuan Metakognitif
Meningkatkan kemampuan membaca pemahaman, guru perlu meningkatkan metakognitif siswa. Metakognitif adalah kemampuan untuk menjelaskan mengapa seseorang melakukan strategi tertentu, misalnya memahami isi bacaan. Metakognitif dapat dikembangkan melalui pengalaman dan pembelajaran. Melalui pengembangan metakognitif siswa dapat menyadari langkah-langkah yang diambil dalam memahami isi bacaan.

Membangun metakognitif siswa dalam hal memaham isi bacaan dapat dilakukan dengan cara (a) guru menjelaskan proses membaca pemahaman secara eksplisit dengan memberi informasi tentang bagaimana dan kapan strategi itu digunakan (b) dengan cara pembelajaran timbal balik akan dapat mempengaruhi terhadap strategi memahami isi bacaan yang meliputi: meringkas isi bacaan, membuat pertanyaan isi bacaan, menjelaskan, memprediksi isi bacaan, melibatkan siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman.

(2)   Karakteristik Teks
Pengetahuan tentang karakteristik teks dapat dipakai untuk membantu pemahaman teks bacaan. Pemahaman tentang karakteristik isi teks bacaan sangat membantu siswa dalam mamahami isi bacaan. Pemahannan terhadap jenis teks yang akan dibaca merupakan hasil dari pembentukan makna yang timbal balik antara pembaca dan teks bacaan.

(3)   Konteks Sosial
Konsteks sosial merupakan lingkungan sosial dimana siswa berada. Pengaruh konteks sosial terhadap pembelajaran membaca pemahaman adalah bahwa latar belakang budaya dan konteks pembelajaran digunakan dapat mempengaruhi pemahaman isi bacaan.
Sejalan dengan hal tersebut di atas, Burn, Roe dan Ross (1996: 130 menyatakan bahwa dalam membaca ada dua bagian utama yang perlu diketahui, yaitu membaca sebagai proses dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas yang bersifat mental maupun fisik. Sementara mebaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi aktivitas yang dilakukan pada saat membaca.







E.     Kemampuan memahami informasi focus terhadap teks bacaan melalui mode membaca total
  1. Guru menjelaskan konsep MMT secara singkat
  2. Siswa diminta untuk membaca teks selama 2-3 menit dengan menggunakan teknik skimming dan scanning
  3. Siswa diarahkan untuk memahami pemahaman terhadap isi bacaan dengan menggunakan gaya SAVI
  4. Siswa diberi pertanyaan tentang informasi fokus
  5. Siswa diminta untuk membuat simpulan akhir
  6. Siswa diminta untuk mencatat hal-hal penting
  7. Siswa diminta untuk membuat peta konsep
  8. Siswa diminta untuk membuat rangkuman isi bacaan
  9. Siswa diberikan motivasi belajar
  10. Guru mengevaluasi kemampuan siswa

F.     Kemampuan membuat rangkuman isi bacaan melalui model membaca total
Langkah-langkah membuat rangkuman isi bacaan melalui teknik MMT:
        Membaca naskah asli seluruhnya melalui model membaca total
        Mencatat hal-hal penting
        Membuat peta konsep berdasarkan kata kunci
        Menyusun catatan-catatan penting

G.    Kelebihan
      Meningkatkan kemampuan untuk memahami informasi fokus.
      Menentukan dan memahami ide pokok
      Berfikir secara kritis
      Mengingat kembali isi bacaan yang lebih lama
      Memahami isi bacaan dengan baik.

H.    Kelemahan
      Guru dan siswa tidak maksimal memahami penggunaan model baru tersebut
      Guru dan siswa tidak dapat memahami pengertian informasi fokus, kalimat topik, kalimat jabatan, ide pokok, dan ide jabaran.
      Pembelajaran didominasi oleh guru khususnya ketika guru membahas jawaban dari pertanyaan-pertanyaan.

I.       Solusi terhadap kelemahan atau Kendala dalam  penggunaan model membac Total
Ø  Solusi dari kelemahan atau kendalanya adalah sebagai berikut:
Ø  Harus memahami penggunaan model membaca total
Ø  Berlatih dan memahami informasi fokus terhadap teks bacaan melalui MMT
Ø  Dapat membedakan antara kalimat topik, kalimat jabatan, ide pokok, dan ide jabaran.







J.      Implikasi model membaca total
  1. Siswa kurang bisa menentukan ide pokok secara keseluruhan dari isi bacaan ;
  2. Siswa kurang membedakan antara kalimat topik dengan kalimat pendukung atau penjelas ;
  3. Siswa kurang bisa membuat simpulan akhir isi bacaan ;
  4. Siswa merasa sukar memahami isi bacaan, khususnya memahami informasi fokus ;
  5. Siwa kurang menyenangi pembelajaran membaca

K.    Prosedur pembelajaran membaca pemahaman
1.      Guru menjelaskan konsep MMT secara singkat
2.      Siswa diminta untuk membaca teks selama 2-3 menit dengan menggunakan teknik skimming dan scanning
3.      Siswa diarahkan untuk memahami pemahaman terhadap isi bacaan dengan menggunakan gaya SAVI
4.      Siswa diberi pertanyaan tentang informasi fokus
5.      Siswa diminta untuk membuat simpulan akhir
6.      Siswa diminta untuk mencatat hal-hal penting
7.      Siswa diminta untuk membuat peta konsep
8.      Siswa diminta untuk membuat rangkuman isi bacaan
9.      Siswa diberikan motivasi belajar
10.  Guru mengevaluasi kemampuan siswa





BAB III
PENUTUP

Kemampuan memahami isi bacaan diperlukan kompetensi seperti yang dikemukakan oleh Billet dan Temple dalam Burn, Roe dan Ross, (1996: 34), yaitu: Pengetahuan yang telah dijumpai oleh pembaca (prior knowledge), pengetahuan tentang struktur teks (Knowledge Of Text Structure) dan kegiatan menemukan makna (Active Search For Information). Pengetahuan yang sebelumnya telah dipunyai oleh pembaca merupakan pembendaharaan sejumlah pengetahuan tentang apa yang tersimpan dalam schemata dan dalam struktur psikologis pembaca. Penguasaan struktur teks bacaan deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi, dan persuasi ciri khas tersendiri. Kegiatan menemukan makna merupakan hal yang penting, karena dengan menemukan makna, maka dapat memahami isi bacaan yang dibaca.

Menurut Burn, Reo dan Ross, (1996: 43) menyatakan bahwa: “Membaca pemahaman literal adalah membaca teks bacaan dan memahami isi bacaan tentang apa yang disebutkan di dalam teks yang tersurat.”

Kompetensi membaca pemahaman seperti yang diuraikan tersebut di atas adalah suatu hal yang mutlak dimiliki oleh siswa sejak usia SD. Hal ini dapat dicapai setelah mereka mampu membaca permulaan. Membaca permulaan diajarkan pada kelas rendah di SD, yaitu kelas satu dan kelas dua. Sementara membaca pemahaman mulai diajarkan pada tingkat kelas tiga dan dimulai pada latihan pemahaman tingkat rendah (literal) dan secara bertahap dikembangkan sesuai jenjang kelasnya.



DAFTAR PUSTAKA


Nurhadi, Drs. 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Malang. Sinar Baru algensindo
Leonhardt, Mary. 1999. 99 Cara menjadikan Anak Anda Keranjingan Membaca. Bandung. Kaifa
Adi susilo, Taufik. 2011. Belajar Calistung Itu Asyik.Yogyakarta. PT. Buku Kita
Puji santoso, dkk.2009.Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta. Universitas terbuka.
Wardhani, I Gak, dkk.2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Universitas terbuka.
www. Republika.co.id


Tidak ada komentar:

Posting Komentar