Kamis, 28 Desember 2017

KONFLIK PSIKOLOGIS TOKOH UTAMA DALAM CERPEN ‘’MALAIKAT PENJAGA PEREMPUAN’’

KONFLIK PSIKOLOGIS TOKOH UTAMA
DALAM CERPEN ‘’MALAIKAT PENJAGA PEREMPUAN’’

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Kajian Prosa Fiksi


Dosen Pengampu      : Dra. Ani Diana, M.Hum.


Disusun Oleh:

1.      Ana Wahyu Kusniati            NPM   14040004
2


 



















SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2015



KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum w. w.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini tersusun dengan judul “Konflik Batin Tokoh Utama dalam Cerpen malaikan penjaga permpuan Karya Rina ratih’’.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas semester ganjil mata kuliah kajian prosa fiksi pada Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Meskipun makalah ini disusun dengan segala kemampuan yang ada, namun demikian penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini disebabkan karena kemampuan dan terbatasnya pengetahuan dari penulis, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan penulis dari semua pihak demi kebaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak akan dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Disamping itu penulis juga menyampaikan terima kasih kepada bapak dan ibu yang telah memberikan dorongan.
Semoga penyusuanan makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, terima kasih.Amin.
Wassalamu’alaikum w. w.




Pringsewu , 17 Desember  2015




Penyusun



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................   i
KATA PENGANTAR................................................................................   ii
DAFTAR ISI...............................................................................................   iii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ..........................................................................  
B.     Rumusan Masalah......................................................................  
C.     Tujuan........................................................................................  

BAB II PEMBAHASAN
A.           
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan ...............................................................................

DAFTAR PUSTAKA















A.    Latar Belakang

Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam kehidupannya, maka ia tidak saja merupakan suatu media untuk menyampaikan ide, teori atau sistem berpikir tetapi juga merupakan media untuk menampung ide, teori serta sistem berpikir manusia. Sebagai karya kreatif, sastra harus mampu melahirkan suatu kreasi yang indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping sastra harus mampu menjadi wadah penyampaian ide-ide yang dipikirkan dan dirasakan oleh sastrawan tentang kehidupan umat manusia  (Semi, 1993:8).
Setiap manusia merupakan individu yang berbeda dengan individu lainnya. Ia mempunyai watak, temperamen, pengalaman, pandangan dan perasaan sendiri yang berbeda dengan lainnya. Namun demikian, manusia hidup tidak lepas dari manusia lain. Pertemuan antarmanusia yang satu dengan manusia yang lain tidak jarang menimbulkan konflik, baik konflik antara individu, kelompok maupun anggota kelompok serta antara anggota kelompok yang satu dan anggota kelompok lain. Dengan kata lain, manusia selalu dihadapkan pada persoalan persoalan hidup. Manusia dalam menghadapi persoalan hidupnya tidak terlepas dari jiwa manusia itu sendiri.Jiwa di sini meliputi pemikiran, pengetahuan, tanggapan, khalayak dan jiwa itu sendiri (Walgito, 1997:7).
Kejadian atau peristiwa yang terdapat dalam karya sastra dihidupkan oleh tokoh-tokoh sebagai pemegang peran atau pelaku alur. Melalui perilaku tokoh-tokoh yang ditampilkan inilah seorang pengarang melukiskan kehidupan manusia dengan problem-problem atau konflik-konflik yang dihadapinya, baik konflik dengan orang lain, konflik dengan lingkungan, maupun konflik dengan dirinya sendiri.
Dengan kenyataan tersebut, karya sastra selalu terlibat dalam segala aspek hidup dan kehidupan, tidak terkecuali ilmu jiwa atau psikologi. Hal ini tidak terlepas dari pandangan dualisme yang menyatakan bahwa manusia pada dasarnya terdiri atasjiwa dan raga. Maka penelitian yang meggunakan pendekatan psikologi terhadap karya sastra merupakan bentuk pemahaman dan penafsiran karya sastra dari sisi psikologi. Alasan ini didorong karena tokoh-tokoh dalam karya sastra dimanusiakan, mereka semua diberi jiwa, mempunyai raga bahkan untuk manusia yang disebut pengarang mungkin memiliki penjiwaan yang lebih bila dibandingkan dengan manusia lainnya terutama dalam hal penghayatan megenai hidup dan kehidupan (Hardjana, 1985:60).
A.    RumusanMasalah
            Berdasarkan latar belakang di atas, makalah yang berjudul “ Aalisis Puisi Berdasarkan Pendekatan Struktural, secara lebih terinci rumusan masalah tersebut di fokuskan pada pokok masalah dan dijabarkan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa pengertian pesikologi dalam sastra?
2. Apa arti dari analisis puisi?
3. Apa hasil dari menganalisis puisi berdasarkan pendekatan struktural ?
    (yang dalam hal ini adalah menganalisisi sajak Amir Hamzah dan Chairil Anwar).

B.     Tujuan
            Tujuan penulisan dan penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui dan mengenal secara mendetail serta universal dalam Analisis Puisi Berdasarkan Pendekatan Struktural.Tujuan dalam pembahasan ini adalah untuk mendiskripsikan secara objektif tentang “ Analisis Puisi Berdasarkan Pendekatan Struktural “















1.      sikologi dalam Sastra

a.       Pengertian Psikologi Sastra
Walgito (2004:l) menjelaskan  bahwa, ditinjau dari segi bahasa,  psikologi berasal dari kata psyche yang berati Jiwa'dan  logos berarti 'ilmu' atau 'ilmu pengetahuan',  karena  itu psikologis sering diartikan dengan  ilrnu pengetahuan  tentang jiwa.  psikologi merupakan ilmu yang  mempelajari dan menyelidiki  aktivitas  dan tingkah laku manusia. Aktivitas dan tingkah  laku tersebut merupakan manifestasi kehidupan jiwanya. Jadi, jiwa  manusia  terdiri dari dua alam, yaitu alam sadar (kesadaran)  dan alam tak sadar  (ketidaksadaran).  Kedua alam tidak hanya saling  menyesuaikan,  alam sadar  menyesuaikan terhadap dunia  luar, sedangkan alam tak sadar penyesuaiannya  terhadap dunia dalam. Jadi psikologi dapat diartikan sebagai  ilmu yang  mempelajari gejala jiwa yang mencakup  segala aktivitas dan tingkah laku manusia.
Psikologi sastra adalah  kajian sastra yang memandang  karya sebagai aktivitas kejiwaan.  Pengarang  akan menggunakan cipta rasa, dan karsa dalam berkarya. Pembaca dalam  menanggapi  karya tidak lepas dari kejiwaan masing-masing.  Psikologi sastra juga  mengenal  karya sastra sebagai pantulan kejiwaan. Pengarang akan menangkap  gejala jiwa, kemudian  diolah ke dalam teks dan dilengkapi  dengan  kejiwaannya. Proyeksi pengalaman  sendiri dan  pengalaman hidup di sekitar pengarang akan terproyeksi  secara imajiner ke dalam teks sastra (Endraswara,  2008:96).
Sebagaimana  dijelaskan  Ratna (2009 : 3 50) bahwa,
psikologi sastra  adalah  analisis teks dengan  mempertimbangkan relevansi dan peranan studi psikologis.  Dengan memusatkan perhatian  pada tokoh-tokoh  maka akan dapat dianalisis konflik batin yang mungkin saja  bertentangan dengan teori psikologis. Dalam hubungan  itulah peneliti harus menemukan  gejala yang tersembunyi atau sengaja  disembunyikan oleh pengarangnya,  yaitu dengan  memanfaatkan teori-teori  psikologi yang dianggap  relevan.
Pada dasarnya  kajian psikologi sudah banyak diterapkan  oleh pengarang  sejak dulu, namun terkadang pengarang  dengan  sengaja tidak memunculkan gejala-gejala  psikologi secara terang-terangan.  Berdasarkan kutipan di atas dapat  disimpulkan  bahwa pendekatan  psikologi pada karya sastra memusatkan  perhatian  pada tokoh-tokoh, dari tokoh-tokoh  tersebut maka akan ditemukan adanya konflik batin di dalamnya. Oleh karena itu, pendekatan psikologi sastra sangat diperlukan  untuk menganalisis  dan menemukan  gejala-gejala  yang tidak terlihat atau  bahkan dengan sengaja disembunyikan  oleh pengarang  pada karya sastra.
Selanjutnya Semi (1989:46) menjelaskan  bahwa "pendekatan psikologi adalah pendekatan penelaahan  sastra yang  menekankan  pada segi-segi  psikologis  yang terdapat dalam suatu  karya sastra."  Pendekatan psikologi yang menekankan  pada segi-segi  psikologi  mendapat  perhatian dalam penelaahan  dan penelitian sastra disebabkan  oleh timbulnya kesadaran  bagi para pengarang, yang dengan sendirinya juga bagi kritikus sastra,  bahwa  perkembangan  dan kemajuan  masyarakat  di zaman  moder ini tidaklah semata-mata  dapat  diukur dari segi  material, tetapi juga dari segi rohaniah  atau  kejiwaan.
Istilah "psikologi sastra" mempunyai empat kemungkinan pengertian.Pertama, studi psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi.  Kedua, studi  proses kreatif. Ketiga, studi dan tipe dan hukum-hukum psikologi  yang diterapkan  pada karya sastra dan yang  keempat, mempelajari dampak  sastra  pada pembaca  (psikologi pembaca). Pada penelitian ini pengertian yang  ketigalah yang digunakan untuk menganalisis  karya sastra (Rene wellek dan Austin Waren terjemahan Melani Budianta,  1989: 90).
Asumsi  dasar penelitian psikologi  sastra antara lain dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, adanya  anggapan  bahwa  karya sastra merupakan produk dari suatu  kejiwaan dan pemikiran pengarang yang berbeda  pada situasi setengah sadar atau subconscious self dan baru dituangkan  ke dalam  bentuk secara  sadar  (conscious). Antara sadar  dan tak sadar  selalu mewarnai dalam proses  imajinasi  pengarang.  Kekuatan  karya sastra  dapat dilihat seberapa jauh  pengarang mampu mengungkapkan ekspresi kejiwaan yang tidak sadar itu ke dalam sebuah  cipta sastra.
Kedua, kajian psikologi sasta di samping  meneliti perwatakan tokoh secara  psikologis juga aspek-aspek  pemikiran  dan perasaan pengarang ketika menciptakan  karya tersebut.  Pengarang mampu menggambarkan  perwatakan tokoh sehingga  menjadi semakin  hidup. Sentuhan-sentuhan   emosi melalui dialog atau  pemilihan kata, sebenarnya merupakan  gambaran kekalutan dan kejernihan  batin pencipta. Kejujuran batin itulah yang menyebabkan  orisinalitas karya (Suwardi Endraswara, 2008:96).
Sastra berbeda dengan  psikologi, sebab sebagaimana sudah kita pahami sasta berhubungan  dengan  dunia fiksi, drama,  puisi, esai yang diklasifikasikan  ke dalam seni, sedang  psikologi merujuk kepada studi ilmiah tentang  perilaku  manusia dan proses mental. Meski berbeda keduanya  memiliki titik temu atau kesamaan yakni keduanya berangkat dari manusia  dan kehidupan sebagai sumber kejadian.  Bicara tentang manusia, psikologi jelas  terlibat erat, karena psikologi  mempelajari perilaku-perilaku manusia tidak lepas dari aspek kehidupan yang membungkusnya dan mewamai  perilakunya  (Siswantoro, 2005:29).
Penelitian psikologi sastra  memang  memiliki  landasan pijak yang kokoh. Karena, baik sastra  maupun  psikologi sama-sama mempelajari kehidupan manusia.  Bedanya kalau sastra mempelajari  manusia sebagai ciptaan  imajinasi pengarang,  sedangkan  psikologi mempelajari manusia sebagai ciptaan Illahi secara  riil.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar