Selasa, 26 Desember 2017

KONSEPSI AKHLAK

KONSEPSI AKHLAK



MakalahIniDisusunUntukMemenuhiTugas MataKuliahPendidikan Agama Islam Semester I



Oleh :
RizkiAuliaPutri                     14040013
Ana Wahyu Kusniati            14040004
Tri Mainingsih                       14040003
Intan Siti Soleha                    14040023











SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP MUHAMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2014-2015
 


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah mencurahkan rahmad dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makala mata kuliah pendidikan agama islam semester ke 1 tahun 2014/2015.

Berkat rahmad dan karunianya, serta didorong kemauan yang keras disertai kemampuan yang ada, akhirnya kami dapat menyelesaikan makala ini yang membahas tentang “ AKHLAK “ dalam mata kuliah pendidikan agama islam. Makala berisi tentang akhlak manusia yang hidup dalam bimbingan akhlak akan melahirkan suatu kesadaran untuk berperilaku yang sesuai dengan tuntutan dan tuntunan Allah dan Rosulnya serta akan mendapatkan kebahagian dunia dan akhirat, penulis menyadari bahwa makala ini masi jauh dari kata sempurna karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan penulis maka kritik dan saran yang membangun, sangat kami harapkan demi kebaikan dimasa mendatang. Dan semoga bermanfaat bagi pembaca yang budiman dan khususnya pembaca.


Pringsewu,Oktober2014



Penulis



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................   i
KATA PENGANTAR................................................................................   ii
DAFTAT ISI...............................................................................................   iii
BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang..........................................................................   1
B.       Rumusan Masalah.....................................................................   2
C.       Tujuan Penulisan.......................................................................   2
BAB II PEMBAHASAN
A.      Pengertian Akhlaq.....................................................................   3
B.       Landasan Akhlaq......................................................................   3
C.       Kedudukan Akhlaq...................................................................   4
D.      Karakteristik Akhlaq.................................................................   5
BAB III KESIMPULAN............................................................................   11
DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pengertian Akhlak Secara Etimologi, Menurut pendekatan etimologi, perkataan “akhlak” berasal dari bahasa Arab jama’ dari bentuk mufradnya “Khuluqun” yang menurut logat diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuain dengan perkataan “khalkun” yang berarti kejadian, serta erat hubungan ” Khaliq” yang berarti Pencipta dan “Makhluk” yang berarti yang diciptakan. Pengertian akhlak adalah kebiasaan kehendak itu bila membiasakan sesuatu maka kebiasaannya itu disebut akhlak .Jadi pemahaman akhlak adalah seseorang yang mengeri benar akan kebiasaan perilaku yang diamalkan dalam pergaulan semata – mata taat kepada Allah dan tunduk kepada-Nya.

Oleh karena itu seseorang yang sudah memahami akhlak maka dalam bertingkah laku akan timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan dan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindakan akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian.Dengan demikian memahami akhlak adalah masalah fundamental dalam Islam. Namun sebaliknya tegaknya aktifitas keislaman dalam hidup dan kehidupan seseorang itulah yang dapat menerangkan bahwa orang itu memiliki akhlak. Jika seseorang sudah memahami akhlak dan menghasilkan kebiasaan hidup dengan baik, yakni pembuatan itu selalu diulang – ulang dengan kecenderungan hati (sadar).

Akhlak merupakan kelakuan yang timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan dan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindakan akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian. Semua yang telah dilakukan itu akan melahirkan perasaan moral yang terdapat di dalam diri manusia itu sendiri sebagai fitrah, sehingga ia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, mana yang bermanfaat dan mana yang tidak berguna, mana yang cantik dan mana yang buruk.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian akhlak ?
2.      Bagaimana mengetahui landasan nilai dan kedudukan akhlak ?
3.      Bagaimana karakteristik akhlak?
4.      Bagaimana mengetahui manfaat akhlak bagi kehidupan sehari-hari?

C.    Tujuan Penulis
1.      Mengetahui apa pengertian akhlak ?
2.      Mengetahui landasan nilai dan kedudukan akhlak ?
3.      Mengetahui karakteristik akhlak?
4.      Mengetahui manfaat akhlak bagi kehidupan sehari-hari?



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Akhlak
Diterjemah dari kitab Is’af thalibi Ridhol Khllaq bibayani Makarimil Akhlaq.Akhlak adalah sifat-sifat dan perangai yang diumpamakan pada manusia sebagai gambaran batin yang bersifat maknawi dan rohani.Dimana dengan gambaran itulah manusia dibangkitkan disaat hakikat segala sesuatu tampak dihari kiamat nanti.Akhlak adalah kata jamak dari khuluk yang kalau dihubungkan dengan manusia,kata khuluk lawan kata dari kholq. Perilaku dan tabiat manusia baik yang terpuji maupun yang tercela disebut dengan akhlak.Akhlak merupakan etika perilaku manusia terhadap manusia lain,perilaku manusia dengan Allah SWT maupun perilaku manusia terhadap lingkungan hidup.Segala macam perilaku atau perbuatan baik yang tampak dalam kehidupan sehari-hari disebut akhlakul kharimah atau akhlakul mahmudah.Acuhannya adalah Al-Qur’an dan Hadist serta berlaku universal.

B.     LANDASAN AKHLAK
Landasan normatif  akhlak manusia sebagai individu atau sebagai masyarakat adalah sebagai berikut.
1.      Landasan normatif yang berasal dari ajaran agama Islam, yaitu Al-Quran dan As-Sunnah.
2.      Landasan normatif dari adat kebiasaan atau norma budaya, misalnya masyarakat jawa yang belum mengenal agama Islam, mereka telah meyakini suatu ajaran yang dikenal dengan kejawen.
3.      Landasan normatif dari pandangan-pandangan filsafat. Hasil pemikiran kontemplatif  dalam filsafat telah menyebar  berbagai kehidupan manusia di dunia.
4.      Landasan normatif yang memaksa dan mengikat akhlak manusia, yaitu norma hukum.

C.    KEDUDUKAN AKHLAK
Akhlak mempunyai kedudukan yang paling penting dalam agama Islam. Antaranya :
1.      Akhlak dihubungkan dengan tujuan risalah Islam atau antara perutusan utama Rasulullah saw. Sabda Rasulullah saw yang bermaksud : "Sesungguhnya aku diutuskan untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." Pernyataan Rasulullah itu menunjukkan pentingnya kedudukan akhlak dalam Islam.
2.      Akhlak menentukan kedudukan seseorang di akhirat nanti yang mana akhlak yang baik dapat memberatkan timbangan amalan yang baik. Begitulah juga sebaliknya. Sabda Rasulullah saw yang bermaksud : "Tiada sesuatu yang lebih berat dalam daun timbangan melainkan akhlak yang baik."
3.      Akhlak dapat menyempurnakan keimanan seseorang mukmin. Sabda Rasulullah saw yang bermaksud : "Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik akhlaknya."
4.      Akhlak yang baik dapat menghapuskan dosa manakala akhlak yang buruk boleh merosakkan pahala. Sabda Rasulullah saw yang bermaksud : "Akhlak yang baik mencairkan dosa seperti air mencairkan ais (salji) dan akhlak merosakkan amalan seperti cuka merosakkan madu."
5.      Akhlak merupakan sifat Rasulullah saw di mana Allah swt telah memuji Rasulullah kerana akhlaknya yang baik seperti yang terdapat dalam al-Quran, firman Allah swt yang bermaksud : "Sesungguhnya engkau seorang yang memiliki peribadi yang agung mulia." Pujian allah swt terhadap RasulNya dengan akhlak yang mulia menunjukkan betapa besar dan pentingnya kedudukan akhlak dalam Islam. Banak lagi ayat-ayat dan hadith-hadith Rasulullah saw yang menunjukkan ketinggian kedudukan akhlak dan menggalakkan kita supaya berusaha menghiasi jiwa kita dengan akhlak yang mulia.

6.      Akhlak tidak dapat dipisahkan dari Islam, sebagaimana dalam sebuah hadith diterangkan bahawa seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah saw : "Wahai Rasulullah, apakah itu agama?" Rasulullah menjawab : "Akhlak yang baik."
7.      Akhlak yang baik dapat menghindarkan seseorang itu daripada neraka sebaliknya akhlak yang buruk menyebabkan seseorang itu jauh dari syurga. Sebuah hadith menerangkan bahawa, "Si fulan pada siang harinya berpuasa dan pada malamnya bersembahyang sedangkan akhlaknya buruk, menganggu jiran tetangganya dengan perkataannya. Baginda bersabda : tidak ada kebaikan dalam ibadahnya, dia adalah ahli neraka."

Salah satu rukun agama Islam ialah Ihsan, iaitu merupakan asas akhlak seseorang muslim. Ihsan iaitu beribadat kepada allah seolah-olah kita melihatNya kerana walauun kita tidak melihatNya, maka sesungguhnya Dia melihat kita.

D.    Karakteristik Akhlak Islami
Pada hakikatnya Akhlak ialah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbullah  berbagai macam perbuatan  dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran. Akhlak  mempunyai beberapa karakteristik atau ciri khas yaitu :
1.      Bersifat umum dan terperinci.
Di dalam al-Qur’an ada materi akhlak yang dijelaskan secara umum dan ada pula yang mendetail. Misalnya dalam Q. S. al-Nahl (16) : 90, diserukan perintah untuk berakhlak secara umum; berbuat adil, berbuat kebaikan, melarang perbuatan keji, munkar dan permusuhan. Sedangkan dalam surat al-Hujurat (49) : 12, secara terperinci dinyatalan larangan untuk saling mencela dan memanggil dengan gelar yang buruk.



2.      Manusiawi
Yaitu ajaran akhlaq dalam Islam sejalan dan memenuhi tuntutan fitrah manusia. Kerinduan jiwa manusia kepada kebaikan akan terpenuhi dengan mengikuti ajaran akhlaq dalam Islam. Ajaran ini diperuntukkan bagi manusia yang merindukan kebahagiaan dalam arti hakiki bukan kebahagiaan semu.

3.      Universal
Maksudnya bahwa ruang lingkup akhlak itu luas sekali, yakni mencakup semua tindakan manusia baik tentang dirinya maupun orang lain atau yang bersifat pribadi, kemasyarakatan ataupun negara. Keuniversalan itu menunjukkan luasnya cakupannya yaitu meliputi segenap aspek kehidupan secara pribadi maupun kemasyarakatan, dan menyangkut semua interaksi manusia dengan semua aspek kehidupan.

4.      Keseimbangan
Yaitu ajaran akhlaq dalam Islam berada di tengah antara yang mengkhayalkan manusia sebagai malaikat yang menitik beratkan segi kebaikannya dan yang mengkhayalkan manusia sebagai hewan yang menitik beratkan sifat keburukannya saja. Manusia menurut pandangan Islam memiliki 2 kekuatan dalam dirinya yaitu kekuatan baik pada hati nurani dan akalnya dan kekuatan buruk pada hawa nafsunya. Akhlaq Islam memenuhi tuntutan kebutuhan manusia, jasmani dan ruhani secara seimbang, serta memenuhi tuntutan hidup bahagia di dunia dan akhirat secara berimbang pula. Bahkan memenuhi kebutuhan pribadi harus seimbang dengan memenuhi kewajiban terhadap masyarakat.

5.      Realistik
Yaitu ajaran akhlaq dalam Islam memperhatikan kenyataan hidup manusia. Meskipun manusia telah dinyatakan sebagai makhluk yang memiliki kelebihan dibanding makhluk-makhluk lain tetapi manusia mempunyai kelemahan-kelemahan, memiliki kecenderungan manusiawi dan berbagai macam kebutuhan material dan spiritual. Dengan kelemahan-kelemahannya itu manusia sangat mungkin melakukan kesalahan-kesalahan dan pelanggaran. Oleh sebab itu Islam memberikan kesempatan kepada manusia yang melakukan kesalahan untuk memperbaiki diri dengan bertaubat.

6.      Akhlaksebagai buah dari iman.
Akhlak menjaga konsistensi antara cara dan tujuan. Islam tidak mengizinkan mancapai tujuan, walaupun baik dengan cara-cara kotor yang bertentangan dengan syariat. Karena hal tersebut bertentangan dengan prinsip-prinsip al-Akhlaq al-Karimah.

Sebagaimanatelahdisebutkanbahwaakhlakadalahkeadaanbatinseseorang yang menjadisumberlahirnyaperbuatandimanaperbuatanitulahirdenganmudahtanpamemikirkanuntungrugi. Bagi orang yang berakhlakbaik, berbuatbaikadalahsatuekpresi, bukantransaksi, olehkarenaituperbuatanbaiknyamengalirbegitusajatanpaharusmempertimbangkanuntungrugi. Yang dimaksuddenganperbuatanadalahkegiatanfisikatau mental yang dilakukansecarasengajadanbertujuan. Perbuatanbisaberujudaktifitasgerak, bisajugaberwujuddiamtanpagerak. Tidakberbuatdantidakberkatakata yang dilakukansecarasengajaadalahsuatuperbuatan yang bernilaiakhlak. Olehkarenaitubagi orang yang berakhlak, perkataannya, perbuatannnyadandiamnyadiukursecaracermat, kapanharusberkatadankapanharusdiam, kapanharusbertindakdankapanharusberdiamdiri. Akhlakmengandungdimensivertikal, horizontal dan internal, olehkarenaitukemanfaatanhidupberakhlakdirasakanolehmasyarakatdanoleh orang yang bersangkutan.

Diantaramanfaathidupberakhlakbagiindividu yang berakhlakadalah:
1.      Dapatmenikmatiketenanganhidup. Ketenangandalamhidupdiperoleholeh orang yang tidakmemilikikonflikbatin, konflik interest. Konflikbatintimbuldisebabkanolehketidakmampuanseseorangberakrab-akrabdengandirisendiri, dengankemampuandirisendiri, denganapa yang telahdimiliki. Pusatperhatian orang berakhlakialahpadabagaimanamenjadikandirinyabermakna, bermaknabagikeluarga, masyarakatdanbangsasertakemanusiaansesuaidengannilai yang diajarkanoleh Allah Sang Pencipta. Dari segiini orang yang berakhlakselalubekerjakerastakkenallelahuntuk orang lain, yang dampaknyapulangkepadadirisendiri, yaitutidakhirauterhadapkesulitanpribadinya. Secara internal orang berakhlakselalumensyukurinikmat Allah kepadadirinyasehinggaiamerasatelahdiberibanyakdanbanyakmemiliki.

2.      Tidakmudahterguncangolehperubahansituasi. Perubahanmerupakansunnatullahdalamkehidupan. Terkadangperubahanterjadidenganamatcepat, membalikkeadaanbegiturupa, yang selamainiberkuasajatuhterhina, yang terhinanaikkeataspanggung, yang selamainiditabukanjusteruberubahmenjadiperilakuumumsetiaphari, yang mudahmenjadisulit, sebaliknya yang semulamustahilmenjadisangatgampang. Bagi orang yang berakhlak, perubahanitutaklebihhanyasunnatullahkehidupan, sementarasunnatullahitusendirijusterutidakberubah. Olehkarenaitubagi orang yang berakhlak, yang menjadiperhatianadalahbukanperubahannya, tetapi yang tidakberubah, yaitukaidah-kaidahsunnatullah, sepertikebenaranakanjayadankebatilanakanruntuh, bahwasetiapkesulitanakanmembawakemudahan, bahwakejujuranakanmendatangkankeberkahan, bahwa yang yangburuk, meskidisembunyikanakanterbuka, bahwa yang baikmeskisedikitakandiakuijuga , bahwamerendahkandiriakanmendatangkankemuliaandanbahwakesombonganakanberakhirdengankehancuran. Bagi orang berakhlakdenganakidahtersebutdiatas, iaakanmemandangperubahansituasijustemdenganperspektifsunnatullah yang tidakberubah.

3.      Tidakmudahtertipuolehfatamorganakehidupan. Kehidupan yang kitajalanimemangbenar-benarmerupakanrealitas, tetapitakjarangapa yang ditawarkankepadakitadanapa yang sedangkitaikutisebenarnyabukanrealitastetapihanyafatamorganabelaka. Bahwauntukmenjadipandai orang harusbelajaradalahrealitas, bahwauntukmencapaiketingkatsosialtertentu orang harusberjuangmelaluitahap-tahappekerjaanadalahrealitas, bahwauntukmenjadi kaya orang harusberusahasecarauletsertamembutuhkanwaktuadalahrealitas. Sebaliknyauntukmenjadipintarmendadak, menjadi kaya mendadak, untukmencapaikedudukantinggisecaramendadakadalahlebihseringmerupakanfatamorgana yang menipu. Bagi orang yang berakhlak, fatamorganakehidupantidakmenarikbaginya, karenaiajusterutertantanguntukmengatasikesulitansecararealistis. Orang yang berakhlaktahupersismaknasabar, yaitutabahhatitanpamengeluh, dalammenghadapicobaandanrtintangan, dalamjangkawaktutertentu, dalamkerangkamencapaitujuan. Orang sabartahupersisbahwamenggapaitujuanbukansuatu yang mudahkarenauntukitumembutuhkanwaktudankeuletandalammenghadapirintangan. Hanya orang dalamkeadaanlemah mental atautertekansajalah yang mudahtertipuolehfatamorganakehidupan, kepadasesuatu yang nampaknyasangatmenjanjikantetapisebenarnyatipuanbelaka.

4.      Dapatmenikmatihidupdalamsegalakeadaan. Sudahmenjadisunnatullahbahwahidupmanusiamengalamipasangdansurut, terkadangberuntung, di lain kali merugi, terkadangdisambutolehbanyak orang, di lain kali dimakidanbahkandiusiroleh orang banyak. Bagi orang yang berakhlak, karenaprinsiphiduplurus yang selaludipegang, makaiaselalusiapmenghadapikeadaansurutmaupunkeadaanpasang. Di waktuberuntungiabersyukurkepada Allah SubhanahuWaTa'ala, berbagi rasa syukurnyakepada orang lain dantidakmenghambur-hamburkankeberuntungannya. Meskikeberuntunganmelimpahruah, orang berakhlaktetaphidupwajar, tidakberlebihandantetapmenjadidirinya. Ketikasedangmengalamisurutdalamhidupnyaiasabar, tidakmengeluhdanmenerimaapaadanya. Meskidalamkeadaanserbakekurangansecaramateri, orang yang berakhlakmasihtetapmemilikikeindahandalamhidupnyakarenaiatetapbisamelakukansesuatu yang bermakna. Adapun orang yang takberakhlakketikaberuntungialupadaratanberfoya-foyadengankeberuntungannya, danketikajatuhmerugiialupaingatan, sedihberkepanjangan, stress danada yang bunuhdiri.


BAB III
KESIMPULAN

Akhlak merupakan hiasan diri yang membawa keuntungan bagi yang mengerjakannya ia akan disukai Allah dan disukai umat manusia dan mahluk lainnya. Kita juga menjadi tahu akhlak yang baik dan yang buruk. Dengan demikian kita berusaha melakukan perbuatan yang baik dan menghindari perbuatan yang buruk, sehingga kita dapat berhati-hati dalam menjalani kehidupan ini.




DAFTAR PUSTAK

Rahman Ritonga. Akhlak Merakit Hubungan Dengan Sesama Manusia.Surabaya: Amelia. 2005.

Nafimubarokdawam.blogspot.com/2013/04/karakteristik dan ruang lingkup akhlak.html.

Abdulgoni15.blogspot.com/2013/01/akhlak.html.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar