Senin, 05 Maret 2018

RUANG LINGKUP RETORIKA


RUANG LINGKUP RETORIKA
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Retorika

Dosen Pengampu : Dra. Lisdwiana Kurniati, M.Pd.


Disusun oleh: Kelompok 3
Prodi: Bahasa dan Sastra Indonesia

Ketua                    : Ana Wahyu Kusniati          (14040004)
Sekretaris             : Riska Eldiana                      (14040024)



 












SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2016





KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

            Segala Puji bagi Allah yang telah memberikan Kami kemudahan sehingga Kami dapat menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktu yang ditentukan. Tanpa pertolongan- Nya mungkin Penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Tidak lupa Sholawat serta Salam Senantiasa Tercurahkan Kepada Junjungan Kita Nabi Agung, Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari Zaman Jahiliah ke Zaman yang terang benderang ini.
Makalah ini memuat materi tentang “Ruang Lingkup Retorika”.
            Tidak lupa Kami mengucapkan Terimakasih Kepada Dosen Pengampu yang telah membantu Kami dalam mengerjakan Makalah ini. Kami juga mengucapkan Terimakasih Kepada Teman-teman Mahasiswa yang juga sudah memberi Konstribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Semoga Makalah ini dapat memberikan Pengetahuan yang lebih luas kepada Pembaca. Penyusun membutuhkan Kritik dan saran dari Pembaca yang bersifat membangun, guna Terciptanya Makalah yang lebih baik di masa yang akan datang. Terimakasih.

Wassalamualaikum warahmatulahi wabarakatuh.



                                                                                                Pringsewu, Maret 2016
                                                                                                            Penyusun,


Kelompok 3





Daftar Isi


























BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menggunakan bahasa sebagai alat berkomunikasi dengan sesama kita baik melalui bahasa langsung (berbicara) maupun tidak langsung (bahas tulis). Ada berbagai macam maksud yang hendak kita sampaikan seperti meyakinkan, mempengaruhi, mengajak, memerintah dan lain-lain. Keberhasilan kita dalam berkomunikasi sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah logos (meyakinkan dengan logika-logika), patos (kejiwaan atau aspek pisikologi), etos (kepercayaan atau kredibilitas).
Dalam kajian ilmu pengetahuan seni berbicara atau komunikasi ini sering disebut dengan retorika. Orang yang menguasai ilmu retorika atau memiliki retorika yang bagus dalam berkomunikasi maka akan lebih mudah menyampaikan maksud dan tujuan dari apa yang dibicarakannya serta terasa enak didengarkannya dan tidak membuat bosan pendengarnya.
Retorika, bukan hanya ilmu pidato, tetapi meliputi pengetahuan sastra, gramatika, dan logika.Karena dengan rasio tidak cukup untuk meyakinkan orang, untuk meyakinkan orang lain memerlukan teknik-teknik memanipulasi emosi dan menggunakan prasangka untuk menyentuh hati pendengar.
           Berbicara telah membedakan manusia dari makhluk lain. Dengan berbicara, manusia mengungkapkan dirinya, mengatur lingkungannya, dan pada akhirnya menciptakan bangunan budya insane. Lama sebelum lambang-lambang tulisan digunakan, orang sudah menggunakan bicara sebagai alat komunikasi. Bahkan setelah tulisan ditemukan sekalipun, bicara tetap lebih banyak digunakan. Ada beberapa kelebihan bicara yang tidak dapat digantikan dengan tulisan. Bicara lebih akrab, lebih pribadi(personal), lebih manusiawi. Tidak menghenrankan, bila ilmu bicara telah dan sedang menjadi perhatian manusia. Kemampuan bicara bukan saja diperlukan di depan sidang parlemen, dimuka hakim atau dihadapan massa. Kemampuan ini dihajatkan dalam hamper seluruh kegiatan manusia sehari-hari. Penelitian membuktikan bahwa 75% waktu bangun kita berada dalam kegiatan komunikasi. Kemampuan bicara bisa merupakat bakat. Tetapi kepandaian bicara yangbaik memerlukan bicara dan latihan. Retorika sebagai ilmu bicara sebenarnya diperlukan setiap orang. Dalam makalah ini akan dijelaskan beberapa hal tentang retorika beserta ruang lingkup retorika. Dengan uraian historis ini kita ingin mengingatkan bahwa retorika adalah bidang studi komunikasi yang telah berumur tua, disamping menujukkan tempatnya yang layak dalam perkembangan ilmu komunikasi.




Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka terdapat beberapa rumusan masalah, yaitu:
1.      Apa Pengertian retorika ?
2.      Apa itu retorika, dialektika dan elocution?
3.      Bagaimana retorika sebagai proses komunikasi?
4.      Apa faktor-faktor yang memengaruhi efektifitas komunikasi retorika?
5.      Apa kegunaaan komunikasi retorika?

Tujuan Penulisan
    Adapun tujuan dari penulisan makalah dengan judul ruang lingkup retorika adalah:
1.      Memenuhi salag satu tugas mata kuliah Retorika
2.      Mengetahui pengertian retorika
3.      Dapat mengetahui retorika, dialektika dan elocution
4.      Mengetahu faktor-faktor yang memengaruhi efektifitas komunikasi
5.      Mengetahui kegunaan komunikasi
















BAB II
 RUANG LINGKUP RETORIKA
1. Pengertian Retorika
Kata retorika merupakan konsep untuk menerangkan tiga seni penggunaan bahasa persuasi yaitu :etos,patos, dan logos.Dalam artian sempit, retorika dipahami sebgai konsep yang berkaitan dan seni berkomunikasi lisan berdasarkan tata bahasa, logika, dan dialektika yang baik dan benar untuk mempersuasi public dengan opini. Dalam artian luas, retorika berhubungan dengan diskursus komunikasi manusia.
istilah retorika dapat dapat ditemukan dalam perbendaharaan bahasa inggris  denga kata rhetoric yang berarti kepandaian berbicara atau berpidato (Echols, 1975: 485). Sementara Hornby dan Parnwell (1961: 364) menjelaskan retorika sebagai seni menggunakan kata-kata secara mengesankan, baik lisan maupun tulisan, atau berbicara dengan banyak orang dengan menggunakan pertunjukan dan rekaan.
Para pakar retorika seperti Isocrates dan Plato yang kedua-duanya dipengaruhi Georgias dan Socrates. Mereka ini berpendapat bahwa retorika berperan penting bagi persiapan seseorang untuk menjadi pemimpin. Plato yang merupakan murid utama dari Socrates menyatakan bahwa pentingnya retorika adalah sebagai metode pendidikan dalam rangka mencapai kedudukan dalam pemerintahan dan dalam rangka upaya mempengaruhi rakyat. Menurut Plato, retorika adalah seni para retorikan untuk menenangkan jiwa pendengar. Menurut Aristoteles, retorika adalah kemampuan retorikan untuk mengemukakan suatu kasus tertentu secara menyeluruh melalui persuasi.                                                                   Dari simpulan diatas, retorika didefinisikan sebagai seni membangun argumentasi dan seni berbicara (the art of constructing arguments and speechmaking). Dalam perkembangannya retorika juga mencakup proses untuk “menyesuaikan ide dengan orang dan menyesuaikan orang dengan ide melalui berbagai macam pesan”. Titik tolak retorika adalah berbicara. Berbicara berarti mengucapkan kata atau kalimat kepada seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan tertentu (misalnya memberikan informasi atau member motivasi). Berbicara adalah salah satu kemampuan khusus pada manusia. Oleh karena itu pembicaraan itu setua umur bangsa manusia. Bahasa dan pembicaraan itu muncul ketika manusia mengungkapkan dan menyampaikan pikirannya kepada manusia lain.         Retorika bearti kesenian untuk berbicara baik (Kunst, gut zuraden atau Ars bene dicendi), yang dicapai berdasarkan bakat alam (talenda) dan keterampilan teknis. Dewasa ini retorika diartikan sebagai kesenian untuk berbicara baik, yang dipergunkan dalam proses komunikasi antar manusia. Kesenian berbicara ini bukan hanya berarti berbicara lancar tanpa jalan pikiran yang jelas dan tanpa isi, melainkan suatu kemampuan untuk berbicara dan berpidato secara singkat, jelas, padat dan mengesankan. Retorika modern mencakup ingatan yang kuat, daya kreasi dan fantasi yang tinggi, teknik pengungkapan yang tepat dan daya pembuktian serta penilaian yang tepat. Retorika modern adalah gabungan yang serasi antara pengetahuan, pkiran, kesenian dan kesanggupan berbicara. Dalam bahasa percakapan atau bahasa popular, retorika berarti pada tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, atas cara yang lebih efektif, mengucapkan kata-kata yang tepat, benar dan mengesankan.
2. Retorika, Dialektika Dan Elocutio
Ilmu retorika juga mempunyai hubungan yang erat dengan dialektika yang sudah dikembangkan sejak zaman yunani kuno. Dialektika adalah metode untuk mencari kebenaran lewat diskusi dan debat. Melalui dialektika orang dapat mengenal dan menyelami suatu masalah, mengemukakan argumentasi, dan menyusun jalan pikiran secara logis. Retorika mempunyai hubungan dengan dialektika karena debat dan diskusi juga merupakan bagian dari ilmu retorika.
Elocution berarti kelancaran berbicara. Dalam retorika kelancaran berbicara sangat dituntut. Elocution menjadi prasyarat kepandaian berbicara.  Oleh karena itu retorika juga berhubungan erat dengan elocution.  
3. Retorika Sebagai Proses Komunikasi
Komunikasi adalah sebagai proses pertukaran informasi melalui sebuah media yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain dan kemudian menimbulkan sebuah pemahaman.
Retorika didefinisikan sebagai seni membangun argumentasi dan seni berbicara. Dalam perkembangannya retorika juga mencakup proses untuk menyesuaikan ide dengan orang dan menyesuaikan orang dengan ide melalui berbagai macam pesan.
Sebagai contoh: Sebuah motor dijual. Pemilik motor tentu ingin menjual dengan harga yang memuaskan (tujuan). Dalam pembicaraan dengan calon pembeli, penjual tentu tidak hanya menjelaskan merk, tahun keluaran, tipe, dan ciri khas motor, tetapi dia juga pasti akan memuji-muji motor tersebut. Misalnya terpelihara dengan baik, bentuknya sangat cocok dengan keadaan jalan dan tidak pernah terjadi kecelakaan. Singakatnya : motor bekas yang paling ideal, yang apabila dibandingkan dengan harga, sebenarnya masih terlalu murah.
Di lain pihak calon pembeli juga ingin membeli motor tersebut dengan harga yang murah (tujuan). Oleh karena itu terjadi tawar menawar dalam perdagangan, dimana penjual dan pembeli saling beragumentasi untuk mencapai tujuannya masing-masing.
Dari contoh diatas dapat dilihat aspek-aspek retoris sebagai berikut :
1.      Seorang pembicara, menyampaikan kepada pelanggan.
2.      Seorang pendengar sebagai kawan bicara atau pelanggan.
3.      Dengan maksud dan tujuan tertentu (menjual mobil).
4.      Memberikan argumen-argumen terhadap isi pembicaraan.
5.      Sambil mendengar dan mempertimbangkan argumen-argumen balik dari pendengar.

4. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Efektivitas Komunikasi Retorika
Ada banyak faktor yang dapat memengaruhi efektivitas dalam proses komunikasi retoris. Faktor-faktor ini terdapat pada setiap unsure komunikasi seperti: komunikator, pesan, medium dan resipiens.
a. Pada Komunikator
Faktor-faktor yang dapat memengaruhi efektivitas dalam proses komunikasi retoris adalah:
1. Pengetahuan tentang komunikasi dan keterampilan berkomunikasi
Yang dimaksud adalah penguasaan bahasa dan keterampilan mempergunaan bahasa, keterampilan mempergunakan media komunikasi untuk mempermudah proses pengertian pada resipiens, kemampuan untuk mengenal dan menganalisis situasi pendengar sehinggai dapat memberikan sesuatu yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Disamping itu jenis hubungan antar komunikator dan resipiens dapat juga memengaruhi efektivitas proses komunikasi.



2. sikap komunikator
Sikap komunikator seperti agresif (menyerang) atau cepat membela diri, sikap yang mantap  dan meyakinkan, sikap rendah hati, rela mendengar dan menerima anjuran dapat memberi dampak yang besar dalam proses komunikasi retoris.
3. pengetahuan umum
Demi efektivitas dalam komunikasi retoris, komunikator sebaiknya memiliki pengetahuan umum yang luas, karena dengan begitu dia dapat mengenal dan menyelami situasi pendengar dan dapat mengerti mereka secara lebih baik. Dia harus mengetahui dan menguasai bahan yang dibeberkan secar mendalam, teliti dan tepat. Dia juga hendaknya mengetahui dan mengerti hal-hal praktis dari kehidupan harian para pendengarnya, supaya dapat menyampaikan sesuatu yng mampu menggugah hati mereka.
4. sistem sosial
Setiap komunikator berada dan hidup di dalam sistem masyarakat tertentu. Posisi, pangkat atau jabatan yang dimiliki komuniktor di dalam masyarakat sanagt memengaruhi efektivitas komunikasi retoris (misalnya: sebagai pemimpin atau bawahan, sebagai orang yang bepengaruh atau tidak).
5. sistem kebudayaan
Di samping sistem sosial, sistem kebudayaan yang dimiliki seorang komunikator juga dapat memengaruhi efektivitas komunikasi retoris. Tingkah laku, tata adab dan pandangan hidup yang diwarisinya dari suatu kebudayaan tertentu akan juga memengaruhi efektivitas dalam proses komunikasi retoris dengan manusia lain.
b. Faktor-Faktor Pada Resipiens
Faktor-faktor ini pada umumnya sama dengan faktor-faktor yang memengaruhi komuniktor.
1. pengetahuan tentang komunikasi dan keterampilan berkomunikasi
Supaya dapat terjadi komunikasi, resipiens harus menguasai bahasa yang dipergunakan. Keduanya hanya dapat saling berkomunikasi dan saling mengerti apabila mereka mempergunakan perbendaharaan kata yang sama dan yang dimengerti oleh kedua belah pihak. Komunikasi tidak akan terjadi apabila bahasa yang dipergunakan oleh komunikator tidak dimengerti oleh resipiens. Dalam hubungan dengan hal ini, perlu diperhatikan bahwa pendengar mempuyai cara mendengar dan mengerti sendiri, yang dapat berbeda dari apa yang sebenarnya dimaksukan oleh komunikator.
2. sikap resipiens
Faktor ini juga ikut menentukan efektivitas komunikasi retoris. Sikap-sikap positif seperti terbuka, senang, tertarik dan simpatik akan member pengaruh positif dalam proses komunikasi. Sebaiknya sikap-sikap negative seperti tertutup, jengkel, tidak simpatik terhadap komunikator akan mendatangkan pengaruh negatif.
3. sistem sosial dan kebudayaan
Sistem sosial dan kebudayaan tertentu dapat menghasilkan sifat dan karakter khusus pada resipiens. Orang dapat bersifat patuh, rendah hati, suka mendengar, tidak banyak berbicara atau tidak berani menantang. Di lain pihak orang bias menjadi kritis, suka membantah dan tidak mudah tunduk kepada pimpinan. Juga cara menyampaikan sesuatu tidak sama diantara masyarakat yang satu dengan yang lain. Sebab itu komunikasi harus memperhatikan segala faktor ini, apabila dia mau mengharapkan efek yang besar dalam proses komunikasi dengan para pendengarnya.
c.  Faktor-Faktor Pesan Dan Medium
Antara komunikator dan resipiens ada pesan dan medium. Kedua faktor ini perlu diperhatikan oleh komunikator secara khusus dalam proses komunikasi retoris.
1. Elemen-elemen Pesan
Komunikator menerjemahkan pesan dengan mempergunakan medium. Dalam proses ini, komunikator harus memperhatikan elemen-elemen yang membentuk pesan, supaya komunikasi dapat membawa efek yang besar. Elemen-elemen itu berupa kata-kata dan kalimat, pikiran atau ide yang dibeberkan, alat peraga yang dipaai untuk mengkonkretisasi pesan, suara, tekanan suara, artikulasi, mimiki dan gerak-gerik untuk memperjelas pesan yang disampaikan.
2. struktur pesan
Struktur pesan yang ingin disampaikan juga dapat mempengaruhi efektivitas proses komunikasi retoris. Yang perlu diperhatikan adalah susunan organis dimana elemen-elemen itu dikedepankan untuk mengungkapkan pesan. Pada prinsipnya struktur atau susunan pesan harus jelas dan mudah dimengeri.
3. isi pesan
Isi pesan diungkapkan lewat medium harus dipertenggangkan dengan situasi resipiens. Isi pesan seharusnya mudah ditangkap, tidak boleh terlalu suslit, dan tidak mengandung terlalu banyak kebenaran,kareana dapat membingungkan resipiens. Sebaiknya isi pesan dibatasi pada satu atau dua pokok pikiran yang diuraikan secara jelas, terperinci dan tepat.
4. proses pembeberan
Yang dimaksudkan adalah cara membawakan dan mengemukakan pesan dari komentar. Ada tida kemungkinan yang dapat di pilih, yaitu membawakan secara beas, tanpa teks, terikat pada teks, atau setengah bebas. Ketiga kemungkinan ini membawa efek yang bebeda dalam proses komunikasi.
5. Kegunaan Komunikasi Retorika
Mengapa komunikasi retoris itu penting? Konrad Lorenz mengatakan: ‘’ apa yang diucapkan tidak berarti juga didengar, apa yang didengar,  tidak berartijuga dimengerti, apa yang dimengerti tidak berarti juga disetujui, apa yang disetujui tidak berarti juga diterima, apa yang diterima tidak berarti juga dihayati, apa yang dihayati tidak berarti juga megubah tinkah laku.’’
Kalimat-kalimat ini mau mengungkapkan kesulitan dalam proses komunikasi antarmanusia. Antara idea tau pikiran dan realisasinya yang konkret terbentang satu jalan panjang, yang memiliki berbagai macam kesulitan dalam penyampaiaan, sehingga dapat mengurangi efktivitas dalam proses komunikasi.
Oleh karena itu komunikasi retoris itu penting supaya apa yang diucapkan dapat didengar,apa yang didengar dapat dimengerti, apa yang dimengerti dapat disetujui, apa yang disetujui dapat diterima, apa yang diterima dapat di dihayati, dan apa yang dihayati dapat mengubah tingkah laku.
a. Retorika bagi kehidupan manusia
Pemanfaatan retorika dalam kehidupan sehari-hari antara lain: “secara spontan atau intuitif, secara tradisonal atau konvensional, dan secara terencana.” Pemamanfaatan retorika secara spontan atau intuitif ini sering terjadi dalam kehidupan bertutur sehari-hari. Biasanya pembicara tidak banyak mempersiapkan bahan materi yang akan dibicarakan. Jadi lebih bersifat spontan. Pemanfaatan retorika secara tradisional yaitu dengan mengikuti konvensi atau kesepakatan yang sudah diberikan oleh generasi sebelumnya. Seperti penghormatan kepada pejabat dengan menggunakan kalimat “Yang terhormat”. Pemanfaatan retorika secara terencana maksudnya ialah, “penggunaan retorika yang direncanakan sebelumnya secara sadar diarahkan ke suatu tujuan yang jelas” Pemanfaatan retorika secara terencana dibagi menjadi bidang politik, bidang usaha atau ekonomi, karyawan bahasa, bidang kesenian, dan bidang pendidikan.
Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak komunikasi atau retorika adalah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri. Manusia sejak dilahirkan sudah berkomunikasi dengan lingkungannya. Gerak dan tangis yang pertam pada saat ia dilahirkan adalah suatu tanda komunikasi. Dalam hal ini faktor komunikasi memainkan peranan yang penting, apalagi bagi manusia modern. Manusia modern itu, manusia yang cara berpikirnya tidak spekulatif tetapi berdasarkan logika dan rasional dalam melaksanakan kegiatan dan aktivitasnya. kegiatan dan aktivitasnya itu akan terselenggara dengan baik melalui proses komunikasi antar manusia.
Menurut Arun Monappa dan Mirja S. Saiyadain, komunikasi itu penting dalam suatu organisasi, karena komunikasi merupakan salah satu alat utama unmtuk bekerja bersama-sama dari para anggota. komunikasi membantu mereka memelihara kesatuan dengan memungkinkan mereka mempengaruhi dan mengadakan reaksi satu sama lain. sensungguhnya komunikasi adalah sedemikian pentingnya sehingga tanpa komunikasi tidak mungkin ada organisasi. Sedangkan menurut Scanlan dan Keys, komunikasi mempunyai peranan penting dalam  menentukan betapa efektifnya orang lain bekerja sama dan mekoordinasikan usaha-usaha mereka untuk mencapai tujuan.
Dari uraian-uraian tersebut diatas dapat diketahui bahwa pentingnya komunikasi oleh beberapa penulis dihubungkan dengan organisasi.
Dari berbagai penjelasan di atas sudah jelas bahwa jika beretorika maka kita akan bergelut dengan komunikasi, dan komunikasi tersebut ada karena ada tutur kata, begitupun tutur kata ada karena ada bahasa yang menuntun kita untuk beretorika dengan baik. Beretorika ini pun seperti halnya bermain basket, mengendarai kendaraan bahkan menghitung angka sekalipun. Semakin terbiasa maka akan semakin mahir. 


















BAB III
PEMBAHASAN

a.   Hal-Hal Pokok Yang Dijadikan Materi Pembahasan
1. retorika adalah seni membangun argumentasi dan seni berbicara, retorika juga diartikan sebagai kesenian untuk berbicara dengan baik. Apakah kesenian tersebut hanya berarti berbicara lancar tanpa pikiran yang jelas? Jelaskan !
2. bagaimana hubungan retorika dan dialektika serta elocution apakah ketiganya berhubungan erat? Jelaskan !
3. retorika sebagai proses komunikasi, retorika didefinisikan sebagai seni membangun argumentasi dan seni berbicara. Lalu, bagaimana pemahaman mengenai retorika sebagai proses komunikasi? Jelaskan !
4. seberapa penting retorika bagi kita sebagai calon pendidik?
5. bagaimana peran komunikasi retorika saat digunakan kita sebagai guru (pendidik) dalam memotivasi siswa?
6. apa yang dimaksud dengan retorika adalah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri? Jelaskan !
7. manfaat retorika dalam kehidupan manusia, apa yang dimaksud dengan pemanfaatan retorika secara spontan? Jelaskan !
8. kenapa komunikasi oleh beberapa penulis dihubungkan dengan oganisasi jelaskan !
9. pemanfaatan retorika secara tradisional yaitu seperti apa? Jelaskan !

b. Jawaban Materi Pembahasan
1. Kesenian berbicara ini bukan hanya berarti berbicara lancar tanpa jalan pikiran yang jelas dan tanpa isi, melainkan suatu kemampuan untuk berbicara dan berpidato secara singkat, jelas, padat dan mengesankan. Sehingga dalam seni berbicara ini kita tentunya dituntut untuk mampu mengolah kata agar apa yang kita sampaikan itu tepat dan sesuai, serta mampu membuat para pendengar antusias dengan apa yang kita bicarakan. Jadi, dalam kesenian berbicara ini kita harus dapat berbicara lancar, kemudian pembicaraan kita memiliki tujuan yang jelas dan mampu disampaikan secara baik.

2. Ilmu retorika mempunyai hubungan yang erat dengan dialektika dan elocution. Dialektika adalah metode untuk mencari kebenaran lewat diskusi dan debat. Melalui dialektika orang dapat mengenal dan menyelami suatu masalah, mengemukakan argumentasi, dan menyusun jalan pikiran secara logis.  Elocution berarti kelancaran berbicara. Dalam retorika kelancaran berbicara sangat dituntut. Elocution menjadi prasyarat kepandaian berbicara. Dapat dibayangkan ketika kita hanya memiliki kelancaran dalam berbicara yang dalam hal ini masuk kedalam ranah elocutio, namun disini kita tidak mampu menyusun jalan pikiran secara logis dan tidak mampu menerapkan metodo untuk mencari sebuah kebenaran baik itu dalam diskusi atau debat. Retorika mempunyai hubungan dengan dialektika karena debat dan diskusi juga merupakan bagian dari ilmu retorika. Oleh karena itu retorika juga berhubungan erat dengan elocution. 

3. Retorika didefinisikan sebagai seni membangun argumentasi dan seni berbicara. Dalam perkembangannya retorika juga mencakup proses untuk menyesuaikan ide dengan orang dan menyesuaikan orang dengan ide melalui berbagai macam pesan. Retorika sebagai proses komunikasi disini berarti retorika sebagai landasan dasar seseorang menguasai komunikasi (lisan). Retorika sebagai sarana untuk menyampaikan suatu informasi yang akan disampaikan oleh pembicaa kepada pendengan dengan menggunakan bahasa yang baik dan sesuai, sehingga oleh para pendengar pembicaraan kita akan didengar dan tentunya akan dipehatikan. Jadi mempelajari dan memahami retorika sebagai suatu proses komunikasi itu sangat lah penting.
4. retorika bagi seorang pendidik (guru) sangatlah penting, karena retorika meupakan seni dalam berbicara, selain itu juga ketika seorang pendidik memiliki kemampuan retorika yang baik tentunya dalam proses kegiatan pembelajaran siswa akan measa nyaman dan mudah mengerti apa yang kita sampaikan. Retorika amat penting, ilmu bahasa itu sangat penting dan berguna disegala bidang. Jadi hendaknya kita sebagai calon pendidik harus mampu menjadi guru yang mengarahkan siswanya menjadi manusia yang lebih baik dengan bahasa dan cara berbicara yang baik pula.
5. peran retorika sebagai suatu sarana komunikasi bagi kita selaku calon pendidik untuk memotivasi siswa kita yaitu sangat berperan penting, dalam retorika kita mempelajari seni atau bagaimana berbicara dengan baik, agar pendengar yakin dengan apa yang kita sampaikan sehingga pendengar percaya akan kemampuan kita. Dalam memotivasi siswa retorika disini berperan sebagai sarana komunkasi baik itu antara pendidik dengan peserta didik maupun sebaliknya. Untuk motivasi siswa tentunya diperlukan cara berbicara yang dapat membuah hati siswa tesentuh dan tergerak untuk melakukan sebuah perubahan. Jadi dalam komunikasi untuk memotivasi siswa ini sangatlah berperan penting baigi kita sebagai seorang pendidik.

6. retorika adalah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri artinya manusia sejak dilahirkan sudah berkomunikasi dengan lingkungannya. Gerak dan tangis yang pertam pada saat ia dilahirkan adalah suatu tanda komunikasi. Retorika merupakan cara berbicara atau berkomunikasi, manusia didunia ini tentunya membutuhkan bahasa sebagai proses komunikasi dengan orang lain. Jadi dapat disimpulkan bahwasanya retorika merupakn bagaian dari kehidupan manuia itu sendiri.

7. yang dimaksud dengan Pemamanfaatan retorika secara spontan atau intuitif yaitu komunikasi yang sering terjadi dalam kehidupan bertutur sehari-hari. Biasanya pembicara tidak banyak mempersiapkan bahan materi yang akan dibicarakan. Jadi lebih bersifat spontan.

8. komunikasi itu penting dalam suatu organisasi, karena komunikasi merupakan salah satu alat utama unmtuk bekerja bersama-sama dari para anggota. komunikasi membantu mereka memelihara kesatuan dengan memungkinkan mereka mempengaruhi dan mengadakan reaksi satu sama lain. sensungguhnya komunikasi adalah sedemikian pentingnya sehingga tanpa komunikasi tidak mungkin ada organisasi. komunikasi mempunyai peranan penting dalam  menentukan betapa efektifnya orang lain bekerja sama dan mekoordinasikan usaha-usaha mereka untuk mencapai tujuan. Dari uraian-uraian tdiatas dapat diketahui bahwa pentingnya komunikasi, maka dari itulah komunikasi oleh beberapa penulis dihubungkan dengan organisasi.

9. Pemanfaatan retorika secara tradisional yaitu dengan mengikuti konvensi atau kesepakatan yang sudah diberikan oleh generasi sebelumnya. Seperti penghormatan kepada pejabat dengan menggunakan kalimat “Yang terhormat”.






BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan

Dari berbagai penjelasan di atas sudah jelas bahwa jika beretorika maka kita akan bergelut dengan komunikasi, dan komunikasi tersebut ada karena ada tutur kata, begitupun tutur kata ada karena ada bahasa yang menuntun kita untuk beretorika dengan baik.
Retorika sebuah teknik pembujuk-rayuan secara persuasi untuk menghasilkan bujukan dengan melalui karakter pembicara, emosional atau argumen (logo) dan termasuk salah satu bagian penting dalam proses komunikasi, bahkan ada ilmunya tersendiri. Sebagai bagian dari seni bicara, maka patut bagi setiap manusia, terlebih orang yang sering berbicara di depan khalayak umum untuk mengetahui apa itu retorika, Karena berbicara tanpa retorika seperti masakan yang hambar, tanpa rasa. Retorika bukanlah sekedar bicara indah tetapi lebih dari itu retorika mampu membuat orang tertawa, menangis, terbakar semangatnya, dan apa yang disampaikan dapat menarik dan memikat orang yang mendengarkan. Karena itu retorika sangat berkaitan dengan kehidupan manusia, meskipun dalam bidang yang berbeda.













Daftar Pustaka
Widjaja A.W. 2008. Komunikasi Dan Hubungan Masyarakat.  Jakarta : PT Bumi Aksara.
Moekijat. 1993. Teori Komunikasi. Bandung : Mandar Maju.  
Suhandang Kustadi. 2009. Retorika strategi, teknik dan taktik pidato. Bandung: Nuansa
Suhandang Dori Wuwur. 1991. Terampil berpidato, bediskusi, berargumentasi, bernegosiasi. Yogyakarta: Kanicus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar