BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Membaca merupakan
salah satu jenis kemampuan berbahsa tulis yang reseptif. Semua yang diperoleh
melalui bacaan itu akan memungkinnkan orang tersebut mampu mempertinggi daya
pikirannya, mempertajam pandangannya dan memperluas wawsannya. Dengan demikian
maka kegiatan membaca merupakan kegiatan yang sangat diperlukan oleh siapa pun
yang ingin maju da meningkatkan diri. Pembelajaran dikelas I dan kelas II
merupakan pembealajaran tahap awal, kemamapuan membaca siswa diperoleh dikelas
I dan kelas II tersebut akan menjadi dasar pembelajaran membaca dikelas
berikutnya. Oleh sebab itu, pembelajaran membaca disekolah mempunyai peranan
yang penting.
B.
Ruang Lingkup
1.
Membaca Permulaan atau Membaca
Mekanik
2.
Membaca Pemahaman atau Membaca Lanjut
3.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Membaca Permulaan
1.
Pengertian Membaca Permulaan
Membaca Permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa
sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan
menguasai teknik-teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik. Oleh
karena itu guru perlu merancang pembelajaran membaca dengan baik sehingga mampu
menumbuhkan kebiasan membaca sebagai suatu yang menyenangkan.
Empat aspek keterampilan berbahasa dalam dua kelompok kemampuan
(Muchlisoh, 1992: 119) :
a.
Keterampilan yang bersifat menerima
(reseptif) yang meliputi ketrampilan membaca dan menyimak.
b.
Keterampilan yang bersifat mengungkap
(produktif) yang meliputi ketrampilan menulis dan berbicara.
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) bertujuan
meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun
tertulis, baik dalam situasi resmi non resmi, kepada siapa, kapan, dimana,
untuk tujuan apa. bertumpu pada kemampuan dasar membaca dan menulis juga perlu
diarahkan pada tercapainya kemahirwacanaan.
Pada tingkatan membaca permulaan, pembaca belum memiliki keterampilan
kemampuan membaca yang sesungguhnya, tetapi masih dalam tahap belajar untuk
memperoleh keterampilan atau kemampuan membaca. Membaca pada tingkatan ini
merupakan kegiatan belajar mengenal bahasa tulis. Melalui tulisan itulah siswa
dituntut dapat menyuarakan lambang-lambang bunyi bahasa tersebut, untuk
memperoleh kemampuan membaca diperlukan tiga syarat, yaitu kemampuan
membunyikan :
a.
Lambang-lambang tulis,
b.
Penguasaan kosakata untuk memberi
arti, dan
c.
Memasukkan makna dalam kemahiran
bahasa.
Membaca Permulaan merupakan suatu proses keterampilan dan kognitif.
Proses keterampilan menunjuk pada pengenalan dan penguasaan lambang-lambang
fonem, sedangkan proses kognitif menunjuk pada penggunaan lambang-lambang fonem
yang sudah dikenal untuk memahami makna suatu kata atau kalimat (Nuryati,
2007).
2.
Tujuan Membaca Permulaan
Pembelajaran Membaca Permulaan diberikan di kelas I dan II. Tujuannya
adalah agar siswa memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan
intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut. Tujuan membaca
permulaan juga dijelaskan dalam (Depdikbud, 1994:4) yaitu agar “Siswa dapat
membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat”.
Pelaksanaan Membaca Permulaan di kelas I Sekolah Dasar dilakukan dalam
dua tahap, yaitu membaca periode tanpa buku dan membaca dengan menggunakan
buku. Pembelajaran membaca tanpa buku dilakukan dengan cara mengajar dengan
menggunakan media atau alat peraga selain buku misalnya kartu gambar, kartu
huruf, kartu kata dan kartu kalimat. Pembelajaran membaca dengan buku merupakan
kegiatan membaca dengan menggunakan buku sebagai bahan pelajaran.
Dalam teori pendidikan klasik, mendidik anak-anak pra-sekolah dan
kelas-kelas rendah belum memberi pengetahuan intelektual. Pendidikan lebih
ditekankan pada usaha menyempurnakan rasa. Yang harus dikembangkan adalah
kecerdasan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dan pengendalian emosinya.
Pendidikan pra-sekolah sesungguhnya ditekankan pada bagaimana menumbuhkan
perasaan senang berimajinasi, menggunggah dan menggali hal-hal kecil di
sekitarnya. Jika anak sudah senang terhadap hal-hal tersebut, dengan sendirinya
minat dan potensi akademiknya akan tumbuh tepat pada waktunya, yaitu ketika
tantangan dan tuntutan hidupnya semakin besar. Pembelajaran bahasa yang utama
ialah sebagai alat komunikasi. Seorang anak belajar bahasa karena di desak oleh
kebutuhan untuk berkomunikasi dengan orang-orang di lingkungan sekitar. Oleh
karena itu sejak dini anak-anak diarahkan agar mampu menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar untuk berkomunikasi dalam berbagai situasi
yaitu, mampu menyapa, mengajukan pertanyaan, menjawab, menyebutkan pendapat dan
perasaan melalui bahasa (Thahir, 1993:2 dalam http://digilib.unnes.ac.id).
3.
Metode yang Digunakan dalam Pembelajaran Membaca
Dalam Pembelajaran
Permulaan ada beberapa metode yang digunakan antara lain:
a.
Metode Eja
Pembelajaran
Membaca Permulaan dengan metode ini memulai pengajarannya dengan mengenalkan
huruf-huruf secara alpabetis. Huruf-huruf tersebut dilafalkan anak sesuai
bunyinya menurut abjad. Setelah melalui tahapan ini , para siswa diajak untuk
berkenalan dengan suku kata dengan cara merangkaikan beberapa huruf yang sudah
dikenalnya.
Misalnya : b, a –
ba (dibaca be.a – ba)
d,u – du (dibaca de.u – du)
ba-du dilafalkan badu
b, u, k, u menjadi b.u – bu (dibaca be.u – bu)
k.u – ku (dibaca ka.u – ku)
Proses ini sama
dengan menulis permulaan, setelah anak-anak bisa menulis huruf-huruf lepas,
kemudian dilanjutkan dengan belajar menulis rangkaian huruf yang berupa suku
kata. Proses pembelajaran selanjutnya adalah pengenalan kalimat-kalimat
sederhana. Contoh-contoh perangkaian huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi
kata, dan kata menjadi kalimat. Dalam pemilihan bahan ajar membaca dan menulis
permulaan hendaknya dimulai dari hal-hal yang konkret menuju hal-hal yang
abstrak, dari hal-hal yang mudah, akrab, familiar dengan kehidupan anak menuju
yang sulit dan mungkin merupakan sesuatu yang baru bagi anak.
b.
Metode Bunyi dan Abjad
Proses Pembelajaran
Membaca Permulaan dengan metode bunyi hampir sama dengan metode eja, hanya saja
perbedaannya terletak pada sistem pelafalan abjad atau huruf.
Misalnya : huruf b dilafalkan /beh/
d dilafalkan /deh/
c dilafalkan /ceh/
g dilafalkan /geh/
p dilafalkan /peh/
dan sebagainya.
Dengan demikian
kata “nani” dieja menjadi :
En.a – na
En.i – ni – dibaca
– na-ni
Metode abjad yaitu
na,na-nana
Metode ini sebenarnya merupakan bagian dari metode eja. Prinsip dasar
proses pembelajarannya tidak jauh berbeda dengan metode eja/abjad. Perbedaannya
hanya terletak pada cara atau sistem pembacaan (pelafalan) abjad. Beda antara
metode abjad, huruf diucapkan sebagai abjad, sedangkan pada metode bunyi huruf
diucapkan sebagai bunyi.
c.
Metode Suku Kata dan Metode Kata
Prose Pembelajaran Membaca Permulaan dengan metode ini diawali dengan
pengenalan suku kata seperti ba, bi, be, bu, bo, ca, ci, cu, ce, co, da, di,
du, de, do, dan seterusnya. Suku-suku kata tersebut kemudian dirangkaikan
menjadi kata-kata bermakna. Sebagai contoh, dari daftar suku kata tadi, guru
dapat membuat berbagai variasi pada suku kata menjadi kata-kata bermakna, untuk
bahan ajar membaca dan menulis permulaan, kata-kata tadi misalnya :
ba-bi cu-ci da-da ka-ki
ba-bu ca-ci du-da ku-ku
bi-bi ci-ca da-du ka-ku
ba-ca ka-ca du-ka ku-da
Kegiatan ini dapat dilanjutkan dengan proses perangkaian kata menjadi
kalimat sederhana. Contoh perangkaian kata menjadi kalimat dimaksud seperti
pada contoh dibawah ini :
ka-ki ku-da
ba-ca bu-ku
cu-ci ka-ki (dan
sebagainya).
d.
Metode Global
Sebagai contoh, dibawah ini merupakan bahan ajar untuk membaca dan
menulis permulaan yang menggunakan metode global.
1) Memperkenalkan gambar dan kalimat
2) Menguraikan salah satu kalimat menjadi kata; kata menjadi suku kata;
suku kata menjadi huruf-huruf.
Misalnya : ini mimi
ini mimi
i-n-i mi-mi
i-n-i m-i-m-i
e.
Metode SAS (Struktural Analitik
Sintetik)
SAS merupakan salah
satu jenis metode yang biasa digunakan untuk proses pembelajaran membaca dan
menulis permulaan bagi siswa pemula. Dalam hal ini Momo (1979)
mengungkapkan beberapa cara, metode ini dibagi menjadi dua tahap, yakni : tanpa
buku dan menggunakan buku.
B.
Membaca Pemahaman
1.
Pengertian Membaca
Pemahaman
Membaca pemahaman (reading
for understanding) yang dimaksudkan disini adalah sejenis membaca yang
bertujuan untuk memahami :
a.
Standar atau norma-norma sesastraan (letery standards)
b.
Resensi kritis (critical review)
c.
Drama tulis (printed drama)
d.
Pola-pola fiksi (patterns of fiction)
Membaca pemahaman
adalah suatu proses untuk mengenali atau mengidentifikasi teks, kemudian
mengingat kembali isi teks. Membaca pemahaman juga dapat berarti sebagai suatu
kegiatan membuat urutan tentang uraian/mengorganisasi isi teks, bisa
mengevaluasi sekaligus dapat merespon apa yang tersurat atau tersirat dalam
teks.
Pemahaman berhubungan
laras dengan kecepatan. Pemahaman atau comprehension, adalah kemampuan
membaca untuk mengerti: ide pokok, detail penting, dan seluruh
pengertian.
Untuk pemahaman
perlu:
a.
Basic vocabulary
b.
Akrab dengan struktur dasar dalam penulisan (kalimat, paragraf,
grammar).
c.
Minat, jangkauan mata, kecepatan interpretasi, pengalaman
sebelumnya, kemampuan intelektual, keakraban dengan ide yang dibaca.
Tujuan
a.
Keluwesan mengatur kecepatan.
Untuk peningkatan pemahaman , dalam membaca
apa saja, hendaklah kita menemukan ide pokok. Jangan membuang waktu untuk
menekuni detail, dan Pre-read . Untuk non-fiksi, perhatikan:
1)
Abstrak, ringkasan
2)
Pertanyaan pada akhir bab
3)
Kesimpulan pada akhir bab
4)
Konsentrasi pada informasi, bukan pada kecepatan
5)
Percaya diri bahwa anda dapat memahami
lebih dari biasanya.
2.
Pentingnya Membaca
Pemahaman
Manusia dikenal
sebagai mahkluk multidimensional. Sebagai mahkluk multidimensional, manusia
memiliki banyak sebutan. Beberapa diantaranya adalah sebagai mahkluk yang
menggunakan simbol, sebagai mahkluk berpikir, sebagai mahkluk politik, dan
sebagai mahkluk sosial. Apapun sebutannya, manusia tidak bisa terlepas dari
aktivitas berhubungan deng an yang lainnya. Dengan kata lain, manusia tidak
bisa hidup sendirian, melainkan dia selalu membutuhkan orang lain.
Demikianlah, manusia
dalam kehidupannya tidak bisa terlepas dari aktivitas berkomunikasi. Bahasa
merupakan salah satu media komunikasi utama yang digunakan oleh manusia.
Komonikasi yang menggunakan media bahasa ini disebut komunikasi verbal. Sebelum
dikenal bahasa tulis, manusia berkomikasi dengan menggunakan bahasa lisan. Dengan
demikian, kemampuan berbahasa yang mereka miliki terbatas pada berbicara dan
mendengarkan saja.
Dengan adanya kemajuan
peradaban, manusia merasakan adanya keter batasan dalam berkomunikasi secara
lisan. Informasi yang tersimpan dalam bahasa lisan akan hilang begitu saja
setelah komunikasi lisan selesai. Komunikasi lisan tidak bisa menembus hambatan
waktu. Oleh kare na itulah, kemudian manusia menciptakan simbol-simbol tulis
untuk menggambarkan bahasa lisannya. Dalam komunikasi tulis, ada dua kemampuan yang
terlibat, yaitu menulis dan membaca.
Demkianlah, sampai
perkembangan peradaban sekarang, manusia mengenal adanya tindak komunikasi yang
meliputi empat kemampuan berbahasa, yaitu berbicara, mendengarkan, membaca, dan
menulis. Berbicara dan mendengarkan termasuk kemampuan berbahasa lisan. Menulis
dan membaca merupakan kemampuan berbahasa tulis. Keempat kemampuan berbahasa
ini bersifat integratif yang dapat diistilahkan dengan caturtunggal kemampuan
berbahasa.
Sejak dikenal bahasa
tulis, aktivitas membaca menjadi sangat penting. Kegiatan membaca, utamanya
membaca memiliki nilai yang sangat strategi dalam upaya pengembangan diri.
Melalui mwembaca pemahaman ini, orang dapat menggali dan mencari berbagai macam
ilmu dan pengetahuan yang tersimpan didalam buku-buku dan media tulis yang
lain. Membaca pemahaman disini dapat diibaratkan sebagai kunci pembuka gudang
ilmu pengetahuan karena melalui pemahaman seseorang terhadap suatu bacaan maka
ia akan mendapatkan infor masi dan pengetahuan yang lebih.
Pentingnya membaca,
utamanya membaca pemahaman bagi seseoarang patut kita sadari. Membaca pemahaman
masih terus akan dibutuhkan sebagai alat untuk mempelajari berbagai bidang
ilmu. Hal ini terutama sangat dirasakan oleh para pelajar. Melalui membaca
pemahaman, seseoarang akan terbantu dalam rangka pengembangan kemampuan
akademik, keahlian, dan kecerdasan. Dalam kehidupan masyarakat modern yang
kompleks, kemampuan seseorang dalam membaca pemahaman sangat diperlukan dalam
bidang pendidikan, ekonomi, dan sosial. Selain itu, membaca pemahaman akan
memberikan nilai plus terhadap pembacanya. Dalam hal ini, pembaca akan
memperoleh informasi-informasi yang lebih dan beragam.
Demikianlah betapa
pentingnya membaca pemahaman dalam kehidupan kita sehari-hari. Penguasaan
informasi melalui membaca pemahaman akan memberikan jalan terang bagi seseorang
untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal.
3.
Kualifikasi Membaca
Pemahaman
Beberapa tingkatan
dalam membaca pemahaman. Hal ini disampaikan oleh Thomas Barret dalam buku
taksonomi kemampuan membaca, diantaranya adalah
a.
Pemahaman Literal
Pemahaman literal adalah pemahaman terhadap
apa yang dinyatakan secara eksplisit dalam teks, pemahaman informasi secara
eksplisit didalam teks. Pemahaman literal atau harfiah adalah kemampuan memahami
ide-ide yang dinyatakan secara eksplisit dalam teks. Pemahaman leteral lazim
juga disebut dengan pemahaman tersurat. Dalam taksonomi Barret, pemahaman
literal merupakan tingkat pemahaman yang paling rendah tetapi penting sebelum
menginjak ke tingkat pemahaman selanjutnya. Dalam pemahaman literal, pembaca
dituntut memiliki kemampuan mengenali teks atau recognition yang berupa:
1)
Karakter tokoh
2)
Ide
3)
Urutan
4)
Perbandingan
5)
Rincian
Selain itu, pembaca juga dituntut memilki
kemampuan mengingat kembali teks. Dalam hal nini ada beberapa indikator:
a.
Bagaimana
b.
Apa sebabnya
c.
Katakanlah
d.
Sebutkanlah
e. Daftarlah
b.
Pemahaman Reorganisasi
Pemahaman reorganisasi adalah pemahaman yang
merupakan kemampuan untuk menganalisis, menyintesis, tau menggorganisasikan
informasi yang dinyatakan secara eksplisit dalam teks. Kemampuan menggorganisasikan
kembali meliputi kemampuan meliputi kemampuan mengklasifikasikan, merangkum,
mengikhtisarkan, dan menyintesiskan.
c.
Pemahaman Inferensial
Pemahaman inferensial adalah kemampuan
memahami informasi yang dinyatakan secara tidak langsung dalam teks. Memahami
teks secara inferensial berarti memahami apa yang diimpilkasikan oleh
informasi-informasi yang dinyatakan secara eksplisit. Burns dan Roe (1980) dan
Nuttall menyatakan pemahaman inferensial sebagai pemahaman interpretatif.
Hal-hal yang dilakukan dalam pemahaman inferensial:
1)
Menginferensi rincian penguat, yaitu memduga informasi atau
fakta-fakta yag mungkin perlu ditambahkan dalam teks.
2)
Mengfinferensi ide utama, yaitu menyimpulkan ide utama yang tidak
dinyatakan secara eksplisit di dalam teks
3)
Menginferensi urutan, yaitu menduga kejadian atau tindakan yang
mungkin terjadi dalam urutan peristiwa yang dinyatakan eksplisit dalam teks
4)
Menginferensi perbandingan, yaitu menduga persamaan dan
perbanndingan antara dua hal yang tidak dinyatakan secara eksplisit di dalam
teks
5)
Menginferensi hubungan sebab- akibat, yaitu membuat simpulan
dalam teks
6)
Menginferensi karakter pelaku, yaitu menduga atau memprediksi
sifat pelaku berdasar teks eksplisit
7)
Memprediksi hasil atau kelanjutan, yaitu menduga hasil atau
kelanjutan dari teks, setelah membaca sebagian teks.
8)
Menafsirkan bahasa figuratif, yaitu menafsirkan makna harfiah dari
bahasa kias di dalam teks.
d.
Pemahaman Evaluasi
Pemahaman evaluasi adalah kemampuan mengevaluasi
materi teks. Pemahaman evaluasi pada dasarnya sama dengan pemahaman membaca
kritis. Dalam pemahaman ini, pembaca membandingkan informasi yang ditemukan
dalam teks dengan norma-norma tertentu, dan dengan pengetahuaan serta latar
belakang pengalaman pembaca sendiri untuk membuat penilaiaan berbagai hal yang
berkaitan dengan materi teks. Pemahaman evaluasi memerlukan kemampuan:
1)
Keputusan tentang realitas atau santai
2)
Keputusan tentang fakta atau opini (ada dasar yang cukup sebagai
dasar penulisan, simpulan, dan tujuan penulisan)
3)
Keputusan tentang kesahihan, sesuai dengan materi sejenis atau
sebelumnya
4)
Keputusan tentang ketepatan
5)
Keputusan tentang kebenaran, keberterimaan, danbaan, apakah
sesuai dengan sistem nilai, moral, dan etika yang berlaku.
e.
Pemahaman Apresiasi
Pemahaman apresiasi merupakan kemampuan untuk
mengngkapkan respon emosiaonal dan estetis terhadap teks sesuai dengan standar
pribadi dan standar profesional mengenai, bentuk sastra, gaya, jenis, dan teori
sastra. Pemahaman apresiasi melibatkan seluruh dimensi kognetif yang terlibat
dalam tingkatan pemahaman sebelumnya karena apresiasi berkaitan dengan impak
psikologi dan estetis terhadap teks (Hafni, 1981). Ada beberapa kemampuan yang
diperlukan:
1)
Kemampuan merespon teks secara emosional.
2)
Kemampuan mengidentifikasi diri dengan pelaku dalam teks dan
peristiwa yang terjadi.
3)
Kemampuan mereaksi bahasa pengarang
4)
Kemamapuan imagenery, pembaca mengungkapkan kembali apa
yang seakan- akan dilihat, didengar, diciuam, dan dirasakan.
4.
Langkah-Langkah Dalam Membaca
Pemahaman
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan
dalam membaca pemahaman:
a.
Membaca teks secara berulang-ulang
b.
Menuliskan kembali hal-hal yang dianggap penting
c.
Membuat kesimpulan tentang isi teks
d.
Merespon atau mempraktekan isi bacaan, dalam hal ini
menyeleksi
bacaan.
5.
Pihak Yang Melakukan
Penelitian Terhadap Membaca Pemahaman
a.
Dr. Sujoko, M.A. Pendidikan Bahasa
Bahasa Inggris, Penguasaan Tata Bahasa dengan
Kemampuan Membaca Pemahaman.
Bacaan Bahasa Inggris Mahasiswa MIPA FKIP
Universitas Sebelas Maret.
b.
Prof. Dr. Joko Nurkamto, M.Pd. Pendidikan Bahasa
Pendekatan Komunikatif: Penerapan dan Pengaruhnya
terhadap Pemelajaran Bahasa Inggris (Kajian Etnografi di SMU Negeri
Surakarta, 1977/1998)
c.
Dr. Budhi Setiawan, M.Pd. Pendidikan Bahasa
Keterampilan Membaca Pemahaman Teks Berbahasa
Indonesia: Sebuah Survei di FKIP UNS
d.
Dr. St. Y. Slamet, M.Pd Pend. Bahasa
Pengaruh Orientasi Pembelajaran dan Kemampuan
Penalaran Terhadap Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia
e.
Thomas Barret
f.
Branford dan Johnson
g.
Rumelhart
h.
Burns dan Roe
i.
Rubin
j.
Syafi’ie
6.
Rancangan Kegiatan
Dalam Membaca Pemahaman
Dalam memberikan mata
kuliah tentang kemampuan membaca pemahaman, ada beberapa hal yang dapat
dilakukan baik oleh dosen pengampu mata kuliah maupun mahasiswa, adapun langkah-langkah
kegiatan pembelajaran adalah ;
a.
Untuk memulai perkuliahan membaca pemahaman, terlebih dahulu
dosen memberikan orientasi seputar membaca pemahaman kepada mahasiswa.
b.
Dosen meminta pandangan atau pendapat dari mahasiswa mengenai
apa itu membaca pemahaman atau konsep yang berkaitan dengan membaca pemahaman.
c.
Setelah mahasiswa menyampaikan pendapatnya, dosen meminta
mahasiswa untuk menyimpulkan secara keseluruhan dari apa yang telah disampaikan
mengenai membaca pemahaman.
d.
Apabila mahasiswa telah menyampaikan secara keseluruhan, maka
dosen memberikan pandangan akhir sebagai bahan untuk mahasiswa.
e.
Dosen memberikan teks bacaan kepada setiap mahasiswa yang berisi
tentang informasi yang up todate sehingga mahasiswa tertarik untuk membaca demi
memperoleh informasi dan pengetahuan yang terdapat dalam teks.
f.
Mahasiswa dipersilahkan untuk membaca teks tersebut secara
detail sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh dosen pengampu mata
kuliah.
g.
Setelah waktu yang diberikan berakhir, mahasiswa disarankan untuk
mengumpulkan teks bacaan yang telah dibacanya.
h.
Dosen menguji beberapa orang mahasiswa yang telah ditunjuk untuk
menceritakan kembali teks yang telah dibacanya, menggunakan bahasa dan gaya
penyampaiannya sendiri.
i.
Dosen dengan teliti mendengarkan apa yang disampaikan oleh
mahasiswa guna mengetahui tingkat pemahaman mereka tentang teks yang dibacanya.
Hal ini sangat penting karena seperti yang telah kita ketahui tingkat pemahaman
mahasiswa tentang teks berbeda-beda. Dalam hal ini sebagai mahasiswa kita harus
mamahami suatu teks bacaan agar memperoleh informasi yang diperlukan.
j.
Dosen memberikan beberapa tambahan terkait dengan apa yang
disampaikan oleh mahasiswa mengenai teks bacaan tersebut.
k.
Dosen menyiapkan beberapa buah pertanyaan sesuai dengan isi teks
yang telah dibagikan kepada mahasiswa.
l.
Setelah mahasiswa selesai menceitakan kembali isi teks, Dosen
mengajukan beberapa pertanyaan terkait dengan isi teks. Hal ini penting untuk
menentukan tingkat pemahaman siswa terhadap isi teks.
m.
Mahasiswa diberikan batas waktu 10 menit untuk menjawab semua
pertanyaan yang diajukan oleh dosen.
n.
Apabila batas waktu yang diberikan oleh dosen berakhir,
mahasiswa diharuskan menukar jawaban mereka dengan teman di sebelahnya, untuk
dilakukan pemeriksaan.
o.
dosen menanyakan kembali jawaban yang benar kepada mahasiswa
terkait dengan pertanyaan yang diberikan sebagai bahan uji. Hal ini bertujuan
untuk mengajak mahasiswa untuk berdiskusi dan mau menyampaikan pendapat dan
pandangannya terkait dengan persoalan yang ada.
p.
Setelah diadakan diskusi dengan mahasiswa mengenai jawaban yang
benar, dosen memaparkan hasil dari test yang dilakukan. Ini penting untuk
mengetahui tingkat pemahaman membaca mahasiswa. Dengan memaparkan hasil test
tersebut, diharapkan mahasiswa mau lebih terpacu untuk meningkatkan kemampuan
membacanya.
q.
Setelah memaparkan hasil test, dosen menyampaikan tingkat
pemahaman masing-masing mahasiswa sesuai dengan hasil uji test tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Membaca Permulaan
merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal.
Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca
dan menangkap isi bacaan dengan baik. Pembelajaran Membaca Permulaan diberikan
di kelas I dan II. Tujuannya adalah agar siswa memiliki kemampuan memahami dan
menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk dapat
membaca lanjut. Tujuan membaca permulaan juga dijelaskan dalam (Depdikbud,
1994:4) yaitu agar “Siswa dapat membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan
lancar dan tepat”.
Membaca pemahaman adalah suatu proses untuk
mengenali atau mengidentifikasi teks, kemudian mengingat kembali isi teks.
Membaca pemahaman juga dapat berarti sebagai suatu kegiatan membuat urutan
tentang uraian/menggorganisasi isi teks, bisa mengevaluasi sekaligus dapat
merespon apa yang tersurat atau tersirat dalam teks.
Pemahaman berhubungan laras dengan kecepatan.
Pemahaman atau comprehension, adalah kemampuan membaca untuk mengerti: ide
pokok, detail penting, dan seluruh pengertian.
B.
Saran
Sebagai seorang manusia yang wajib menuntut
ilmu tentu membaca adalah kunci utamanya. Dalam membaca dituntut kepahaman akan
simbol-simbol lisan yang dibaca. Selain kepahaman diperlukan pula daya ingat
yang kuat untuk menguasai ilmu. Oleh karena itu, membacalah dengan seksama dan
buatlah cacatan kecil untuk selalu mengingat.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : PT Asdi Mahasatya.
Hartati, dkk. 2006. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Bandung: UPI PRESS.
Rahim, Farida. 2005. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta : Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar