PENGARUH AKTIVITAS ORGANISASI PRAMUKA
TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO MAHASISWA STKIP
MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU
LAMPUNG
Disusun
Sebagai Salah Satu Tugas Akhir Mata Kuliah Menulis Karya Ilmiah
Dosen
Pengampu : Ibu Ani
Diana, M. Hum.
Oleh:
1. Ana Wahyu Kusniati NPM 14040004
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU LAMPUNG
2017
PENGARUH AKTIVITAS ORGANISASI PRAMUKA
TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO MAHASISWA STKIP
MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU
LAMPUNG
Oleh,
Ana Wahyu Kusniati
Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh aktivitas organisasi pramuka terhadap kemampuan berpidato
mahasiswa. Objek penelitian ini adalah mahasiswa semester 1 program studi
pendidikan bahasa dan sastra indonesia sebanyak 30 mahasiswa, yang terdiri atas
15 mahasiswa tercatat sebagai mahasiswa yang mengikuti organisasi pramuka dan
15 tidak mengikuti organisasi pramuka. Teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini yaitu teknik tes performance, sedangkan
untuk menguji hipotesis peneliti menggunakan t-tes. 10 mahasiswa yang aktif
dalam organisasi pramuka memiliki kemampuan yang sangat baik dalam berpidato, 4
mahasiswa yang mengikuti organisasi
pramuka memiliki kemampuan baik dalam berpidato,
dan hanya 1 mahasiswa yang mengikuti
organisasi pramuka memiliki kemampuan cukup dalam
berpidato, sedangkan
dari 15 mahasiswa lainnya yang tidak mengikuti organisasi pramuka hanya
terdapat 5 mahasiswa yang memiliki kemampuan berpidato yang sangat baik, 2 baik, 5 cukup dan 3 kurang.
Kata Kunci:
Aktivitas organisasi, pramuka, berpidato.
1. PENDAHULUAN
Manusia pada dasarnya
adalah makhluk sosial, yang dalam kehidupan sehari-hari tidak bisa lepas dari
kegiatan berkomunikasi. Komunikasi merupakan bagian integral kehidupan manusia,
cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan manusia adalah
komunikasi. Kecenderungan mahasiswa yang berkecimpung aktif dalam organisasi
memiliki keterampilan komunikasi yang lebih baik. Sebagai makhluk sosial,
mahasiswa juga dituntut untuk memiliki kemampuan komunikasi, baik dalam
lingkungan pendidikan maupun lingkungan masyarakat. Pihak-pihak yang
berkecimpung dalam sebuah organisasi dirasa memiliki keahlian komunikasi yang
lebih baik.
Organisasi sebagai
satuan unit sosial (pengelompokan manusia) yang sengaja dibentuk kembali dengan
penuh pertimbangan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tertentu. Kegiatan
sehari-hari selalu berhubungan dengan orang lain, begitupun dengan organisasi,
di dalamnya pasti selalu berhubungan dengan orang lain. Aktivitas berorganisasi
memberikan sumbangsih yang nyata terhadap kemampuan komunikasi siswa.
Organisasi merupakan suatu aktivitas yang terdapat komunikasi didalamnya.
Menurut Drs. H. Malayu,
S.P. Hasibuan (2016: 24 s.d 25), Organisasi adalah suatu sistem perserikatan
formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama
dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja.
Tujuan diatas berarti memungkinkan berkomunikasi dengan baik untuk mencapai
tujuan. Komunikasi sebagai penghubung antara manusia dengan manusia lain, baik
individu maupun kelompok. Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi
yang diterima oleh alat-alat indra, kebagian otak. Komunikasi merupakan
aktivitas yang paling penting dalam kehidupan manusia.
Adanya aktivitas
organisasi di Perguruan Tinggi dirasa akan memberikan konstribusi tersendiri
bagi kemampuan komunikasi Mahasiswa. Aktivitas adalah kegiatan atau keaktifan
jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik
fisik maupun non fisik merupakan sebuah aktivitas (Anton. M. Mulyo. 2001 : 26).
Berbicara mengenai
aktivitas berorganisasi tentu tidak akan asing dengan istilah pidato. Pidato
merupakan penyampaian atau pengungkapan secara lisan dalam bentuk kata-kata
yang ditujukan kepada orang banyak, pidato salah satu bentuk komunikasi satu
arah, dalam berpidato diperlukan kemahiran dasar, antara lain: mampu
mengungkapkan pikiran secara lisan dengan lancar, menguasai retorika atau gaya
berbicara dengan bahasa yang baik dan benar serta memiliki keberanian tampil
dimuka umum.
Salah satu kegiatan yang diduga mampu mendukung
kemampuan berpidato Mahasiswa adalah
organisasi Pramuka. Organisasi pramuka khususnya dalam lingkup Perguruan
Tinggi atau Universitas, masuk dalam golongan pramuka pendega, tentu tidak akan
sama dengan pramuka siaga, penggalang maupun penegak. Mahasiswa yang mengikuti
organisasi pramuka dalam lingkup Perguruan Tinggi atau disebut dengan golongan
pramuka pendega, sudah harus “mempersiapkan diri membangun masyarakat” seperti
bunyi dalam Tri Satya atau tiga janji seorang pramuka pendega. Dalam hal ini
tentu banyak kegiatan dalam pramuka yang mendukung Mahasiswa untuk mampu
merealisasikan tiga janji tersebut salah satunya dengan mampu berkomunikasi
dengan baik dan benar, menyampaikan informasi di depan khalayak umum atau
disebut pidato yang secara langsung akan memberikan pembelajaran dengan jelas. Kegiatan yang mampu mendukung
hal tersebut yaitu saat latihan pramuka.
2. METODELOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode korelasional, karena penelitian ini terdiri
dari dua variabel yaitu variabel X dan Y atau variabel bebas dan variabel
terikat, yang akan dilihat korelasinya antara keduanya secara timbal balik.
Dengan metode korelasional ini peneliti dapat mengetahui seberapa besar
keeratan korelasi antara kedua variabel. Unutk mengetahui apakah terdapat
pengaruh antara aktivitas organisasi pramuka terhadap kemampuan berpidato
mahasiswa, peneliti menggunakan korelasi sederhana dengan rumus korelasi
product momen untuk mneguji korelasi di bawah ini:
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara X
dan Y
xy = hasil kali antara X dan Y
n = jumlah data
x = skor ganjil
y = skor genap (Sugiyono, 2009: 255)
Hasil
korelasi tersebut diinterpretasikan terhadap tabel interpretasi koefisien
korelasi (Sugiyono, 2009: 257) di bawah ini:
Pedoman untuk Memberikan
Interpretasi Koefisien Korelasi
|
|
Interval Koefisien
|
Tingkat Hubungan
|
0,00-0,199
0,20-0,399
0,40-0,599
0,60-0,799
0,80-1,000
|
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
|
Setelah diketahui koefisien korelasinya, diuji
signifikannya hubungan kedua variabel tersebut dengan menggunaktan rumus t di bawah ini:
Keterangan:
t = koefisien signifikasi korelasi variabel
r = koefisien korelasi antar dua variabel
Harga t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan
dengan harga t table, dengan kesalahan 5%. Dengan ketentuan bila r hitung lebih
kecil dari r table (rh<rt), maka Ho diterima,
dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila r dihitung lebih besar dari r
table (rh>rt) maka Ha diterima.
Setelah ditemukan korelasinya, diuji signifikansinya
untuk mengetahui koefisien korelasi tersebut dapat digeneralisasikan atau
tidak, dengan menggunakan rumus di bawah ini:
Keterangan:
R = koefisien korelasi ganda
K = jumlah variabel independen/bebas
N = jumlah anggota sampel
Hasil Fh dikonsultasikan dengan F table,
dengan dk pembilang = k dan dk penyebut = (n-k-l) dan taraf kesalahan yang
ditetapkan 5%. Dalam hal ini berlaku ketentuan bila Fh lebih
besardari Fb maka koefisien korelasi ganda yang diuji adalah
signifikan, yaitu dapat diberlakukan untuk seluruh populasi. Pada populasi
ganda dilanjutkan dengan regresi ganda.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil kegiatan tes performance di kelas A Prodi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia Semester 1 disajikan pada tabel berikut :
No
|
Nilai
|
Frekuensi
absolute
|
Frekuensi
relatif
|
Keterangan
|
1
|
90
|
15
|
50%
|
Sangat
Baik
|
2
|
80
|
6
|
20%
|
Baik
|
3
|
70
|
6
|
20%
|
Cukup
|
4
|
60
|
3
|
10%
|
Kurang
|
Total
Sample
|
30
|
|
|
Jadi dari tabel di atas
dapat dijelaskan sebagai berikut :
Jumlah
frekuensi absolut dengan nilai 90 sebanyak 15 mahasiswa, 10 mahasiswa tercatat
sebagai mahasiswa aktif dalam organisasi pramuka dan 5 mahasiswa tercatat
sebagai mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi. Jumlah frekuensi absolut
dengan nilai 80 sebanyak 6 mahasiswa, 4 mahasiswa tercatat sebagai mahasiswa
aktif dalam oganisasi pramuka dan 2 mahasiswa tercatat sebagai mahasiswa yang
tidak mengikuti organisasi. Jumlah frekuensi absolut dengan nilai 70 sebanyak 6
mahasiswa, 5 mahasiswa tercatat sebagai mahasiswa aktif dalam organisasi pramuka
dan 1 mahasiswa tercatat sebagai mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi.
Jumlah frekuensi absolut dengan nilai 60 sebanyak 3 mahasiswa yang ternyata
tidak mengikuti organisasi.
Dalam
tes performance peneliti menetapkan dua tema yaitu: Hari Pahlawan dan Hari Ibu.
Penelitian dilakukan selama dua hari dengan peserta tes performance 30 mahasiswa STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Semester 1 kelas A. Dengan indikator penilaian sebagai berikut: Kerelevansian
isi, sistematika isi, diksi, susunan kalimat dan pelafalan.
10
mahasiswa yang dikatakan sangat baik dalam berpidato dapat dilihat dari
indikator yang menjadi acuan penilaian dalam berpidato yaitu pidato yang
disampaikan relevensi dengan isi dan tema pidato, susunan pidatonya
tersistematis, penggunaan bahasa baik dan sesuai, diksi yang digunakan
bervariasi dan tepat dan tidak monoton sehingga pendengar mudah memahami.
Susunan kalimatnya tepat dan penggunaan S,P,O,K nya sesuai serta pelafalannya
sangat jelas, lantang, tegas serta di sampaikan dengan penuh percaya diri.
Sedangkan, 5 mahasiswa yang dikatakan sangat baik dalam berpidato sama dengan
10 mahasiswa yang dikatakan sangat baik dalam berpidato. Namun, yang membedakan
adalah pelafalannya karena 5 mahasiswa ini tercatat tidak aktif dalam organisasi
pramuka sehingga dalam penyampaiannya kurang percaya diri.
4
mahasiswa yang dikatakan baik dalam berpidato dapat dilihat dari kesesuaian isi
dengan topik pidato, susunan pidato yang sistematis, diksi yang bervariasi,
tetapi ada beberapa kalimat yang kurang tepat. Walapun demikian pada saat
berpidato mampu melafalkan dengan percaya diri dan jelas. Sedangkan 2 mahasiswa
yang dikatkan baik dalam berpidato sama dengan 4 mahasiswa dikatakan baik dalam
berpidato. Namun, yang membedakan adalah pelafalannya, 2 mahasiswa ini kurang
percaya diri dan tegas dalam menyampaikan.
6
mahasiswa yang dikatakan cukup dalam berpidato dapat dilihat dari isi yang
sudah sesuai dengan topik pidato, susunan pidato sudah sistematis, tetapi ada
beberapa penggunaan diksi yang kurang tepat, serta penampilan atau cara
melafalkan lantang dan percaya diri
meski susunan kalimatnya ada beberapa yang kurang tepat.
3
mahasiswa yang dikatakan kurang dalam berpidto dapat dilihat dari sistematika
yang sudah sesuai dan tepat, tetapi untuk penggunaan diksi dan susunan
kalimatnya banyak sekali yang kurang tepat sehingga pendengar sulit mengerti
apa yang disampaikan, selain itu pelafalannya tidak begitu jelas dan kurang
percaya diri.
4.
KESIMPULAN
Tes
performance yang telah dilakukan oleh
peneliti menunjukan bahwa organisasi pramuka berperan penting dalam kemampuan
berkomunikasi khususnya dalam berpidato. Hasil yang didapatkan dalam penelitian
menunjukan bahwa mahasiswa yang aktif organisasi pramuka memiliki keterampilan
berbicara khususnya pidato yang lebih baik. Dengan
demikian maka dapat dibuktikan bahwa organisasi pramuka memberikan sumbangsih
yang positif dan kuat terhadap kemampuan berpidato mahasiswa, dan diantara
aktivitas organisasi pramuka dan kemampuan berpidato ini saling terkait dan
berpengaruh positif
DAFTAR
PUSTAKA
Anton,
M., Mulyono. (2001). Aktivitas Belajar. Bandung:
Yrama.
Hasibuan,S.P., Malayu. (2016).Organisasi dan Motivasi. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Sugiyono, 2009. Metode
Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar