Rabu, 22 Maret 2017

Membaca Permulaan

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahsa tulis yang reseptif. Semua yang diperoleh melalui bacaan itu akan memungkinnkan orang tersebut mampu mempertinggi daya pikirannya, mempertajam pandangannya dan memperluas wawsannya. Dengan demikian maka kegiatan membaca merupakan kegiatan yang sangat diperlukan oleh siapa pun yang ingin maju da meningkatkan diri. Pembelajaran dikelas I dan kelas II merupakan pembealajaran tahap awal, kemamapuan membaca siswa diperoleh dikelas I dan kelas II tersebut akan menjadi dasar pembelajaran membaca dikelas berikutnya. Oleh sebab itu, pembelajaran membaca disekolah mempunyai peranan yang penting.

B.     Ruang Lingkup
1.      Membaca Permulaan atau Membaca Mekanik
2.      Membaca Pemahaman atau Membaca Lanjut


3.       
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Membaca Permulaan
1.      Pengertian Membaca Permulaan
Membaca Permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik. Oleh karena itu guru perlu merancang pembelajaran membaca dengan baik sehingga mampu menumbuhkan kebiasan membaca sebagai suatu yang menyenangkan.

Empat aspek keterampilan berbahasa dalam dua kelompok kemampuan (Muchlisoh, 1992: 119) :
a.       Keterampilan yang bersifat menerima (reseptif) yang meliputi ketrampilan membaca dan menyimak.
b.      Keterampilan yang bersifat mengungkap (produktif) yang meliputi ketrampilan menulis dan berbicara.

Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) bertujuan meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tertulis, baik dalam situasi resmi non resmi, kepada siapa, kapan, dimana, untuk tujuan apa. bertumpu pada kemampuan dasar membaca dan menulis juga perlu diarahkan pada tercapainya kemahirwacanaan.

Pada tingkatan membaca permulaan, pembaca belum memiliki keterampilan kemampuan membaca yang sesungguhnya, tetapi masih dalam tahap belajar untuk memperoleh keterampilan atau kemampuan membaca. Membaca pada tingkatan ini merupakan kegiatan belajar mengenal bahasa tulis. Melalui tulisan itulah siswa dituntut dapat menyuarakan lambang-lambang bunyi bahasa tersebut, untuk memperoleh kemampuan membaca diperlukan tiga syarat, yaitu kemampuan membunyikan :
a.       Lambang-lambang tulis,
b.      Penguasaan kosakata untuk memberi arti, dan
c.       Memasukkan makna dalam kemahiran bahasa.

Membaca Permulaan merupakan suatu proses keterampilan dan kognitif. Proses keterampilan menunjuk pada pengenalan dan penguasaan lambang-lambang fonem, sedangkan proses kognitif menunjuk pada penggunaan lambang-lambang fonem yang sudah dikenal untuk memahami makna suatu kata atau kalimat (Nuryati, 2007).

2.      Tujuan Membaca Permulaan
Pembelajaran Membaca Permulaan diberikan di kelas I dan II. Tujuannya adalah agar siswa memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut. Tujuan membaca permulaan juga dijelaskan dalam (Depdikbud, 1994:4) yaitu agar “Siswa dapat membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat”.

Pelaksanaan Membaca Permulaan di kelas I Sekolah Dasar dilakukan dalam dua tahap, yaitu membaca periode tanpa buku dan membaca dengan menggunakan buku. Pembelajaran membaca tanpa buku dilakukan dengan cara mengajar dengan menggunakan media atau alat peraga selain buku misalnya kartu gambar, kartu huruf, kartu kata dan kartu kalimat. Pembelajaran membaca dengan buku merupakan kegiatan membaca dengan menggunakan buku sebagai bahan pelajaran.

Dalam teori pendidikan klasik, mendidik anak-anak pra-sekolah dan kelas-kelas rendah belum memberi pengetahuan intelektual. Pendidikan lebih ditekankan pada usaha menyempurnakan rasa. Yang harus dikembangkan adalah kecerdasan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dan pengendalian emosinya. Pendidikan pra-sekolah sesungguhnya ditekankan pada bagaimana menumbuhkan perasaan senang berimajinasi, menggunggah dan menggali hal-hal kecil di sekitarnya. Jika anak sudah senang terhadap hal-hal tersebut, dengan sendirinya minat dan potensi akademiknya akan tumbuh tepat pada waktunya, yaitu ketika tantangan dan tuntutan hidupnya semakin besar. Pembelajaran bahasa yang utama ialah sebagai alat komunikasi. Seorang anak belajar bahasa karena di desak oleh kebutuhan untuk berkomunikasi dengan orang-orang di lingkungan sekitar. Oleh karena itu sejak dini anak-anak diarahkan agar mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar untuk berkomunikasi dalam berbagai situasi yaitu, mampu menyapa, mengajukan pertanyaan, menjawab, menyebutkan pendapat dan perasaan melalui bahasa (Thahir, 1993:2 dalam http://digilib.unnes.ac.id).

3.      Metode yang Digunakan dalam Pembelajaran Membaca
Dalam Pembelajaran Permulaan ada beberapa metode yang digunakan antara lain:
a.       Metode Eja
Pembelajaran Membaca Permulaan dengan metode ini memulai pengajarannya dengan mengenalkan huruf-huruf secara alpabetis. Huruf-huruf tersebut dilafalkan anak sesuai bunyinya menurut abjad. Setelah melalui tahapan ini , para siswa diajak untuk berkenalan dengan suku kata dengan cara merangkaikan beberapa huruf yang sudah dikenalnya.
Misalnya : b, a – ba (dibaca be.a – ba)
d,u – du (dibaca de.u – du)
ba-du dilafalkan badu
b, u, k, u menjadi b.u – bu (dibaca be.u – bu)
k.u – ku (dibaca ka.u – ku)

Proses ini sama dengan menulis permulaan, setelah anak-anak bisa menulis huruf-huruf lepas, kemudian dilanjutkan dengan belajar menulis rangkaian huruf yang berupa suku kata. Proses pembelajaran selanjutnya adalah pengenalan kalimat-kalimat sederhana. Contoh-contoh perangkaian huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, dan kata menjadi kalimat. Dalam pemilihan bahan ajar membaca dan menulis permulaan hendaknya dimulai dari hal-hal yang konkret menuju hal-hal yang abstrak, dari hal-hal yang mudah, akrab, familiar dengan kehidupan anak menuju yang sulit dan mungkin merupakan sesuatu yang baru bagi anak.

b.      Metode Bunyi dan Abjad
Proses Pembelajaran Membaca Permulaan dengan metode bunyi hampir sama dengan metode eja, hanya saja perbedaannya terletak pada sistem pelafalan abjad atau huruf.
Misalnya : huruf b dilafalkan /beh/
d dilafalkan /deh/
c dilafalkan /ceh/
g dilafalkan /geh/
p dilafalkan /peh/ dan sebagainya.
Dengan demikian kata “nani” dieja menjadi :
En.a – na
En.i – ni – dibaca – na-ni
Metode abjad yaitu na,na-nana

Metode ini sebenarnya merupakan bagian dari metode eja. Prinsip dasar proses pembelajarannya tidak jauh berbeda dengan metode eja/abjad. Perbedaannya hanya terletak pada cara atau sistem pembacaan (pelafalan) abjad. Beda antara metode abjad, huruf diucapkan sebagai abjad, sedangkan pada metode bunyi huruf diucapkan sebagai bunyi.

c.       Metode Suku Kata dan Metode Kata
Prose Pembelajaran Membaca Permulaan dengan metode ini diawali dengan pengenalan suku kata seperti ba, bi, be, bu, bo, ca, ci, cu, ce, co, da, di, du, de, do, dan seterusnya. Suku-suku kata tersebut kemudian dirangkaikan menjadi kata-kata bermakna. Sebagai contoh, dari daftar suku kata tadi, guru dapat membuat berbagai variasi pada suku kata menjadi kata-kata bermakna, untuk bahan ajar membaca dan menulis permulaan, kata-kata tadi misalnya :
ba-bi cu-ci da-da ka-ki
ba-bu ca-ci du-da ku-ku
bi-bi ci-ca da-du ka-ku
ba-ca ka-ca du-ka ku-da

Kegiatan ini dapat dilanjutkan dengan proses perangkaian kata menjadi kalimat sederhana. Contoh perangkaian kata menjadi kalimat dimaksud seperti pada contoh dibawah ini :
ka-ki ku-da
ba-ca bu-ku
cu-ci ka-ki (dan sebagainya).

d.      Metode Global
Sebagai contoh, dibawah ini merupakan bahan ajar untuk membaca dan menulis permulaan yang menggunakan metode global.
1)      Memperkenalkan gambar dan kalimat
2)      Menguraikan salah satu kalimat menjadi kata; kata menjadi suku kata; suku kata menjadi huruf-huruf.
Misalnya :        ini mimi
ini mimi
i-n-i mi-mi
i-n-i m-i-m-i

e.       Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik)
SAS merupakan salah satu jenis metode yang biasa digunakan untuk proses pembelajaran membaca dan menulis permulaan bagi siswa pemula.  Dalam hal ini Momo (1979) mengungkapkan beberapa cara, metode ini dibagi menjadi dua tahap, yakni : tanpa buku dan menggunakan buku.



B.     Membaca Pemahaman
1.      Pengertian Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman (reading for understanding) yang dimaksudkan disini adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami :
a.       Standar atau norma-norma sesastraan (letery standards)
b.      Resensi kritis (critical review)
c.       Drama tulis (printed drama)
d.      Pola-pola fiksi (patterns of fiction)

Membaca pemahaman adalah suatu proses untuk mengenali atau mengidentifikasi teks, kemudian mengingat kembali isi teks. Membaca pemahaman juga dapat berarti sebagai suatu kegiatan membuat urutan tentang uraian/mengorganisasi isi teks, bisa mengevaluasi sekaligus dapat merespon apa yang tersurat atau tersirat dalam teks.

Pemahaman berhubungan laras dengan kecepatan. Pemahaman atau comprehension, adalah kemampuan membaca untuk mengerti: ide pokok, detail penting, dan seluruh pengertian. 
Untuk pemahaman perlu: 
a.      Basic vocabulary 
b.      Akrab dengan struktur dasar dalam penulisan (kalimat, paragraf, grammar).
c.       Minat, jangkauan mata, kecepatan interpretasi, pengalaman sebelumnya, kemampuan intelektual, keakraban dengan ide yang dibaca.
Tujuan
a.       Keluwesan mengatur kecepatan.
Untuk peningkatan pemahaman , dalam membaca apa saja, hendaklah kita menemukan ide pokok. Jangan membuang waktu untuk menekuni detail, dan Pre-read . Untuk non-fiksi, perhatikan: 
1)      Abstrak, ringkasan 
2)      Pertanyaan pada akhir bab 
3)      Kesimpulan pada akhir bab 
4)      Konsentrasi pada informasi, bukan pada kecepatan 
5)      Percaya diri bahwa anda dapat memahami lebih dari biasanya. 

2.      Pentingnya Membaca Pemahaman
Manusia dikenal sebagai mahkluk multidimensional. Sebagai mahkluk multidimensional, manusia memiliki banyak sebutan. Beberapa diantaranya adalah sebagai mahkluk yang menggunakan simbol, sebagai mahkluk berpikir, sebagai mahkluk politik, dan sebagai mahkluk sosial. Apapun sebutannya, manusia tidak bisa terlepas dari aktivitas berhubungan deng an yang lainnya. Dengan kata lain, manusia tidak bisa hidup sendirian, melainkan dia selalu membutuhkan orang lain.

Demikianlah, manusia dalam kehidupannya tidak bisa terlepas dari aktivitas berkomunikasi. Bahasa merupakan salah satu media komunikasi utama yang digunakan oleh manusia. Komonikasi yang menggunakan media bahasa ini disebut komunikasi verbal. Sebelum dikenal bahasa tulis, manusia berkomikasi dengan menggunakan bahasa lisan. Dengan demikian, kemampuan berbahasa yang mereka miliki terbatas pada berbicara dan mendengarkan saja. 

Dengan adanya kemajuan peradaban, manusia merasakan adanya keter batasan dalam berkomunikasi secara lisan. Informasi yang tersimpan dalam bahasa lisan akan hilang begitu saja setelah komunikasi lisan selesai. Komunikasi lisan tidak bisa menembus hambatan waktu. Oleh kare na itulah, kemudian manusia menciptakan simbol-simbol tulis untuk menggambarkan bahasa lisannya. Dalam komunikasi tulis, ada dua kemampuan yang terlibat, yaitu menulis dan membaca.

Demkianlah, sampai perkembangan peradaban sekarang, manusia mengenal adanya tindak komunikasi yang meliputi empat kemampuan berbahasa, yaitu berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis. Berbicara dan mendengarkan termasuk kemampuan berbahasa lisan. Menulis dan membaca merupakan kemampuan berbahasa tulis. Keempat kemampuan berbahasa ini bersifat integratif yang dapat diistilahkan dengan caturtunggal kemampuan berbahasa.

Sejak dikenal bahasa tulis, aktivitas membaca menjadi sangat penting. Kegiatan membaca, utamanya membaca memiliki nilai yang sangat strategi dalam upaya pengembangan diri. Melalui mwembaca pemahaman ini, orang dapat menggali dan mencari berbagai macam ilmu dan pengetahuan yang tersimpan didalam buku-buku dan media tulis yang lain. Membaca pemahaman disini dapat diibaratkan sebagai kunci pembuka gudang ilmu pengetahuan karena melalui pemahaman seseorang terhadap suatu bacaan maka ia akan mendapatkan infor masi dan pengetahuan yang lebih. 

Pentingnya membaca, utamanya membaca pemahaman bagi seseoarang patut kita sadari. Membaca pemahaman masih terus akan dibutuhkan sebagai alat untuk mempelajari berbagai bidang ilmu. Hal ini terutama sangat dirasakan oleh para pelajar. Melalui membaca pemahaman, seseoarang akan terbantu dalam rangka pengembangan kemampuan akademik, keahlian, dan kecerdasan. Dalam kehidupan masyarakat modern yang kompleks, kemampuan seseorang dalam membaca pemahaman sangat diperlukan dalam bidang pendidikan, ekonomi, dan sosial. Selain itu, membaca pemahaman akan memberikan nilai plus terhadap pembacanya. Dalam hal ini, pembaca akan memperoleh informasi-informasi yang lebih dan beragam.

Demikianlah betapa pentingnya membaca pemahaman dalam kehidupan kita sehari-hari. Penguasaan informasi melalui membaca pemahaman akan memberikan jalan terang bagi seseorang untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal.

3.      Kualifikasi Membaca Pemahaman
Beberapa tingkatan dalam membaca pemahaman. Hal ini disampaikan oleh Thomas Barret dalam buku taksonomi kemampuan membaca, diantaranya adalah 
a.      Pemahaman Literal
Pemahaman literal adalah pemahaman terhadap apa yang dinyatakan secara eksplisit dalam teks, pemahaman informasi secara eksplisit didalam teks. Pemahaman literal atau harfiah adalah kemampuan memahami ide-ide yang dinyatakan secara eksplisit dalam teks. Pemahaman leteral lazim juga disebut dengan pemahaman tersurat. Dalam taksonomi Barret, pemahaman literal merupakan tingkat pemahaman yang paling rendah tetapi penting sebelum menginjak ke tingkat pemahaman selanjutnya. Dalam pemahaman literal, pembaca dituntut memiliki kemampuan mengenali teks atau recognition yang berupa: 
1)      Karakter tokoh
2)      Ide
3)      Urutan
4)      Perbandingan
5)      Rincian

Selain itu, pembaca juga dituntut memilki kemampuan mengingat kembali teks. Dalam hal nini ada beberapa indikator:
a.       Bagaimana
b.      Apa sebabnya
c.       Katakanlah
d.      Sebutkanlah
e.       Daftarlah

b.      Pemahaman Reorganisasi
Pemahaman reorganisasi adalah pemahaman yang merupakan kemampuan untuk menganalisis, menyintesis, tau menggorganisasikan informasi yang dinyatakan secara eksplisit dalam teks. Kemampuan menggorganisasikan kembali meliputi kemampuan meliputi kemampuan mengklasifikasikan, merangkum, mengikhtisarkan, dan menyintesiskan.

c.       Pemahaman Inferensial
Pemahaman inferensial adalah kemampuan memahami informasi yang dinyatakan secara tidak langsung dalam teks. Memahami teks secara inferensial berarti memahami apa yang diimpilkasikan oleh informasi-informasi yang dinyatakan secara eksplisit. Burns dan Roe (1980) dan Nuttall menyatakan pemahaman inferensial sebagai pemahaman interpretatif. Hal-hal yang dilakukan dalam pemahaman inferensial:
1)      Menginferensi rincian penguat, yaitu memduga informasi atau fakta-fakta yag mungkin perlu ditambahkan dalam teks.
2)      Mengfinferensi ide utama, yaitu menyimpulkan ide utama yang tidak dinyatakan secara eksplisit di dalam teks
3)      Menginferensi urutan, yaitu menduga kejadian atau tindakan yang mungkin terjadi dalam urutan peristiwa yang dinyatakan eksplisit dalam teks
4)      Menginferensi perbandingan, yaitu menduga persamaan dan perbanndingan antara dua hal yang tidak dinyatakan secara eksplisit di dalam teks
5)      Menginferensi hubungan sebab- akibat, yaitu membuat simpulan dalam teks
6)      Menginferensi karakter pelaku, yaitu menduga atau memprediksi sifat pelaku berdasar teks eksplisit
7)      Memprediksi hasil atau kelanjutan, yaitu menduga hasil atau kelanjutan dari teks, setelah membaca sebagian teks.
8)      Menafsirkan bahasa figuratif, yaitu menafsirkan makna harfiah dari bahasa kias di dalam teks.

d.      Pemahaman Evaluasi
Pemahaman evaluasi adalah kemampuan mengevaluasi materi teks. Pemahaman evaluasi pada dasarnya sama dengan pemahaman membaca kritis. Dalam pemahaman ini, pembaca membandingkan informasi yang ditemukan dalam teks dengan norma-norma tertentu, dan dengan pengetahuaan serta latar belakang pengalaman pembaca sendiri untuk membuat penilaiaan berbagai hal yang berkaitan dengan materi teks. Pemahaman evaluasi memerlukan kemampuan:
1)      Keputusan tentang realitas atau santai
2)      Keputusan tentang fakta atau opini (ada dasar yang cukup sebagai dasar penulisan, simpulan, dan tujuan penulisan)
3)      Keputusan tentang kesahihan, sesuai dengan materi sejenis atau sebelumnya
4)      Keputusan tentang ketepatan 
5)      Keputusan tentang kebenaran, keberterimaan, danbaan, apakah sesuai dengan sistem nilai, moral, dan etika yang berlaku.

e.       Pemahaman Apresiasi
Pemahaman apresiasi merupakan kemampuan untuk mengngkapkan respon emosiaonal dan estetis terhadap teks sesuai dengan standar pribadi dan standar profesional mengenai, bentuk sastra, gaya, jenis, dan teori sastra. Pemahaman apresiasi melibatkan seluruh dimensi kognetif yang terlibat dalam tingkatan pemahaman sebelumnya karena apresiasi berkaitan dengan impak psikologi dan estetis terhadap teks (Hafni, 1981). Ada beberapa kemampuan yang diperlukan:
1)      Kemampuan merespon teks secara emosional.
2)      Kemampuan mengidentifikasi diri dengan pelaku dalam teks dan peristiwa yang terjadi.
3)      Kemampuan mereaksi bahasa pengarang
4)      Kemamapuan imagenery, pembaca mengungkapkan kembali apa yang seakan- akan dilihat, didengar, diciuam, dan dirasakan.
4.      Langkah-Langkah Dalam Membaca Pemahaman
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam membaca pemahaman:
a.       Membaca teks secara berulang-ulang
b.      Menuliskan kembali hal-hal yang dianggap penting
c.       Membuat kesimpulan tentang isi teks
d.      Merespon atau mempraktekan isi bacaan, dalam hal ini menyeleksi
bacaan. 

5.      Pihak Yang Melakukan Penelitian Terhadap Membaca Pemahaman
a.       Dr. Sujoko, M.A. Pendidikan Bahasa
Bahasa Inggris, Penguasaan Tata Bahasa dengan Kemampuan Membaca Pemahaman.
Bacaan Bahasa Inggris Mahasiswa MIPA FKIP Universitas Sebelas Maret.
b.      Prof. Dr. Joko Nurkamto, M.Pd. Pendidikan Bahasa
Pendekatan Komunikatif: Penerapan dan Pengaruhnya terhadap Pemelajaran Bahasa Inggris (Kajian Etnografi di SMU Negeri
Surakarta, 1977/1998)
c.       Dr. Budhi Setiawan, M.Pd. Pendidikan Bahasa
Keterampilan Membaca Pemahaman Teks Berbahasa Indonesia: Sebuah Survei di FKIP UNS
d.      Dr. St. Y. Slamet, M.Pd Pend. Bahasa
Pengaruh Orientasi Pembelajaran dan Kemampuan Penalaran Terhadap Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia
e.       Thomas Barret
f.       Branford dan Johnson
g.      Rumelhart 
h.      Burns dan Roe
i.        Rubin
j.        Syafi’ie

6.      Rancangan Kegiatan Dalam Membaca Pemahaman
Dalam memberikan mata kuliah tentang kemampuan membaca pemahaman, ada beberapa hal yang dapat dilakukan baik oleh dosen pengampu mata kuliah maupun mahasiswa, adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran adalah ;
a.       Untuk memulai perkuliahan membaca pemahaman, terlebih dahulu dosen memberikan orientasi seputar membaca pemahaman kepada mahasiswa.
b.      Dosen meminta pandangan atau pendapat dari mahasiswa mengenai apa itu membaca pemahaman atau konsep yang berkaitan dengan membaca pemahaman.
c.       Setelah mahasiswa menyampaikan pendapatnya, dosen meminta mahasiswa untuk menyimpulkan secara keseluruhan dari apa yang telah disampaikan mengenai membaca pemahaman.
d.      Apabila mahasiswa telah menyampaikan secara keseluruhan, maka dosen memberikan pandangan akhir sebagai bahan untuk mahasiswa.
e.       Dosen memberikan teks bacaan kepada setiap mahasiswa yang berisi tentang informasi yang up todate sehingga mahasiswa tertarik untuk membaca demi memperoleh informasi dan pengetahuan yang terdapat dalam teks.
f.       Mahasiswa dipersilahkan untuk membaca teks tersebut secara detail sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh dosen pengampu mata kuliah.
g.      Setelah waktu yang diberikan berakhir, mahasiswa disarankan untuk mengumpulkan teks bacaan yang telah dibacanya.
h.      Dosen menguji beberapa orang mahasiswa yang telah ditunjuk untuk menceritakan kembali teks yang telah dibacanya, menggunakan bahasa dan gaya penyampaiannya sendiri.
i.        Dosen dengan teliti mendengarkan apa yang disampaikan oleh mahasiswa guna mengetahui tingkat pemahaman mereka tentang teks yang dibacanya. Hal ini sangat penting karena seperti yang telah kita ketahui tingkat pemahaman mahasiswa tentang teks berbeda-beda. Dalam hal ini sebagai mahasiswa kita harus mamahami suatu teks bacaan agar memperoleh informasi yang diperlukan.
j.        Dosen memberikan beberapa tambahan terkait dengan apa yang disampaikan oleh mahasiswa mengenai teks bacaan tersebut.
k.      Dosen menyiapkan beberapa buah pertanyaan sesuai dengan isi teks yang telah dibagikan kepada mahasiswa.
l.        Setelah mahasiswa selesai menceitakan kembali isi teks, Dosen mengajukan beberapa pertanyaan terkait dengan isi teks. Hal ini penting untuk menentukan tingkat pemahaman siswa terhadap isi teks.
m.    Mahasiswa diberikan batas waktu 10 menit untuk menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh dosen.
n.      Apabila batas waktu yang diberikan oleh dosen berakhir, mahasiswa diharuskan menukar jawaban mereka dengan teman di sebelahnya, untuk dilakukan pemeriksaan.
o.      dosen menanyakan kembali jawaban yang benar kepada mahasiswa terkait dengan pertanyaan yang diberikan sebagai bahan uji. Hal ini bertujuan untuk mengajak mahasiswa untuk berdiskusi dan mau menyampaikan pendapat dan pandangannya terkait dengan persoalan yang ada.
p.      Setelah diadakan diskusi dengan mahasiswa mengenai jawaban yang benar, dosen memaparkan hasil dari test yang dilakukan. Ini penting untuk mengetahui tingkat pemahaman membaca mahasiswa. Dengan memaparkan hasil test tersebut, diharapkan mahasiswa mau lebih terpacu untuk meningkatkan kemampuan membacanya.
q.      Setelah memaparkan hasil test, dosen menyampaikan tingkat pemahaman masing-masing mahasiswa sesuai dengan hasil uji test tersebut.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Membaca Permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik. Pembelajaran Membaca Permulaan diberikan di kelas I dan II. Tujuannya adalah agar siswa memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut. Tujuan membaca permulaan juga dijelaskan dalam (Depdikbud, 1994:4) yaitu agar “Siswa dapat membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat”.

Membaca pemahaman adalah suatu proses untuk mengenali atau mengidentifikasi teks, kemudian mengingat kembali isi teks. Membaca pemahaman juga dapat berarti sebagai suatu kegiatan membuat urutan tentang uraian/menggorganisasi isi teks, bisa mengevaluasi sekaligus dapat merespon apa yang tersurat atau tersirat dalam teks.

Pemahaman berhubungan laras dengan kecepatan. Pemahaman atau comprehension, adalah kemampuan membaca untuk mengerti: ide pokok, detail penting, dan seluruh pengertian. 


B.     Saran
Sebagai seorang manusia yang wajib menuntut ilmu tentu membaca adalah kunci utamanya. Dalam membaca dituntut kepahaman akan simbol-simbol lisan yang dibaca. Selain kepahaman diperlukan pula daya ingat yang kuat untuk menguasai ilmu. Oleh karena itu, membacalah dengan seksama dan buatlah cacatan kecil untuk selalu mengingat.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : PT Asdi Mahasatya.

Hartati, dkk. 2006. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Bandung: UPI PRESS.

Rahim, Farida. 2005. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta : Bumi Aksara.


 

1 komentar: