KONFLIK PSIKOLOGIS TOKOH UTAMA
DALAM CERPEN ‘’MALAIKAT PENJAGA PEREMPUAN’’
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi
Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Kajian Prosa Fiksi
Dosen Pengampu : Dra. Ani
Diana, M.Hum.
Disusun Oleh:
1.
Ana Wahyu Kusniati NPM 14040004
2
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2015
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum w. w.
Dengan
memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini. Makalah ini
tersusun dengan judul “Konflik Batin
Tokoh Utama dalam Cerpen malaikan penjaga permpuan Karya Rina
ratih’’.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas
semester ganjil mata kuliah kajian prosa fiksi pada Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu pendidikan Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Meskipun makalah ini disusun dengan segala kemampuan
yang ada, namun demikian penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dan masih
jauh dari kesempurnaan. Hal ini disebabkan karena kemampuan dan
terbatasnya pengetahuan dari penulis, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat diharapkan penulis dari semua pihak demi kebaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak akan dapat
terselesaikan tanpa adanya bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Disamping itu penulis juga menyampaikan
terima kasih kepada bapak dan ibu yang telah memberikan dorongan.
Semoga penyusuanan makalah yang sederhana ini dapat
bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, terima kasih.Amin.
Wassalamu’alaikum w. w.
Pringsewu , 17 Desember 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................
C. Tujuan........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................
DAFTAR PUSTAKA
A. Latar
Belakang
Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni
kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan
bahasa sebagai mediumnya. Sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan
segala macam kehidupannya, maka ia tidak saja merupakan suatu media untuk
menyampaikan ide, teori atau sistem berpikir tetapi juga merupakan media untuk
menampung ide, teori serta sistem berpikir manusia. Sebagai karya kreatif,
sastra harus mampu melahirkan suatu kreasi yang indah dan berusaha menyalurkan
kebutuhan keindahan manusia, di samping sastra harus mampu menjadi wadah
penyampaian ide-ide yang dipikirkan dan dirasakan oleh sastrawan tentang
kehidupan umat manusia (Semi, 1993:8).
Setiap manusia merupakan individu yang berbeda dengan
individu lainnya. Ia mempunyai watak, temperamen, pengalaman, pandangan dan
perasaan sendiri yang berbeda dengan lainnya. Namun demikian, manusia hidup
tidak lepas dari manusia lain. Pertemuan antarmanusia yang satu dengan manusia
yang lain tidak jarang menimbulkan konflik, baik konflik antara individu,
kelompok maupun anggota kelompok serta antara anggota kelompok yang satu dan
anggota kelompok lain. Dengan kata lain, manusia selalu dihadapkan pada
persoalan persoalan hidup. Manusia dalam menghadapi persoalan hidupnya tidak
terlepas dari jiwa manusia itu sendiri.Jiwa di sini meliputi pemikiran,
pengetahuan, tanggapan, khalayak dan jiwa itu sendiri (Walgito, 1997:7).
Kejadian atau peristiwa yang terdapat dalam karya sastra
dihidupkan oleh tokoh-tokoh sebagai pemegang peran atau pelaku alur. Melalui
perilaku tokoh-tokoh yang ditampilkan inilah seorang pengarang melukiskan
kehidupan manusia dengan problem-problem atau konflik-konflik yang dihadapinya,
baik konflik dengan orang lain, konflik dengan lingkungan, maupun konflik dengan
dirinya sendiri.
Dengan kenyataan tersebut, karya sastra selalu terlibat
dalam segala aspek hidup dan kehidupan, tidak terkecuali ilmu jiwa atau
psikologi. Hal ini tidak terlepas dari pandangan dualisme yang menyatakan bahwa
manusia pada dasarnya terdiri atasjiwa dan raga. Maka penelitian yang
meggunakan pendekatan psikologi terhadap karya sastra merupakan bentuk
pemahaman dan penafsiran karya sastra dari sisi psikologi. Alasan ini
didorong karena tokoh-tokoh dalam karya sastra dimanusiakan, mereka semua
diberi jiwa, mempunyai raga bahkan untuk manusia yang disebut pengarang mungkin
memiliki penjiwaan yang lebih bila dibandingkan dengan manusia lainnya terutama
dalam hal penghayatan megenai hidup dan kehidupan (Hardjana, 1985:60).
A.
RumusanMasalah
Berdasarkan latar
belakang di atas, makalah yang berjudul “ Aalisis Puisi Berdasarkan Pendekatan
Struktural, secara lebih terinci rumusan masalah tersebut di fokuskan pada
pokok masalah dan dijabarkan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa pengertian pesikologi dalam sastra?
2. Apa arti dari analisis puisi?
3. Apa hasil dari menganalisis puisi berdasarkan pendekatan
struktural ?
(yang dalam hal ini
adalah menganalisisi sajak Amir Hamzah dan Chairil Anwar).
B.
Tujuan
Tujuan penulisan
dan penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui dan mengenal secara
mendetail serta universal dalam Analisis Puisi Berdasarkan Pendekatan
Struktural.Tujuan dalam pembahasan ini adalah untuk mendiskripsikan secara
objektif tentang “ Analisis Puisi Berdasarkan Pendekatan Struktural “
1. sikologi dalam Sastra
a. Pengertian
Psikologi Sastra
Walgito
(2004:l) menjelaskan bahwa, ditinjau dari segi bahasa, psikologi
berasal dari kata psyche yang berati Jiwa'dan logos berarti 'ilmu' atau
'ilmu pengetahuan', karena itu psikologis sering diartikan
dengan ilrnu pengetahuan tentang jiwa. psikologi merupakan
ilmu yang mempelajari dan menyelidiki aktivitas dan tingkah
laku manusia. Aktivitas dan tingkah laku tersebut merupakan manifestasi
kehidupan jiwanya. Jadi, jiwa manusia terdiri dari dua alam, yaitu
alam sadar (kesadaran) dan alam tak sadar (ketidaksadaran).
Kedua alam tidak hanya saling menyesuaikan, alam sadar
menyesuaikan terhadap dunia luar, sedangkan alam tak sadar
penyesuaiannya terhadap dunia dalam. Jadi psikologi dapat diartikan
sebagai ilmu yang mempelajari gejala jiwa yang mencakup
segala aktivitas dan tingkah laku manusia.
Psikologi sastra adalah kajian sastra yang
memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. Pengarang akan
menggunakan cipta rasa, dan karsa dalam berkarya. Pembaca dalam
menanggapi karya tidak lepas dari kejiwaan masing-masing. Psikologi
sastra juga mengenal karya sastra sebagai pantulan kejiwaan.
Pengarang akan menangkap gejala jiwa, kemudian diolah ke dalam teks
dan dilengkapi dengan kejiwaannya. Proyeksi pengalaman
sendiri dan pengalaman hidup di sekitar pengarang akan terproyeksi
secara imajiner ke dalam teks sastra (Endraswara, 2008:96).
Sebagaimana dijelaskan Ratna (2009 : 3 50)
bahwa,
psikologi sastra adalah analisis teks dengan
mempertimbangkan relevansi dan peranan studi psikologis. Dengan
memusatkan perhatian pada tokoh-tokoh maka akan dapat dianalisis
konflik batin yang mungkin saja bertentangan dengan teori psikologis.
Dalam hubungan itulah peneliti harus menemukan gejala yang tersembunyi
atau sengaja disembunyikan oleh pengarangnya, yaitu dengan
memanfaatkan teori-teori psikologi yang dianggap relevan.
Pada dasarnya kajian psikologi sudah banyak
diterapkan oleh pengarang sejak dulu, namun terkadang
pengarang dengan sengaja tidak memunculkan gejala-gejala
psikologi secara terang-terangan. Berdasarkan kutipan di atas dapat
disimpulkan bahwa pendekatan psikologi pada karya sastra
memusatkan perhatian pada tokoh-tokoh, dari tokoh-tokoh
tersebut maka akan ditemukan adanya konflik batin di dalamnya. Oleh karena itu,
pendekatan psikologi sastra sangat diperlukan untuk menganalisis
dan menemukan gejala-gejala yang tidak terlihat atau bahkan
dengan sengaja disembunyikan oleh pengarang pada karya sastra.
Selanjutnya Semi (1989:46) menjelaskan bahwa
"pendekatan psikologi adalah pendekatan penelaahan sastra yang
menekankan pada segi-segi psikologis yang terdapat dalam
suatu karya sastra." Pendekatan psikologi yang
menekankan pada segi-segi psikologi mendapat perhatian
dalam penelaahan dan penelitian sastra disebabkan oleh timbulnya
kesadaran bagi para pengarang, yang dengan sendirinya juga bagi kritikus
sastra, bahwa perkembangan dan kemajuan
masyarakat di zaman moder ini tidaklah semata-mata
dapat diukur dari segi material, tetapi juga dari segi
rohaniah atau kejiwaan.
Istilah "psikologi sastra" mempunyai empat
kemungkinan pengertian.Pertama, studi psikologi pengarang sebagai tipe atau
sebagai pribadi. Kedua, studi proses kreatif. Ketiga, studi dan
tipe dan hukum-hukum psikologi yang diterapkan pada karya sastra
dan yang keempat, mempelajari dampak sastra pada
pembaca (psikologi pembaca). Pada penelitian ini pengertian yang
ketigalah yang digunakan untuk menganalisis karya sastra (Rene wellek dan
Austin Waren terjemahan Melani Budianta, 1989: 90).
Asumsi dasar penelitian psikologi sastra
antara lain dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, adanya anggapan
bahwa karya sastra merupakan produk dari suatu kejiwaan dan
pemikiran pengarang yang berbeda pada situasi setengah sadar atau subconscious
self dan baru dituangkan ke dalam bentuk secara
sadar (conscious). Antara sadar dan tak sadar selalu
mewarnai dalam proses imajinasi pengarang. Kekuatan
karya sastra dapat dilihat seberapa jauh pengarang mampu mengungkapkan
ekspresi kejiwaan yang tidak sadar itu ke dalam sebuah cipta sastra.
Kedua, kajian psikologi sasta di samping meneliti
perwatakan tokoh secara psikologis juga aspek-aspek pemikiran
dan perasaan pengarang ketika menciptakan karya tersebut. Pengarang
mampu menggambarkan perwatakan tokoh sehingga menjadi semakin
hidup. Sentuhan-sentuhan emosi melalui dialog atau pemilihan
kata, sebenarnya merupakan gambaran kekalutan dan kejernihan batin
pencipta. Kejujuran batin itulah yang menyebabkan orisinalitas karya
(Suwardi Endraswara, 2008:96).
Sastra berbeda dengan psikologi, sebab sebagaimana
sudah kita pahami sasta berhubungan dengan dunia fiksi, drama,
puisi, esai yang diklasifikasikan ke dalam seni, sedang
psikologi merujuk kepada studi ilmiah tentang perilaku manusia dan
proses mental. Meski berbeda keduanya memiliki titik temu atau kesamaan
yakni keduanya berangkat dari manusia dan kehidupan sebagai sumber
kejadian. Bicara tentang manusia, psikologi jelas terlibat erat,
karena psikologi mempelajari perilaku-perilaku manusia tidak lepas dari
aspek kehidupan yang membungkusnya dan mewamai perilakunya
(Siswantoro, 2005:29).
Penelitian psikologi sastra memang
memiliki landasan pijak yang kokoh. Karena, baik sastra
maupun psikologi sama-sama mempelajari kehidupan manusia. Bedanya
kalau sastra mempelajari manusia sebagai ciptaan imajinasi
pengarang, sedangkan psikologi mempelajari manusia sebagai ciptaan
Illahi secara riil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar