Kamis, 28 Desember 2017

Pengertian Strategi SQ3R

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Membaca sebagai salah satu aspek dari empat keterampilan berbahasa, memegang peranan penting dalam pengajaran bahasa indonesia. Dikatakan penting karena, selain pelajaran menyimak, berbicara, dan menulis.Keterampilan membaca adalah salah satu alat yang sangat ampuh untuk memperoleh berbagai macam informasi tertentu, termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi.Oleh karena itu, membaca adalah kebutuhan dasar bagi masyarakat maju.Demikian pula dalam dunia pendidikan, peranan membaca sangat berpengaruh terhadap prestasi siswa.Hal ini dapat dibuktikan bahwa semakin tinggi pemahaman siswa, semakin tinggi pula pengetahuan yang dimilikinya.

Dengan demikian minat baca dan kemampuan membaca siswa perlu ditumbuhkan sedini mungkin, agar siswa dapat memahami peranan dan fungsi membaca.Baik alat komunikasi maupun sebagai alat belajar untuk mengembangkan pengetahuan dan memperluas cakrawala keterampilannya. Dapat dikatakan bahwa anak didik yang mempunyai tingkat kemampuan membaca yang lebih tinggi akan lebih mudah memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang tertuang dalam media cetak atau media tulis. Berdasarkan hal tersebut, pemerintah telah melakukan upaya untuk membudayakan kebiasaan membaca di kalangan siswa maupun kalangan masyarakat luar, misalnya dengan mendirikan perpustakaan sekolah maupun perpustakaan umum, mengadakan pameran buku, dan seminar yang bertujuan untuk menggairahkan minat baca siswa dan masyarakat pada umumnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka jelaslah pengajaran membaca di sekolah memegang peranan penting dalam meningkatkan prestasi siswa.Oleh karena itu, perlunya pembinaan dan pengembangan, serta perhatian khusus pada Guru Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa.
Salah satu teknik membaca yang ingin  diterapkan dalam pengajaran membaca adalah dengan teknik SQ3R, karena teknik ini dianggap efektif jika digunakan dalam pengajaran membaca. Penerapan teknik membaca SQ3R pembaca lebih cepat menguasai keseluruhan isi bahan bacaan tersebut dalam waktu yang relatif singkat.

B.     Ruang Lingkup
1.      Pengertian dan lengkah-langkah SQ3R
2.      SQ3R dalam membaca study
3.      Penerapan metode SQ3R
4.      Pengertian dan Konsep Teori Skema
5.      Peranan Skema Dalam Membaca




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian dan Langkah SQ3R
1.      Pengertian SQ3R
Strategi belajar SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) merupakan penimbul pertanyaan dan tanya jawab yang dapat mendorong pembaca teks melakukan pengolahan materi secara mendalam dan luas. Strategi SQ3R yang dicetuskan oleh Francis P. Robinson pada tahun 1941 dipandang dapat meningkatkan kinerja memori dalam memahami substansi teks dan bahan bacaan dalam suatu bidang pengetahuan.

Strategi SQ3R memberi kemungkinan kepada para siswa untuk belajar secara sistematis, efektif, dan efisien dalam menghadapi berbagai materi ajar.Strategi ini lebih efisien digunakan untuk belajar karena siswa dapat berulang-ulang mempelajari materi ajar dari tahap meneliti bacaan atau materi ajar (Survey), bertanya (Question), membaca atau mempelajari (Read), menceritakan atau menuliskan kembali (Recite), dan meninjau ulang (Review) (Pujawan, 2005:347).

2.      Langkah-langkah Strategi Belajar SQ3R
Langkah-langkah yang digunakan dalam pelaksanaan strategi SQ3R yaitu:
a.       Survey 
Langkah pertama dalam strategi SQ3R adalah survey, yaitu guru perlu membantu dan mendorong siswa untuk memeriksa atau meneliti secara singkat seluruh struktur pokok kajian. Tujuannya adalah agar siswa mengetahui panjangnya pokok  kajian, judul bagian (heading), dan judul sub bagian (sub heading), istilah kata kunci dan sebagainya (Syah, 1997:131).

Dalam melakukan survey, siswa menyiapkan pensil, kertas dan alat pewarna (stabilo) untuk menandai bagian-bagian tertentu. Bagian-bagian penting dan akan dijadikan bahan pertanyaan perlu ditandai untuk memudahkan proses penyusunan daftar pertanyaan pada langkah selanjutnya.

b.      Question
Guru memberikan petunjuk atau contoh kepada para siswa untuk menyusun pertanyaan-pertanyaan yang jelas, singkat dan relevan. Pertanyaan yang dibuat bisa menggunakan rumus 5W1H-nya wartawan. Rumus 5W1H itu berarti, Who, What, When, Why, Where dan How(Thabrany, 1995: 86).

c.       Read
Guru menyuruh siswa membaca secara aktif dalam rangka mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun. Dalam hal ini membaca secara aktif juga berarti membaca difokuskan pada paragraf-paragraf yang diperkirakan mengandung jawaban-jawaban yang diperkirakan relevan dengan pertanyaan tadi (Syah, 1994: 131).

d.      Recite
Recite merupakan latihan untuk meningkatkan kembali pemahaman tentang materi pelajaran dengan memberi penekanan pada butir-butir penting yang dapat dilakukan dengan mendengarkan sendiri, menanyakan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan (Trianto, 2007:149).

e.       Review
Menurut Gie (1994: 82), setelah melakukan resitasi siswa masih perlu menengok seluruh catatannya untuk memperoleh sebuah gambaran yang lengkap mengenai segenap ide yang telah dipelajari. Untuk mencegah ide-ide terlupakan lagi, pengulangan terhadap bahan pelajaran perlu dilakukan sewaktu-waktu.

B.     SQ3R Dalam Membaca Study
Membaca untuk studi ialah membaca untuk memahami isi buku secara keseluruhan baik pikiran pokok, maupun pikiran penjelas.Membaca untuk studi berbeda dengan membaca untuk sekedar menemukan informasi tertentu atau membaca untuk kesenangan.Buku atau bahan bacaan itu dapat dibandingkan dengan sebuah supermarket tempat menjual berbagai bahan kebutuhan.Setiap barang ditempatkan pada tempat tertentu, Kalau kita berbelanja, tidak semua barang itu harus kita beli.Kita hanya membeli barang tertentu sesuai dengan kebutuhan kita.Demikian juga halnya dengan buku atau bahan bacaan.Semua informasi dalam bahan bacaan merupakan pengetahuan.Tidak semua informasi itu kita butuhkan pada kesempatan membaca tertentu.

SQ3R merupakan suatu metode membaca yang sangat baik untuk kepentingan membaca secara intensif dan rasional.Metode membaca ini baik untuk keperluan studi.Metode membaca untuk studi ini dianjurkan oleh seorang guru besar psikologi dari Ohio State University, yaitu Prof. Francis P. Robinson, tahun 1941.Metode ini merupakan salah satu metode membaca yang makin lama makin dikenal orang dan banyak digunakan.

Berikut ini langkah-langkah menemukan ide-ide pokok dan pendukungnya serta membantu mengingat yaitu terdiri atas S (Survey), Q (Question), R1 (Read), R2 (Recite), R3 (Riview). (1) survei buku tersebut berguna untuk mengenali garis besar isi buku dengan menyurvei halaman sampul, daftar isi, dan bab-bab buku tersebut secara cepat.  Jika hasil survei sudah anda peroleh, lanjutkan dengan langkah kedua, yakni mengajukan pertanyaan-pertanyaan. (2) membaca, mendaras, dan mengulangi bahan bacaan yang belum anda kuasai (Widyamartaya, 1992).

C.    Penerapan Metode SQ3R
Pembelajaran membaca pemahaman merupakan suatu proses pembelajaran membaca yang menitikberatkan pada penguasaan teks atau pemahaman teks yang dibaca serta kemampuan siswa dalam menjawab beberapa pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Dewasa ini banyak teknik yang dilakukan untuk dapat membaca dengan baik yakni membaca dengan benar-benar memahami isi bacaan.Dari sejumlah teknik membaca yang ada, SQ3R merupakan teknik membaca pemahaman yang banyak dikenal dan lazim digunakan dalam membaca studi.Meskipun teknik SQ3R merupakan suatu teknik atau strategi membaca buku yang terutama ditujukan untuk kepentingan studi, namun juga dapat diterapkan untuk kepentingan strategi atau teknik pengajaran pembaca di sekolah, terutama siswa-siswa yang sudah tergolong pembaca tingkat lanjut. Hal ini penting dilakukan mengingat kegiatan akademik siswa dalam kaitannya pencapaian prestasi belajar akan sangat didukung oleh keterampilannya dalam membaca, khususnya membaca buku-buku acuan yang merupakan teks untuk masing-masing bidang studi (Harjasujana, 1996/1997 : 210).

Adapun proses penerapan teknik SQ3R dalam kegiatan pembelajaran membaca pemahaman adalah sebagai berikut :
1.      Persiapan perencanaan pembelajaran dengan teknik SQ3R dilakukan dengan   cara :
a.         Mempersiapkan dan memberikan motivasi kepada siswa.
b.        Apersepsi
c.         Menerapkan tujuan pembelajaran
d.        Menyusun persiapan pelaksanaan  pembelajaran.

2.      Pelaksanaan pembelajaran dengan teknik SQ3R dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a.        Persiapan teknik SQ3R dilakukan dengan langkah-langkah :
1)      Menyiapkan sebuah wacana dan paragraf yang utuh, logis dan bermakna.
2)      Membagikan lembar kerja sesuai contoh.

b.        Kegiatan inti dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1)      Menjelaskan proses dan manfaat membaca dengan teknik SQ3R.
2)      Membaca wacana dan paragraf yang telah disiapkan.
3)      Berlatih menerapkan langkah-langkah pembelajaran SQ3R berdasarkan contoh yang ada.
c.        Tindak lanjut : setelah langkah awal dan kegiatan inti dilaksanakan, kemudian dilakukan tindak lanjut yaitu : memberikan pengayaan berupa pemberian tugas yang sama (dengan bahan yang berbeda) yaitu mengerjakan langkah-langkah SQ3R yang kemudian ditanyakan kembali pada pertemuan selanjutnya (Harjasujana, 1996/1997 : 213).

Adapun skenario proses belajar mengajar pembelajaran membaca pemahaman yakni memahami teks bacaan dengan menggunakan teknik SQ3R adalah sebagai berikut :
1.      Langkah (1) Apersepsi
Pada awal proses pembelajaran, guru hendaknya menciptakan suatu kondisi agar anak didiknya dalam  keadaan siap belajar, karena kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan adalah berkenaan dengan membaca pemahaman yakni memahami teks bacaan.

2.      Langkah (2) Melakukan Survey
Langkah ini dilakukan siswa untuk memperoleh informasi awal tentang bacaan yang dihadapinya, yakni melihat judul teks bacaan tersebut, mengetahui siapa Penulisnya, dan melihat berapa jumlah halaman teks bacaan tersebut.Hal ini digunakan untuk membantu siswa dalam memperoleh gambaran umum tentang bahan bacaan yang dihadapinya. Dengan melihat bagian-bagian tersebut siswa akan menentukan sikap untuk melakukan tindakan selanjutnya.

3.      Langkah (3) Latihan Membuat Pertanyaan
Latihan membuat pertanyaan berdasarkan masukan dan informasi awal yang diperoleh dari hasil penjajakan pada saat melakukan survey.Pertanyaan ini dapat berfungsi sebagai pemandu dalam kegiatan membaca yang sesungguhnya.

4.      Langkah (4) Membaca
Kegiatan membaca teks dilakukan siswa secara mandiri, setiap siswa dibagi teks bacaan dan diminta untuk membaca teks bacaan itu.Kegiatan membaca mula-mula dilakukan secara bertahap dibawa bimbingan dan instruksi dari guru.Kemudian siswa diminta untuk memeriksa daftar pertanyaan yang telah dibuat dan mencocokkan dengan isi bacaan untuk mencari jawabannya.Untuk kegiatan membaca selanjutnya, diserahkan kepada masing-masing siswa dengan batas waktu yang telah ditentukan.Setiap siswa mempunyai daftar pertanyaan khusus yang telah dibuat dalam buku catatan.

5.      Langkah (5) Mencatat Jawaban Pertanyaan
Setelah kegiatan membaca dianggap tuntas, selanjutnya diikuti oleh penceritaan kembali hasil bacaan.Sebagai tolak ukur, siswa dapat memanfaatkan pertanyaan-pertanyaan yang dibuatnya sebagai pemandu penceritaan hasil bacaan.Pembuatan hasil bacaan merupakan suatu yang penting untuk menindaklanjuti kegiatan membaca pemahaman.Hal yang harus diingatkan kepada siswa adalah bahwa dalam penceritaan kembali hasil bacaan hendaknya menggunakan kata-kata sendiri setelah penulisan hasil bacaan sudah dilakukan, dapat menilai seberapa jauh kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan. Jika siswa sudah merasa yakin dirinya dapat  memahami teks bacaan yang dibacanya, kegiatan dapat dilanjutkan dengan pembahasan jawaban untuk deretan pertanyaan.

6.      Langkah (6) Meninjau Ulang Kembali Isi Bacaan
Langkah ini merupakan langkah penutup pelajaran.Sebelum menutup pelajaran, guru dan siswa secara bersama memeriksa ulang bagian-bagian bacaan yang dianggap penting, mulai dari pertama sampai akhir.Hal ini dilakukan untuk menyegarkan kembali ingatan dan pemahaman terhadap hasil bacaan.

Penekanan pada teknik SQ3R ini mencakup lima hal yaitu : 1) penelaahan isi bacaan secara lengkap; 2) kemampuan memahami tema bacaan; 3) kemampuan menjawab pertanyaan sehubungan dengan isi bacaan; 4) kemampuan mengevaluasi isi bacaan; 5) kemampuan menceritakan kembali isi bacaan.

D.    Pengertian dan Konsep Teori Skema
Istilah skema sebenarnya bukan hal yamg baru bagi kita, kata ini sudah lama milik bangsa undonesia (merupakan kata serapan dari bahasa inggris “schema. Dalam kamus besar bahasa indonesia ( KBBI ) kata skema merupakan padanan dari kata bagan, rangka-rangka atau rancangan. Ada beberapa sumber yang menjelaskan pengertian skema ini. Keterangannya cukup lengkap dikemukakan oleh “ Chaplin (1981) “ yang terdapat dalamdictionary of psikology , mengemukakan empat macam keterangan tentang skema yaitu :
1.      Skema sebagai suatu peta kognitif yang terdiri atas sejumlah ide yang tersusun rapi.
2.      Skema sebagai kerangka referensi untuk merekam berbagai peristiwa atau data
3.      Skema sebagai suatu model
4.      Skema sebagai suatu kerangka referensi yang terdiri atas respon-respon yangpernah diberikan yang kemudian menjadi standart bagi respon-respon selanjutnya.
Dalam keterangan diatas juga dijelaskan tentang makna skema sebagai berikut:
1.      Skema adalah suatu pengertian yang digeneralisasikan. Suatu rencana atau struktur seperti yang digunakan dalam kalimat” skema adalah suatu proses membaca yang dimana setiap orang boleh dikatakan tidak pernah sama “.
2.      Skema adalah suatu konsep konseptual yang perlu untuk memahami sesuatu. Contoh : skema yang dimiliki oleh si Adapat menolong pemahamannya dalam bidang bahasa.
3.      Skema adalah suatu cerita yang melahirkan kenyataan yang disampaikan dalam pikiran, tetapi tidak ditransformasikan lewat pikiran ( Piaget).

Dari sejumlah pengertian tentang skema di atas, kita dapat menangkap pengertian yang sederhana tentang skema itu yakni sebagai latar belakang atau asosiasi-asosiasi yang dapat bangkit atau muncul kembali pada seseorang melihat atau membaca kata, frase,atau kalimat. Sebagai contoh : saat kita mendengar kata “ pantai “ pikiran kita akan mengasosiasikan pada segala sesuatu yang mendekati atau berhubungan dengan pantai seperti pada gemuruh omak, daun yang nyiur melambai-lambai atau saat matahari terbenam atau diasosiasikan dengan berkemah ditepi pantai dan seterusnya. Dengan kata lain skema seseorang dapat bergantung pada pikiran atau pengalaman yang dimilikinya.

Skema dan membaca merupakan dua hal yang saling berkaitan erat, untuk dapat menerima informasi baru perlu adanya skema tentang informasi lama yang berkenaan dengan informasi baru tersebut sehingga terjalin interaksi dan di situlah terjadi pemahaman.

Ada asumsi dalam teori skema bahwa teks yang kita baca atau kita dengar itu tidaklah dengan sendirinya menyampaikan makna pada kita. Teks hanya memberikan petunjuk kepada pembaca atau pendengar untuk mrnyusun pengertian atau pemahaman berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Dengan adanya bantuan skema yang ada, seseorang akan berupaya memahami teks yang dibacanya atau didengarnya.

E.     Peranan Skema Dalam Membaca
Para pakar teori skema menyatakan bahwa latar belakang pengalaman yang kaya akan sangat membantu keberhasilan belajar. Pengalaman yang banyak bisa diperoleh dengan berbagai cara diantaranya dengan jalan membaca. Semakin banyak seseorang membaca maka akan semakin meningkat pula kemampuan membacanya. Pernyataan ini didukung pula oleh Yap ( 1978 ) dia memperoleh bukti bahwa tingkat keterampilan membaca seseorang ditentukan 65% oleh banyaknya dia membaca.

Menurut Jonassen, skema adalah abstraksi mental seseorang yang digunakan untuk mengerti sesuatu hal, menemukan jalan keluar, ataupun memecahkan masalah/persoalan. Orang harus mengisi atribut skemanya dengan informasi yang benar agar dapat membentuk kerangka pemikiran yang benar. Kerangka pemikiran inilah yang akan membentuk pengetahuan struktural seseorang, di mana  pengetahuan struktural tersebut terdiri dari skema-skema yang dipunyai dan hubungan antara skema-skema itu (Suparno, 2008:55).

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan jika proses pembentukan dan mengubah skema adalah proses belajar. Seseorang dapat membentuk skema baru dari suatu pengalaman baru.Seseorang juga dapat menambahkan atribut baru dalam skema yang lama. Seseorang dapat memperkaya dan memperluas skemayang dimilikinya berdasarkan pengalaman, pengamatan, penelitian, ataupun mengubah suatu skema lama yang dimilikinya menjadi skema yang baru berdasarkan pengalaman selama proses pembelajarannya.

Jika dikaitkan dengan membaca pemahaman, teknik skema akan sangat membantu siswa dalam memahami suatu bacaan jika mereka memiliki skema yang tepat dari teks bacaan tersebut. Misalnya, seorang anak yang  sedang berjalan dengan ayahnya melihat seekor lembu di sawah. Ayahnya bertanya pada anaknya, ”Nak, lihatlah. Binatang apakah itu?”.anak tersebut melihat lembu tersebut, jika  dia belum memiliki skema tentang lembu tetapi dia telah memiliki skema tentang anjing, maka lembu tersebut akan dikatakannya sebagai anjing. Hal ini disebabkan karena si anak melihat persamaan antara anjing dan lembu yang sama-sama memiliki empat kaki, bermata dua, berjalan merangkak, dan berdaun telinga.  Si anak belum melihat perbedaan keduanya, melainkan hanya melihat persamaan keduanya dari skema yang telah dimilikinya. Melalui proses belajar, lama kelamaan  si anak akan mendapatkan skema tentang lembu, dan dia tidak akan lagi menyebut lembu sama dengan anjing (Suparno, 2008:31).

Dengan menggunakan teknik skema, siswa akan ’digiring’ untuk membangkitkan skema yang ada dalam dirinya tentang konsep yang diberikan. Piaget, menyatakan bahwa sebagaimana tubuh kita memiliki struktur tertentu agar dapat berfungsi, pikiran kita juga memiliki struktur yang disebut skema atau skemata (jamak). Skema adalah suatu struktur mental atau kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengkoordinasikan  lingkungan sekitarnya dalam (Suparno, 2008:30).  Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan jika skema seseorang dapat ’dibangkitkan’ dengan memberikan rangsangan pada diri seseorang.




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dalam pembelajaran membaca melibatkan siswa untuk aktif dengan bimbinganguru, agar konsep yang ada pada pokok bahasan tersebut dapat dipahami,sehingga dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa. Dengan peningkatan keterampilan membaca menggunakan metode pembelajaran SQ3R, diharapkan siswa mampu memecahkan masalah, mengambil keputusan, berfikir kritis, dan berfikir kreatif sehingga hasil belajar siswa dapat juga ditingkatkan.

Metode SQ3R ini diharapkan siswa dapat memahami dan mengingat materi dalamjangka waktu yang lebih lama/bersifat permanen. Penggunaan metode SQ3R dalam pembelajaran akan terasa lebih menarik sehingga dapat meningkatkan motivasi untukmemahami suatu bacaan.

B.     Saran
1.      Seharusnya metode SQ3R selain diarahkan kepada kepentingan pembaca sebagai pribadi, juga diarahkan kepada suatu metode pengajaran pembaca untuk kepentingan orang lain
2.      Metode SQ3R ini diharapkan siswa dapat memahami dan mengingat materi dalam jangka waktu yang lebih lama/bersifat permanen
3.      Tingkatanlah keterampilan membaca menggunakan metode pembelajaran SQ3R, diharapkan siswa mampu memecahkan masalah, mengambil keputusan, berfikir kritis, dan berfikir kreatif sehingga hasil belajar siswa dapat juga ditingkatkan
4.      Mampu memadukan kemampuan motorik dengan kemampuan kognitif serta diperlukan waktu yang relatif singkat guna memperoleh informasi yang ada dalam bacaan
5.      Menggunakan metode SQ3R dalam pembelajaran akan terasa lebih menarik sehinggadapat meningkatkan motivasi untuk memahami bacaan.
DAFTAR PUSTAKA


Simaremare,R.2011.Membaca.Medan:Unimed .Penuntun Belajar di Perguruan Tinggi.Medan:Unimed

Sigalingging,H.2011.Teori dan Praktik dalam Pengajaran Membaca.Medan:Unimed

Tarigan,Henry Guntur.2005.Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.Bandung:Angkasa Bandung

https://suarapelajarindonesia.wordpress.com/2007/08/01/membaca-efektif-dengan-sq3r/

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar