LAPORAN OBSERVASI PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS X AKUTANSI SMK KARYA BHAKTI PRINGSEWU
Laporan
Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata
Kuliah Kajian Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia
Dosen
Pengampu : Ibu Rohma Tussalekha, M.Pd.
Disusun Oleh : Kelompok 8
1.
Ana
Wahyu Kusniati NPM 14040004
2.
Lusi
Miftahul Baroroh NPM 14040008
3.
Dedi
Saputra NPM
14040009
4.
Riska
Eldiana NPM
14040024
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU LAMPUNG
2017
KATA
PENGANTAR
Bismillahirrohman
Nirrokhiim…
Segala
puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah swt yang telah memberikan
pengetahuan dan ilmu kepada kami dalam menyelesaikan penulisan dan pelaksanaan “Observasi
Pembelajaran Bahasa Indonesia” Shalawat dan salam kami sanjung agungkan kepada
junjungan Nabi Besar Muhammad saw yang kita nantikan safa’atnya di yaumil
akhir. Laporan ini merupakan salah satu tugas yang diberikan kepada kami dalam
rangka mengembangkan ilmu yang berkaitan dengan Bahasa Indonesia.
Terselesaikannya
observasi dan laporan observasi pada pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas X
Akutansi SMK Karya Bhakti Pringsewu tidak terlepas dari bantuan semua pihak,
oleh karena itu dalam kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Ibu
Rohma Tussalekha, M.Pd. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Kajian Pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia
2. Ibu
Gustini, S.Pd. selaku Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
3. teman-teman
semester VI Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia
Akhirnya
dengan ucapan semoga Allah swt selau melimpahkan rahmat-NYA kepada kami semua
dan semoga laporan observasi pembelajaran Bahasa Indonesia ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas dan manfaat khususnya bagi kami yang InsyaAllah akan menjadi
seorang guru. Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun,
guna terciptanya laporan yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Pringsewu,
12 Maret 2017
Penyusun,
Kelompok
8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB
I PENDAHULUAN
BAB
II PEMBAHASAN
BAB
III PENUTUP
A.
Simpulan ..................................................................................
B.
Saran ........................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB
I
PENDAHULUAN
Guru
adalah bagian dari kesadaran sejarah pendidikan di dunia. Citra guru berkembang
dan berubah sesuai dengan perkembangan dan perubahan konsep dan persepsi
manusia terhadap pendidikan dan kehidupan itu sendiri. Profesi guru pada
mulanya dikonsep sebagai kemampuan memberi dan mengembangkan pengetahuan
peserta didik. Dalam suatu sekolah yang apabila program pendidikan tersebut
bertujuan agar siswanya mencapai perkembangan optimal sebagai individu dan
makhluk sosial, maka pendidikan di sekolah itu tidak cukup dengan memberikan
program kurikulum mata pelajaran saja, tetapi mata pelajaran tersebut harus
diajarkan dan diatur dengan cara yang baik, sedangkan jika siswa menghadapi
masalah dalam rangka penyelesaian program pendidikan di sekolah, dimana masalah
itu tidak hanya terbatas masalah mengenai pelajaran, maka sekolah perlu
mengadakan usaha untuk membantu siswa dalam memecahkan masalahnya. Siswa
sebagai anak didik dalam kehidupannya tidak terlepas dari berbagai macam
masalah apakah itu masalah internal atau masalah eksternal siswa, baik masalah
yang ringan maupun masalah yang berat, semuanya memerlukan pemecahan sebagai
jalan keluarnya. Kita ketahui bahwa tidak semua orang mampu memecahkan
masalahnya sendiri, baik orang dewasa terlebih lagi anak yang masih dalam taraf
perkembangan menuju kedewasaan, maka orang dewasalah yang dapat membimbing dan
membantu memecahkan masalah yang dihadapinya.
Jadi
jelas bahwa dalam kegiatan belajar mengajar biasanya banyak masalah yang timbul
terutama dirasakan oleh siswa. Guru mempunyai tanggung jawab yang besar dalam
membantu siswa agar berhasil dalam belajarnya. Untuk itu hendaknya guru
memberikan bantuan kepada siswa untuk mengatasi masalah yang timbul dalam
proses kegiatan belajar mengajar. Disini letak pentingnya guru sebagai pendidik
untuk membantu siswa agar dapat berhasil dalam pelajaran sehingga proses
belajar mengajar berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan.
Pendekatan-Pendekatan Guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa.
Pengertian
belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang
terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.Siswa mengalami suatu
proses belajar. Dalam proses belajar tesebut, siswa menggunakan kemampuan
mentalnya untuk mempelajari bahan belajar. Kemampuan-kemampuan kognitif,
afektif dan psikomotorik yang dibelajarkan dengan bahan belajar menjadi semakin
rinci dan menguat.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PELAKSANAAN
DAN HASIL OBSERVASI
a.
Pelaksanaan
hari,tanggal : Kamis, 23 Februari 2017
tempat : Kelas X Akutansi SMK Karya
Bhakti Pringsewu
nama guru
: Gustiani, S.Pd.
b.
Hasil
Observasi
a.
Intrumental
Instrumental adalah alat atau
sarana yang digunakan dalam proses belajar dan pembelajaran, berupa hardware
dan software. Misalkan saja hardware, seperti : Buku-buku yang lengkap, kelas
yang kodusif, cat dinding kelas yang sesuai dan membuat suasana nyaman, tempat
duduk, taman, LCD, komputer, transportasi, perpustakaan, gedung, laboratorium
dan lain-lain. Software berupa program-program pendukung belajar peserta didik
dan pendidik, yang berkaitan langsung dengan minat siswa belajar.
Yang termasik faktor instrumental
antara lain:
http://worldoftiwi.blogspot.co.id/2013/01/laporan-observasi-mengamati-guru-mata.html
a)
Metode
mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara
atau jalan yang harus dilalui dalam mengajar. Metode mengajar guru yang kurang
baik akan mempengaruhi belajar siswa
yang tidak baik pula. Metode mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi
misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran
sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa
atau mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang
terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar.
Melalui hasil pengamatan atau
observasi yang telah kelompok kami lakukan, dalam penggunaan metode seorang
guru yang mengajar di kelas X Akutansi SMK Karya Bhakti Pringsewu ini sudah
sesuai dengan, dapat dibuktikan dengan respon dari siswa yang mampu menanggapi
apa yang disampaikan oleh guru, serta dalam menggunakan metode pengajaran ini
cukup bervariasi.
b)
Alat
pelajaran
Alat pelajaran erat hubungannya
dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada
waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu.
Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan
pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan
menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan maju.
c)
Waktu
sekolah
Waktu sekolah ialah waktu
terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, waktu itu dapat pagi hari, sore,
atau malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa. Jika terjadi
siswa terpaksa masuk sekolah sore hari, sebenarnya kurang dapat
dipertanggungjawabkan kecuali ada hal yang mendesak seperti keterbatasan
ruangan kelas. Dimana siswa harus beristirahat, tetapi terpaksa masuk sekolah
hingga mendengarkan pelajaran sambil mengantuk. Sebaliknya siswa belajar di
pagi hari, pikiran masih segar, jasmani dalam kondisi yang baik. Jika siswa
bersekolah pada waktu kondisi badannya sudah lelah atau lemas, misalnya pada
siang hari, akan mengalami kesulitan didalam menerima pelajaran. Kesulitan itu
disebabkan karena siswa sukar berkonsentrasi dan berfikir pada kondisi badan
yang lemah tadi.
Waktu pelajaran bahasa Indonesia di
kelas X ini sudah sangat efektif, karena waktunya adalah pagi hari pada jam
pertama dan kedua, sehingga para siswa masih sangat bersemangat dan sangat
antusias dalam menerima materi pelajaran dengan baik.
b.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi Pembelajaran
Saat proses belajar dapat terjadi
berbagai hambatan, itulah salah satu bunyi dari prinsip pembelajaran. Untuk
dapat mengetahui dan mengatasi hambatan- hambatan maka kita harus berfikit
mengenai faktor- faktor apa saja yang dapat mempengaruhi suatu proses belajar
dan pembelajaran. Setelah mengetahui berbagai prinsip pembelajaran, kita dapat
menganalisa lebih jauh mengenai factor- faktor yang dapat berpengaruh pada saat
proses belajar. Di prinsip-prinsip pembelajaran kita mengetahui bahwa belajar
membutuhkan proses, interaksi, motivasi, lingkungan, dll. Kali ini kita akan
bahas dalam konteks faktor-faktor yang dapat berpengaruh saat proses belajar
dan pembelajaran. Faktor-faktor tersebut adalah:
a.
Faktor
Internal
Faktor internal adalah
faktor-faktor yang berada pada diri murid itu sendiri. Seperti : Gangguan fisik
seperti kurang berfungsinya organ-organ perasaan alat panca indra, Ketidak
seimbangan mental, Kelemahan emosional, Kelemahan yang disebabkan oleh perasaan
dan sikap yang salah seperti kurang perhatian dan minat terhadap pelajaran,
malas dan sering bolos.
Dalam pengamatan kami, berkaitan
dengan faktor internal ternyata tidak mengalami permasalahan.
b.
Faktor
Eksternal
Faktor eksternal adalah
faktor-faktor yang timbul dari luar individu, seperti: Sekolah, Sifat kurikulum
yang kurang fleksibel, terlalu berat beban belajar, (murid) dan mengajar
(guru), metode mengajar kurang memadai, kurang media pembelajaran, Keluarga
(rumah) Keluarga yang kurang utuh atau kurang harmonis, keadaan ekonomi, dan
sikap orang tua tidak memperhatikan pendidikan anaknya.
Dalam faktor eksternal ini terdapat
kendala dalam pembelajarannya, namun kendala tersebut bukanlah kendala yang
fatal karena dapat langsung teratasi oleh guru. Kendala tersebut Seperti, dalam
ruangan guru sedang mendengarkan, ada yang asik ngobrol dengan teman sebangku
dan pada akhirnya hal tersebut mengganggu teman yang lain yang sedang fokus
memperhatikan penjelasan guru. Tetapi, permasalahan ini bukanlah permasalahan
yang sulit. Ketika siswa yang dibelakang asik mengobrol dengan teman sebangku,
disini fungsi guru untuk menegur, dan dari hasil observasi yang kami dapat,
ketika ada siswa yang rebut atau ngobrol, guru langsung memfokuskan kepada
siswa tersebut dan akhirnya siswa tersebut kembali fokus mendengarkan
penjelasan guru. Sehingga, hal tersebut dapat menjadi solusi jika nantinya saat
mengajar kita menemukan hal yang demikian.
c.
Pengertian
dan Macam-macam Metode
a.
Pengertian
Menurut
Nana Sudjana (2005: 76) metode pembelajaran adalah, “Metode pembelajaran ialah
cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsungnya pengajaran”
Senada
dengan pendapat ahli, M. Sobri Sutikno (2009: 88) menyatakan, “Metode
pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh
pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk
mencapai tujuan.
Berdasarkan
definisi atau pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan tersebut di atas
dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi
yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa
untuk mencapai tujuan.
b.
Macam-macam
Metode
Dengan GBPP 1984 yang memuat
beberapa metode pengajaran bahasa. Metode-metode sebagai berikut ini:
a) Metode
Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu
teknik mengajar dengan memperagakan, mempertunjukan, atau menayangkan sesuatu.
Siswa dituntut memperhatikan objek yang didemonstrasikan. Melalui metode ini
siswa dapat mengembangkan keterampilan mengamati, menggolongkan, menarik
kesimpulan, menerapkan atau mengkomunikasikan.
b) Metode
Diskusi
Diskusi adalah proses pembelajaran
melalui interaksi dalam kelompok. Setiap anggota kelompok saling bertukar ide
atau pikiran tentang suatu isu dengan tujuan untuk memecahkan suatu masalah,
menjawab suatu pertanyaan, menambah pengetahuan atau pemahaman, atau membuat
suatu keputusan. Jadi setiap siswa harus aktif memecahkan masalah. Apabila
proses diskusi melibatkan seluruh anggota kelas, pembelajaran dapat terjadi
secara langsung dan bersifat berpusat pada siswa. Dikatakan pembelajaran
langsung karena guru menentukan tujuan yang harus dicapai melalui diskusi,
mengontrol aktivitas siswa serta menentukan fokus dan keberhasilan
pembelajaran. Dikatakan berpusat kepada siswa karena sebagian besar input
pembelajaran berasal dari siswa, mereka secara aktif dan meningkatkan belajar,
serta mereka dapat menemukan hasil diskusi mereka.
c) Metode
Ceramah
Metode ceramah adalah suatu metode
mengajarkan sesuatu bahan dengan penuturan, penerangan, atau penjelasan bahasa
lisan kepada siswa.
d) Metode
Penugasan
Metode penugasan adalah teknik
pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugas
berdasarkan petunjuk atau instruksi guru. Tugas dapat bersifat individu dan
kelompok.
e) Metode
Tanya Jawab
Melalui pertanyaan guru memancing
waktu jawaban tertentu dari siswa jawaban yang diharapkan akan tercapai apabila
siswa telah mempunyai pengetahuan siap, ingatan, atau juga penalaran tentang
yang ditanyakan. Gambaran situasi yang mendahului pertanyaan sangat membantu
siswa dalam menanggapi pertanyaan. Melalui metode ini dapat dikembangkan
keterampilan mengamati, menafsirkan, menggolongkan, menyimpulkan, menerapkan,
dan mengkomunikasikan.
Metode yang digunakan di kelas X
Akutansi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan metode ceramah dan Tanya
jawab. Hal ini menurut kelompok kami sudah sesuai karena di sesuaikan dengan
pengajarannya yaitu “Macam-macam Kelas Kata”. Kedua metodote diatas menurut
kelompok sudah sesuai dimana, dalam menjelaskan
materi tersebut tentunya guru akan
mengajarkan sesuatu bahan dengan penuturan, penerangan, atau penjelasan
bahasa lisan kepada siswa. Hal ini sesuai dengan materi “Macam-macam Kelas
kata” yang membutuhkan penjelasan secara rinci di masing-masing macamnya.
Kemudian, metode Tanya jawab dalam
pemebelajaran bahasa Indonesia di kelas X Akutansi ini guru juga menggunakan
metode Tanya jawab, hal ini juga sudah sesuai dengan pelajaran yang sedang di
ajarkan kepada siswa. karena setelah di berikan materi kemudian ibu guru
memancing siswa untuk mau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh ibu
guru.
Jadi, kedua metode ini sudah sesuai
jika di terapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia yaitau “ Macam-macam Kelas
Kata”.
d.
Pengertian
dan macam-macam strategi pembelajaran
a.
Pengertian
Sadiman, dkk (1986) dalam bukunya
Warsita (2008: 266).
Strategi pembelajaran adalah
usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar
terjadi proses belajar dalam diri peserta didik.
Alim Sumarno (2011).
Strategi pembelajaran dapat
diartikan sebagai kegiatan yang dipilih oleh pembelajar atau instruktur dalam
proses pembelajaran yang dapat memberikan kemudahan fasilitas kepada pebelajar
menuju kepada tercapainya tujuan pembelajaran tertentu yang telah ditetapkan.
http://bugurumalas.blogspot.co.id/2014/03/definisi-strategi-pembelajaran-menurut.html
b.
Macam-macam
strategi pembelajaran
a) Strategi
Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori
adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi
secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar
siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Strategi pembelajaran
ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajran yang berorientasi
kepada guru, dikatakan demikian sebab dalam strategi ini guru memegang peranan
yang sangat penting atau dominan.
b) Strategi
Inquiry
Strategi Pembelajaran Inquiry (SPI)
adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir
secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawabannya dari
suatu masalah yang ditanyakan.
c) Strategi
Pembelajaran Inkuiri Sosial
Strategi Pembelajaran Inkuiri
Sosial merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri
penemuannya dengan penuh percaya diri.
d) Strategi
Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah dapat
diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada
proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah.
e) Strategi
Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
Strategi pembelajaran peningkatan
kemampuan berpikir merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada
kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran ini materi pelajaran tidak
disajikan begitu saja kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing untuk proses menemukan
sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus
dengan memanfaatkan pengalaman siswa.
f) Strategi
Pembelajaran Kooperatif atau Kelompok
Model pembelajaran kelompok adalah
rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok
tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.Strategi
pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem
pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai
latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda
(heterogen), sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan
memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok tersebut menunjukkan prestasi
yang dipersyaratkan.
g) Strategi
Pembelajaran Afektif
Strategi pembelajaran afektif
memang berbeda dengan strategi pembelajaran kognitif dan keterampilan. Afektif
berhubungan dengan nilai (value) yang sulit diukur karena menyangkut kesadaran
seseorang yang tumbuh dari dalam diri siswa. Dalam batas tertentu, afeksi dapat
muncul dalam kejadian behavioral. Akan tetapi, penilaiannya untuk sampai pada
kesimpulan yang bisa dipertanggungjawabkan membutuhkan ketelitian dan observasi
yang terus menerus, dan hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan.
h) Melalui
observasi yang kami lakukan, dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan mata
pelajaran Macam-macam Kelas Kata ini guru menggunakan strategi Strategi
Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir. Seperti yang sudah dijelaskan di
atas bahwa strategi ini pembelajaran khususnya materi tidak disajikan begitu
saja, namun siswa di bimbbing untuk menemukan. Seperti dalam sebuah pertanyaan
yang di ajukan guru, disini guru tidak langsung menjawab tetapi mengarahkan
siswanya untuk mencoba menjawab, dan ketika salah guru pun terus memancing
menuju jawaban yang benar. Hal ini
sesuai karena siswa dapat menghubungkan kata-kata dasar yang pernah mereka
dengar dan ketahui kemudian di tambahkan kata imbuhan sesuai dengan materi
pelajaran yang berupa kelas kata dan kata tugas.
http://bagoes1st.blogspot.co.id/2014/03/macam-macam-strategi-pembelajaran-dan.html
e.
Pengertian
dan Macam-macam Teknik
a.
Pengertian
Teknik pembelajaran dapat diatikan
sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode
secara spesifik. https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-model-pembelajaran/
b. Macam-macam
a) Teknik
Umum
Teknik umum adalah cara-cara yang
dapat digunakan untuk semua bidang studi. Contohnya antara lain:
1) teknik
ceramah, merupakan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelas.
2) teknik
tanya jawab, merupakan metode mengajar dimana guru menanyakan hal-hal yang
sifatnya faktual.
3) teknik
diskusi, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya menggunakan
informasi yang telah dipelajari untuk memecahkan suatu masalah
4) teknik
ramu pendapat
5) teknik
pemberian tugas, dengan metode ini guru memberikan tugas, siswa mempelajari
kemudian melaporkan hasilnya
6) teknik
latihan, merupakan cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa
yang dipelajari.
7) teknik
inquiri, siswa diberi kesempatan untuk meneliti suatu masalah sehingga dapat
menemukan cara pemecahannya.
8) teknik
demonstrasi
9) teknik
simulasi
b) Teknik
Khusus
Teknik khusus adalah cara
mengajarkan (menyajikan atau memantapkan) bahan-bahan pelajaran bidang studi
tertentu. Berikut ini beberapa teknik pembelajaran menulis: teknik mengarang
gambar, teknik meringkas, teknik menyadur, teknik melanjutkan karangan, teknik
mendeskripsikan objek.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia
di kelas X tersebut ternyata menggunakan teknik umum untuk menyampaikan materi.
Menurut kelompok kami sudah baik, hanya saja jika di tarik argument dari sebuah
pengertian berkaitan macam-macam teknik, tentu berbeda dengan pengertiannya
antara teknik umum dan teknik khusu. Hanya saja menurut kelompok kami meskipun
disini hanya untuk satu mata pelajaran saja, tetapi jika di terapkan dalam
materi “Macam-macam kelas kata dan kata Tugas” ini jelas kurang tepat jika
menggunakan tekhik khusus, karena dalam materi ini baru mengungkapkan sebuah
teori dan sifatnya menambahkan, ataupun menyisipkan kata imbuhan dan sifatnya
masih umum artinya pembahasan secara numnya. Sehingga kurang tepat juga jika di
gunakan teknik khusus seperti teknik mengarang gambar, teknik meringkas, teknik
menyadur, teknik melanjutkan karangan, teknik mendeskripsikan objek.
Maka disini kelompok kami setuju
jika guru menggunakan teknik umum dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan
materi “Macam-macam kelas kata dan kata Tugas”.
f.
Pengertian
dan macam-macam Pendekatan
a.
Pengertian
Pendekatan pembelajaran dapat
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan,
dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari
pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student
centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau
berpusat pada guru (teacher centered approach).
Dilihat dari pendekatannya,
pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran
yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach).
b.
Macam
-macam pendekatan pembelajaran yaitu sebagai berikut :
a)
Pendekatan Konstektual
Pendekatan Kontekstual atau
Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu
guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa
dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (US
Departement of Education, 2001). Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa
makna belajar, manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya.
Dengan ini siswa akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna sebagai hidupnya
nanti. Sehingga, akan membuat mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang
memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan
berusaha untuk menggapainya.
Dalam pengajaran kontekstual
memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar yang penting,yaitu:
1) Mengaitkan
Mengaitkan adalah strategi yang
paling hebat dan merupakan inti konstruktivisme. Guru menggunakan strategi ini
ketika ia mengkaitkan konsep baru dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa. Jadi
dengan demikian,mengaitkan apa yang sudah diketahui siswa dengan informasi
baru.
2) Mengalami
Mengalami merupakan inti belajar
kontekstual dimana mengaitkan berarti menghubungkan informasi baru dengan
pengelaman maupun pengetahui sebelumnya. Belajar dapat terjadi lebih cepat
ketika siswa dapat memanipulasi peralatan dan bahan serta melakukan
bentuk-bentuk penelitian yang aktif.
3) Menerapkan
Siswa menerapkan suatu konsep
ketika ia malakukan kegiatan pemecahan masalah. Guru dapet memotivasi siswa
dengan memberikam latihan yang realistic dan relevan.
4) Kerjasama
Siswa yang bekerja secara individu
sering tidak membantu kemajuan yang signifikan. Sebaliknya,siswa yang bekerja
secara kelompok sering dapat mengatasi masalah yang komplek dengan sedikit
bantuan. Pengalaman kerjasama tidak hanya membanti siswa mempelajari bahan
ajar,tetapi konsisten dengan dunia nyata.
5) Mentransfer
Peran guru membuat bermacam-macam
pengalaman belajar dengan fokus pada pemahaman bukan hapalan.
b) Pendekatan
Konstrutivisme
Pendekatan konstruktivisme
merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang lebih menekankan pada tingkat
kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang dapat diperlukan bagi
pengembangan diri siswa yang didasarkan pada pengetahuan.
Pada dasarnya pendekatan
konstruktivisme sangat penting dalam peningkatan dan pengembangan pengetahuan
yang dimiliki oleh siswa berupa keterampilan dasar yang dapat diperlukan dalam
pengembangan diri siswa baik dalam lingkungan sekolah maupun dalam lingkungan
masyarakat. Dalam pendekatan konstruktivisme ini peran guru hanya sebagai
pembimbing dan pengajar dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, guru
lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyalurkan ide-ide baru yang sesuai dengan materi yang disajikan untuk
meningkatkan kemampuan siswa secara pribadi.
Melalui observasi yang sudah kami
lakukan di kelas X SMK Karya Bhakti Pringsewu maka kami ambil kesimpulan bahwa
dalam pembelajarannya guru menggunakan pendekatan kontekstual, dimana guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
g.
Pengertian
dan Macam-macam Media
a.
Pengertian
Kata media berasal dari bahasa
latin “Medius” yang secara harfiyah berarti “tengah, perantara atau pengantar”.
Dalam bahasa Arab, media adalah pengantar pesan dari pengirim kepada penerima
pesan (Azhar Arsyad, 2003:3)
Nayional Education Association
(NEA) mendefinisikan media sebagai benda yang dapat dimanipulasi, dilihat,
didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan dengan
baik dalam kegiatan belajar mengajar dapat mempengaruhi efektifitas program
intruksional (Basyirudin Usman, 2002:11).
b.
Macam-macam
Media Pembelajaran
Menurut Oemar Hamalik (1989:29) ada
4 klasifikasi media pengajaran, yaitu :
a) Alat
visual dapat dilihat, misalnya papan tulis, bulletin board, grafik,
gambar-gambar, peta dan globe.
b) Alat-alat
yang bersifat auditif atau hanya dapat didengar, misalnya photograph record,
radio dan rekaman pada tape recorder.
c) Alat-alat
yang bisa dilihat dan didengar, misalnya film dan televisi.
d) Dramatisasi,
bermain peranan, sosiodrama, sandiwara boneka dan sebagainya.
Dari
bermacam pembagian media pembelajaran tersebut semuanya sangat menunjang dalam
proses pengajaran. Banyak macam media dapat digunakan maka penggunaannya
meliputi manfaat yang pula penggunaan media harus didasarkan kepada pemilihan
yang tepat. Sehingga dapat memperbesar arti dan fungsi dalam menunjang
efektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar. Penggunaan media
pembelajaran tidak dilihat atau dinilai dari segi kecanggihan media, tetapi
yang lebih penting adalah fungsi dan peranannya dalam membantu mempertinggi
proses pengajaran. Oleh karena itu, penggunaan media pembelajaran sangat
tergantung kepada tujuan pengajaran, bahan pengajaran, kemudahan memperoleh
media yang diperlukan serta kemampuan guru dalam menggunakannya dalam proses
pengajaran.
Media
yang digunakan dalam pengajaran ini hanya media papan tulis saja, jadi sang
guru menerangkan kemudian menulis contoh atau poin-poin yang penting di papan
tulis, kemudian jika ada pertanyaan maka sang guru tidak langsung menjawab
melainkan melepar pertanyaan tersebut kepada siswa sehingga jika hanya dengan
menggunakan media papan tulis, menurut kelompok kami media ini sudah sesuai
dengan materi yang diajarkan dalam pemebelajaran bahasa Indonesia.
h.
Pengertian
dan macam-macam Evaluasi Pembeajaran
a.
Pengertian
Secara bahasa Evaluasi berasal dari
bahasa inggris , Evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran. Sedangkan
menurut istilah para pakar kependidikan berbagai macam redaksi, yaitu:
a) Evaluasi
adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang
selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat
dalam mengambil keputusan.
b) Evaluasi
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya
dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan.
c) Evaluasi
adalah proses untuk melihat apakah
perencanaan yang sedang di bangun berhasil, sesuia dengan harapan awal atau
tidak.
http://www.hilman.web.id/posting/blog/827/pengertian-fungsi-dan-prosedur-evaluasi-pembelajaran.html.
b.
Jenis
evalusi berdasarkan lingkup
kegiatan
pembelajaran :
1) Evaluasi
program pembelajaran
Evaluais yang mencakup terhadap
tujuan pembelajaran, isi program pembelajaran, strategi belajar mengajar,
aspe-aspek program pembelajaran yang lain.
2) Evaluasi
proses pembelajaran
Evaluasi yang mencakup kesesuaian
antara peoses pembelajaran dengan garis-garis besar program pembelajaran yang
di tetapkan, kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
3) Evaluasi
hasil pembelajaran
Evaluasi hasil belajar mencakup
tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran yang ditetapkan, baik
umum maupun khusus, ditinjau dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik.
https://auliamakro.wordpress.com/evaluasi-pembelajaran/jenis-jenis-evaluasi-pembelajaran/
Melalui pengamatan yang kami
lakukan, dalam segi evaluasi sang guru meng evluasi di akhir mata pelajaran jam
pertama atau jam ke- 1 yaitu sebuah pertanyaan yang kemudian di jawab oleh
siswa. sejak di awal membuka pelajaran sang guru sudah menarik siswa untuk
memperhatikannya. Proses pembelajaran berjalan sangat baik, dengan mula-mula
ada apersepsi tentang materi minggu lalu, kemudian menyebutkan contoh-contoh
dari kata tugas dan macam-macam kelas kata. Setiap pertanyaan di ajukan kepada
siswa secara acak. Sehingga siswa yang tadinya tidak memperhatikan ataupun
rebut atau ngobrol dengan teman sebangkunya dapat kembali fokus. Tetapi, ternyata terjadi sebuah perbedaan.
Materi yang di jam pertama atau di
awal itu merupana “Macam-macam Kelas Kata dan Kata Tugas, dan di jam kedua
ternyata guru melakukan evaluasi atau pengambilan nilai untuk membaca puisi.
Menurut kami disini tidak sesuai atau kurang tepat. Karena seharusnya tidak
dianjurkan untuk menggabungkan materi yang berbeda, meskipun dalam satu
pelajaran, karena di khawatirkan siswa tidak dapat fokus terhadap materi yang
disampaiakan hari ini, apalagi jika materi yang minggu lalu berupa tugas,
tentunya di khawatirkan siswa tidak dapat konsentrasi. Jadi solusi dari
kelompok kami yaitu, supaya nantinya saat kegiaatn pembelajaran akan lebih
efektif dan efisien jika materi yang kita sampaikan tidak di jadi satu dengan
materi minggu lalu, atau dengan kata lain materi yang seharusnya selesai maka
di selesaikan dahulu.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari
observasi yang kelompok kami lakukan di SMK Karya Bhakti Pringsewu menemukan
beberapa permasalahan dalam pemeblajaran bahasa Indonesia yaitu: faktor
internal dari peserta didik yang ternyata masih suka mengobrol dengan teman
sebangku di saat guru menerangkan, tetapi hal itu hanya terjadi pada beberapa
siswa saja, yang menurut pengamatan ada sekitar 4 orang siswa yang ternyata
asik mengobrok dengan teman sebangkunya. Tetapi, hal tersebut dapat di
minimaliir oleh guru dengan memfokuskan kembali para siswa dengan mengajukan
pertanyaan, ataupu dengan di selangi humor. Kemudian yang kedua adanya
penggabungan materi oleh guru, materi yang belum selesai di pertemuan
sebelumnya ternyata di gabungkan di pertemuan saat ini, yaitu pengambilan nilai
membaca puisi yang harusnya di selesaikan di pertemuan sebelumnya, tetapi
ternyata di gabungkan di pertemuan saat ini dnegan mengambil jam pelajaran ke
2. Meskipun demikian, hal tersebut kurang tepat karena seharusnya untuk materi
tersebut tidak di jadikan satu meskipun jam pelajaran pertama sudah berakhir
karena masih dalam satu waktu pelajaran bahasa Indonesia.
DAFTAR
PUSTAKA
annisa nisa. ( 2013). Laporan Observasi mengamati guru mengajar. [online]. Tersedia: http://worldoftiwi.blogspot.co.id/2013/01/laporan-observasi-mengamati-guru-mata.html.[diakses
pada tanggal 28 Februari 2017 pukul 19.15 WIB]
Desi Wulandari.(2012).
Definisi, metode pemebelajaran. [Online].
Tersedia: http://mtk2012unindra.blogspot.co.id/2012/10/definisi-metode-pembelajaran-menurut.html . [diakses
pada tanggal 28 Februari 2017 pukul 19.17 WIB]
http://bugurumalas.blogspot.co.id/2014/03/definisi-strategi-pembelajaran-menurut.html.[diakses
pada tanggal 28 Februari 2017]
Bagus Marta Hadi . ( 2014). Macam-macam strategi pembelajaran. [online]. Tersedia: http://bagoes1st.blogspot.co.id/2014/03/macam-macam-strategi-pembelajaran-dan.html.
[diakses pada tanggal 28 februari 2017 pukul 19.20 WIB]
Akhmad Sudrajat.
(2008). Pendekatan, setrategi, metode teknik daan model pemebelajaran. [Online]
Tersedia: https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-model-pembelajaran/.
[diakses pada tanggal 28 februari 2017 pukul 19.25 WIB]
Nodya Purwosunarto. (2014). Definisi dan jenis-jenis
teknik. [online] . Tersedia: http://hestunodya.blogspot.co.id/2014/01/definisi-dan-jenis-jenis-teknik.html. [diakses
pada tanggal 28 februari 2017 pukul 19.33 WIB]
Andhy Irawan. (2013). Pengertian, Pendekatan,
strategi dan metode. [online]. Tersedia: http://andhy-brenjenk.blogspot.co.id/2013/10/pengertian-pendekatan-strategi-metode_27.html. [diakses
pada tanggal 28 februari 2017 pukul 19.46 WIB]
Tiro.(2015). Pengertia dan macam-macam media.
[online]. Tersedia: http://santringajigmail.blogspot.co.id/2015/11/pengertian-dan-macam-macam-media.html. [diakses
pada tanggal 28 februari 2017 pukul 20.09 WIB]
Anton. (2010).
Pengertian, fungsi, prosedur dan evaluasi pembelajaran. [online]. Tersedia: http://www.hilman.web.id/posting/blog/827/pengertian-fungsi-dan-prosedur-evaluasi-pembelajaran.html. [diakses
pada tanggal 28 februari 2017 pukul 20.19 WIB]
Aulia.(2010) Jenis-jenis evaluasai
Pembelajaran.[Online]. Tersedia: https://auliamakro.wordpress.com/evaluasi-pembelajaran/jenis-jenis-evaluasi-pembelajaran/.[diakses
pada tanggal 28 februari 2017 pukul 20.27 WIB]
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar