HAKIKAT KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN
Kumpulan Materi Ini Disusun Untuk
Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Telaah Kurikulum SMP/SMA
Dosen Pengampu : Ibu Dwi
Fitriyani, M.Pd.
Disusun Oleh:
1.
Ana Wahyu Kusniati NPM 14040004
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2016
1. HAKIKAT KURIKULUM
dan PEMBELAJARAN
A. Sejarah Pengembangan
Kurikulum di Indonesia
Perkembanagan kurikuum di indonesia berpijak dari sejarah
perkembangan pendidikan di indonesia itu sendiri. Secara formal, sejak zaman
belanda sudah terdapat sekolah, dan artinya kurikulum juga sudah ada. Setelah
Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, pendidikan di
tanah air ini terus berkembang, termasuk dalam hal perhatian pemerintah dalam
perkembangan kurikulum.
v Rencana Pelajaran 1947
Awal kurikulum terbentuk pada tahun 1947, yang diberi nama Rencana
Pembelajaran 1947. Kurikulum ini pada saat itu meneruskan kurikulum yang sudah
digunakan oleh Belanda karena pada saat itu masih dalam proses perjuangan
merebut kemerdekaan. Yang menjadi ciri utam kurikulum ini adalah lebih menekankan
pada pembentukan karakter manusia yang berdaulat dan sejajar dengan bangsa
lain.Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah leer
plan. Dalam bahasa Belanda, artinya rencana pelajaran, lebih popular ketimbang
curriculum (bahasa Inggris). Perubahan kisi-kisi pendidikan lebih bersifat
politis: dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Asas
pendidikan ditetapkan Pancasila.
Rencana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan sekolah-sekolah pada 1950.
Sejumlah kalangan menyebut sejarah perkembangan kurikulum diawali dari
Kurikulum 1950. Bentuknya memuat dua hal pokok: daftar mata pelajaran dan jam
pengajarannya, plus garis-garis besar pengajaran. Rencana Pelajaran 1947
mengurangi pendidikan pikiran. Yang diutamakan pendidikan watak, kesadaran
bernegara dan bermasyarakat, materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian
sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.
v Rencana Pelajaran Terurai 1952
Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana
Pelajaran Terurai 1952. “Silabus mata pelajarannya jelas sekali. seorang guru
mengajar satu mata pelajaran,” kata Djauzak Ahmad, Direktur Pendidikan Dasar
Depdiknas periode 1991-1995. Ketika itu, di usia 16 tahun Djauzak adalah guru
SD Tambelan dan Tanjung Pinang, Riau.
Di penghujung era Presiden Soekarno, muncul Rencana Pendidikan 1964
atau Kurikulum 1964. Fokusnya pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya,
dan moral (Pancawardhana). Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok
bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan (keterampilan),
dan jasmaniah. Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan
fungsional prak tis.Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964 pemerintah kembali
menyempurnakan sistem kurikulum pendidikan di indonesia. Kali ini diberi nama
dengan Rentjana Pendidikan 1964. Yang menjadi ciri dari kurikulum ini
pembelajaran dipusatkan pada program pancawardhana yaitu pengembangan moral,
kecerdasan, emosional, kerigelan dan jasmani.
v Kurikulum
1964
Kali ini beri nama Rentjana Pendidikan 1964.
Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah
bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik
untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program
Pancawardhana yang meliputi pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan
moral. Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi :
moral, kecerdasan, emosional, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah. Pendidikan
dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis. Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum
ini adalah: bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat
pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran
dipusatkan pada program Pancawardhana (Hamalik, 2004), yaitu pengembangan
moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan, dan jasmani.
v Kurikulum
1968
Kurikulum
1968 merupakan pembaharuan dari kurikulum 1964, yaitu dilakukannya perubahan
struktur kurikulum pendidikan dari pancawardhana menjadi pembinaan jiwa
pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.Kurikulum 1968 merupakan
perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen. Dari segi tujuan pendidikan, kurikulum 1968 bertujuan bahwa
pendidikan di tekankan pada upaya untuk membentuk manusia pancasila sejati,
kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani,
moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan pada
kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik
yang sehat dan kuat.
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu
dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi
pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum
1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945
secara murni dan konsekuen.
Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya
untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi
kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan
beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan
keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat. Kelahiran
Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang
dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia
Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi
pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan
khusus. Jumlah pelajarannya 9.
v Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 sebagai pengganti kurikulum 1968 menekankan pada
tujuan,Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan
efektif. Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah “satuan
pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan
pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK),
materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi.
Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru sibuk menulis rincian apa yang akan
dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.
v Kurikulum 1984 (kurikulum CBSA)
Kurikulum
1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses,
tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut “kurikulum
1975 yang disempurnakan”.Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar.Dari
mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan.Model ini
disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Aktive Learning (SAL).
Kurikulum
1984 ini berorientasi kepada tujtuan interaksional.Didasari oleh pandangan
bahwa pemberian pengalaman belajar kepada siswa dalam waktu belajar yang sangat
terbatas di sekolah harus benar-benar fungsional dan efektif. Oleh karena itu,
sebelum memilih atau menentukan bahan ajar, yang petama harus dirumuskan adalah
tujuan apa yang harus dicapai siswa.
v Kurikulum 1994
Kurikulum
1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai UU no.
2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem
pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem
caturwulan.Tujuan pengajaran lebih menekankan pada pemahaman konsep dan
keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan maslah.
Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994,
di antaranya sebagai berikut:
-
Pembagian
tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem catur wulan.
-
Pembelajaran di
sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada
materi pelajaran/isi).
-
Kurikulum 1994
bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua
siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga
daerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan
lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar.
-
Dalam
pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang
melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial.
Dalam mengaktifkan siswa guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah kepada
jawaban konvergen, divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban) dan
penyelidikan.
-
Dalam
pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan
konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan
terdapat keserasian antara pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan
pengajaran yang menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan
masalah.
-
Pengajaran dari
hal yang konkrit ke ha yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit dan
dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks.
-
Pengulangan-pengulangan
materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman.
Selama dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa permasalahan,
terutama sebagai akibat dari kecenderungan kepada pendekatan penguasaan materi
(content oriented), di antaranya sebagai berikut :
-
Beban belajar
siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi/
substansi setiap mata pelajaran.
-
Materi
pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat
perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan
aplikasi kehidupan sehari-hari.
v Kurikulum 2004
Kurikulum
ini lebih dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).Pendidikan
berbasis kopetensi menitikberatkan pada pengembangan kemampuan untuk melakukan
(kompetensi) tugas-tugas tertentu sesuai dengan standar performance yang telah
ditetapkan. Hal ini dapat diartikan bahwa pendidikan mengacu pada upaya
penyiapan individu yang mampu melakukan perangkat kompetensi yang telah
ditentukan.Implikasinya adalah perlu dikembangkan suatu kurikulum berbasis
kompetensi sebagai pedoman pembelajaran. Kurikulum ini berorientasi pada hasil
dan dampak dari proses pendidikan serta keberagaman individu dalam menguasai
semua kopetensi.
v KTSP 2006
Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan. Muncullah Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan. Pelajaran KTSP masih tersendat. Tinjauan dari segi isi dan
proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi
tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol
adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai
dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini
disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi
dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan
pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi
pengambangan perangkat pembelajaran, seperti silabus dan sistem penilaian
merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawah koordinasi dan
supervisi pemerintah Kabupaten/Kota.
v Kurikulum 2013
Kurikulum
2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang pernah digagas dalam rintisan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004, tapi belum terselesaikan karena
desakan untuk segera mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) 2006. Selain itu penataan kurikulum pada kurikulum 2013 dilakukan
sebagai amanah dari UU No.20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional dan
peraturan presiden N0. 5 tahun 2010 tentang rencana pembangunan jangka menengah
nasional.
Kurikulum
2013 dikembangkan untuk meningkatkan capaian pendidikan dengan dua strategi
utama, yaitu peningkatan efektifitas pembelajaran pada satuan pendidikan dan
penambahan waktu pembelajaran di sekolah. Efektifitas pembelajaran dicapai
melalui tiga tahap, yaitu:
-
Efektifitas
interaksi, akan tercipta dengan adanya harmonisasi iklim akademi dan budaya
sekolah. Efektifitas interaksi dapat terjaga apabila kesinambungan
manajemen dan kepemimpinan pada satuan pendidikan.
-
Efektifitas
pemahaman, menjadi bagian penting dalam pencapaian efektifitas pembelajaran.
Efektifitas tersebut dapat dicapai apabila pembelajaran yang mengedepankan
pengalaman personal siswa melalui observasi, asosiasi, bertanya, menyimpulkan
dan mengkomunikasikan.
-
Efektivitas
penyerapan, dapat tercipta manakala adanya kesinambungan pembelajaran horizonta
dan vertikal.
Penerapan
kurikulum 2013 diimplementasikan adanya penambahan jam pelajaran, hal tersebut
sebagai akibat dari adanya perubahan proses pembelajaran yang semula dari siswa
diberi tahu menjadi siswa yang mencari tahu. Selain itu, akan merubah pula
proses penialaiayang semula berbasis output menjadi berbasis proses dan output.
B.
Pengertian Kurikulum dan Pembelajaran
a. Pengertian Kurikulum
Secara Etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu
carier yang artinya pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi,
istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga pada zaman Romawi Kuno di
Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari
dari garis start sampai garis finish.
Dalam bahasa Arab, kata kurikulum biasa diungkapkan dengan manhaj
yang berarti jalan yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupan.
Sedangkan kurikulum pendidikan(manhaj al-dirasah) dalam qamus Tarbiyah adalah
seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan
dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.
secara terminologi atau biasa disebut dengan pengertian secara
istilah. Pengertian Kurikulum menurut para ahli inilah pengertian kurikulum
secara Terminologi. Sebenarnya sangat banyak sekali para ahli pendidikan yang
mendifinisikan tentang kurikulum. Namun disini kelompok kami hanya menjelaskan
beberaa diantaranya saja, antara lain meiputi engertian dari:
·
Kurikulum
adalah Rancangan Pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang disusun secara
sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh ijazah. (Crow and
Crow)
·
Kurikulum
adalah kelompok pengajaran yang sistematik atau urutan subjek yang
dipersyaratkan untuk lulus atau sertifikasi dalam pelajaran mayor, misalnya
kurikulum pelajaran sosial, kurikulum pendidikan fisika (Carter V. Good dalam
Oliva, 191:6)
·
Hilda Taba
Kurikulum adalah sebuah
rancangan pembelajaran, yang disusun dengan mempertimbangkan berbagai hal
mengenai proses pembelajaran serta perkembangan individu.
·
UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidika Nasional Pasal 1 ayat 19
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, tambahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Judul
:Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
Pengarang :
Dr. Wina Sanjaya, M. Pd.
Tahun : 2005
Jadi, dari keempat pendapat diatas dapat kelompok kami
simpulkan bahwasanya kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, yang tersusun secara sistematik yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar guna mencapai tujuan pendidikan.
b. Pengertian
Pembelajaran
Pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relatif
permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Dengan kata lain, pembelajaran
adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Dalam Undang-undang sistem pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pembelajaran
dalam dunia pendidikan merupakan proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang
sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif
antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (waga belajar) dan pendidik
(sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan.
Dari beberapa pendapat diatas dapat kami simpulkan bahwasanya
pembelajaran adalah suatu upaya yang secara tersusun dan sengaja dibuat guna
menciptakan interaksi edukatif antara dua pihak yaitu peserta didik dan
pendididk. Dan dapat kami simpulkan bahwa kurikulum dan pembelajaran adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, yang tersusun secara sistematik untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
C. Berbagai Macam Terminologi dalam Kurikulum
Untuk lebih memperkaya berbagai pengertian kurikulum akan
dipaparkan berbagai terminologi dalam kurikulum diantaranya seagai berikut:
a. Core curriculum
Core artinya inti, dalam kurikulum berarti pengalaman belajar yang
haru diberikan baik yang berupa kebutuhan individu maupun kebutuhan umum. Jadi,
core curriculum adalah tujuan yang mendasar dan luas, bahan terdiri atas
berbagai pengalamanbelajar yang disusun atas dasar unit kerja, metode yang
digunakan sangat fleksibel, dan bimbingan belajar sangat diperlukan.
b. hidden curricullum
artinya adalah kurikulum yang tersembunyi, tersembunyi berarti
tidak dapat dilihat, tetapi tidak hilang. Jadi, kurikulum tersembunyi ini tidak
direncanakan, tidak diprogram, dan tidak dirancang, tetapi mempunyai pengaruh
baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap out put dari proses belajar
mengajar.
Robert S. Zais (1981) mengungkapkan berbagai terminologi dalam
kurikulum sebagai berikut:
1. curriculum Foundation
Pondasi kurikulum yang disebut juga asas-asas kurikulum
mengingatkan bahwa dalam menyusun kurikulum hendaknya memperhatikan filsafat
bangsa yang dinamis, keadaan masyarakat beserta kebudayaannya, hakikat anak dan
teori belajar.
2. curriculum construction
Konstruksi kurikulum membahas berbagai komponen kurikulum dengan
pertanyaan, misalnya:
-
Apa hakikat
manusia itu?
-
Apa ilmu
pengetahuan itu?
-
Materi apa yang
akan diberikan?
3. curriculum development
Perkembangan kurikulum membahas berbagai macam model pengembangan
kurikulum selanjutnya. Yang perlu diperhatikan dalam mengembangka kurikulum
adalah : siapa yang berkepentingan, guru, tenaga bukan pengajar, orang tua atau
siswa? Siapa yang akan terlibat dalam pelaksanaan pengembangan? Bagaimana cara
mengaturnya? Bagaimana pengorganisasianya?
4. curriculum implementation
Membicarakan seberapa jauh kurikulum dapat dilaksanakan. Oleh
karena itu yang perlu dipantau adalah proses pelaksanaannya, evaluasinya.
Selanjutnya atas dasar hasil evaluasi perlu tidaknya kurikulum direvisi untuk
penyempurnaan.
5. curriculum engineering
Disebut juga pembinaan kurikulum, adalah proses memaksa untuk
memfungsikan sistem kurikulum di sekolah. Dalam sistem ini ada 3 fungsi, yaitu:
-
Menghasilkan
kurikulum
-
Melaksanakan
kurikulum
-
Menilai
keefektifan kurikulum dan sistemnya
D. Tujuan Kurikulum dan pembelajaran
a. Tujuan kurikulum
Tujuan adalah segala sesuatu yang dicapai. Segala sesuaitu itu
dapat berupa benda konkret baik yang berupa barang maupun tempat, atau dapat
juga berupa hal-hal yang sifatnya abstrak. Dengan kata lain, tujuan dapat
berupa hal-hal sederhana, dapat pula berupa hal-hal yang kompleks. Kurikulum
adalah suatu sistem artinya kurikulum itu adalah suatu kesatuan atau totalitas
yang terdiri dari beberapa komponen, dimana antara komponen satu dengan yang
lainnya saling beehubungan dan saling memengaruhi dalam mencapai tujuan. Jadi,
tujuan kurikulum adalah menggambarkan kualitas manusia yang diharapkan terbina
dari suatu proses pendidikan.
Berbagai tujan pendidikan yang menjadi tujuan kurikulum dapat
dilihat dari berbagai sudut pandang yang mempunyai sasaran yang berbeda-beda
dan tertera sebagai berikut:
1. Dilihat dari hierarki tujuan, ada:
·
Tujuan
pendidikan nasional yang rumusannya ada pada undang-undang SISDIKNAS Bab I
Pasal 3 tertulis sebagai berikut: pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta perbedaan bangsa bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agama yang menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
·
Tujuan institusional,
Tujuan institusional pada pendidikan dasar tertera pada PP. No 28 tahun 1989
Bab II Pasal 2 sebagai berikut: pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan
bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupan
sebagai pribadi anggotamasyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta
mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.
·
Tujuan
pendidikan menengah
-
meningkatkan
kemampuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih
tinggi dan untuk mengembangkan diri
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan kesenian.
-
meningkatkan
kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal
balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitar.
·
Tujuan
pendidikan tinggi
-
menyiapkan
peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik
dan atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.
-
mengembangkan
dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan atau kesenian serta mengupayakan
penggunaannya untuk meningkatkan taraf kuehidupan masyarakat dan memperkay
kebudayaan nasioana.
2. Dilihat dari penyelenggaraannya
-
tujuan
kurikulum nasional dengan maksud untuk menyeragamkan mutu lulusab untuk
beberapa mata pelajaran dengan cara UN.
-
Tujuan
kurikulum regional dan lokal, yng berupa kurikulum muatan lokal bertujuan
memberi bekal pengetahuan, keterampilan pembentukan sikap dan perilaku siswa,
serta memiliki wawasan yang luas dan mantap tentang keadaan lingkungan dan
kebutuhan masyarakat, mampu mengembangkan serta melestarikan sumber daya dan
kebudayaan.
3. Dilihat dari arah kelulusan
-
kurikulum
bertujuan akademik artinya menyiapkan lulusannya untuk mengembangkan diri
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.
Misalnya: kepada lembaga pendidikan SMA dan di perguruan tinggi jenjang S1, S2,
S3.
-
kurikulum
bertujuan profesi menyiapkan lulusannya untuk menghadapi lapangan kerja di
masyarakat yang dibutuhkan lembaga pendidikan penyelenggara ada sekolah
kejuruan/ program s.o.1, s.o.2, s.o.3, dan s.o.4 atau program D1, D2. D3, dan
D4.
b. Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar, proses perolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dapat kami simpulkan bahwasanya pembelajaran
adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Tujuan Pembelajaran adalah intruksional artinya perilaku hasil
belajar yang diharapkan terjadi, dimiliki atau dikuasai oleh peserta didik
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu.
E. Fungsi Kurikulum dan Pembelajaran
Kata fungsi berasal dari bahasa inggris Function yang berarti
jabatan, kedudukan, kegiatan, dan sebagainya. Berkaitan fungsi kurikulum bagi
siswa, dalam literatur lain, Alexander Inglis (dalam Hamalik, 1990)
mengemukakan enam fungsi kurikulum sebagai berikut:
1. fungsi penyesuaian
Fungsi penyesuaian mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat
pendidikan harus mampu mengarahkan siswa agar memilik sifat well agjusted,
yaitu mampu mentyesuaikan dirinya dengan lingkungan, baik lingkungan fisik
maupun lingkungan sosial. Lingskungan itu sendiri senantiasa mengalami
pereubahan dan bersifat dinamis. Oleh karena itu, siswa pun harus memiliki
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di
lingkungannya.
2. fungsi integrasi
Mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh. Siswa pada dasarnya merupakan
anggota dan bagian integral dari mmasyarakat. Oleh karena itu, siswa harus
memiliki kepribadian yang dibutuhkan untuk dapat hidup dan berintegrasi dengan
masyarakatnya.
3. fungsi diferensiasi
Mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu siswa. Setiap siswa
memiliki perbedaan, baik dari aspek fisik maupun psikis, yang harus dihargai
dan dilayani dengan baik.
4. fungsi persiapan
Mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu mempersiapkan siwa untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan
berikutnya. Selain itu, kurikulum juga diharapkan dapat mempersiapkan siswa
untuk dapat hidup dalam masyarakat seandainya
ia (karena sesuatu hal) tidak dapat melanjutkan pendidikannya.
5. fungsi pemilihan
Mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih harus mampu emberika
kesempatan kepada siswa untuk memilih program-program belajar yang sesuai denga
kemampuan dan minatnya.
6. fungsi diagnostik
Mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu membantu dan mengarahkan siswa untuk memahami dan menerima kekuatan
(potensi) dan kelemahan yang dimilikinya.
Keenam fungsi kurikulum ini harus dimiliki oleh suatu lembaga
pendidkan secara menyeluruh (komprehensif). Dengan demikian kurikulum dapat
memberikan pengarus bagai pertumbungan dan perkembangan sswa dalam ranga
pencapaian tujuan pendidikan.
Kesimpulan
Perkembanagan kurikuum di indonesia berpijak dari sejarah
perkembangan pendidikan di indonesia itu sendiri. Secara formal, sejak zaman
belanda sudah terdapat sekolah, dan artinya kurikulum juga sudah ada. Sejarah
perkembangan kurikulum di Indonesia dimulai sejak tahun 1947, 1952, 1964, 1968,
1975, 1984, 1994, 2004, 2006, 2013.
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, yang tersusun secara sistematik yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar guna mencapai tujuan pendidikan.
pembelajaran adalah suatu upaya yang secara tersusun dan sengaja
dibuat guna menciptakan interaksi edukatif antara dua pihak yaitu peserta didik
dan pendididk. Dan dapat kami simpulkan bahwa kurikulum dan pembelajaran adalah
seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, yang tersusun secara sistematik untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
Berbagai Macam Terminologi dalam Kurikulum
(a) Core curriculum
(b) hidden curricullum: (curriculum Foundation, curriculum
construction , curriculum development, curriculum implementation, curriculum
engineering).
Tujuan kurikulum adalah menggambarkan kualitas manusia yang
diharapkan terbina dari suatu proses pendidikan.
Tujuan Pembelajaran adalah intruksional artinya perilaku hasil
belajar yang diharapkan terjadi, dimiliki atau dikuasai oleh peserta didik
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu.
Fungsi kurikulum meliputi: . fungsi penyesuaian, fungsi integrasi, fungsi
diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi pemilihan, fungsi diagnostik.
Daftar pustaka
Hernawan, Henrry
dkk. 2008. Pengembangan kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Dakir, H. 2010.
Perencanaan dan pengembangan kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta
Idi Abdullah.
2014. Pengembangan kurikulum teori dan praktik. Jakarta:Rajawali Pers.
http://jhonmiduk8.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-pembelajaran-menurut-para.html (dikutip pada tanggal 18 februari 2016 pukul 20:10 WIB).
http://jihadada.blogspot.co.id/p/pengertian-kurikulum-menurut-para-ahli.html (dikutip pada tanggal 18 februari 2016 pukul 20: 21 WIB).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar