Kamis, 28 Desember 2017

MAKALAH MEMBACA PEMAHAMAN KRITIS

MEMBACA PEMAHAMAN KRITIS

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Membaca

Dosen Pengampu : Sofian Hadi, M.Pd.


Disusun oleh:
Kelompok 7
Prodi: Bahasa dan Sastra Indonesia

1.      ANA WAHYU KUSNIATI                   : 14040004
2.      INTAN SITI SOLEHA                          : 14040023
3.      YUSUF FEBRI SAPUTRA                  : 14040034

 











SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2015



KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

            Segala Puji bagi Allah yang telah memberikan Kami kemudahan sehingga Kami dapat menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktu yang ditentukan. Tanpa pertolongan- Nya mungkin Penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Tidak lupa Sholawat serta Salam Senantiasa Tercurahkan Kepada Junjungan kita Nabi Agung, Nabi Muhammad saw, yang telah membawa kita dari Zaman Jahiliah ke Zaman yang terang benderang ini.
Makalah ini berisi pembahasa materi tentang “Membaca Pemahaman Kritis”.
            Tidak lupa Kami mengucapkan Terimakasih Kepada Dosen Pengampu yang telah membantu Kami dalam mengerjakan Makalah ini. Kami juga mengucapkan Terimakasih Kepada Teman-teman Mahasiswa yang juga sudah memberi Konstribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Semoga Makalah ini dapat memberikan Pengetahuan yang lebih luas kepada Pembaca.Dalam hal ini, Penyusun membutuhkan Kritik dan saran dari Pembaca yang bersifat membangun, guna Terciptanya Makalah yang lebih baik di masa yang akan datang. Terimakasih.

Wassalamualaikum warahmatulahi wabarakatuh.



                                                                                                Pringsewu,  November 2015
                                                                                                            Penyusun


Kelompok 7





DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................   i
KATA PENGANTAR................................................................................   ii
DAFTAR ISI...............................................................................................   iii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ..........................................................................  
B.     Rumusan Masalah......................................................................  
C.     Tujuan........................................................................................  

BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Membaca Kritis........................................................  
B.     Langkah-langkah Membaca Kritis.............................................  
C.     Proses Membaca Kritis...............................................................  
D.    Aneka Kemampuan untuk Meningkatkan Sikap Kritis.............  
E.     Manfaat Membaca Kritis...........................................................  

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan ...............................................................................
B.     Saran .........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN
A.       Latar belakang
            Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulisan. Suatu proses dimana kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata secara individual akan dapat diketahui.
            Dalam membaca dikenal jenis membaca telaah isi yang memiliki pengertian membaca dengan cara meneliti bahan yang tersedia dengan tidak mengesampingkan ketelitian, pemahaman, serta kekritisan dalam berfikir. Membaca kritis sangat relevan dengan kehidupan kita sebagai pelajar yang dituntut untuk menambah wawasan dan mengambangkan ilmu. Oleh sebab itu, belajar ini tentu akan sangat bermanfaat karena kita akan dapat memanfaatkan hasil pembacaan kita yang cermat dan matang. Berdasarkan hal itulah hakikat membaca kritis ini merupakan kegiatan belajar yang penting dan wajib dikuasai oleh pelajar. Melalui kegiatan belajar ini, kita sebagai pelajar dibekali dengan kompetensi yang berkenaan dengan kemampuan untuk menerapkan metode membaca kritis. Untuk menguasai kompetensi tersebut, kita wajib menjelaskan bagaimana sebenarnya membaca kritis. Selain itu, lewat kegiatan belajar ini kita sebagai mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan membaca kritis dengan langkah awal menjelaskan pengertian membaca kritis, dan karakteristik membaca kritis. Tentunya  dapat membaca bacaan di atas dengan cukup mudah, bukan? Akan tetapi, bagaimana dengan bacaan berikut ini:
Memangagaksulitmembacatulisaninikarenatan -patitikdankomadanjugapastilamakelamaanand apastijaditerbiasawalaupunjarangadaorangyangmembacasepertiini.
            Bacaan ini mungkin agak sulit dari pada bacaan pertama karena  jarang menemukan tulisan tanpa tanda baca, perbedaan huruf besar/kecil, dan tanpa spasi, seperti itu. Akan tetapi, akhirnya kita tetap dapat membacanya bukan? Setelah kita membaca  bacaan di atas, mungkin dalam diri kita timbul pertanyaan “Apa maksud penulis?” jadi, sebenarnya, sewaktu membaca bahan bacaan, dalam diri pembaca akan timbul pertanyaan, “Mengapa penulis menulis seperti itu? Apa maksudnya? Dan sebagainya.” Jika itu yang terjadi pada Anda, berarti Anda telah bersikap kritis terhadap bacaan dan penulisnya.
B.    Rumusan masalah
1.         Apakah membaca kritis itu?
2.         Bagaimana Langkah-langkah membaca Kritis itu ?
3.         Bagaimana Proses Membaca Kritis itu?
4.         Apasaja Aneka Kempuan untuk meningkatkn sikap kritis?
5.         Apasaja manfaat Membaca Kritis?

C. Tujuan
            Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan membaca kritis, bagaimana langkah-langkah membaca kritis, bagaimana proses membaca kritis, apa saja aneka kemampuan untuk meningkatkan sikap kritis, serta apasaja manfaat dari membaca kritis.

D.    Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah membaca pemahaman kritis yaitu;
1.        Dapat mengetahui apa yang di maksud dengan membaca kritis.
2.        mengetahui langkah-langkah membaca kritis.
3.        Mengetahui proses membaca kritis.
4.        Dapat mengetahui aneka kemampuan untuk meningkatkan sikap kritis.
5.         Mengetahui manfaat membaca kritis.







BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Membaca Kritis
Membaca kritis adalah cara membaca dengan melihat motif penulis, kemudian menilainya. Membaca kritis berarti kita harus mampu membaca secara analisis dan dengan memberikan suatu penilaian. Dalam hal ini, seorang pembaca harus mampu menganalisis dan menilai apakah yang dibacanya itu bermanfaat atau tidak. Apabila hasil penilaiannya terhadap isi bacaan tersebut sangat buruk berarti si pembaca tidak perlu menyebarluaskan hasil bacaannya kepada orang.  Hal itu cukup diketahui oleh si pembaca saja dan bahkan ia dapat saja untuk tidak melanjutkan kegiatan membaca teks tersebut karena dikhawatirkan memiliki dampak yang buruk bagi kepribadiannya.

Menurut Albert (et al) sebagaimana dikutip oleh H.G. Tarigan (1982:89) membaca kritis adalah sejenis kegiatan membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluative, serta analitis, dan bukn hanya mencari kesalahan belaka. Menurut Ahmad Slamet (dalam Harras, A Kholid1988:11.23) mengemukakan membaca kritis merupakan suatu strategi membaca yang bertujuan untuk memahami isi bacaan berdasarkan penilaiaan yang rasional lewat keterlibatan yang lebih mendalam dengan pikiran penulis yang merupakan analisis yang dapat diandalkan. Dengan membaca kritis pembaca akan dapat pula memahami lebih dalam apa yang dibacanya, dan dia pun akan mempunyai kepercayaan diri yang lebih mantap daripada kalau dia membaca tanpa usaha berpikir secara kritis. Oleh karena itu menurutnya, membaca kritis harus menjadi ciri semua kegiatan membaca yang bertujuan memahami isi bacaan sebaik-baiknya.

Harjasujana (dalam Dalman 1988:11.23), mengemukakan bahwa membaca kritis merupakan suatu strategi membaca yang bertujuan untuk memahami isi bacaan berdasarkan penilaian yang rasional lewat keterlibatan yang lebih mendalam dengan pemikiran penulis yang merupakan analisis yang dapat diandalkan.

Membaca kritis meliputi penggalian lebih mendalam, upaya untuk menemukan bukan hanya mengenai keseluruahan kebenaran mengenai apa yang ditulis, tetapi juga (dan inilah yang lebih penting pada masa-masa selanjutnya) menemukan alas an-alasan mengapa sang penulis mengatakan apa yang dilakukannya. Apabila seorang pembaca menemukan bukan hanya apa yang dikatakan, tetapi juga mengapa hal itu dikatakan maka dia sudah melakukan membaca kritis yang merujuk pada keterpahaman.
Dalam dunia akademik, kemampuan membaca kritis amat penting untuk dikuasai terlebih bagi calon ahli hukum. Kemampuan ini akan menjadi semakin relevan dan khas melekat pada para ahli hukum, ketika mereka harus membaca dengan kritis berbagai sumber hukum primer semisal peraturan perundang-undangan, putusan hakim atau arbiter, kontrak atau perjanjian. Cara membaca kritis sumber hukum primer ini dimaksudkan untuk melatih ahli hukum menemukan hukum (rules), dan bukan hanya menemukan sumber hukumnya saja. Teknik ini yang nanti dikenal dengan nama teknik atau metode berpikir yuridik atau teknik atau metode penemuan hukum. Tentang teknik berpikir yuridik yang merupakan teknik membaca sumber hukum primer ini akan dibahas secara tersendiri pada waktunya. Untuk tahap ini, akan dijelaskan terlebih dahulu teknik membaca kritis sumber hukum sekunder seperti bahan pustaka berupa buku, artikel, berita, kamus, dan sebagainya.
Dengan membaca kritis pembaca akan dapat pula memahami apa yang dibacanya, dan dia pun akan mempunyai kepercayaan diri yang lebih mantab dari pada kalau dia membaca tanpa usaha berpikir secara kritis. Oleh karena itu, membaca kritis harus menjadi ciri semua kegiatan membaca yang bertujuan memahami isi bacaan yang sebaik-baiknya.

v  Ciri Pembaca Kritis:
1. Kegiatan membaca yang dilakukan tidak berhenti sampai pada saat ia selesai membaca buku.
2. Ia mampu menerapkan hasil membacanya untuk kehidupan sehari- hari.
3. Muncul perubahan sikap serta tingkah laku setelah proses membaca dilakukan.
4. Hasil membaca akan berlaku dan diingat sepanjang masa.
5. Mampu menilai secara kritis dan kreatif bahan-bahan bacaannya.
6. Mampu memilih atau menentukan bahan bacaan yang tepat sesuai dengan kebutuhan atau minatnya.
7. Mampu memecahkan masalah kehidupan sehari-hari yang dihadapi dengan menggunakan bacaan sebagai pegangan.
8. Tampak kemajuan dalam cara berpikir atau cara pandang terhadap suatu masalah.
9. Terbentuk kematangan dalam cara pandang, sikap, dan cara berpikir.
10. Tampak wawasan semakin luas dan mampu membuat analisis sederhana terhadap suatu persoalan.
11. Ada peningkatan dalam prestasi atau profesionalisme kerja.
12. Semakin berpikir praktis dan pragmatis dalam segala persoalan.
13. Mampu membuat terobosan baru dalam memecahkan masalah.
14. Semakin kuat dorongan untuk membaca dan mencari terus sumber- sumber baru.
15. Semakin enak diajak bertukar pikiran atau pengalaman karena ia semakin kaya wawasan.

B.     Langkah-langkah membaca kritis
Membaca kritis hanya dapat dilakukan terhadap bahan pustaka non-fiksi. Bahan bacaan fiksi seperti cerpen, novel, atau komik, tentu sulit bila harus dibaca dengan kritis, dan bahkan tidak ada alasan untuk melakukannya sebab orang membaca pustaka itu hanya untuk kesenangan belaka.
Proses membaca kritis dapat dilakukan sebagai berikut:
1.      Mengerti isi bacaan, yaitu mengenali fakta-faktanya dan menginterpretasikan apa yang kita baca.
Maksudnya mengerti benar ide pokoknya, mengetahui fakta-fakta dan detail pentingnya, kemudian dapat membuat kesimpulan dan interpretasi dari ide-ide itu.
2.      Menguji sumber penulis;
Apakah sumbernya dapat dipercaya?
Apakah cukup akurat?
Apakah penulis kompeten dibidangnya?
Termasuk juga diuji pandangan dan tujuan serta asumsi yang tersirat dalam penulisan untuk membedakan bahan yang disajikan sebagai opini dan fakta.
3.      Ada interaksi antara penulis dan pembaca;
Artinya, membaca tidak hanya mengerti maksud penulis tetapi juga harus bias membandingkan dengan apa yang kita miliki serta dari penulis-penulis lain.
4.      Menerima atau menolak
Bisa juga menunda penilaian terhadap apa yang disajikan oleh penulis itu. Artinya kita boleh percaya, curiga, meragukan, mempertanyakan atau tidak mempercayai. Jangan berkesimpulan bahwa sesuatu yang tercetak itu mesti benar, mesti lengkap, dan dapat dipercaya. Sebagai pembaca yang baik, kita harus dapat membuat penilaian untuk kita sendiri. Itu bias kita buat dengan satu syarat, yaitu terbuka terhadap gagasan orang lain. Harjasujana (dalam Dalman1988),
Lebih lanjut Harjasujana (dalam Dalman 1988:11.3) mengatakan bahwa untuk dapat melakukan kegiatan membaca kritis, ada empat macam persyratan pokok, yaitu:
a.       Pengetahuan tentang bidang ilmu yang disajikan dalam bahan bacaan yang sedang dibaca.
b.      Sikap bertanya dan sikap menilai yang tidak tergesa-gesa.
c.       Penerapan berbagai metode analisis yang logis atau penelitian ilmiah
d.      Tindakan yang diambil berdasarkan analisis atau pemikiran tersebut.

Apabila pembaca memiliki keempat persyaratan pokok tersebut, maka seseorang pembaca kritis akan dapat menarik manfaat yang sangat penting, antara lain:
a.       Pemahaman yang paham dan keterlibatan yang padu sebagai hasil usaha menganalisis sifat-sifat yang dimiliki oleh bahan bacaan.
b.      Kemampuan mengingat yang lebih kuat sebagai hasil usaha memahami berbagai hubugan yang ada didalam bahan bacaan itu sendiri dan hubungan antara bahan bacaan itu dengan bacaan lain atau dengan pengalaman membaca.
c.       Kepercayaan terhadap diri sendiri yang mantab untuk memberikan dukungan terhadap berbagai pendapat tentang isi bacaan.

C.    Proses Membaca Kritis
Ahmad Slamet (dalam Harras, A Kholid1988) menyatakan dalam proses membaca kritis dikenal tiga cara membaca, yaitu:
1.      Membaca pada baris, yakni untuk mengikhtisarkan (meringkas) keseluruhan bacaan dan mengenal bagian-bagian sebagai bahan pijakan yang kuat untuk memberikan penilaian terhadap isi bacaan tersebut.
2.      Membaca diantara baris, yakni menganalisis apa yang dimaksud oleh pengarang yang sesungguhnya, khususnya yang tersirat.
3.      Membaca diluar baris, yakni untuk mengevaluasi relevansi ide-ide yang dituangkan didalam bahasa bacaan tersebut.

Kedua cara membaca diantara baris da membaca diluar baris tersebut meliputi penggunaan empat macam cara, yakni dengan menanyakan, menyimpulkan, menghubungkan, dan menilai atau menempatkan. Dengan jalan bertanya, pembaca membuat sebuah dialog dengan pegarang; dia melacak sebab-sebab yang menjadikan suatu ide tidak jelas, tidak runtut, ajeg, atau tidak releven bahkan tidak dinyatakan sama sekali. Dengan jalan membuat kesimpulan atau inferensi, pembaca dapat menampakkan berbagai asumsi dan implikasi yang tersirat diantara baris. Pembaca sambil membaca membuat hubungan antara pikiran yang satu dengan pikiran lainya yang diungkapkan dalam bacaan itu atau pikiran-pikiran yang ada dalam karya tulisnya, ataupun dengan hal-hal yang pernah dialaminya, akan dapat melahirkan dasar-dasar untuk membandingkan bermacam-macam pendapat. Penggunaan teknik membaca kritis memberikan manfaat berupa penilaian yang beralaskan serta pemahaman yang mantap sebagai akibat keterlibatan yang mendalam dengan bahan bacaan.

Teknik membaca kritis juga dapat membebaska orang dari cengkraman sikap berpikir yang sempit dan mengembangkan kemampuan untuk melihat dan menghargai keindahan, keteraturan. Dan kebenaran, apa pun yang membawa kepada kesempurnaan.

Dalam hal ini, dengan jalas menilai pembaca akan sampai pada suatu pengambilan keputusan tentang nilai bahan bacaannya berdasarkan ukuran-ukuran tertentu. Penggunaan teknik membaca kritis memberikan manfaat berupa penilaan yang beralasan serta pemahaman yang mantap sebagai akibat keterlibatan yang mendalam dengan bahan bacaan.



D.    Aneka Kemampuan Untuk Meningkatkan Sikap Kritis
Nurhadi (dalam Dalman2004: 145-181) memberikan jurus-jurus latihan untuk meningkatkan sikap kritis sebagai berikut:
1.      Kemampuan mengingat dan mengenali bahan bacaan
Artinya kemampuan-kemampuan yang termasuk kemampuan mengingat dan mengenali ini meliputi:
·         Kemampuan menilai ide pokok paragraph;
·         Mengenali tokoh-tokoh cerita beserta sifat-sifatnya;
·         Menyatakan kembali ide pokok paragraph;
·         Menyatakan kembali gagasan utama yang terdapat dalam bacaan;
·         Menyatakan kembali perbandingan;
·         Unsur hubungan;
·         Sebab akibat;
·         Karakter tokoh dan sejenisnya.
2.      Kemampuan menginterpretasikan makna tersirat
Tidak semua gagasan yang terdapat dalam teks bacaan itu dinyatakan secara tersurat atau eksplisit pada baris kata-kata atau kalimat-kalimat. Sering juga, gagasan secara makna tersebut terkandung dibalik baris kata-kata atau kalimat-kalimat tersebut, dan untuk menggalinya diperlukan sebuah interpretasi dari pembacanya. Pembaca harus mampu menafsirkan ide-ide pokok dan ide-ide penunjang yang secara eksplisit tidak dinyatakan oleh pengarangnya, serta harus mampu membedakan fakta-fakta yang disajikan secara kritis. Yang termasuk kemampuan ini antara lain:
·         Kemampuan menafsirkan ide pokok paragraph;
·         Menafsirkan gagasan utama bacaan;
·         Menafsirkan ide-ide penunjang;
·         Membedakan fakta-fakta atau detail bacaan;
·         Memahami secara kritis hubungan sebab-akibat;
·         Memahami secara kritis unsur-unsur perbandingan.
3.      Kemampuan mengaplikasi konsep-konsep dalam bacaan
Seorang pembaca kritis tidak boleh berhenti hanya sampai pada aktivitas menggali makna tersirat melalui pemahaman dan interpretasi secara kritis saja, tetapi ia juga harus mampu menerapkan konsep-konsep yang terjadi dalam bacaan ke dalam situasi baru bersifat problematis. Kemampuan-kemampuan pada taraf ini meliputi:
·         Kemampuan mengikuti petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam bacaan,
·         Menerapkan konsep-konsep atau gagasan-gagasan utama bacaan kedalam situasi baru yang problematis,
·         Menunjukkan kesesuaian antara gagasan utama dan situasi yang dihadapi.
4.      Kemampuan menganalisis isi bacaan
Kemaman analisis adalah kemampuan pembaca melihat komponen-komponen atau unsur-unsur yang membentuk sebuah kesatuan. Sebagaimana kita ketahui, kesatuan dalam bacaan meliputi gagasan utama, kesimpulan-kesimpulan, pernyataan-pernyataan, dan sebagainya. Kemampuan-kemampuan in meliputi:
·         Kemampuan memberikan gagasan utama bacaan,
·         Memberikan detail-detail atau data-data penunjang,
·         Mengklasifikasi fakta-fakta,
·         Membandingkan antara gagasan yang terdapat dalam bacaan,
·         Membandingkan karakteristik tokoh yang terdapat dalam bacaan.
5.      Kemampuan membuat sitesis
Kemampuan membuat sintesi merupakan kemampuan pembaca melihat kesatuan gagasan melalui bagian-bagiannya. Secara rinci kemampuan tersebuat antara lain:
·         Kemampuan membuat kesimpulan bacaan,
·         Mengorganisasikan gagasan utama bacaan,
·         Mementukan tema karangan,
·         Menghubungkan data-data sehingga diperoleh sebuah kesimpulan,
·         Membuat ringkasan atau ikhtisar.
6.       Kemampuan menilai isi bacaan
Kemampuan menilai bacaan ini merupakan kemampuan tertinggi pada tingkat intelektual seorang pembaca. Karena ia tidak begitu saja mempercayai terhadap apa-apa saja yang dibacanya, sebelum dilakukan proses pengkajian terlebih dahulu. Secara rinci kemampuan yang menyangkut sikap kritis dalam menilai bacaan, terutama terhadap aspek isi dan penggunaan bahasa dalam karangan ini meliputi:
·         Kemampuan menilai kebenaran gagasan utama ide pokok pragraf atau bacaan secara keseluruhan,
·         Kemampuan menilai dan menentukan bahwa pernyataan adalah fakta atau sekedar sebuah opini saja,
·         Kemampuan menilai dan menentukan apakah sebuah bacaan diangkat berdasarkan realitas atau hanya didasarkan atas fantasi pengarangnya saja,
·         Kemampuan menentukan tujuan pengarang dalam menulis karangannya.

E.     Manfaat Membaca Kritis
Membaca kritis merupakan proses atau kegiatan membaca dengan cara memahami teks untuk kemudian dianalisis dan nilai kelayakan teks tersebut. Dalam hal ini, seorang pembaca harus kritis terhadap teks yang dibacanya. Menurut Ahmad Slamet (dalam Harras, A Kholid1988:11.3) seorang pembaca kritis akan dapat menarik manfaat yang sangat penting, antara lain:
1.      Pemahaman yang mendalam dan keterlibatan yang padu sebagai hasil usaha menganalisis sifat-sifat yang dimiliki oleh bacaan.
2.      Kemampuan mengingat yang lebih kuat sebagai hasil usaha memahami berbagai hubungan yang ada didalam bahan bacaan itu sendiri dan hubungan antara bahan bacaan itu dengan bacaan lain atau dengan pengalaman membaca.
3.      Kepercayaan terhadap diri sendiri yang mantap untuk memerikan dukungan terhadap berbagai pendapat tentang isi bacaan.
Sedangkan menurut Nurhadi (dalam Dalman 2004), beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari para pembaca kritis adalah sebagai berikut:
Pertama, haruslah dipahami benar-benar bahwa membaca kritis meliputi penggalian lebih dalam dibawah ermukaan, upaya untuk menemukan bukan hanya keseluruhan kebenaran mengenai apa yang dikatakan, tetapi juga menemukan alasa-alasan mengapa seorang penulis mengatakan apa yang dilakukannya. Apabila seorang pembicara menemukan bukanlah hanya apa yang dikatakan, tetapi juga mengapa hal itu dikatakan, dia sudah mengarah yang paham.
Kedua, membaca kritis merupakan modal utama bagi para mahasiswa untuk mencapai kesuksesan dalam studinya. Mortimer Adler (dalam Nurhadi, 2004) dalam bukunya ’’How to read a book” mengatakan:
Kalau kita mengingat serta merenungkan pria dan wanita secara umum, dan terpisah dari profesi atau kedudukan mereka, hanya terdapat satu situasi ketika mereka hamper selalu berusaha menaikan derajat mereka sendiri. Yaitu berusaha membaca lebih baik dari yang biasa mereka lakukan.
Apabila mereka sedang berpacaran dan membaca sepucuk surat cinta, mereka membacanya dengan seksama dan peuh perhatian. Mereka membaca tiap kata dengan tiga cara, mereka membaca keseluruhan yang berkenaan dengan bagian-bagian dan setiap bagian dipandang dari segi keseluruhan.
Pada dasarnya, dalam membaca kritis, pembaca sangat sensitif terhadap konteks dan kedwimaknaan, terhadap sindiran dan pengertian, terhadap asumsi dan implikasi, mereka memahami serta merasakan warna kata-kata, bentuk frasa-frasa, dan bobot kalmat, bahkan mereka mungkin sangat memperhatikan tanda-tanda baca. Dengan kata lain, pada tahap membaca kritis ini seorang pembaca selain mampu memahami isi bacaan secara literal dan interpretative, pembaca juga mampu memahami isi bacaan secara kritis. Artinya, pembaca disini dituntut untuk menganalisis atau menelaah secara medalam dan mengevaluasi isi teks yang dibacanya. Dengan demikian, mereka pun menerapkan membaca kritis.

Pada umumnya, membaca kritis menuntut para pembaca agar:
a.       Memahami maksud penulis;
b.      Memahami organisasi dasar tulisan;
c.       Dapat menilai penyajian penulis atau pengarang;
d.      Dapat menerapkan prinsip-prinsip kritis pada bacaan sehari-hari;
e.       Meningkatkan minat baca, kemampuan baca, dan berpikir kritis;
f.       Mengetahui prinsip-prinsip pemilihan bahan bacaan;
g.      Membaca majalah atau publikasi-publikasi periodik yang serius.

Kemampuan membaca menuntut seseorang untuk berpikir secara kritis. Kemampuan membaca dan berpikir secara kritis juga menuntut agar kita sadar akan sikap-sikap serta prasangka-prasangka kita sendiri, dan unsur-unsur lain dalam latar belakang pribadi kita yang mungkin memengaruhi kegiatan membaca dan berpikir kita. Misalnya jika ayah kita adalah seorang buruh, seorang pedagang, atau seorang ahli mungkin saja mempuyai sikap-sikap tertentu terhadap organisasi buruh atau serikat pekerja yang akan mencegah pembicaraan kita mengenai pemogokan yang mengancam dengan suatu cara yang objektif. Hampir topik yang kontroversial, setiap masalah yang sedang diperdebatkan, akan menantang atau meragukan kemampuan kita menjadi objektif.

Sebagai warga negara atau mahasiswa yang bertanggung jawab, kita perlu sadar akan prasangka-prasangka sert sikap-sikap kita yang tidak masuk akal.Memang tidaklah mungkin, kita hidup tanpa memiliki perangkat gagasan-gagasan terhadap sejumlah masalah, yang penting adalah bahwa kita menyadari minat-minat pribadi kita sendiri dan prasangka-prasangka kita sendiri, dan bahwa kita tidak membiarkannya turut campur tangan pada kemampuan kita membaca dan berpikir kritis secara inteligen dan kritis.


v  Contoh atau Ilustrasi Membaca Pemahaman Kritis
Perhatikan pernyataan di bawah ini!
1.      Karena diketahui hasilnya sangat efektif, maka cara memperoleh (acquiring) bahasa seperti diadopsi ke dalam pembelajaran (learning) bahasa. Munculah cara pembelajaran kontekstual, di mana materi bahasa dirakit dalam suatu konteks, dipilih sesuai dengan tingkat keseringan kemunculannya, dan dipilih berdasarkan konteks fungsional. Itulah sebabnya, pemilihan materi bahasa harus juga mendasarkan faktor sosiolinguistik dan pragmatik. Faktor sosiaolinguistik menentukan pilihan-pilihan variasi sosiolinguistik: siapa mitra bicara, dalam konteks apa berbicara, saluran apa yang dipilih, tujuan apa yang dicapai. Faktor pragmatik menentukan pilihan-pilihan variasi kebahasaan berdasarkan tingkat keresmian komunikasi.
Contoh di atas, menggambarkan betapa pentingnya membaca secara kritis. Ketika si pembaca tidak mencermati dengan saksama apakah ia mampu membuat keputusan, simpulan, atau penilaian? Tentu sulit bukan? Oleh karena itu membaca kritis membutuhkan konsentrasi.

2.      Pengalaman mengajar beberapa tahun yang lalu, pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa asing tidak perlu diajarkan dengan metode diskusi. Belajar bahasa Indonesia sangatlah mudah dipelajari, cukup dengan belajar melalui buku saja.
Cobalah berpikir sejenak setelah membaca ilustrasi di atas! Anda akan menjawab”Belajar bahasa Indonesia sebagai bahasa asing tidak mungkin hanya dengan menggunakan buku saja, tetapi harus dilatih dengan cara lain, misalnya berdiskusi. Materi diskusi dapat dikaitkan dengan lingkungan keluarga. Pada pelaksanaan diskusinya antara lain terdapat kegiatan seseorang ditunjuk menyajikan apa yang ditulis oleh orang tersebut. Sebelumnya karangan yang disusunnya dibagikan kepada teman-temannya, dan kepada guru atau instrukturnya.
Ilustrasi di atas adalah kasus sederhana yang menggambarkan bahwa kajian kritis perlu dilakukan dalam menghadapi suatu masalah. Kita harus bersikap kritis terhadap data yang ada, termasuk kesimpulan yang disajikan. Sikap “kritis” diperlukan agar dapat mengambil suatu kesimpulan yang tepat dan akurat.


















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Membaca kritis adalah cara membaca dengan melihat motif penulis, kemudian menilainya. Membaca kritis berarti kita harus mampu membaca secara analisis dan dengan memberikan suatu penilaian. Membaca kritis merupakan proses/kegiatan membaca dengan cara memahami teks untuk kemudian dianalisis dan nilai kelayakan teks tersebut. Dalam hal ini, seorang pembaca harus mampu menganalisis dan menilai apakah yang dibacanya itu bermanfaat atau tidak. Apabila hasil penilaiannya terhadap isi bacaan tersebut sangat buruk berarti si pembaca tidak perlu menyebarluaskan hasil bacaannya kepada orang.  Membaca kritis hanya dapat dilakukan terhadap bahan pustaka non-fiksi. Bahan bacaan fiksi seperti cerpen, novel, atau komik, tentu sulit bila harus dibaca dengan kritis, dan bahkan tidak ada alasan untuk melakukannya sebab orang membaca pustaka itu hanya untuk kesenangan belaka. Dengan membaca kritis pembaca akan dapat pula memahami apa yang dibacanya, dan dia pun akan mempunyai kepercayaan diri yang lebih mantab dari pada kalau dia membaca tanpa usaha berpikir secara kritis. Oleh karena itu, membaca kritis harus menjadi ciri semua kegiatan membaca yang bertujuan memahami isi bacaan yang sebaik-baiknya. Kita juga dapat mengetahui langkah-langkah dalam membaca kritis, mengetahui bagaimana proses membaca kritis, aneka kemampuan dalam meningkatkan kemampuan membaca kritis, dan mengetahui manfaat membaca kritis.

  B.     Saran
             Untuk menjadi seseorang yang mampu membaca secara kritis tentunya kita harus mengetahu bagaimana cara, dan teknik membaca kritis itu sendiri. Untuk itu penulis menyarankan agar proses membaca kita mampu dikembangkan secara baik, dan kita mampu mengembangkan apa fakta-fakta yang terdapat dalam sebuah bacaan yang kita banca, untuk itu mengetahui pengertian, cara atau teknik serta pemahaman tentang membaca kritis sangat diperlukan dalam pembeajaran, terkhusus untuk mahasiswa yang memang dituntut untuk terus serta mampu membaca secara kritis. 

DAFTAR PUSTAKA

Dalman. 2013. Keterampilan Membaca. Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada.

Harras, Kholid A. 1999. Membaca 1. Jakarta: Universitas Terbuka.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca. Bandung: Angkasa Bandung.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar